Anda di halaman 1dari 8

Gaya Bahasa dalam Novel (Amelia Chasanah) 19

GAYA BAHASA DALAM NOVEL NEGERI VAN ORANJE


DAN 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA

Amelia Chasanah
SMP Raudlatul Muta’allimin
Telp. 085731770115
Pos-el Ameliachasanah@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk (1) mendeskripsikan gaya
bahasa dalam novel Negeri Van Oranje dan 99 Cahaya di Langit Eropa (2) 99 Cahaya
di Langit Eropa. Data penelitian ini adalah data-data atau kalimat yang gaya
bahasanya terdapat dalam Novel Negeri Van Oranje dan 99 Cahaya di Langit Eropa.
Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan pustaka serta dianalisis dengan
teknik deskriptif. Pada tahapan analisis data, dilakukan langkah-langkah: menganalisis
data, pembahasan, penyajian data, simpulan dan saran. Yang selanjutnya digunakan
sebagai langkah awal dalam pembinaan dan pengembangan tentang sastra, khususnya
novel, serta dapat melengkapi penelitian-penelitian mengenai Gaya Bahasa dalam
Novel Negeri Van Oranje dan 99 Cahaya di Langit Eropa. Gaya bahasa yang terdapat
dalam novel Negeri Van Oranje dan 99 Cahaya di Langit Eropa ini adalah gaya
bahasa personifikasi, litotes, repetisi, tautologi, antonomasia, eufimisme, sinekdok,
hiperbola, dan klimaks. Kemudian merujuk pada gaya bahasa yang ada, telah
didapatkan gaya bahasa yang dominan pula, dalam penelitian ini adalah gaya bahasa
atau majas personifikasi dan antonomasia.

Kata kunci: Gaya bahasa, novel

Abstract: This research was conducted with the aim to (1) describe the style of
language in the novel of State Van Orange and 99 Light in The Sky Europe (2) to
describe a style that is dominant in the novels of state Van Oranje and Sky Europe. This
research data is the data or sentence contained in the language style of Foreign novel
Van Oranje and 99 Light in the Sky Europe. Data collected by technical documentation
and literature and analyzed with descriptive techniques. At the Stage of data analysis,
performed the steps: analyzing the data, discussion, presentation of data, conclusions,
and suggestion. Which is then used as the initial step in the information and
development of literature, especially novels, and can complement studies on the Novel
Foreign Language Style Van Oranje and 99 Light in the Sky Europe. A style that is
contained in the novel of State Van Orange and 99 Light in The Sky Europe are style
personified, redundancy, litotes, repetation, tautology, antonomasia, euphemism,
sinekdok, hyperbola, and climaks. Then referring to the style that is there, it has been
found that the dominant style also, in this study is the style language of figure of speech
personification and antonomasia.

Keyword: language style, novel


20 HUMANIS, Vol. 9, No. 1, Januari 2017

PENDAHULUAN memilikin style. Sedangkan menurut


Pada dasarnya gaya melahirkan aliran Aristoteles, menganggap bahwa
sebuah kegairahan, gaya memberikan gaya adalah suatu kualitas yang inheren,
citra baru, gaya membangkitkan berbagai yang ada dalam tiap ungkapan.
dimensi yang stagnasi. Seperti yang kita Bila kita melihat secara umum,
ketahui gaya juga melibatkan orang lain, gaya adalah cara mengungkapkan diri
komunitas lain gaya bukan hanya diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah
pribadi untuk kepuasan sendiri. laku, berpakaian, dan sebagainya.
Gaya atau khususnya gaya bahasa Akhirnya style atau gaya bahasa dapat
kerap dikenal dalam retorika dengan dibatasi sebagai cara mengungkapkan
istilah style. Kata style berasal dari kata pikiran melalui bahasa secara khas yang
Latin Stilus, yaitu semacam alat untuk memperlihatkan jiwa dan kepribadian
menulis pada lempengan lilin. Tidak penulis (pemakai bahasa). Gaya juga
hanya terikat dengan stilistika dan majas merupakan salah satu cabang ilmu tertua
saja. Dalam kehidupan sehari-hari sering dalam bidang kritik sastra. Menurut
ditemukan banyak penggunaan gaya. (Fowler, 1987: 236) makna-makna yang
Selain itu, gaya juga masuk dalam diberikan sangat kontroversial,
berbagai aspek kehidupan, ilmu relevansinya menimbulkan banyak
pengetahuan, dan kesenian, mulai dari perdebatan. Gaya terkandung dalam
gaya hidup, gaya berpakaian, gaya semua teks, bukan bahasa tertentu, bukan
belajar, gaya politik, gaya populer, gaya semata-semata teks sastra.
berbicara, dan sebagainya. Sebenarnya Pada dasarnya gaya ada dan
bahasa yang ideal untuk menulis novel digunakan dalam kehidupan praktis
adalah bahasa yang bersifat literal sehari-hari. Hampir setiap tingkah laku
sebagai narasi. Untuk dialog, tergantung dan perbuatan, sejak bangun pagi hingga
pada latar belakang, suku atau ras, sampai malam hari. Demikian dengan
maupun budaya tokoh-tokoh yang ada semua aktivitas manusia, yang disebut
dalam cerita. Untuk menyusun dialog, sebagai kebudayaan, yang diwujudkan
penulis pun perlu mempersiapkan bahasa melalui cara tertentu. Pada gilirannya
yang harus digunakan setiap tokoh. cara, gaya adalah tindakan dan pesan dari
Segi keahlian untuk menulis indah, pesan itu sendiri.
style adalah kemampuan dan keahlian Semua gaya (Murry, 1956: 18, 21-72), dalam
untuk menulis atau mempergunakan kata- hubungan ini gaya sastra, khususnya karya
kata secara indah. Oleh karena itu, style sastra yang berhasil adalah artifisial,
atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai diciptakan dengan disengaja. Gaya dengan
cara mengungkapkan pikiran melalui demikian adalah kualitas bahasa, merupakan
ekspresi langsung pikiran dan perasaan.
bahasa secara khas yang memperlihatkan
Tanpa adanya komunikasi antara kedua
jiwa dan kepribadian penulis (pemakai gejala tersebut, maka gaya bahasa tidak ada.
bahasa). (Keraf, 2009: 112-113) Dalam aktivitas kreatif komunikasi antara
Walaupun kata style berasal dari pikiran dan perasaan diproduksi secara terus
bahasa latin, orang Yunani sudah menerus sejak awal hingga akhir cerita,
mengembangkan sendiri teori-teori sehingga keseluruhan karya dapat dianggap
mengenai style itu. Ada dua aliran yang sebagai memiliki gaya bahasa.
terkenal, yakni aliran Platonik dan aliran Sudah jelas, di atas menunjukan
Aristoteles. Aliran Platonik menganggap bahwa semua gaya bahasa dalam
style sebagai kualitas suatu ungkapan, aktivitas kreatifnya, memerlukan kualitas
menurut mereka ada ungkapan yang bahasa yang terpancarkan dari ekspresi
memiliki style, ada juga yang tidak langsung pikiran dan perasaan. Peneliti
Gaya Bahasa dalam Novel (Amelia Chasanah) 21

yakin bahwa gaya bahasa yang terdapat METODE PENELITIAN


dalam novel Negeri Van Oranje dan 99 Pendekatan yang digunakan dalam
Cahaya di Langit Eropa sangat variatif. penelitian ini adalah pendekatan
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk kualitatif. Secara umum penelitian
mengungkapkan tentang gaya bahasa kualitatif bertujuan untuk memahami
dalam novel Negeri Van Oranje dan 99 dunia makna yang disimbolkan dalam
Cahaya di Langit Eropa. perilaku masyarakat menurut perspektif
Tujuan utama gaya bahasa adalah masyarakat itu sendiri. Penelitian
menghadirkan aspek keindahan. Tujuan kualitatif adalah salah satu metode untuk
ini terjadi baik dalam kaitannya dengan mendapatkan kebenaran dan tergolong
penggunaan bahasa sebagai system sebagai penelitian ilmiah, yang dibangun
model pertama, dalam lingkup linguistic, atas dasar teori yang berkembang dari
maupun sebagai system model kedua, peneltian dan terkontrol atas dasar
dalam lingkup kreativitas sastra. Menurut empirik.
Wellek dan Warren (ibid, 255-226) Penelitian ini bukan hanya
kualitas estetis menjadi pokok menyajikan data apa adanya melainkan
permasalahan pada tataran bahasa kedua berusaha menginterpretasikan korelasi
sebab dalam sastralah, melalui metode sebagai factor yang ada, yang berlaku
dan teknik diungkapkan secara rinci ciri- meliputi sudut pandang atau proses yang
ciri bahasa yang disebut indah, sebagai sedang berlangsung. Penelitian deskriptif
stilistika. ialah suatu bentuk penelitian yang
Gaya bahasa merupakan ditujukan untuk mendeskripsikan
pengungkapan ide, gagasan, pikiran- fenomena-fenomena yang ada, baik
pikiran seorang penulis yang meliputi fenomena alamiah atau fenomena buatan
hierarki kebahasaan yaitu kata, frasa, manusia. Fenomena itu bisa berupa
klausa, bahkan wacana untuk bentuk, aktivitas, karakteristik,
menghadapi situasi tertentu (Rahayu, perubahan, hubungan, kesamaan, dan
2005:11). Gaya bahasa mencakup diksi perbedaan antara fenomena satu dengan
atau pilihan leksikal, struktur kalimat, fenomena yang lainnya (Sukmadinata,
majas citraan, pola rima, matra yang 2006:72).
digunakan sastrawan atau yang terdapat Penelitian deskriptif adalah
dalam karya sastra. Jadi majas penelitian yang dirancang untuk
merupakan bagian dari gaya bahasa memperoleh informasi tentang status
(Sudjiman, dalam Fillaili, 2007:14). Gaya suatu gejala saat penelitian dilakukan
bahasa adalah susunan perkataan yang (Furchan, 2004: 447). Lebih lanjut
terjadi karena perasaan yang timbul atau dijelaskan, dalam penelitian ini tidak ada
hidup dalam hati pengarang (Slamet perlakuan yang diberikan atau
Mujana dalam Pradopo dalam dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis
Sowikromo, 2007:7). sebagaimana yang terdapat pada
Berdasarkan paparan di atas, perlu penelitian eksperimen. Tetapi pada
adanya penelitian yang bertujuan untuk umumnya tujuan utama penelitian
(1) mendeskripsikan gaya bahasa dalam deskriptif ini adalah untuk
novel Negeri Van Oranje dan 99 Cahaya menggambakan secara sistematis fakta
di Langit Eropa. (2) mendeskripsikan dan karakteristik objek dan subjek yang
gaya bahasa yang dominan dalam novel diteliti secara tepat. Dalam
Negeri Van Oranje dan 99 Cahaya di perkembangannya, metode penelitian
Langit Eropa deskriptif banyak digunakan oleh peneliti
karena dua alasan. Yang pertama dari
22 HUMANIS, Vol. 9, No. 1, Januari 2017

pengamatan empiris didapat bahwa Majas Personifikasi


sebagian besar laporan penelitian banyak Majas personifikasi adalah majas
dilakukan dalam bentuk deskriptif. yang pengungkapannya dengan
Kedua, metode deskriptif sangat berguna menyampaikan benda mati atau tidak
untuk mendapatkan variasi permasalahan bernyawa sebagai manusia. Personifikasi
yang berkaitan dengan bdang pendidikan atau gaya bahasa prosopopoeia adalah
maupun tingkah laku manusia. semacam gaya bahasa kiasan yang
Jenis penelitian yang dipakai oleh menggambarkan benda-benda mati atau
peneliti adalah jenis penelitian deskriptif barang-barang yang tidak bernyawa
kualitatif, yang mempelajari masalah- seolah-olah memiliki sifat-sifat
masalah yang ada, serta merupakan tata kemanusiaan. (Keraf, 1984: 140)
cara kerja yang berlaku. Penelitian ini Data dalam novel yang
bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa menunjukkan majas personifikasi terlihat
yang berlaku pada saat ini. Terdapat pada kutipan berikut:
upaya peneliti untuk mendeskripsikan, Ia pun loncat meninggalkan meja kafe yang di -
mencatat, menganalisis, dan tasnya masih terdapat secangkir coffe verkeed
menginterpretasikan kondisi yang yang mengepul, menggoda, memikat, minta
sekarang ini terjadi. Dengan kata lain diseruput. (Wahyuningrat dkk, 2015: 1)
penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi-informasi Majas Pleonasme
mengenai keadaan yang ada. Adapun alur Yaitu gaya bahasa yang
dari teknik pengumpulan data dalam menggunakan kata-kata atau sepatah kata
penelitian ini adalah pengumpulan data, secara berlebihan dengan maksud untuk
identisifikasi, pengklasifikasian, menegaskan arti dari suatu kata.
pencatatan data, dan penyajian data. Pleonasme adalah acuan yang
menggunakan kata-kata lebih banyak
HASIL PENELITIAN daripada yang diperlukan untuk
Gaya bahasa merupakan menyatakan satu pikiran atau gagasan.
pengungkapan ide, gagasan, pikiran- (Keraf, 1984: 132). Data dalam novel
pikiran seorang penulis yang meliputi yang menunjukkan majas pleonisme
hierarki kebahasaan yaitu kata, frasa, terlihat pada kutipan berikut:
klausa, bahkan wacana untuk Hallo! Aku Lintang, tinggal di Leiden.
menghadapi situasi tertentu (Rahayu, (Wahyuningrat dkk, 2015: 15)
2005:11). Gaya bahasa mencakup diksi Panggilan sih Banjar, tapi nama asli gue Banjar.
(Wahyuningrat dkk, 2015: 15)
atau pilihan leksikal, struktur kalimat,
majas citraan, pola rima, matra yang
Majas Repetisi
digunakan sastrawan atau yang terdapat
Majas repetisi adalah majas
dalam karya sastra. Jadi majas
penegasan yang melukiskan sesuatu
merupakan bagian dari gaya bahasa
dengan mengulang kata atau beberapa
(Sudjiman, dalam Fillaili, 2007:14).
kata. Data dalam novel yang
Hasil penelitian ini menggunakan
menunjukkan majas repetisi terlihat pada
sembilan gaya bahasa yakni terdiri dari
kutipan berikut:
majas personifikasi, Pleonasme, Repetisi,
Tautologi, Antonomasia, Eufimisme, Semasa SMA, Wicak belajar bahwa
menghabiskan waktu malam minggu di kampung
Sinekdok, Hiperbola, dan majas Klimaks.
Badui Luar terdengar lebih “macho” ketimbang
“malam mingguan sendirian karena gue nggak
pernah nggak jomblo”. (Wahyuningrat dkk, 2015:
25)
Gaya Bahasa dalam Novel (Amelia Chasanah) 23

Ampun Neng, ampun…., entar gue cuciin deh. Majas Eufimisme


(Wahyuningrat dkk, 2015: 74) Majas eufimisme adalah majas
Salju ini salju terakhir yang masih berusaha
bertahan didalam asumsi musim semi yang akan
kiasan halus sebagai pengganti ungkapan
segera tiba. (Hanum, 2013: 24) yang terasa kasar dan tidak
Terbata-bata karena takut menyinggung menyenangkan. Eufimisme adalah
perasaannyua. Terbata-bata karena memang mempergunakan kata-kata dengan arti
kemampuan bahasa jermanku masih berada di yang baik atau dengan tujuan yang baik.
dasar laut. (Hanum, 2013: 24)
(Keraf, 1984)
Data dalam novel yang
Majas Tautologi
menunjukkan majas eufimisme terlihat
Majas Tautologi adalah majas
pada kutipan berikut:
penegasan yang melukiskan sesuatu
dengan mempergunakan kata-kata yang “Ih, pasti belum mandi ya!” ledek Lintang
sambil menutup hidung dengan jempol dan
sama artinya (bersinonim) untuk
telunjuk. (Wahyuningrat dkk, 2015: 107)
mempertegas arti. Tautologi digunakan
untuk mempertegas sesuatu hal yang Majas Sinekdok
diungkapkan oleh tokoh. Akan tetapi Majas sinekdok adalah majas yang
fungsinya kurang memperjelas menyebutkan nama sebagai pengganti
maksudnya. Data dalam novel yang nama keseluruhan atau sebaliknya.
menunjukkan majas tautologi terlihat Menurut Tarigan (1985: 248) sinekdok
pada kutipan berikut: adalah gaya bahasa yang menyebutkan
Semenjak remaja ia kerap menghabiskan nama bagian sebagai pengganti nama
waktunya di tengah-tengah penghuni kampung keseluruhan, atau sebaliknya. Data dalam
Badui luar. Saking seringnya berkunjung, para
novel yang menunjukkan majas sinekdok
penduduk bahkan telah menganggap Wicak
seperti warga mereka sendiri. (Wahyuningrat terlihat pada kutipan berikut:
dkk, 2015: 25) “Gue baru balik ambil master di Inggris.
Mungkin gabungan antara kesal, kecewa, dan Sekarang …….” (Wahyuningrat dkk, 2015: 31)
malu bercampur baur.(Wahyuningrat dkk, 2015: Pembahasan: kalimat di atas merupakan majas
116) Sinekdok, sebab terdapat kata-kata yang sebagai
Bukan sulap bukan sihir (Hanum, 2013: 56) pengganti nama keseluruhan, yakni gue.
Berderma dan berzakat membersihkan diri Alasannya satu, dia tak punya kegiatan yang
sepanjang waktu. (Hanum, 2013: 59) mendekatkannya pada komunikasi bahasa
Jerman. (Hanum, 2013: 23)
Majas Antonomasia Kalimat di atas merupakan majas
Majas Antonomasia adalah majas Sinekdok, sebab terdapat kata-kata yang
yang menggunakan nama diri atau gelar sebagai pengganti nama keseluruhan,
untuk mengantikan nama diri. Gaya yakni kata dia.
bahasa Antonomasia adalah gaya bahasa
yang merupakan bentuk khusus dari Hiperbola
sinekdok yang menggantikan nama diri, Adalah gaya bahasa pengungkapan
gelar resmi atau jabatan. (Keraf, 1984: yang melebih-lebihkan kenyataan
142) Data dalam novel yang sehingga kenyataan tersebut menjadi
menunjukkan majas antonomasia terlihat tidak masuk akal. Data dalam novel yang
pada kutipan berikut: menunjukkan majas hiperbola terlihat
Profesor berambut gondrong sebahu itu pada kutipan berikut:
mengangguk dengan empati. (Wahyuningrat dkk,
2015: 04) Banjar menekuk mukanya dengan kesal. Baginya
falsafah “ time is money” sudah mendarah
daging. (Wahyuningrat dkk, 2015: 7)
24 HUMANIS, Vol. 9, No. 1, Januari 2017

Klimaks membaca isi dari novel Laila majnun


Adalah gaya bahasa yang karya Nizami. Yang membedakan adalah
menguraikan suatu peristiwa secara dari hasil penemuannya. Dari penelitian
berturut-turut dan semakin lama maka ini ditemukan 11 gaya bahasa, 99
ceritanya akan semakin memuncak atau pemakaian gaya bahasa dan gaya bahasa
meningkat. Data dalam novel yang dominan adalah gaya bahasa
menunjukkan majas klimaks terlihat pada personifikasi dengan penggunaan 47 gaya
kutipan berikut: bahasa.
Sambil mengamati, ketiganya mengutuki Hasil Penelitian dan Pembahasan
kegantengan si cowok misterius. Nurunin pasaran dari data yang penulis dapat diperoleh
cowok-cowok disini aja, piker mereka dalam hati. pemakaian gaya bahasa keseluruhan
(Wahyuningrat dkk, 2015: 12) sebanyak 99, pada Novel Laila Majnun
karya Nizami. Yang terdiri dari 11 gaya
PEMBAHASAN bahasa yaitu, gaya bahasa pertentangan
Dari hasil penelitian di atas dapat (a) Gaya bahasa Hiperbola ditemukan 11
diketahui, bahwa gaya bahasa yang penggunaan gaya bahasa, (b) Gaya
terdapat dalam novel tersebut bahasa Klimaks ditemukan 7 penggunaan
menggunakan sembilan gaya bahasa. gaya bahasa, (c) Gaya bahasa Sarkasme
Demikian pula dengan gaya bahasa yang ditemukan 2 penggunaan gaya bahasa,
dominan, telah didapati gaya bahasa (d) Gaya bahasa Sinisme ditemukan 3
personifikasi dan antonomania. penggunaan gaya bahasa, (e) Gaya
Keduanya sebagai bahan penelitian bahasa Paradoks ditemukan 2
dalam tesis. Penelitian lain, diteliti oleh penggunaan gaya bahasa, (f) Gaya bahasa
Said Marwandi (2013), beliau Mahasiswa Antiklimaks ditemukan 1 penggunaan
jurusan pendidikan bahasa dan sastra gaya bahasa, (g) Gaya bahasa Litotes
Indonesia fakultas keguruan dan ilmu ditemukan 2 penggunaan gaya bahasa,
pendidikan Universitas Maritim Raja Ali (h) Gaya bahasa Paralipsisditemukan 4
Haji Tanjung Pinang dengan judul penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa
Analisis Gaya Bahasa dalam novel Laila perbandingan yaitu, (a) Gaya bahasa
Majnun Karya Nizami . Ujarnya, Personifikasi ditemukan 47 penggunaan
penggunaan gaya bahasa sering dijumpai gaya bahasa, (b) Gaya bahasa
bahwa banyak pembaca yang tidak Perumpamaan ditemukan 18 penggunaan
mengerti gaya bahasa itu sendiri, hal itu gaya bahasa, (c) Gaya bahasa Pleonasme
dapat menimbulkan kesalahpahaman ditemukan 2 penggunaan gaya bahasa.
antara pembaca dengan karangan yang ia Dibandingkan dengan penelitian
bacakan sehingga pembaca sama sekali Akmaliatus Sa’idah dkk, beliau membuat
tidak tertarik pada bacaan tersebut. Oleh sebuah penelitian yang berjudul Gaya
sebab itu, diharapkan pengarang Bahasa dalam Cerita Madre Karya Dewi
menggunakan kata-kata yang mudah Lestari. Dalam penelitiannya membahas
dipahami, karena tidak semua orang bisa tentang penggunaan bahasa
memahami dalam sekali baca. Tujuan retoris,ditemukan delapan belas jenis
penelitian ini sesuai dengan penelitian gaya bahasa retoris, kiasan, dan fungsi
yang telah peneliti buat yaitu untuk kedua gaya bahasa. Dalam penelitiannya
mendeskripsikan gaya bahasa apa saja didapatkan tiga belas gaya bahasa kiasan,
dan gaya bahasa dominan. Metode yang dan bahasa yang digunakan terdapat
digunakan pun sama, dalam penelitian ini empat fungsi gaya bahasa yang mewakili
menggunakan metode penelitian pribadi penulis. Teori yang digunakan
deskriptif. Teknik pengumpulan ini hampir sesuai dengan penelitian yang
Gaya Bahasa dalam Novel (Amelia Chasanah) 25

telah peneliti buat. Adapun yang DAFTAR RUJUKAN


membedakan metode dan hasil Keraf, Gorys. Tata Bahasa Indonesia.
penelitiannya. Ende: Nusa Indah, 1980.
SIMPULAN DAN SARAN Pradopo, Rahmat Djoko. 2003. Beberapa
Berdasarkan hasil penelitian yang Teori Sastra, Metode Kritik, dan
dilakukan peneliti, dapat ditarik Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka
kesimpulan bahwa gaya bahasa yang Media.
terdapat dalam novel tersebut Ratna, Kutha Nyoman. 2009. Teori,
menggunakan tujuh majas yaitu; (1) Metode, dan Teknik Penelitian
majas personifikasi; NVO terdapat Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
sebelas kalimat dan CLE terdapat
sembilan kalimat, (2) pleonasme; NVO Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian
terdapat delapan kalimat dan CLE Kualitatif: Teori dan Aplikasinya
terdapat enam kalimat, (3) repetisi; NVO dalam Penelitian. Surakarta:
terdapat enam kalimat dan CLE terdapat Sebelas Maret University Press.
sebelas kalimat, (4) tautologi; NVO Wellek, Renne dan Austin Werren. 1993.
terdapat tiga kalimat dan CLE terdapat 1993 Teori Kesusastraan:
dua kalimat, (5) antonomania; NVO Terjemaham Melani Budianta.
terdapat lima kalimat dan CLE terdapat Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
tiga belas kalimat, (6) eufimisme; NVO
terdapat tiga kalimat dan CLE terdapat Rais Salsabiela, Hanum dan Almahendra,
empat kalimat, (7) sinekdok; terdapat Rangga. 2014. 99 Cahaya di Langit
lima kalimat dan CLE terdapat enam di Eropa. Jakarta: PT. Gramedia
kalimat, (8) hiperbola; NVO terdapat Pustaka Utama.
enam kalimat dan CLE terdapat dua Wahyuningrat, dkk. Negeri Van Orange.
kalimat, dan (9) klimaks; NVO terdapat 2015. Yogyakarta: PT. Bentang
empat kalimat dan CLE terdapat empat Pustaka.
kalimat. Dan gaya bahasa yang dominan,
Marwandi, Said. 2013. Analisis Gaya
yang digunakan dalam novel Negeri Van
Oranje dan 99 Cahaya di Langit Eropa Bahasa dalam novel Laila Majnun
adalah gaya bahasa personifikasi dan Karya Nizami. artikel e-journal.
antonomania. Keraf, G. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa.
Dalam Novel Negeri Van Oranje Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
dan 99 cahaya di Langit Eropa ini, Utama.
muncul beberapa saran untuk peneliti
Tarigan, H. G. 1985. Pengajaran Gaya
agar dapat dilakukan penelitian sejenis
Bahasa. Bandung: Angkasa.
yang lebih mendalam dalam bidang gaya
bahasa. Disarankan pula agar Wellek, R. dan Austin W. 1990. Teori
menggunakan temuan penelitian ini Kesusastraan. Yogjakarta: Gadjah
sebagai salah satu materi pembelajaran Mada University Press.
bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Saida, Akliamatus dkk. Gaya Bahasa
Bagi penikmat atau pembaca, novel ini dalam Cerita Madre Karya Dewi
layak mendapatkan apresiasi, novel yang Lestari.
inspiratif, banyak amanat yang
disampaikan.
26 HUMANIS, Vol. 9, No. 1, Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai