2016
GRI
412
Daftar Isi
Pendahuluan 3
Rujukan 10
Tanggung Standar ini dikeluarkan oleh Global Sustainability Standards Board (GSSB).
jawab Tanggapan terkait Standar GRI dapat dikirimkan ke standards@globalreporting.org
untuk dipertimbangkan GSSB.
Ruang lingkup GRI 412: Penilaian Hak Asasi Manusia menetapkan persyaratan pelaporan mengenai topik
penilaian hak asasi manusia. Standar ini dapat digunakan oleh organisasi dari berbagai
ukuran, jenis, sektor, atau lokasi geografis yang ingin melaporkan dampaknya terkait
dengan topik ini.
Rujukan Standar ini untuk digunakan bersama-sama dengan versi terbaru dari dokumen-
normatif dokumen berikut.
GRI 101: Landasan
GRI 103: Pendekatan Manajemen
Daftar Istilah Standar GRI
Tanggal Standar ini berlaku untuk laporan atau materi lain yang dipublikasikan pada atau setelah
berlaku tanggal 1 Juli 2018. Pemberlakuan lebih awal dianjurkan.
Catatan: Dokumen ini mencakup pranala ke Standar lainnya. Di sebagian besar browser, menggunakan ‘ctrl’ + klik
akan membuka tautan eksternal di jendela browser baru. Setelah mengeklik tautan, gunakan ‘alt’ + panah kiri
untuk kembali ke tampilan sebelumnya.
Terdapat tiga Standar universal yang berlaku pada setiap GRI 412: Penilaian Hak Asasi Manusia adalah
organisasi yang menyusun laporan keberlanjutan: Standar GRI topik spesifik dalam seri 400
GRI 101: Landasan (topik Sosial).
GRI 102: Pengungkapan Umum
GRI 103: Pendekatan Manajemen B. Menggunakan Standar GRI dan membuat klaim
GRI 101: Landasan adalah titik awal untuk Terdapat dua pendekatan dasar dalam menggunakan
penggunaan Standar GRI. Dokumen tersebut Standar GRI. Untuk masing-masing cara menggunakan
memiliki informasi penting tentang cara Standar, ada klaim atau pernyataan penggunaan yang
menggunakan dan merujuk Standar. sesuai, yang wajib disertakan oleh sebuah organisasi
dalam setiap materi yang diterbitkan.
Ekonomi Lingkungan Sosial Lihat Bagian 3 dari GRI 101: Landasan untuk
Standar informasi lebih lanjut tentang cara menggunakan
topik spesifik GRI GRI GRI Standar GRI, dan klaim tertentu yang diperlukan
200 300 400 organisasi untuk dimasukkan dalam materi yang
dipublikasikan.
Pilih dari standar-standar ini untuk melaporkan
pengungkapan spesifik untuk setiap topik material
Panduan. Bagian-bagian ini mencakup informasi Selain itu, organisasi dapat mengintegrasikan kriteria
latar belakang, penjelasan, dan contoh-contoh untuk hak asasi manusia dalam penyaringan, atau memasukkan
membantu organisasi lebih memahami persyaratan. kriteria hak asasi manusia dalam persyaratan kinerja ketika
membuat kontrak dan perjanjian dengan pihak lain, seperti
Sebuah organisasi diwajibkan untuk mematuhi semua usaha patungan dan anak perusahaan.
persyaratan yang berlaku untuk mengklaim bahwa
laporannya telah disusun sesuai dengan Standar GRI. Pengungkapan dalam Standar ini dapat memberikan
Lihat GRI 101: Landasan untuk informasi lebih lanjut. informasi tentang pendekatan organisasi untuk
mencegah dan memitigasi dampak negatif terhadap
hak asasi manusia.
D. Konteks latar belakang
Standar GRI lainnya berurusan dengan hak asasi manusia
Dalam konteks Standar GRI, dimensi sosial dari khusus (seperti GRI 408: Pekerja Anak atau GRI 411:
keberlanjutan menyangkut dampak organisasi pada Hak-Hak Masyarakat Adat). Selain itu, penilaian terhadap
sistem sosial di tempat organisasi beroperasi. pemasok untuk dampak terkait hak asasi manusia dapat
dilaporkan dengan GRI 414: Penilaian Sosial Pemasok.
GRI 412 membahas tentang topik penilaian hak asasi
manusia. Standar internasional yang menetapkan
ekspektasi atas perilaku yang bertanggung jawab untuk
organisasi sesuai dengan hak asasi manusia adalah ‘Prinsip-
Prinsip Bisnis dan Hak Asasi Manusia’ Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), yang disahkan oleh Dewan Hak
Asasi Manusia PBB pada tahun 2011.
Oleh karena itu, Standar topik spesifik ini dirancang untuk digunakan bersama dengan GRI 103: Pendekatan Manajemen
untuk memberikan pengungkapan penuh dari dampak organisasi. GRI 103 menjelaskan cara melaporkan pendekatan
manajemen dan informasi apa yang diberikan.
Persyaratan pelaporan
1.1 Organisasi pelapor harus melaporkan pendekatan manajemennya terhadap penilaian hak asasi
manusia dengan menggunakan GRI 103: Pendekatan Manajemen.
Panduan
Pengungkapan 412-1
Operasi-operasi yang telah melewati tinjauan hak asasi manusia atau
penilaian dampak
Persyaratan pelaporan
412-1 a. Jumlah total dan persentase operasi yang telah melewati tinjauan hak asasi manusia atau penilaian
dampak hak asasi manusia, berdasarkan negara.
Panduan
Latar belakang
Informasi yang dilaporkan untuk pengungkapan ini dapat
menunjukkan sejauh mana organisasi mempertimbangkan
hak asasi manusia ketika membuat keputusan di
lokasi-lokasi operasinya. Pengungkapan ini juga dapat
memberikan informasi untuk menilai potensi organisasi
untuk diasosiasikan dengan, atau untuk dianggap terlibat
dalam, pelanggaran hak asasi manusia.
Persyaratan pelaporan
Rekomendasi pelaporan
2.1 Ketika menyusun informasi yang dijelaskan dalam Pengungkapan 412-2, organisasi pelapor sebaiknya
menggunakan data dari Pengungkapan 102-7 dalam GRI 102: Pengungkapan Umum untuk mengidentifikasi
jumlah total karyawan.
Panduan
Persyaratan pelaporan
Rekomendasi pelaporan
2.2 Ketika menyusun informasi yang dijelaskan dalam Pengungkapan 412-3, organisasi pelapor sebaiknya:
2.2.1 memasukkan jumlah total perjanjian dan kontrak investasi yang signifikan yang diselesaikan selama
periode pelaporan yang memindahkan organisasi ke posisi kepemilikan di entitas lain, atau memulai
proyek investasi modal yang penting untuk rekening keuangan;
2.2.2 memasukkan hanya perjanjian dan kontrak yang signifikan dalam hal ukuran atau kepentingan strategis.
Panduan
Dokumen-dokumen berikut menginformasikan pengembangan Standar ini dan dapat membantu dalam memahami
dan menerapkannya.
‘Deklarasi mengenai Prinsip-Prinsip Fundamental dan Hak-Hak di Tempat Kerja’ ILO, dibuat berdasarkan delapan
Konvensi inti ILO1:
3. Konvensi 29 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi tentang Kerja Paksa’, 1930.
4.
Konvensi 87 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk
Berorganisasi’, 1948.
5.
Konvensi 98 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi Hak-Hak untuk Berorganisasi dan Berunding
Bersama’, 1949.
6. Konvensi 100 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi Kesetaraan Upah’, 1951.
7. Konvensi 105 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi tentang Penghapusan Kerja Paksa’, 1957.
8. Konvensi 111 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan)’, 1958.
9. Konvensi 138 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi Usia Minimum’, 1973.
10. Konvensi 182 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi Bentuk Terburuk Pekerja Anak’, 1999.
Konvensi-konvensi regional yang berpegang teguh pada prinsip universalitas dalam Undang-undang Hak Asasi Manusia
Internasional, untuk wilayah-wilayah tempat organisasi pelapor beroperasi, termasuk:
11. Piagam Uni Afrika, ‘Piagam Afrika mengenai Hak Asasi Manusia’, 1981.
12. Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia, ‘Konvensi Eropa untuk Perlindungan Hak Asasi Manusia dan
Kebebasan Dasar’, 1950.
13. Liga Negara-Negara Arab, ‘Piagam Arab mengenai Hak Asasi Manusia’, 1994.
14. Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS), ‘Konvensi Amerika mengenai Hak Asasi Manusia’, 1969.
Konvensi yang melindungi hak-hak individu yang dapat terkena dampak pekerjaan organisasi, termasuk tapi tidak
terbatas pada:
15. Konvensi 107 Organisasi Buruh Internasional (ILO), ‘Konvensi Masyarakat Adat’, 1957.
16. Konvensi Buruh Internasional (ILO) 169, ‘Konvensi Masyarakat Hukum Adat’, 1991.
1 Konvensi 100 dan 111 berkaitan dengan non-diskriminasi; Konvensi 87 dan 98 berkaitan dengan kebebasan berserikat dan perundingan kolektif;
Konvensi 138 dan 182 berkaitan dengan penghapusan pekerja anak; dan Konvensi 29 dan 105 berkaitan dengan pencegahan kerja paksa atau
wajib kerja.
Terjemahan Indonesian ini dilakukan oleh Language Scientific dan telah ditinjau
oleh individu berikut:
Josephine Satyono, Executive Director, Indonesia Global Compact Network (IGCN), Indonesia, Chair of
the Peer Review Committee
Louise Gerda Pessireron, Manager of Project Management & Evaluation, PT. Kaltim Prima Coal, Indonesia
Ricky Santana, Specialist Reporting & Data Management, External Affairs and Sustainable Development
Division, PT. Kaltim Prima Coal, Indonesia
Ali Darwin, Chairman Board of Director and also Executive Director of National Center for Sustainability
Reporting (NCSR), Indonesia
Bob Eko Kurniawan, Country Program Manager, GRI Office, Indonesia
Semerdanta Pusaka, Sinta Kaniawati, Timotheus Lesmana Wanadjaja, Yaya Winarno Junardy
Standar Pelaporan Keberlanjutan GRI ini dikembangkan dan disiapkan dalam bahasa Inggris. Walaupun berbagai
upaya telah dilakukan untuk memastikan keakuratan terjemahan ini, naskah dalam bahasa Inggris tetap merupakan
naskah yang bersifat otoritatif jika ada pertanyaan atau perbedaan yang muncul dari terjemahan. Versi terbaru
Standar GRI berbahasa Inggris dan semua pembaruan terhadap versi bahasa Inggris dipublikasikan dalam situs
web GRI (www.globalreporting.org).
PO Box 10039 Global Reporting Initiative, GRI dan logonya, GSSB dan logonya, serta GRI
Sustainability Reporting Standards (Standar GRI) adalah merek dagang dari
1001 EA Stichting Global Reporting Initiative.