Anda di halaman 1dari 3

DISCHARGE PLANNING

PASIEN DI RUMAH SAKIT


by  Unknown  - Maret 13, 2018

PEMULANGAN DARI RUMAH SAKIT (DISCHARGE) DAN TINDAK LANJUT

Standar ARK 4
Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien
(discharge) dari rumah sakit berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan
kesinambungan asuhan atau tindakan.

Elemen Penilaian ARK.4


1. Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria pemulangan pasien dan
pasien yang rencana pemulangannya kompleks (discharge planning) untuk
kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan
pasien. (R)
2. Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien. (D,W)

3. Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan untuk
keluar meninggalkan rumah sakit selama periode waktu tertentu. (R)

4. Ada bukti pelaksanaan tentang pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan
rumah sakit selama periode waktu tertentu. (D,W)

Penjelasan Elemen Penilaian

DPJP dan PPA lainnya yang bertanggung jawab atas asuhan pasien menentukan
kesiapan pasien keluar rumah sakit berdasar atas kebijakan, kriteria, dan indikasi
rujukan yang ditetapkan rumah sakit. Kebutuhan kesinambungan asuhan berarti
rujukan ke dokter spesialis, rehabilitasi fisik, atau bahkan kebutuhan upaya preventif di
rumah yang dikoordinasikan oleh keluarga pasien. Kebutuhan kesinambungan ditelusur
dan dibuktikan dengan CPPT dokter seperti konsul spesialis, konsul fisioterapi, gizi dll.
Untuk mengorganisir kebutuhan kesinambungan ini diperlukan pengelolaan yang baik
oleh praktisi kesehatan. Pasien yang memerlukan perencanaan pemulangan pasien
(discharge planing) maka rumah sakit mulai merencanakan hal tersebut sedini-dininya
yang sebaiknya untuk menjaga kesinambungan asuhan dilakukan secara terintegrasi
melibatkan semua proffesional pemberi asuhan (PPA) terkait serta difasilitasi oleh
manajer pelayanan pasien (MPP). Maksud dari sedini mungkin adalah perencanaan
pasien sudah dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit yang bisa ditelusur dari form
triase atau form khusus discharge pasien. Untuk regulasi bisa di Download disini.

Kriteria pemulangan pasien sudah dijelaskan di panduan rencana pemulangan pasien


dan pembuktian pasien dipulangkan sesuai kriteria pemulangan dapat dilihat di CPPT.
Untuk kriteria lainnya disesuaikan dengan instalasinya, misal kriteria masuk pasien ke
ruang ICU, kriteria pasien keluar ICU dan lain-lain.

Rumah sakit dapat menetapkan regulasi tentang kemungkinan pasien diizinkan keluar
rumah sakit dalam jangka waktu tertentu untuk keperluan penting. Maksud dari EP ini
sudah jelas. Download Kebijakan.
Bukti pelaksanaan tentang pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah
sakit ditelusur mulai dari jejak medis pasien melalui CPPT. Dimana sebelumnya
pasien/keluarga pasien meminta izin kepada perawat/DPJP/dokter jaga untuk izin
meninggalkan rumah sakit untuk keperluan tertentu. DPJP sebagai penanggung jawab
pasien akan menuliskan semua proses tersebut di form CPPT pasien, meliputi
assesment pasien sehingga diberikan izin oleh DPJP. Proses ini tentu saja tidak
sesederhana ini. Pertama pasien akan diminta untuk mengisi form surat izin keluar
rumah sakit untuk keperluan sementara. Lihat contoh berikut: 
 Download Surat Izin Cuti (klik)--> maaf belum upload

Selanjutnya dokter memberikan edukasi kepada pasien tentang keadaan medis pasien
dan termasuk prosedur izin cuti, seperti pasien harus kembali dalam waktu 1x24 jam
untuk melanjutkan pengobatan di rumah sakit, bila tidak pihak rumah sakit akan
menghubungi penanggung jawab cuti pulang yang tertera dalam surat izin rawatan di
atas. Bila sudah dihubungi pasien tidak mau juga kembali melanjutkan perawatan,
pasien/penanggung jawab pasien diminta untuk memandatangani surat penolakan
perawatan dan surat PAPS. Lihat contoh Edukasi pasien:

 Download Form Edukasi Pasien (klik)--> maaf belum upload

Semua Proses Izin cuti sementara ini harus sesuai dengan kebijakan, panduan dan SPO
yang sudah dibuat. Download SPO.
 

Anda mungkin juga menyukai