Akhlak Sahabat
Akhlak Sahabat
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, status sebagai Rasulullah tidak
dapat diganti oleh siapapun, tetapi kedudukan beliau yang kedua sebagai
pimpinan kaum muslimin memerlukan penggantinya dengan segera. Orang
itulah yang dinamakan “Khalifah”, artinya orang yang menggantikan Nabi
menjadi kepala kaum muslimin dalam memberikan petunjuk ke jalan yang
benar dan melestarikan hukum-hukum agama Islam. Dialah yang menegakkan
keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran, maka pemerintah Islam dipegang
oleh para sahabat Rasulullah SAW secara bergantian yakni Abu Bakar Ash
Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali ibn Abi Thalib.
Para sahabat Rasulullah SAW yang berinteraksi langsung bahkan
menerima pendidikan langsung dari Rasulullah SAW merupakan manusia yang
mulia. Sahabat dalam kehidupan sehari-harinya selalu mengikuti ajaran Islam
yang disampaikan oleh raslullah SAW. Maka dari itu sudah sepantasnya
kehidupan sahabat baik dari akidah dan akhlaknya yang sangat baik dan
bahkan layak untuk dijadikan contoh bagi umat nabi Muhammad SAW
setelahnya.
Maka dalam makalah ini, akan lebih ditekankan pada pembahasan
aplikasi atau pelaksanaan akidah dan akhlak dari para sahabat Rasulullah
SAW, agar kita dapat meneladani para keteguhan dan keteladaan dari sahabat
Rasulullah SAW.
B. Rumusan Masalah
Menyadari akan sangat luasnya uraian tentang aplikasi akidah dan akhlak
sahabat Raslullah SAW maka masalah pokok yang dikaji dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sahabat Rasulullah SAW?
2. Apa keutamaan sahabat Rasulullah SAW?
3. Bagaimana aplikasi akidah dan akhlak sahabat Rasululah SAW?
1
2
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian sahabat Rasulullah SAW.
2. Untuk mengetahui keutamaan sahabat Raslullah SAW.
3. Untuk memahami aplikasi akidah dan akhlak sahabat Rasulullah SAW.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Aplikasi Akidah dan Akhlak Sahabat-Sahabat Rasulullah SAW
A. Pengertian Sahabat Rasulullah SAW
Secara etimologi, kata “sahabat” berasal dari bahasa Arab yaitu صاحب
yang mempunyai arti selalu menyertai dan menemani. Dari penjelasan tersebut,
“sahabat” menurut dasar katanya berarti orang yang selalu menyertai dan
menemani orang lain. Sedangkan secara terminologi, para ulama berbeda
pendapat dalam menetapkan pengertian “sahabat”. Adapun pengertian sahabat
yang dimaksud adalah sahabat Rasulullha SAW.
Menurut Ibn Hajar al-Asqolani bahwa sahabat adalah:
من لقي النيب صلى اهلل عليه و اله و سلم مؤمنا به و مات على اإلسالم
Artinya: “Siapa saja yang berjumpa dengan nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam kemudian beriman kepadanya dan wafat dalam keadaan Islam.”
Menurut Ahmad bin Hanbal, Bukhari, Ibnu Shalah dan mayoritas
ulama hadis menyatakan bahwa sahabat adalah orang muslim yang pernah
menyaksikan Rasulullah SAW. walau hanya untuk sesaat. Kemudian menurut
Ibnu Hazm bahwa sahabat adalah orang yang pernah duduk bersama
Rasulullah SAW. walau untuk sesaat, mendengar darinya walau sepatah kata,
atau pernah menyaksikan beliau dalam suatu kondisi, dengan syarat orang
tersebut tidak dalam keadaan munafiq dan tidak menjadi munafiq hingga ia
meninggal. Sedangkan menurut Ibnu Hajar al-Asqalani bahwa sahabat adalah
orang yang pernah bertemu dengan Rasulullah SAW, beriman kepadanya serta
meninggal dalam keadaan Islam.
Maka dari itu penulis menyimpulkan bahwa pengertian sahabat adalah
orang-orang yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad SAW
dalam keadaan beriman, membantu perjuangannya dan meninggal dalam
keadaan Muslim.
Dari definisi ini, maka setiap orang non-muslim yang bertemu
Rasulullah saat beliau masih hidup kemudian masuk Islam pada saat
Rasulullah SAW wafat, seperti utusan Raja Kisra, maka ia tidak bisa disebut
4
1
https://www.nahimunkar.org/definisi-sahabat, (diakses, tanggal 4 September 2018)
5
َّاس َق ْريِن مُثَّ الَّ ِذيْ َن َيلُ ْو َن ُه ْم مُثَّ الَّ ِذيْ َن َيلُ ْو َن ُه ْم
ِ َخْيُر الن
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah pada generasiku, kemudian
generasi-generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.”
Para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memilki kedudukan
istimewa di sisi Allah SWT. Mereka telah diberikan anugerah yang begitu
besar yakni kesempatan bertemu dan menemani Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam. Allah SWT telah memilih mereka untuk mendampingi dan membantu
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam menegakkan agama-Nya. Orang-
orang pilihan Allah ini tentunya memiliki kedudukan istemewa dibandingkan
manusia yang lain. Karena Allah SWT tidak mungkin keliru memilih mereka.2
Para sahabat Rasulullah SAWadalah manusia-manusia mulia. Imam Ibn
Katsir menjelaskan keutmaan sahabat rasulullah SAW:
والصاحابة كلهم عدول عند اهل السنة واجلماعة ملا اثىن اهلل عليهم يف كتابه العزيز
ومبا نطفق به السنة النبوية يف املدح هلم يف مجع اخلال قهم وافعاهلم وما بذلوه من
املواهلم واألرواح بني يدي رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم
Artinya: “Menurut keyakinan Ahlussunnah Wal Jamaah , seluruh para
sahabat itu orang yang adil. Karena Akkah SWT telah memuji mereka dalam
al-Quran. Juga dikarenakan banyaknya pujian yang diucapkan dalam hadits-
hadits Nabi terhadap seluruh akhlah dan amal perbuatan mereka. Juga
dikarenakan apa yang telah mereka korbankan, baik berupa harta maupun
nyawa, untuk membela Rasulullah SAW.”
2
https://muslim.or.id/7201-keutamaan-para-sahabat-nabi.html, (diakses, tanggal 4
September 2018)
6
Pujian Allah terhadap para sahabat dalam al-Quran diantaranya surat at-
Taubah ayat 100:
Artinya: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama
(masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun
ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di
dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.”
Allah SWT juga berfirman dalam surat al-Fath ayat 29:
Artinya: “ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia
Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari
bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka
tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak
Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-
penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka
ampunan dan pahala yang besar.”3
3
Al-Ally, Al-Qur’an dan terjemahan.Departemen Agama RI, (Bandung: CV. Diponegoro,
2005)
7
4
Mahmud Al-Mishri Abu Ammar, Biografi 35 Shahabiyah Nabi, (Jakarta:Ummul Quro,
2014) hal. 331
8
malu disini adalah dalam hal kebaikan. Mari kita renungkan sejenak sifatmalu
Fatimah, sifat malu yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Disebutkan dalam salah satu riwayat hadits, seperti disebutkan dalam
riwayat Bukhari. Fatimah datang menemui Rasulullah SAW untuk meminta
seorang pelayan kepada beliau. “Ada perlu apa kau datang, putriku? Tanya
beliau. “Aku datang untuk mengucapkan salam padamu,” jawab Fatimah. Ia
malu untuk meminta kepada beliau dan langsung pulang. Keduanya kemudian
menemui beliau, lalu Ali menuturkan kondisi yang mereka berdua alami
kepada beliau. Beliau berkata, “Tidak, demi Allah aku tidak akan memberi
kalian berdua (seorang pelayan), sementara aku biarkan ahlush shuffa
kelaparan karena aku tidak memiliki sesuatu untuk menafkahi mereka. Aku
akan menjual (tawanan itu) dan hasilnya akan ak infakkan kepada mereka.
Nabi SAW kemudian menemui mereka berdua yang saat itu sudah
berselimut yang jika digunakan untuk menutupi kepala, kaki mereka berdua
kelihatan, dan jika digunakan menutupi kaki, kepala mereka berdua kelihatan.
Keduanya terbangun lalu beliau berkata, “Tetaplah berada ditempat kalian
berdua. Maukah kalian berdua aku beritahukan sesuatu yang lebih baik dari apa
yang kalian berdua minta? Tentu, jawab keduanya. Beliau bersabda, Kalimat-
kalimat yang diajarkan Jibril kepadaku, bacalah tasbih setiap kali usai shalat
sebanyak 10x, tahmid sebanyak 10x, dan takbir sebanyak 10x. Apabila kalian
berdua hendak tidur, bacalah tasbih sebanyakl 33x, tahmid sebanyak 33x, dan
takbir sebanyak 33x.
Dalam hadits ini disebutkan Nabi duduk didekat kapala Fatimah, lalu
Fatimah memasukkan kepalanya di dalam selimut karena malu pada ayahnya.
Diriwayatkan dari Anas , Rsulullah SAW datang menemui Fatimah dengan
membawa seorang budak yang beliau berikan padanya. Saat itu Fatimah
mengenakan baju yang digunakan untuk menutup kepala, kakinya terbuka dan
jika digunakan menutup kaki, kepalanya terbuka. Saat Nabi melihat sikap
Fatimah, beliau bersabda, “Tidak kenapa bagimu, yang ada hanya ayah dan
budak milikmu.5
5
Mahmud Al-Mishri Abu Ammar, Biografi 35 Shahabiyah Nabi . . . ., hal. 349
9
sejumlah orang tak berbudi dan anak-anak agar menariknya di jalanan dan
menyeretnya di sepanjang jalan Mekah. Sementara itu, Bilal menikmati siksaan
yang diterimanya karena membela ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ia terus
mengumandangkan pernyataan agungnya, “Ahad…, Ahad…, Ahad…,
Ahad….” Ia terus mengulang-ulangnya tanpa merasa bosan dan lelah.
Penyikasaan itu berhenti sampai Abu Bakar as-Shiddiq datang kemudian
memerdekakan Bilal bin Rabbah.6
3. Sumayyah dan Keluarganya dalam Mempertahankan Akidah
Wanita mulia yang layak diteladani kaum hawa itu bernama Sumayyah
binti Khayyat. Awalnya, Sumayyah hanyalah seorang hamba sahaya. Dengan
penuh kesabaran dan ketekunan, ia bekerja kepada Abu Hudzaifah bin Al-
Mughirah. Budi pekertinya yang baik membuat Abu Hudzaifah menikahkan
Sumayyah dengan saudara angkatnya bernama Yasir, seorang pria dari Yaman.
Dari hasil pernikahan itu, pasangan Sumayyah dan Yasir dikaruniai seorang
putra bernama Ammar. Kebahagian Sumayyah kemudian bertambah, ketika
Abu Hudzaifah memerdekakan Ammar dari perbudakan. Setelah tuannya
meninggal, keluarga Sumayyah hidup di bawah perlindungan Bani Makhzum
sampai Ammar menginjak dewasa dan Sumayyah dan Yasir memasuki usia
tua.
Hingga akhirnya, sebuah kabar gembira bagi seluruh umat manusia
tiba. Seorang yang bernama Muhammad SAW datang membawa cahaya iman
dan agama yang diridhai Allah SWT yakni Islam. Muhammad adalah seorang
Rasul yang membawa kabar gembira dan penyempurna akhlak manusia. Kabar
datangnya Nabi baru mengguncang suasana Makkah. Ada orang yang tertarik,
namun lebih banyak lagi yang menolak. Ammar bin Yasir dengan rasa
penasaran, kemudian mendatangi Rasulullah di rumah Arqom bin Arqom dan
mendengarkan langsung wahyu yang diturunkan Allah SWT.
Ammar tahu betul sifat dan akhlak seorang Muhammad yang sangat
tepuji. Ia langsung yakin dengan kebenaran firman Allah SWT yang
6
http://www.harianterbit.com/hanterhikayat/read/2016/08/25/67886/0/39/Teguhnya-Akidah-
Sahabat-Nabi, (diakses tanggal 4 September 2018)
12
7
‘Abdul ‘Aziz Sayyid al-Ahli, Umar bin Abdul ‘Aziz Khalifah Zuhud yang Memenuhi
Dunia dengan Keadilan, (Jakarta: Samara Publishing, 2009), hal.12
8
Abdullah bin Abdul Hakam, Biografi Umar bin Abdul Aziz Penegak Keadilan, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2002), hal.68-69
14
9
Fazl Ahmad, Para Sahabat Nabi, (Jakarta: Sinar Hudaya, 1975), hal. 33
10
Fazl Ahmad, Para Sahabat Nabi, . . . ., hal. 35
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara etimologi, kata “sahabat” berasal dari bahasa Arab yaitu صاحب
yang mempunyai arti selalu menyertai dan menemani. Dari penjelasan tersebut,
“sahabat” menurut dasar katanya berarti orang yang selalu menyertai dan
menemani orang lain. Pengertian sahabat adalah orang-orang yang mengenal
dan melihat langsung Nabi Muhammad SAW dalam keadaan beriman,
membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim.
Para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah orang yang
bertemu dengan Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam keadaan
beriman kepada beliau dan mati dalam keadaan muslim. Mereka adalah
generasi terbaik dari umat ini. Para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam memilki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT. Mereka telah
diberikan anugerah yang begitu besar yakni kesempatan bertemu dan
menemani Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Allah SWT telah memilih
mereka untuk mendampingi dan membantu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam dalam menegakkan agama-Nya. Orang-orang pilihan Allah ini tentunya
memiliki kedudukan istemewa dibandingkan manusia yang lain. Karena Allah
SWT tidak mungkin keliru memilih mereka.
Adapun beberapa contoh dari penerapan akidah dan akhlak yang
dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW antara lain: “Sifat malu Fatimah
az-Zahra”, “Bilal bin Rabbah mempertahankan akidah”, “Sumayyah dan
keluarganya dalam memepertahankan akidah”, “Rasa takut Umar bin Abdul
‘Aziz kepada Allah SWT”, “Ketaatan Saad bin Abi Waqas kepada Rasulullah
SAW”, “Uwais al-Qarni yang menghormati ibunya”.
B. SARAN
Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih byak kekurangan.
Kami berharap makalah ini tetap memberikan manfaat bag pembaca. Namun,
saran dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami terima
demi kesempurnaan di masa akan datang.