Dokumen - Tips - Laporan Praktikum 55cb7bed5e8d4
Dokumen - Tips - Laporan Praktikum 55cb7bed5e8d4
Oleh
Wasil Hidayah 4401409008
Kelompok 2 (washing)
Rombel 2
Pendidikan Biologi
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA
Tanggal Praktikum 23 Mei 2012
A. Tujuan
1. Membuat preparat whole mount protozoa dengan menggunakan zat warna hematoxylin dan
eosin.
2. Menganalisis hasil pembuatan preparat whole mount protozoa dengan menggunakan zat warna
hematoxylin dan eosin.
Karena ukuran mikroskopis dari protozoa maka pengamatan dapat dilakukan dengan
menggunakan mikroskop. Dapam pembuatan preparat whole mount Protozoa dapat
menggunakan pewarnaan rangkap dua, yaitu pewarnaan yang menggunakan dua macam zat
warna. Misalnya pewarnaan Hematoxylin Ehrlich-eosin, zat warna yang digunakan adalah
hematoxilin dan eosin.
C. Prosedur
Pengambilan sampel Protozoa dalam genangan air untuk diinkubasikan dalam botol bening
dengan kondisi tutup terbuka.. Pengecekan jumlah protozoa yang ada dalam sampel dengan
menggunakan mikroskop. Sampel dapat digunakan untuk proses praktikum bila terdapat jumlah
protozoa yang banyak maka sampel air ini dapat diproses untuk menjadi preparat.
Pembuatan albumin mayer dengan cara putih telur ayam buras dari satu butir telur dikocok
pada sebuah mangkok hinga seluruh bagiannya menjadi busa, kemudian didiamkan kembali dan
ditunggu hingga menjadi cairan kembali. 10ml cairan tersebut diambil menggunakan pipet dan
gelas ukur, ditambah gliserin dengan volume yang sama (1:1). Mengaduknya hingga homogen.
Sterilisasi gelas benda dengan alkohol 70%. Penetesan albumin mayer pada salah satu sisi
gelas benda dengan bantuan tusuk gigi. Meratakan albumin meyer keseluruh permukaan kaca
dengan bantuan jari-jari tangan hingga terasa lengket dan kesat.
Meletakkan gelas benda diatas rak pewarnaan datar dan menetesinya dengan dua tetesan air
kolam pada 1,5cm dari tepigelas benda kemudian mengeringanginkannya. Proses fiksasi dengan
menetesi metanol pada gelas benda dalam cawan petri, ditutupi dengan cawan petri lain agar
metanol tidak menguap selama dua menit.
Pencucian preparat protozoa dengan cara gelas benda dimasukkan ke dalam staining jar yang
berisi 60 ml alkohol 50%. Hidrasi preparat dengan memasukkan gelas benda pada staining jar
yang berisi 60 ml alkohol 30% dan dilanjut dengan 60 ml aquades masing-masing selama 2
menit.
Pewarnaan preparat protozoa dengan cara memasukkan gelas benda dalam staining jar yang
berisi 60 ml hematoxilin selama 5 detik. Setelah diwarnai preparat dicuci perlahan dengan
menggunakan air mengalir dalam staining jar hingga warnanya berubah menjadi biru muda.
Pendehidrasian preparat protozoa dengan dimasukkan dalam staining jar yang berisi 60 ml
alkohol bertingkat, yaitu 50%, 70%, 80%, 90% dan absolut masing-masing selama 2 menit.
Pendealkoholisasian dengan cara preparat protozoa dimasukkan dalam staining jar berisi 60 ml
campuran alkohol:xilol 3:1,1:1,1:3, dan clearing dalam xilol murni I dan II masing-masing
pencelupan selama 2 menit.
Pemountingan dengan penetesan canada balsam dan penutupan menggunakan gelas penutup
dengan bantuan jarum pentul. Penutupan dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi
gelembung. Preparat diberi label pada sisi kanan gelas benda (0,5 cm dari tepi kanan gelas
benda). Setelah preparat jadi, kemudian pengamatan menggunakan mikroskop,
pendokumentasian, serta analisis data pengamatan.
D. Hasil
Gambar Keterangan
Synedra sp. Perbesaran :
400x
1 Keterangan :
1. Sitoplasma
Sitoplasman
ya terwarna
merah.
Inti sel
terwarna
lebih gelap.
Stentor sp Protozoa ini
1 memiliki
bentuk
seperti pipa.
Perbesaran :
400x
Ket.
gambar :
2. Sitoplasma
1. Inti sel
Sitoplasman
2 ya terwarna
merah
dengan inti
terwarna
lebih gelap.
Bentuk
seperti
terompet.
Euglena sp Perbesaran :
1 400x
Ket.
gambar :
1. Sitoplasma
2. Inti sel
Sitoplasman
ya terwarna
merah. Inti
sel terwarna
lebih gelap.
2 Bentuk
runcing.
Dari preparat teramati tiga spesies protozoa yaitu Stentor sp.,Synedra sp. dan
Euglena sp dimana Synedra sp tidak terwarna pewarnaan hematoxylin-eosin, Euglena sp
terwarna pewarnaan hematoxylin-eosin namun menghasilkan warna merah muda, sedangkan
Stentor sp terwarna kuat oleh pewarnaan hematoxylin-eosin menunjukan warna merah gelap.
E. Pembahasan
Pada pembuatan whole mount protozoa pemberian albumin mayer bertujuan untuk
melekatkan protozoa pada gelas benda sekaligus menghambat gerak protozoa.
Berdasarkan hasil pengamatan preparat whole mount protozoa dengan perbesaran 400x
ditemukan protozoa berupa Stentor sp.,Synedra sp. dan Euglena sp.. Stentor sp terlihat berbentuk
seperti terompet dan pada begian atasnya terdapat beberapa silia yang mengelilinginya. Synedra
sp. berbentuk seperti pipa. Euglena sp. berbentuk runcing.
Protozoa yang teramati tidak menunjukkan terjadinya plasmolisis. Selain itu protozoa
terwarna merah, hal ini dikarenakan sitoplasma protozoa terwarnai oleh eosin. Sedangkan inti
dari protozoa terlihat lebih gelap, hal ini dikarenakan inti sel terwarna oleh hematoxilin.
Tidak banyaknya protozoa yang teramati mungkin dikarenakan protozoa yang dibuat
bukan berasal dari kultur. Penyebab lainnya juga dapat berasal dari proses pembuatannya
diantaranya kurang melekatnya protozoa akibat pada saat meratakan perekat albumin mayer
praktikan kurang sepurna sehingga menyebabkan protozoa dapat hilang atau terbawa larutan
selama proses pembuatan prepatat.
F. Simpulan
1. Preparat whole mount protozoa dapat dibuat dengan menggunakan zat warna hematoxilin dan
eosin.
2. Pemberian hematoxilin dan eosin menyebabkan protozoa terlihat berwarna merah dengan inti
yang gelap.
3. Jenis protozoa yang ditemukan yaitu Euglena sp, Synedra sp dan Stentor sp.
G. Saran
1. Pada saat perekatan albumin mayer pada gelas benda hendaknya dilakukan sampai terasa benar-
benar lengket dan kesat agar sediaan protozoa menempel erat pada gelas benda dan mencegah
protozoa hilang saat pemprosesan.
2. Air sampel yang digunakan sebaiknya merupakan air yang telah dikultur sehingga jumlah
protozoa yang teramati jumlahnya dapat banyak.
Tim Pengampu. 2010. Taksunomi Hewan. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
http://uruzukuyo.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum-pembuatan-preparat_6485.html
Laporan Protozoa
TUJUAN
ALAT
2. Mikroskop
3. Pipet
BAHAN
CARA KERJA
1. Memotong batang padi (jerami) menjadi 3 cm dan memasukkannya ke dalam botol bekas air
mineral sebanyak setengah botol.
2. Menuangkan air sebanyak setengah botol ke dalam botol yang sama.
Pengamatan
1. Mengambil setiap bahan sebanyak 2 tetes pada setiap kaca preparat yang berbeda, lalu
menutup sampel tersebut dengan kaca preparat yang lebih tipis.
3. 1. Meletakkan kaca preparat dengan sampel air jerami pada meja preparat pada
mikroskop
2. Mengamati sampel dan menggambar hasil pengamatan
4. 1. Meletakkan kaca preparat dengan sampel air selokan pada meja preparat pada
mikroskop
2. Mengamati sampel dan menggambar hasil pengamatan
5. 1. Meletakkan kaca preparat dengan sampel air kolam ikan pada meja preparat pada
mikroskop
ANALISA
Kami tidak menemukan adanya organisme Protozoa yang hidup di media air ini. Hal ini terjadi
karena ketika proses penyimpanan botol adalah pada tempat yang terkena sinar matahari
langsung. Seharusnya untuk menyimpan botol air jerami adalah pada tempat yang tidak terkena
sinar matahari. Sinar matahari langsung dapat menghambat pertumbuhan Protozoa, akibatnya
Protozoa tidak dapat ditemukan pada air jerami yang telah kami buat.
Kami menemukan adanya organisme Protozoa yang hidup di media air ini. Hal ini terjadi karena
selama masa penyimpanan air kolam ikan adalah pada tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung. Ditemukannya Protozoa dalam air ini juga terjadi karena di dalam air kolam ikan
terdapat bahan-bahan organik, seperti kotoran ikan. Dengan adanya faktor-faktor yang
mendukung untuk pertumbuhan Protozoa tersebut, maka Protozoa dapat hidup dan tumbuh
dengan baik.
KESIMPULAN
Protozoa hidup pada media yang basah dan kaya akan zat organik. Organisme yang merupakan objek
dari pengamatan ini adalah Protozoa filum Cilliata, organisme Protozoa yang bergerak dengan bulu
getar. Dari beberapa bahan yang telah diamati, hanya satu bahan yang menunjukkan adanya organisme
ini, yaitu pada air kolam ikan. Ini berarti di dalam kolam ikan masih terdapat keseimbangan ekosistem.
Sedangkan pada air selokan, tidak ditemukan adanya organisme ini. Hal ini terjadi karena sedikit atau
bahkan tidak adanya bahan-bahan organik lagi. Ini berarti air selokan sudah tercemar dan sudah tidak
seimbang lagi ekosistem yang ada di dalamnya.
Namun, tidak semua air selokan dapat dikatakan tercemar, hal ini tergantung pada pengaturan
pembuangan limbah ke air selokan.
Dengan adanya Protozoa, manusia dapat mengidentifikasikan tingkat keseimbangan ekosistem suatu
daerah.
Sedangkan hal yang dapat menjadi kesimpulan dari tidak ditemukannya Protozoa pada air jerami yang
kami buat adalah sinar matahari langsung menjadi penghambat pertumbuhan Protozoa.
http://intan-x.blogspot.com/2010/06/laporan-protozoa.html
PENGAMATAN MORFOLOGI PROTISTA
Tujuan : Mengamati morfologi beberapa macam anggota Protista, terutama ganggang dan
protozoa serta cara penyiapan preparatnya.
PENDAHULUAN
Protista merupakan salah satu dari Kingdom dari Animalia, yang mempunyai anggota yang
beragam. Terdapat tiga kelompok anggota Protista, yaitu ganggang (algae), protozoa, dan kapang
lendir. Ganggang adalah protista yang berfotosintesis, sedangkan protozoa bersifat heterotrof,
non-fotosintesis. Tipe makan pada protozoa mirip dengan hewan, dengan cara memasukkan
partikel makanan ke dalam tubuhnya. Makanan protozoa berupa bakteri atau protozoa lain dan
absorbsi nutrisi dari lingkungannya. Protozoa menempati habitat pada bermacam-macam tipe
perairan.
Dalam praktikum ini juga dipelajari cara penyiapan preparat basah untuk mengamati
mikroorganisme dalam keadaan hidup.Teknik yang dapat digunakan adalah teknik lekapan
basah, tetes gantung, dan penggunaan agar motilitas. Dalam praktikum ini anda akan
menggunakan teknik lekapan basah. Preparat yang bersifat basah yang anda siapkan
memungkinkan anda mengamati bentuk dan ukuran mikroorganisme secara individu dan
motilitasnya dalam keadaan alamiah.
Anda akan dapat membedakan motilitas mikroorganisme yang anda amati dengan gerak Brown.
Pergerakan sejati (motilitas) biasanya sangat cepat dan terarah. Sedangkan gerak Brown
merupakan gerakan menggetar partikel-partikel dalam cairan secara acak/tidak terarah dan terus
menerus. Hal ini menyebabkan mikroorganisme motil dan non motil berubah posisinya dan
terlihat seperti bergerak. Dalam pengamatan ini anda harus juga membedakan pergerakan sejati
dengan pergerakan yang disebabkan oleh arus cairan. Keadaan ini disebabkan karena preparat
basah yang anda buat mengandung gelembung udara atau tidak tersegel dengan baik, sehingga
timbul arus udara yang menyebabkan mikroorganisme yang anda amati bergerak mengalir
mengikuti arus cairan tersebut.
1. Mikroskup cahaya
3. Lampu spiritus
5. Loup inokulasi/ose
6. Vaselin
7. Kertas lensa/tissue
8. Air kolam
CARA KERJA
1. Ambillah setetes air rendaman jerami/air kolam dan letakkan diatas gelas obyek.
2. Usapkan sedikit vaselin di ujung jari tangan kiri anda sehingga membentuk lapisan tipis.
Sentuhkan vaselin tersebut pada keempat sisi gelas penutup.
3. Arahkan muka kaca penutup yang telah bervaselin menghadap ke arah gelas obyek, secara
perlahan, letakkan kaca penutup dalam media dan tekan perlahan sehingga tersegel baik.
5. Amati apakah ada pergerakan, gambar dan beri keterangan tentang mikroorganisme yang anda
amati dan cantumkan pula perbesarannya.
6. Gambar spesimen yang anda amati dan beri keterangan seperlunya pada buku laporan.
7. Bersihkan lensa mikroskop secara hati-hati dengan menggunakan kertas lensa, setelah anda
selesai pengamatan.
http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/bio100/Materi/protista.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya dalam ilmu taksonomi, seluruh makhluk hidup dikelompokkan ke dalam dua
kerajaan (kingdom) yakni kingdom tumbuhan (kingdom plantae) dan kerajaan hewan (kingdom
animalia). Pengelompokan tersebut didasarkan atas persamaan ciri-ciri atau persamaannya. Tumbuhan
mempunyai ciri-ciri tertentu, yakni mempunyai klorofil (zat hijau daun) dan hewan mempunyai ciri-ciri
Dalam sebuah penelitian ditemukan adanya beberapa makhluk hidup bersel satu yang sekaligus
mempunyai ciri-ciri tumbuhan dan ciri-ciri hewan (mempunyai klorofil dan dapat bergerak leluasa).
Akhirnya sebagian ahli berpendapat bahwa bahwa makhluk-makhluk hidup ini sebaiknya dikelompokkan
ke dalam kingdom animalia, filum protozoa. Di dalam uraian ini, kita mengikuti pendapat yang kedua.
Oleh karena itu, maka praktikum ini dilakukan untuk organisme-organisme apa saja yang
1. Untuk mengamati organisme yang tergolong Protozoa pada berbagai sumber air yang tergenang.
Adapun manfaat dilakukannya percobaan ini yaitu agar dapat mengamati organisme yang
tergolong Protozoa pada berbagai sumber air yang tergenang dan juga untuk menggambar bagian-
3
[3]Mukayat Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar,(Jakarta: Erlangga, 1989), h.60.
4
[4]http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa
5
[5]Intan Dian Husada. 2011. “Sifat Umum Protozoa,” Blog Intan Dian Husada.
http://intandianhusada.blogspot.com/p/protozoa-sifat-umum-protozoa.html
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
5
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
1. Alat
Adapun alat yang akan digunakan dalam percobaan yaitu deck glass mikroskop biasa, pipet
2. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan dalam percobaan yaitu air comberan (got), air dasar
2. Mengambil sampel air dengan menggunakan pipet, kemudian dengan hati-hati meletakkannya di atas
objek gelas lalu mengamati pada mikroskop (mengusahakan mulai pada perbesar terkecil).
3. Setelah mendapatkan organisme pada berbagai air kemudian memperhatikan perbesaran yang
digunakan.
4. Menggambar organisme tersebut, mengamati struktur morfologi dan anatomi dari organisme yang
BAB IV
Keterangan:
2. Crystome
3. Cytopharinx
5. Mikronukleus
6. Makronukleus
9. Cilia
Keterangan :
4. Kloroplas
5. Nukleus
7. Mitokondria
8. Pelikel
Keterangan :
2. Vakuola
4. Peristome
B. Pembahasan
a. Morfologi
Paramecium ini berukuran sekitar 50-350 ɰm.yang telah memiliki selubung inti (Eukariot).
Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk
mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi
kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Sistem reproduksi pada protista yaitu secara
aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium
bergerak dengan menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-layang di dalam air. Cara menangkap
makanannya adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan
masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler
lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta
b. Anatomi
Paramecium memiliki bentuk oval, sandal, bulat di bagian depan / atas dan menunjuk di
belakang / bawah. Kulitnya tipis dan elastis.Adapun yang menutupi kulit tipis adalah rambut-rambut
kecil banyak, yang disebut silia. Lubang bagian belakang disebut pori anal. Pada bagian luar paramecium
ditemukan vakuola kontraktil dan kanal.Dan bagian dalam paramecium terdapat sitoplasma, trichocysts,
kerongkongan, vakuola makanan, macronucleus dan mikronukleus itu sendiri. Paramecium sering
Reproduksi aseksual biasanya oleh pembelahan biner melintang, kadang-kadang seksual dengan
konjugasi, dan jarang oleh endomixis, proses nuklir yang melibatkan reorganisasi total DNA organisme
individu. Macronuclear di Paramecium memiliki gen kepadatan tinggi sangat. macronucleus dapat berisi
sampai 800 eksemplar dari setiap gen. Paramecia berlimpah-limpah di kolam air tawar di seluruh dunia;
menggunakan silia untuk menyapu makanan bersama dengan air ke dalam mulut sel setelah jatuh ke
dalam alur lisan. Makanan berjalan melalui mulut ke dalam tenggorokan dalam sel. Jika ada cukup
makanan di dalamnya sehingga telah mencapai ukuran tertentu, melepaskan diri dan membentuk
vakuola makanan. Vakuola makanan berjalan menuju sel. Lalu bergerak sepanjang enzim dari
sitoplasma masuk vakuola dan mencernanya.Makanan dicerna kemudian masuk ke dalam sitoplasma
dan vakuola semakin kecil dan lebih kecil. Ketika vakuola mencapai pori anal limbah sisa belum
Paramecium dapat mengeluarkan trichocyts ketika mereka mendeteksi makanan, dalam rangka
untuk lebih menangkap mangsanya.Trichocyts ini diisi dengan protiens.Trichocysts juga dapat digunakan
mangsanya adalah bakteri. Organisme tunggal memiliki kemampuan untuk makan sehari 5.000
bakteri.Mereka juga dikenal untuk makan ragi, alga, dan protozoa kecil ambil.Paramecium mangsanya
melalui fagositosis.
c. Habitat
Habitat dari Paramecium sp yaitu hidup di perairan, biasanya stagnan, air hangat.Spesies
Paramecium bursaria bentuk hubungan simbiotik dengan ganggang hijau.Ganggang ini hidup di
spesies membentuk hubungan dengan bakteri.Mereka tidak bisa tumbuh di luar organisme ini.Spesies
ini mengakuisisi-shock perlawanan panas ketika terinfeksi obtusa Holospora, yang berkontribusi
terhadap gerakan silia. Paramecium juga dikenal sebagai mangsa untuk Didinium sp.
d. Klasifikasi
Kingdom : Protista
Filum : Ciliophora
Subkelas : Rhabdophorina
Ordo : Peniculida
Subordo : Hymenostomatida
Family : Parameciidae
Genus : Paramecium
a. Morfologi
Euglenoida memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel Euglena
viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk.
Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan
terang. Euglena juga memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena
memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan yang
b. Anatomi
Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu panjang dan satu pendek
organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu dan tubuhnya dapat
memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak
secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan
membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi
menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru. Sistem sirkulasi euglena mengambil zat
organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui
membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
c. Habitat
Euglena berhabitat di habitat air tawar dan melimpah di daerah ini, seperti di kolam peternakan
d. Klasifikasi
Kingdom : Excavata
Divisi : Eugnelophycota
Class : Euglenoidea
Ordo : Euglenales
Family : Euglenaceae
Genus : Euglena
Stylonychia mytilus merupakan genus dari Ciliata, dan termasuk diantara stichotrichs.. Stylonychia
memilki cilia yang dikelompokkan menjadi membranelles bersama dengan mulut dan cirri tubuh. Hal ini
dibedakan antara lain dengan cirri panjang pada bagian posterior dan biasanya terdiri dari tiga
kelompok. Yang terbesar hanya dapat dilihat pada pembesaran 25 x sedangkan yang terkecil dapat
dilihat pada pembesaran. Untuk yang dapat dilihat pada pembesaran 450 x merupakan karnivora dan
b. Anatomi
Stylonychia berbentuk oval jika dilihat pada bagian atas dan itu berfungsi untuk aktivitas gencarnya
dan juga gerakannya cepat. Seperti halnya dengan Paramecium sp yang memiliki gerakan yang cepat
dan juga genus Ciliata (memiliki rambut pendek seperti ekstensi). Cilia pada stylonychia sangat khusus
c. Habitat
Habitat Stylonychia mytilus biasanya terdapat pada air tawar dan tanah, ditemukan pada lumut, dan
juga diantara partikel sedimen. Selain itu, mereka juga biasanya berenang di/melalui vegetasi yang
d. Klasifikasi
Kingdom : eukariyota
Divisi : Choromalveolata
Kelas : Spirotrichea
Ordo : Sporadotrichida
Family : Oxytrichidae
Genus : Stylonychia
a. Morfologi
Spirostomum sp merupakan genus dari protista dan juga kelas dari Heterotrichea.Anggota genus ini
sangat kontraktil. Ketika terkejut, Spirostomum ambiguum dapat kontrak sampai kurang dari setengah
panjang diperpanjang dalam waktu 1/200 per detik (kecepatan kontraksi mirip dengan yang ada pada
Vorticella Ciliata). Seperti kontrak, korteks sel liku dan melebar, dan struktur spiral nya menjadi terlihat.
Mekanisme kontraktilitas Spirostomum yang pertama kali dipelajari oleh Ernst Haeckel pada tahun
1873 dan terus menarik perhatian ilmiah. Spesies tertentu telah terbukti sensitif terhadap keberadaan
logam berat, dan telah digunakan oleh ahli ekologi sebagai indikator kemurnian air.
b. Anatomi
Ciri-cirinya memanjang, fleksibel dan juga sangat kontraktil. Meskipun uniseluler, anggota dari
beberapa spesies dapat tumbuh selama 4 mm. Tubuh selnya panjang dan seperti cacing. Penampangnya
seperti silinder tetapi dapat diratakan pada ujung ekornya. Vakuola ekskretoris posterior besar dan
dapat mengisi seluruh “ekor”. Cilia pada sel tubuhnya pendek dan juga dapat diatur dalam baris
membujur. Panjang peristome nya bervariasi antar spesies dan sekitar ¼ sebanyak 2/3 panjang selnya.
Peristome dibatasi dengan membarn yang digunakan untuk menyalurkan partikel makanan ke rongga
mulut makhluk itu. Para makronukleus mungkin moniliform (seperti string manik-manik) atau oval tetapi
tergantung pada spesies. Spirotomum bereproduksi dengan pembelahan biner. Reproduksi mungkin
murni aseksual atau mungkin mengikuti konjugasi dimana individu kawin dengan cara berkumpul dan
mentransfer materi genetiknya pada rantai sitoplasma. Anggota genus sangat kontraktil.
c. Habitat
d. Klasifikasi
Kingdom : Eukaryota
Filum : Ciliophora
Kelas : Heterotricha
Famili : Spirostomidae
Genus : Spirostomum
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu organisme yang tergolong protozoa pada
beberapa sampel air yang tergenang yaitu pada air sawah terdapat Paramecium sp, pada air dasar
kolam/aquarium terdapat Euglena viridis, pada air comberan/air got terdapat Stylonychia mytilus, dan
pada air lendir (yang terdapat pada wc/kamar mandi) terdapat Spirostomum sp.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan
lebih memperhatikan kondisi bahan, agar organisme yang diamati lebih banyak
DAFTAR PUSTAKA