Anda di halaman 1dari 10

POTENSI ALAM DAN SOSIOKULTURAL DAERAH PINGGIRAN

SUNGAI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT SEBAGAI MEDAN


PEMBIBITAN DAN PEMANDUAN BAKAT OLAHRAGA AKUATIK

DWI BUDI HARTANTO


Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Keolahragaan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

ABSTRAK
Dwi Budi Hartanto. A121308013. Pembimbing I Prof. Dr. Sugiyanto,
Pembimbing II Prof. Dr. dr. Muchsin Doewes., MARS, PFarK. Potensi Alam dan
Sosiokultural Daerah Pinggiran Sungai Kapuas Provinsi Kalimantan Barat Sebagai
Medan Pembibitan Dan Pemanduan Bakat Olahraga Akuatik. Tujuan utama
penelitian ini adalah : 1) Mengidentifikasi potensi alam daerah Sungai Kapuas
sebagai medan pembibitan dan pemanduan bakat olahraga akuatik, 2)
Mengidentifikasi potensi sosiokultural pinggiran Sungai Kapuas sebagai medan
pembibitan dan pemanduan bakat olahraga akuatik.
Penelitian ini dilaksanakan di daerah aliran Sungai Kapuas, Kalimantan
Barat yang memiliki kriteria perairan sungai dalam, sedang dan dangkal. Serta
terdapat penduduk yang bermukim di daerah pinggiran Sungai Kapuas. Daerah
tersebut adalah Kota Pontianak, Kab. Mempawah, dan Kab. Sanggau. Penelitian
ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara mendalam dan dokumen pencatatan.
Hasil penelitian disimpulkan: 1) Kondisi alam Sungai Kapuas dapat
dijadikan untuk olahraga seperti renang, renang terbuka, renang indah, loncat
indah, polo air, snorkeling, diving, kano, dayung dan kayak, 2) Adanya kondisi
sosiokultural daerah pinggiran Sungai Kapuas dapat dijadikan pembibitan dan
pemanduan bakat olahraga akuatik. Terdapat gaya hidup dan pola kebiasaan hidup
mayarakat pinggiran Sungai Kapuas yang condong dapat di jadikan untuk olahraga
akuatik.
Kata kunci : Potensi Alam Sungai Kapuas, Potensi Sosiokultural Sungai Kapuas,
Medan Pembibitan dan Pemanduan Bakat Olahraga akuatik.

1. PENDAHULUAN memanfaatkan potensi alamnya guna


Di Indonesia terdapat beragam mengembangkan dan memajukan
daerah-daerah yang dapat olahraga daerah tersebut menjadi
lebih baik. Provinsi Kalimantan untuk menemukan anak-anak atau
Barat. Kalimantan Barat Sungai individu yang berbakat yaitu untuk
Kapuas merupakan sungai yang menjadikan atlet pada usia dini
berada di Kalimantan Barat. Sungai dengan melihat potensi yang ada di
Kapuas ini merupakan sungai dalam maupun di luar yang dapat
terpanjang di Indonesia. Tardapat mengacu pada olahraga yang
masyarakat yang menggantungkan bertujuan untuk mendapatkan
hidupnya di daerah sungai tersebut. prestasi-prestasi di kemudian hari.
terdapat kegiatan-kegiatan sehari-hari Dalam penulisan tesis ini penulis
yang dilakukan oleh masyarakat di Sosiokultural terdapat kaitanya
daerah perairan Sungai Kapuas. dengan olahraga sebagai fenomena
Hampir kegiatan-kegiatan sehari- sosial, maka yang akan di kaji dalam
hari dihabiskan di daerah perairan penulisan tesis ini bahwa ada
tersebut. Seperti yang dilakukan oleh hubungannya dengan pembibitan dan
mayoritas masyarakat seperti pencarian bakat olahraga dengan
mengkayuh perahu, berenang, pemanfaatan sumber daya alam dan
mencari ikan, dan lain-lain. Anak- sumber daya manusia. Oleh karena
anak juga menghabiskan waktu itu dari suatu prestasi olahraga terjadi
sehabis sekolah dengan bermain air dari kebudayaan yang merupakan
di daerah pesisir Sungai Kapuas. faktor yang paling menentukan ke
Bahakan sering melompati jembatan faktor-faktor sosial, lalu ke
yang terdapat di perkampungan- kepribadian.
perkampungan mengambang yang 2. METODOLOGI PENELITIAN
ada di daerah Sungai Kapuas. Dari Lokasi penelitian dilaksanakan di
sosiokultural yang terdapat di Daerah Aliran Sungai Kapuas,
Kalimantan Barat, terutama di daerah Kalimantan Barat yang memiliki
Sungai Kapuas dapat di arahkan kriteria perairan sungai dalam,
kedalam bentuk suatu cabang sedang dan dangkal. Serta terdapat
olahraga. Oleh sebab itu di dalam penduduk yang bermukim di daerah
menunjang prestasi olahraga di suatu pinggiran Sungai Kapuas. Daerah
daerah merupakan hal yang penting
tersebut adalah Kota Pontianak, Kab. pembibitan dan pemanduan
Mempawah, dan Kab. Sanggau. pencarian bakat olahraga maka,
Jenis penelitian yang digunakan potensi yang dapat di gali serta
dalam penelitian ini adalah deskriptif dikembangkan adalah olahraga
kualitatif. Metode kualitatif akuatik. Macam-macam olahraga
merupakan prosedur penelitian yang akuatik adalah
menghasilkan data deskriptif berupa a. Renang
kata-kata tertulis atau lisan dari Renang merupakan salah satu
orang-orang dan perilaku yang cabang olahraga yang mampu
diamati. Objek penelitian dilakukan meningkatkan kesehatan seseorang
pada masyarakat permukiman yang yang merupakan olahraga tanpa gaya
berada dan tinggal daerah aliran gravitasi bumi, olahraga yang
Sungai Kapuas. Obyek penelitian ini dilakukan didalam kolam air adalah
adalah segala sesuatu yang berkenaan olahraga renang. Gaya-gaya renang
dengan aspek-aspek potensi alam dan yang diperlombakan dalam cabang
sosiokultural daerah pinggiran renang meliputi: gaya bebas, gaya
Sungai Kapuas sebagai pecarian dada, gaya kupu-kupu, dan gaya
potensi bakat-bakat olahraga akuatik punggung. Oleh karena itu kondisi
yang ada. Teknik pengumpulan data Sungai Kapuas masih bisa dijadikan
dilakukan dengan observasi, tempat untuk olahraga renang
wawancara, dan dokumentasi sebagai olahraga pilihan yang dapat
pencatatan. melahirkan bibit-bibit olahraga
3. HASIL PENELITIAN DAN cabang renang. Dengan pemanfaatan
PEMBAHASAN potensi alam untuk pembibitan dan
3.1 Indentifikasi Potensi Alam pemanduan bakat olahraga maka
Daerah Pinggiran Sungai Kapuas akan dapat melahirkan bibit-bibit
Sebagai Medan Pembibitan Dan cabang olahraga akuatik.
Pemanduan Bakat Olahraga b. Renang Terbuka
Akuatik. Panjang sungai yang mencapai
Karakteistik potensi alam daerah ±1.086 Km serta lebar yang
pinggiran Sungai Kapuas sebagai mencapai ±400-420 m dapat di
jadikan tempat untuk malakukan menunjang keindahan dalam
olahraga renang terbuka yang gerakan-gerakan pada olahraga ini.
merupakan salah satu cabang d. Loncat Indah
olahraga akuatik. Terdapat perairan Penggunaan tepian sungai
sungai yang tidak terlalu dalam serta merupakan kombinasi dari gerakan
kondisi sungai yang dapat di jadikan saat di udara setelah lompatan dan
tempat untuk pembibitan dan sebelum masuk ke air. Untuk
pemanduan bakaat olahraga renang melakukan terjun ke depan dari
terbuka. Melihat kondisi-kondisi posisi berdiri diharuskan
yang telah di jelaskan tersebut, maka menggunakan kedalaman air minimal
Sungai Kapuas dapat di jadikan 5 meter. kondisi kedalaman sungai
tempat latihan untuk cabang olahraga yang bisa mencapai 25 meter
renang terbuka. merupakan kondisi yang aman untuk
c. Renang Indah melakukan lompatan. Diperlukan
Renang indah merupakan salah banyak sekali latihan terjun sebelum
satu cabang olahraga yang bergengsi atlet dapat terjun tinggi dengan
pada pertandingan olahraga akuatik. memasuki air secara vertikal dan
Renang indah memerlukan tempat tanpa mengeluarkan terlalu banyak
yang cocok untuk mendapatkan semburan air.
inspirasi dalam pengambilan e. Polo Air
kolaborasi gerakan. Gerakan yang Kondisi sungai yang dapat di
monoton dapat mengurangi jadikan latihan fisik guna
keindahan dalam melakukan meningkatkan kemapuan dalam
gerakan-gerakan. Gerakan-gerakan cabang olahraga polo air. Terdapat
ada renang indah harus kompak dan beberapa kondisi arus sungai yang
dilakukan dalam kondisi senyaman tidak begitu deras dapat dijadikan
mungkin untuk melakukan gerakan selingan untuk tempat latihan untuk
yang indah. Tidak hanya berlatih di olahraga polo air yang tidak hanya di
kolam renang saja, sungai juga lakukan di kolam renang secara terus
merupakan kodisi yang dapat menerus. Dengan kekompakan dalam
sebuah tim maka akan dapat di raih
prestasi yang dapat membanggakan pergunakan untuk melakukan
untuk sebuah tim maupun daerah kegiatan olahraga selam ini seperti di
yang di belanya. Kondisi Sungai daerah kab. Sanggau yang
Kapuas dapat dijadikan sebagai merupakan aliran sungai yang
medan pembibitan dan pemanduan dangkal dengan kedalaman 1-3
bakat olahraga cabang polo air. meter, sendakan pada daerah aliran
f. Snorkeling Sungai Kapuas juga dapat di jadikan
Kondisi sungai yang memiliki tempat sebagai olahraga selam
arus tidak terlalu deras serta memiliki dengan kedalaman yang mencapai 25
kedalaman air yang bervariasi dapa meter.
dijadikan tempat sebagai pembibitan h. Kano
dan pemanduan bakat olahraga Olahraga kano dapat
snorkeling. Terdapat berbagai flora menggunakan kondisi alam Sungai
dan fauna yang dapat terlihat didalam Kapuas. Penggunaan media selain
Sungai Kapuas. Bila olahraga ini sungai atau tempat-tempat yang besar
dapat dilakukan dalam jumlah yang tidak dapat dilakukan. Penggunaan
banyak maka keselamatan dapat sungai merupakan media yang dapat
dijaga antara satu dan yang lainnya. di jadikan tempat latihan untuk
Dengan berbagai faktor-faktor olahraga kano. Masih banyak
kondisi alam tersebut maka olahraga masyarakat yang menggunakan
snorkeling dapat dilakukan di Sungai trasportasi trasisional. Trasportasi
Kapuas sebagai medan pembibitan tradisional yang dipergunakan oleh
dan pemanduan bakat olahraga masyarakat seperti perahu, sampan,
akuatik. getek, dal lain-lain yang masih
g. Diving menggunakan tenaga manusia.
Pada pemanfaatan alam Sungai Masyarakat yang terbiasa dengan
Kapuas yang merupakan perairan perahu sebagai alat trasportasi dapat
sungai yang cukup dalam dapat sehingga tidak canggung lagi untuk
dijadikan tempat untuk melakukan menggunakan perahu bila diarahkan
kegiatan menyelam. Ada beberapa kedalam olahraga yang menggunakan
tempat yang masih bisa di media perahu seperti kano yang
memiliki kemiripan seperti alat sudah akrab dengan berbagai jenis
trasportasi yang di pergunakan oleh perahu maka dapat dijadikan sebagai
masyarakat sehari-hari. medan pembibitan dan pemanduan
i. Dayung bakat olahraga akuatik cabang kayak.
Dengan menggunakan media Gerkan kayuhan perahu juga telah
sungai, dapat dikembangkan untuk lumrah di lakukan oleh masyarakat
olahraga air. Dengan sarana dan yang menggunakan perahu sebagai
prasarana yang tersedia, olahraga sarana trasportasi. Dari aspeek-aspek
cabang dayung dapat berkembang kondisi alam Sungai Kapuas maka
bila memanfaatkan sisi lain dari dapat disimpukan Sungai Kapuas
potensi alam. Daerah Sungai Kapuas dapat di jadikan tempat sebagai
merupakan tempat yang ideal untuk medan pembibitan dan pemanduan
pembibitan dan pemanduan bakat bakat olahraga kayak.
olahraga akuatik. Dengan 3.2 Indentifikasi Potensi
pemanfaatan kondisi alam Sungai Sosiokultural Daerah Pinggiran
Kapuas, maka olahraga dayung dapat Sungai Kapuas Sebagai Medan
berkembang didaerah dengan kondisi Pembibitan Dan Pemanduan
alamnya memiliki perairan air yang Bakat Olahraga Akuatik.
cukup luas. Kondisi ini Dari karakteistik potensi
memungkinkan adanya Sungai sosiokultural daerah pinggiran
Kapuas sebagai medan pembibitan Sungai Kapuas sebagai pembibitan
dan pemanduan bakat olahraga dan pemanduan pencarian bakat
akuatik cabang dayung yang bila di olahraga maka, potensi yang dapat di
manfaatkan secara maksimal akan gali serta di kembangkan adalah
melahirkan bibit-bibit olahraga olahraga akuatik. Macam-macam
dayung olahraga akuatik adalah :
j. Kayak a. Renang
Pengguanaan perahu juga dapat Masyarakat yang tinggal di
dimodifikasi menyerupai bentuk daerah pinggiran sungai telah
perahu kayak. Kondisi alam yang memiliki kemampuan untuk
mendukung, serta masyarakat yang berenang. Dengan kemampuan dasar
berenang yang telah di miliki oleh Renang indah memerlukan seni
masyarakat pinggiran sungai kapuas di dalam olahraga ini. Seni yang
dapat di jadikan sebagai medan muncul ini tidk mudah. Perlu adanya
pembibitan dan pemanduan bakat proses-proses yang dapat
olahraga. Sejak usia dini anak-anak menghasilkan seni dalam keindahan.
daerah pinggiran sungai sudah bisa Kondisi tersebut merupakan dasar
berenag di karenakan faktor dari olahraga renang yang telah di
lingkungan yang mendorong mereka modifikasi dalam unsur seni dan
untuk bisa berenang. Selain faktor keindahan. Anak-anak yang telah
lingkungan, faktor alam juga bisa berenag pada umur ± 4 tahun
mendukung mereka untuk cepat serta kondisi tubuh yang masih bisa
memiliki keterampilan berenang. terus berkembang mencapai kondisi
b. Renang Terbuka maksimal bila terus dilatih dapat di
Masyarakat yang telah memiliki jadikan bibit untuk olahraga renang
kemampuan berenang selain di indah di Sungai Kapuas.
tujukan untuk olahraga renang jarak d. Loncat Indah
pendek juga dapat juga di arahkan Selain memiliki kemampuan
menjadi olahraga jarak jauh seperti berenang, anak-anak yang tinggal di
olahraga renang terbuka. Kondisi daerah pinggiran sungai mempunyai
alam Sungai Kapuas telah potensi untuk olahraga loncat indah.
melahirkan kebiasaan yang dilakukan Sungai Kapuas dapat di jadikan
olah masyarakat yang tinggal di pembibitan dan pemanduan bakat
pinggiran Sungai Kapuas. Kebiasaan olahraga untuk cabang loncat indah.
tersebut salah satunya masyarakat Pembinaan yang baik akan mampu
yang bisa berenang. Dengan menghasilkan atlet-atlet handal dari
pemanfaatan kebiasaan tersebut maka bibit-bibit yang bagus bila ingin di
di jadikan medan pembibitan dan gali lebih mendalam lagi. Anak-anak
pemanduan bakat olahraga renang yang telah terbiasa dengan ketinggian
terbuka. lompatan dan air yang dalam serta
c. Renang Indah memliliki keterampilan dasar renang
baik merupakan pondasi dasar bagi
olahraga cabang loncat indah ini. Anak-anak menggunakan kacamata
Tinggal melatih kemampuan serta membawa senjata yang telah di
akrobatik yang harus di pelajari modifikasi dapat di arahkan ke dalam
secara mendalam agar olahraga ini olahraga snorkeling.
dapat berkembang di kalangan g. Diving
masyarakat luas. Pola kehidaupan mayarakat
e. Polo Air pinggiran sungai yang masih
Dasar dari olahraga ini adalah ketergantungan dengan sungai
kerja sama antar tim dan dan fisi misi memiliki tingkah laku yang
yang sama yaitu memenangkan game mengarah ke dalam suatu cabang
dalam pertandingan ini. Dengan olahraga akuatik. Pola hidup seperti
kemampuan berenang yang dimiliki memburu ikan di sungai dengan cara
oleh setiap pemain polo air maka menyelami ke dasar sungai
kondisi fisik setiap pemain harus merupakan sifa-sifat yang dapat di
bagus dan di atas rata-rata. Anak- arahkan ke dalam olahraga diving.
anak yang setiap sore bermain-main h. Kano
di tepian sungai dapat di arahkan Perahu merupakan alat trasportasi
untuk memainkan olahraga polo air. yang di pergunakan oleh masyarakat
f. Snorkeling pinggiran Sungai Kapuas. Dengan
Kebiasaan masyarakat sehari-hari kebiasaan menggunakan perahu
di tepian Sungai Kapuas dapat di sebagai alat kebidupan sehari-hari
jadikan sebagai medan pembibitan maka pola sosiokultural masyarakat
dan pemanduan bakat olahraga pinggiran sungai dapat di arahkan ke
snorkeling. Kebiasaan masyarkat dalam olahraga akuatik cabang kano.
yang setiap hari berburu ikan di Kano olahraga menggunakan perahu
sungai dengan menggunakan dan dayung yang merupakan alat
bernagai alat. Kebiasaan masyarakat yang sehari-hari masyarakat
mencari ikan dengan cara menyelam menggunakannya maka merupakan
memiliki kesamaan dengan olahraga modal dasar untuk olahraga kano
snorkeling yang pada dasarnya juga tersebut.
melakukan kegiatan menyelam. i. Dayung
Penggunaan perahu untuk di 4. KESIMPULAN
gunakan sebagai olahraga dayung Berdasarkan pembahasan yang
telah dilakukan di daerah kab. telah diuraikan dapat ditarik
Mempawah. Pemanfaatan kondisi kesimpulan bahwa kondisi alam yang
sosiokultural ini telah dimanfaatkan terdapat di Sungai Kapuas
oleh kab. Mempawah. Kab. Kalimantan Barat memiliki potensi
Mempawah telah memanfaatkan untuk pembibitan dan pemanduan
kondisi sosiokultural masyarakat bakat olahraga akuatik. Dengan
setempat untuk digunakan sebagai potensi alam dan sosiokultural daerah
potensi olahraga dayung. Dengan pinggiran sungai yang ada, terdapat
pemanfaatan kondisi sungai dan potensi olahraga yang dapat
potensi sosiokultural masyarakat dijadikan pembibitan dan pemanduan
yang menggunakan perahu sebagai bakat olahraga akuatik. Olahraga
alat pendukung kehidupan sehari- tersebut adalah renang, renang
hari, maka petensi pembibitan dan terbuka, renang indah, loncat indah,
pemanduan bakat olahraga dayung polo air, snorkeling, diving, kano,
dapat memberikan hasil yang lebih dayung dan kayak.
baik di bandingkan dengan kondisi Penggunaan potensi alam dan
daerah yang tidak memiliki faktor- sosiokultural daerah pinggiran
faktor tersebut. Sungai Kapuas sebagai medan
j. Kayak pembibitan dan pemanduan bakat
Selain kano dan dayung, terdapat olahraga merupakan salah satu jalan
olahraga yang sangat berpotensi yang dapat di tempuh untuk
dengan pemanfaatan potensi mendapatkan bibit atlet yang dapat
sosiokultural yang terdapat di daerah berkembang menjadi atlet
pinggiran Sungai Kapuas. Olahraga professional. Alam dan sosiokultural
tersebut adalah olahraga kayak. merupakan kondisi yang terkait satu
Dengan pola dan tingkah laku sehari- sama lain. Kondisi ini akan
hari masyarakat sekitar sungai, melahirkan gaya hidup yang
olahraga dayung dapat menghasilkan menyesuaikan dengan faktor alam
bibit-bibit yang berpotensi. serta dapat berkembang dengan
kondisi alam yang ada. Kondisi yang 2. Jurdi, S.(2005). Sosiologi
saling keterkaitan antara satu dan Nusantara. Jakarta: PT Kharisma
yang lain ini yang dapat dijadikan Putra Utama.
sebagai medan pembibitan dan 3. Koentjaraningrat. (1993).
pemanduan bakat olahraga yang Kebudayaan, Mentalitas, dan
mengikuti perkembangan kondisi Pembangunan. PT Gramedia.
alam dan kondisi sosiokulutral Jakarta.
setempat. 4. Ranjabar, J. (2013). Sistem Sosial
UCAPAN TERIMA KASIH Budaya Indonesia Suatu
1. Prof. Dr. Sugiyanto, Prof. Dr. dr. Pengantar. Bandung: Alfabeta.
Muchsin Doewes., MARS, 5. Sajoto, M. (1995). Peningkatan
PFarK, sebagai dosen dan Pembinaan Kondisi Fisik
pembimbing yang telah Dalam Olahraga. Semarang:
memberikan banyak ilmu, Dahara Prize.
masukan bimbingan dan 6. Soeharsono. (1991). Penilaian
pengarahan dalam menyusun Potensi Olahraga Pada Atlet
tesis ini. Muda. Yogyakarta: FPOK IKIP
2. Masyarakat pinggiran Sungai Yogyakarta.
Kapuas yang telah memberikan 7. Sugiyanto. (1999). Belajar Gerak
ijin pengambilan data penelitian. dan Perkembangan Gerak
3. Orang tua dan saudara yang Manusia, Universitas Sebelas
selalu memberikan dukungan Maret.
baik berupa materi maupun moril.
4. Semua pihak yang telah
membantu penyusunan tesis ini.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Hidayatullah, F. M. (2002).
Pembinaan Bakat Olahraga
Modifikasi Sport Search.
Surakarta :PUSLITBANK-OR
UNS.

Anda mungkin juga menyukai