Abstrak
Eritroderma merupakan temuan klinis berupa eritema, dengan atau tanpa skuama, yang terdapat pada 90% permukaan
area tubuh. Eritroderma sering disebut sebagai dermatitis eksfoliatif pada beberapa literatur. Eritroderma merupakan
temuan klinis akhir yang diakibatkan oleh banyak penyakit kulit yang mendasari. Penyebab paling sering adalah kasus
eksaserbasi dari penyakit yang mendasari seperti psoriasis atau dermatitis atopik, reaksi hipersensitivitas terhadap obat dan
kutaneus T-sel limpoma. Eritroderma terjadi akibat interaksi kompleks antar sitokin dan adhesi antara molekur seluler
yang mempengaruhi sel T didalam kulit. Seorang pria usia 65 tahun datang dengan keluhan gatal diseluruh tubuh sejak 1
hari yang lalu, pada pemeriksaan fisik didapatkan kemerahan skuama diseluruh tubuh. Pasien memiliki riwayat alergi obat
dan makanan. Tatalaksana dengan pemberian kortikosteroid sistemik, antihistamin, antimikroba, dan lanolin. Pencegahan
kekambuhan dan komplikasi dengan memberi informasi mengenai faktor penyebab penyakit pasien.
Korespondensi: Devi Putri Amalia Suryani,S.Ked., alamat Jl.Ratu Jaya Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, HP 082374194442, e-
mail deviputrias@gmail.com
nadi 89 x/menit, frekuensi nafas 19 x/menit, tersebut ada juga literatur yang mengatakan
berat badan 50 kg, tinggi badan 165 cm, status bahwa antimalaria, derivat pirazalon dan
gizi IMT: 18 (normal). Status generalis kepala, derivat hidantoin juga dapat menyebabkan
mata, telinga, hidung, mulut, leher, paru, eritroderma.10,11 Jenis obat yang menyebabkan
jantung, abdomen, dan ekstremitas semua eritroderma pada penderita tidak diketahui,
dalam batas normal. Status neurologis reflex sehingga perlu dilakukan uji alergi (patch test)
fisiologis normal, reflex patologis (-). Rangsang pada pasien ini.
raba normal. Kekuatan otot 5/5. Status lokalis Manifestasi klinis gatal muncul pada
pada regio generalisata (seluruh tubuh) 97,5% pasien, demam tinggi (suhu >38 0C)
didapat makula eritema hiperpigmentasi batas terjadi pada 33,6% pasien dan episode
tidak jelas, difus, dan pada permukaan ditutupi limfadenopati muncul pada 21,3% pasien.
oleh skuama kasar disertai penebalan kulit Edema, hyperkeratosis dan keterlibatan
(crusting). Tidak dilakukan pemeriksaan mukosa ditemukan pada 14,4%, 7,2% dan 1%
laboratorium pada pasien. pada masing-masing pasien.11 Waktu mulai
masuknya obat ke dalam tubuh hingga timbul
penyakit bervariasi dapat segera sampai 2
minggu. Gambaran klinisnya berupa eritema
universal. Bila masih akut tidak terdapat
skuama dan baru timbul skuama pada stadium
penyembuhan.12 Limfadenopati umumnya
terjadi ditelapak tangan dan kaki, manifestasi
klinis tersebut dapat mengarah ke pityriasis
rubra pilaris. Alopesia, distropi kuku, dan
ektropion dapat berhubungan dengan
eritroderma yang berlangsung kronik. Pada
pasien ini manifestasi klinis yang timbul
Gambar 1. Skuama pada kulit
berupa gatal di seluruh bagian tubuh disertai
skuama kasar dan kemerahan pada kulit sudah
Pembahasan tidak terlalu terlihat.
Riwayat perjalanan penyakit dan hasil Evaluasi pasien dengan eritroderma
pemeriksaan fisik pasien, dimana pada dengan mengetahui perjalanan penyakit
pemeriksaan status lokalis ditemukan adanya pasien, pemeriksa fisik dan pemeriksaan
eritema dan skuama lebih dari 90% permukaan penunjang. Pemeriksaan penunjang berupa
tubuh disertai penebalan kulit. Pada literatur pemeriksaan laboratorium berupa
yang ada gejala sesuai dengan gejala pada pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui
eritroderma. Eritroderma diklasifikasikan adanya anemia dikarenakan malabsorbsi zat
menjadi dua yaitu eritroderma primer besi atau suatu keganasan, erythrocyte
(idiopatik) pada 20% kasus dan eritroderma sedimentation rate, serum chemistry screen,
skunder yang telah diketahui penyebabnya, urinalisa, dan lain-lain. Pemeriksaan X-ray dan
seperti akibat pengobatan, penyakit dasar dan Electrocardiogram (EKG) mungkin diperlukan.
penyakit sistemik lainnya, eritroderma skunder Selain itu dianjurkan juga untuk dilakukan
terjadi pada 80% kasus.2,3 biopsi kulit dan biopsi kelenjar limfe apabila
Eritroderma pada kasus ini disebabkan terdapat indikasi.13
oleh adanya reaksi alergi dari peggunaan obat. Penderita dengan eritroderma dapat
Dari berbagai literatur yang berbeda terjadi peningkatan aliran darah kutaneus,
menyebutkan obat yang sering menimbulkan peningkatan tekanan vena dengan
eritroderma yaitu Calcium Channel Blocker, hipervolemia (tetapi deplesi volume
antiepilepsi, antimikroba (sefalosporin, intravaskular dan peningkatan cairan antar sel)
golongan penisilin, sulfonamid, vankomisin), dan peningkatan curah jantung. Individu
alopurinol, golongan lithium, quinidine, dengan eritroderma kronik sering mengalami
anemia. Walaupun hemodelusi mungkin
merupakan salah satu faktor akut penyebab
anemia, tetapi anemia juga mungkin hilang dengan cepat kebagian epidermis sebagai suatu
berhubungan dengan defisiensi zat besi dan skuama. Selain itu biasanya terjadi oligouria akut.
atau defisiensi folat. Zat besi dan folat mungkin Terjadi retensi cairan tubuh sebagai bentuk edema
3 | Majority | Volume 6 | Nomor 2 | Maret 2017
Rasmi Zakiah Oktarlina dan Devi Putri Amalia Suryani| Eritroderma et causa Alergi Obat
dan peningkatan kehilangan cairan tubuh pada kulit, menjaga kelembaban kulit, dan dengan
kulit.13 Pada penderita tidak dilakukan diet tinggi protein, karena terlepasnya skuama
pemeriksaan penunjang, dikarenakan gejala mengakibatkan kehilangan protein.
pada penderita berupa gatal dan skuama kasar Tatalaksana khusus dengan pemberian
sejak 1 hari yang lalu. Penderita mengalami kortikosteroid oral yaitu tablet prednison 10
eritroderma pertama kali yaitu 3 bulan yang mg 4 kali sehari. Jika setelah beberapa hari
lalu dan hasil pemeriksaan status generalis tidak tampak perbaikan, dosis dapat dinaikan
tidak ditemukan kelainan. tetapi setelah tampak perbaikan dosis
Pengobatan eritroderma berdasarkan diturunkan. Antihistamin oral diberikan tablet
penyebabnya dan pengobatan komplikasi. setirizin 10 mg 3 kali sehari dikarenakan pasien
Pada penderita tertentu, perawatan rumah merasakan sangat gatal diseluruh tubuh.
sakit merupakan anjuran dengan tujuan untuk Sebagai pencegahan infeksi sekunder pada
memonitoring keseimbangan cairan elektrolit, pasien diberikan antibiotik sistemik berupa
nutrisi, dan termoregulasi. Semua pasien, tablet eritromisin 250 mg 4 kali sehari. Selain
terlepas dari faktor etiologi harus segera itu untuk mengurangi radiasi akibat
diberikan pengobatan dengan pemberian vasodilatasi oleh eritrema maka diberikan
kortikosteroid topical dengan penggunaan dua pelembab kulit.
kali sehari. Selain itu menjaga kelembaban kulit Prognosis eritroderma ditentukan
pasien perlu dilakukan dengan pemberian berdasarkan penyakit yang mendasarinya.
pelembab kulit yang digunakan setiap hari.6 Eritroderma yang diakibatkan alergi obat
Pemberian kortikosteroid potensi tinggi memiliki prognosis yang baik apabila obat
dikhawatirkan dapat mengakibatkan absorpsi penyebabnya diketahui dan diberhentikan
sistemik. Sehingga diberikan kortikosteroid penggunaannya. Pada kasus ini pasien memiliki
topikal potensi rendah yaitu hidrokortison riwayat alergi obat yang belum diketahui obat
1%.3,6 Dapat juga diberikan kortikosteroid jenis apa yang menjadi penyebabnya sehingga
sistemik seperti prednison.12 Kulit pada pasien seharusnya pada penderita dilakukan uji alergi
eritroderma kehilangan kemampuan fungsi (patch test). Pemberian kortikosteroid pada
sawar epidermis dalam perlindungan dari penderita efektif dalam pengobatan akan
infeksi, sehingga untuk mencegah timbulnya tetapi kepatuhan pengobatan pada penderita
infeksi sekunder atau sepsis maka perlu kurang sehingga sering terjadi kekambuhan.
dilakukan swab kulit, kultur darah, dan
pemberian antibiotik sistemik. Pemberian Kesimpulan
antihistamin dengan efek sedatif efektif untuk Eritroderma merupakan penyakit kulit
mengurangi gatal dan mencegah pasien kronik. Penyebabnya multifaktorial yaitu salah
menggaruk bagian kulit. Etiologi penyebab satunya diakibatkan oleh alergi obat.
eritroderma harus diobati, pada pasien Eritroderma memiliki gejala khas yaitu
eritroderma yang diinduksi obat perlu biasanya mengenai 90% permukaan kulit
ditekankan untuk tidak lagi mengkonsumsi dengan gambaran kulit eritrem generalisata
obat tersebut, sedangkan eritroderma yang disertaui skuama, biasanya pasien
didasari penyakit lain perlu segera dilakukan mengeluhkan gatal pada seluruh tubuh.
pengobatan terhadap penyakit yang mendasari Pengobatan eritroderma efektif apabila
tersebut.3,6 penyakit yang menjadi penyebab diobati.
Tatalaksana pada penderita meliputi Pemberian kortikosteroid oral dilaporkan
tatalaksana umum dan khusus. Tatalaksana efektif dalam pengobatan eritroderma yang
umum dengan memberi informasi kepada diakibatkan alergi obat. Selain itu penting
penderita untuk tidak mengkonsumsi obat untuk memberikan informasi kepada pasien
diluar anjuran dokter, menghindari menggaruk mengenai hal-hal yang menjadi penyebab
kekambuhan .
Daftar Pustaka
1. Selma E, Deniz D, Ahmet M, Ozkay O,
Nuran SA, Demet A. An acute onset
erythrodermic adult pityriasis rubra pilaris
case and response to treatment with
methotrexate. J Turkish Acad Dermatol [internet]. 2014; 8(1):1-3.
Majority | Volume 6 | Nomor 2 | Maret 2017 | 4
Rasmi Zakiah Oktarlina dan Devi Putri Amalia Suryani| Eritroderma et causa Alergi Obat