Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER

MENDESAIN PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER

Dosen Pengampu : Asmi faiqotul h

OLEH KELOMPOK 5 :

Widayanti Wahyu Lestari (T20194136)

Sahratul Jannah (T20194123)

Lutvi Ayu Wulandari (T20194127)

Alya fahrial Anwar (T20194151)

Muhammad Hakiki (T20194116)

Izza Maghfiroh (T20194136)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


OKTOBER 2019

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa dan dengan ridlo-Nya pula
kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan harapan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, selain itu penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan melengkapi bahan-bahan studi ilmiah tentang konsep
dasar bahasa indonesia Penulis menyadari bahwa materi yang disajikan dalam
makalah ini masih belum sempurna dan mempunyai banyak kekurangan. Tak ada
yang sempurna di dunia ini dan kesempurnaan hanyalah milik Allah, begitu juga
dengan kekurangan yang ada dalam makalah ini, makalah ini belum bisa sempurna
tanpa adanya kritik dari para pembaca dan saran yang membangun dan bisa
membantu kami untuk menyempurnakanya.

Dan juga untuk yang terakhir, penulis berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat
bagi para pembaca, agar bisa menambah pengetahuan serta wawasan dalam
pengetahuan tentang mendesain proses pembelajaran berbasis karakter.

Jember, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................
C. Tujuan...........................................................................................
II. PEMBAHASAN
A. Teori Kurikulum...........................................................................
B. Fungsi Kurikulum.........................................................................
C. Kurikulum Berbasis Karakter......................................................
D. Proses Pembelajaran Berbasis Karakter......................................
III. PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. KATA PENGANTAR

Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang


memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi
sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan disetiap
jenjang termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai
tujuan tersebut.

Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga


mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan
masyarakat. Dan untuk itu perlu adanya pengembangan pembelajaran berbasis
karakter guna menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Untuk itu
perlu kita pelajari cara mendesain proses pembelajaran berbasis karakter

B. RUMUSAN MASALAH
1. teori Kurikulum
2. Apa saja fungsi kurikulum
3. Seperti apa kurikulum berbasis karakter
4. Bagaimana proses pembelajaran berbasis karakter
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui teori kurikulum
2. Untuk mengetahui fungsi kurikulum
3. Untuk mengetahui kurikulum berbasis karakter
4. Untuk mengetahui proses pembelajaran berbasis karakter
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI KURIKULUM
Menurut para ahli, keberadaan teori kurikulum belum mantap atau
dengan kata lain belum bisa dibentuk. Meskipun demikian, banyak ahli yang
menyumbangkan buah pikirannya agar terbentuk teori kurikullum yang
akurat. Karenanya, upaya-upaya ke arah terjadinya suatu teori kurikullum
sebagai science of curriculum (sebagai disiplin imu) terus dikembangkan
Kesulitan-kesulitan dalam menjadikan teori kurikulum disebabkan berbagai
faktor, antara lain karena para ahli yaitu
a. James B. Macdonald, mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum
merupakan an historical accident yang berlangsung secara kebetulan, acak
dan tidak sstematis. Pemikiran mengenai kurikulum tidak dilakukan
secara sistematis berdasarkan apa yang dicapai sebelumnya. Karenanya,
pengembangan kurikullum mesti didahului dengan pembentukan sistem
dan model konseptual yang seterusnya diuji melalui penelitian empiris
yang sistematis(Nasution, 1993:175).
b. Colin Mars dan Ken Staffford(1984:22-23) menyatakan bahwa:
membangun teori kurikulum itu merupakan pekerjaan sulit.
Mempertimbangkan berarti mengingat teori-teori yang sudah berhasil
dibentuk ternyata memerlukan usaha yang keras. Teori-teori ilmu
pengetahuan seperti dalam bidang fisika dan biologi telah dikembangkan
selama berabad-abad.
c. J. S. Man(Pinar, 1974:149) berpendapat bahwa saat ini belum ada disiplin
teori kurikulum, namun diyakini bahwa sudah tersedia banyak bahan
berupa buah pikiran ahli kurikulum guna membentuk teori tersebut.
Kesimpulan dari pendapat-pendapat diatas adalah terdapat bermacam-
macam alasan mengapa sulit membuat teori kurikulum. Pertama, belum
terdapat definisi kurikulum yang diterima secara umum. Definisi tersebut
mencakup dari hal yang sempit (berupa matapelajaran) sampai yang luas,
yakni meliputi semua kehidupan manusia. Kedua, belum bisa ditentukan
dengan jelas mengenai batas-batas materi yang menjadi wilayah penelitianya.

Kembali kepada teori kurikulum, pada dasarnya bukanlah hal yang


stabil atau mantap keberadaanya, sebaaimana diungkapkan di muka, namun ia
slalu berkembang mengikuti perkembangan sains dan teknologi. Seperti hal
nya dalam mengambil keputusan praktis lainnya, teori dapat dimanfaat kan
dalam pengambilan keputusan praktik (pelaksanaan) sistem kurikulum dan
sistem pendidikan yang memang memerlukan sifat elektif. Ituberarti, dalam
mengambil keputusan praktis kurikulum maupun pendidikan harus didsarkan
pada penembangan beberapa teori kurikulum maupun pendidikan harus
didasarkan pada pengembangan beberapa teori kurikulum dari berbagai
aliran1.

B. FUNGSI KURIKULUM

Sebelumnya kita bicara mengenai fungsi kurikulum,terlebih dahulu


akan di jelaskan apa yang dimaksud dengan fungsi.kata fungsi berasal dari
bahasa inggris function yang mempunyai banyak arti,diantaranya berarti
jabatan,kedudukan,kegiatan dan sebagainya.

Dalam kalimat bahasa Indonesia kata fungsi,tugas, dan tujuan kadang-


kadang agak rancu kalimat tersebut akan menjadi jelas kalau ditandai dengan
kata depan sebagai berikut:
- Ali berfungsi sebagai guru,tugasnya mengajar,tujuannya untuk
1
Dr. Abdullah ldi, M.Ed, pengembangan kurikulum (Jakarta:AR-RUZZ MEDIA,2010),95-96
mencerdaskan siswa
- Amat berfungsi sebagai polisi, tugasnya mengamankan daerah,tujuannya
agar tercapainya ketenangan warga
Kalau subjeknyabukan person, Kegunaan kata fungsi agak berbeda,
missalnya:
- Pensil ini berfungsi sebagai alat untuk menulis.
- Pisau ini berfungsi sebagai alat untuk menyayat.
- Mobil ini berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Dengan kata lain kalau subjeknya adalah orang:
Fungsi = jabatan, kedudukan.
Tugas = kegiatan yang akan dilaksanakan.
Tujuan = sesuatu yang akan dicapai.
Kalau subjeknya bukan orang.
Fungsi = sebagai alat.
Tugas = sebagai alat.
Tujuan = sesuatu yang akan dicapai.
Kembali pada Bab satu bahwa definisi kurikulum adalah:
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajarannya
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
Atas dasar definisi tersebut maka dapat dikatakan fungsi kurikulum
itu berkaitan dengan komponen-komponen yang dimaksud dalam definisi
tersebut adalah:
a. Apakah seperangkat rencana tersebut sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai?
b. Apakah komponen materi yang tersusun dalam kurikulum itu sesuai
dengan tujuan yang dicapai?
c. Apakah metode (cara) yang dipilih berfungsi pula untuk mencapai tujuan
yang akan dicapai?
d. Apakah para penyelenggara pendidikan berfungsi pula dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan pendidikan?
Yang terkait dalam kurikulum sekolah secara langsung
ialah;guru,kepala sekolah,para penulis buku ajar,dan masyarakat. Berikut akan
dipaparkan seberapa jauh keterlibatan mereka dalam melaksanakan
kurikulum.

1. Fungsi Kurikulum Bagi Para Penulis


Para penulis buku ajar mestinya mempelajari terlebih dahulu
kurikulum yang berlaku pada waktu itu. Untuk membuat berbagai pokok
bahasan maupun sub poko bahasan, hendaknya penulis buku ajar
membuat analisis instruksional terlebih dahulu. Kemudian menyusun
Garis-Garis Besar Progam Pelajaran (GBPP) untuk mata pelajaran
tertentu, baru berbagai sumber bahan yang relavan. Sumber bahan
tersebut dapat berupa bahan cetak (buku,makalah,majalah,jurnal,Koran
hasil penelitian dan sebagainya), yang diambil dari para narasumber
,pengalaman penulis sendiri atau dari lingkungan. Perlu diingat bahwa
tidak semua bahan dari berbagai sumber tersebut dapat ditulis sebagai
bahan pelajaran. Yang perlu mendapat pertimbangan ialah kriteria-kriteria
sebagai berikut:
a. Bahan hendaknya bersifat pedagogis, artinya bahan hendaknya
berisikan hal-hal yang normative.
b. Bahan hendaknya bersifat psikologis, artinya bahan yang ditulis
memperhatikan kejiwaan peserta didik yang mempergunakannya bahan
disesuaikan dengan perhatian, minat, kebutuhan, dan perkembangan jiwa
anak.
c. Bahan hendaknya disusun secara didatis, artinya bahan yang tertulis
tersebut dapat diorganisir sedemikian rupa sehingga mudah untuk
diajarkan.
d. Bahan hendaknya bersifat yuridis, artinya bahan yang disusun jangan
sampai bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
1945,GBHN,Undang-Undang Pendidikan Nasional,Peraturan Pemerintah
No. 27,28,29, dan 30. Begitu juga bahan tidak bertentangan dengan
berbagai pengaturan-peraturan yang lain.
Kriteria penulisan bahan tentu saja menyesuaikan dengan kelas-
kelas yang bersangkutan. Bahan untuk sekolah dasar kriterianya akan
lebih ketat dari pada bahan untuk sekolah menengah. Apalagi untuk
perguruan tinggi, bahan disini hamper tidak difilter oleh berbagai kriteria,
sehingga menyebabkan luas bahan tidak terbatas.
Sebaiknya bahan pelajaran dari suatu buku yang dijadikan buku
wajib hendaknya diambil dari buku yang di tulis oleh suatu tim yang
isinya disahkan oleh yang berwenang.akan lebih baik lagi kalau bahan
tulis tersebut ditulis oleh tim guru yang bersangkutan dengan bimbingan
oleh ahli yang relevan.
Dulu bagi sebagian besar guru terutama guru sekolah dasar,buku
pegangan adalah segala-galanya. Mereka akan mengikuti halaman-
perhalaman untuk diajarkan tanpa menghiraukan buku banding yang lain.
2. Fungsi Kurikulum Bagi Guru

Bagi guru baru sebelum mengajar pertama-pertama yang perlu


dipertanyakan adalah kurikulumnya. Setelah kurikulum didapat
pertanyaan berikutnya adalah garis-garis besar program pengajaran,
setelah garis-garis besar ditemukan, barulah guru mencari berbagai
sumber bahan yang relevan atau yang telah ditentukan oleh Dep Diknas.
Sesuai dengan fungsinya bahwa kurikulum adalah seebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, maka guru mestinya mencermati tujuan
pendidikan yang akan dicapai oleh lenmbaga pendidikan dimana ia
bekerja.
Sebagai contoh akan dipaparka tujuan pendidikan sekolah menengah
umum diindonesia yang tertera pada PP No.29 bab 2 pasal 2 ayat 1 yang
berbunyi sebafai berikut : pendidikan menengah bertujuan meningkatkan
pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

Pada pasal 2 berbunyi sebagai berikut : pendidikan menengah umum


mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi. Peserta didik dan juga orang tua siswa sangat
mengharapkan agar setelah yang bersangkutan tamat dari SMA mereka
dapat melanjutkan ke pergurun tinggi negri. untuk dapat diterima di
perguruan tinggi peserta didik harus lulus ujian masuk perguruan tinggi
negri { UMPTKIN }.

Dengan demikian fungsi kurikulum untuk guru SMA berubah sebagai


alat untuk mengarahkan lulus EBTANAS dan EBTA kemudian cita-cita
terakhir untuk lulus UMPTN .

3. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah

Bagi kepala sekolah yang baru, yang dipelajari pertama kali adalah
tujuan lembaga yang akan dipimpinnya. Kemudian mencari kurikulum
yang berlaku sekarang untuk di pelajari terutama pada buku petunjuk
pelaksanaan. Selanjutnya tugas kepala sekolah melaksanakan supervisi
kurikulum. Supervise adalah semua usaha yangdilakukan super visor
dalam bentuk pemberian bantuan, bimbingan, pengarahan motivasi,
nasihat dan pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam proses belajar-mengajar yang pada gilirannya meningkatkan
hasil belajar siswa.
Supervisi dapat dilaksanakan dengan cara observasi, wawancara ,
dokumentasi dan sebagainya dengan demikian akan ditemukan berbagai
kelemahan guru dalam melaksanakan kurikulum, kemudian diadakan
pembinaan seperlunya, baik yang berupa pembinnaan bidang studi
maupun bidang administrasi kurikulum dengan harapan proses
pembelajaran maupun produknya akan lebih memusat.

4. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat


Kurikulum adalah alat produsen dari sekolah, sedang masyarakat
adalah konsumnennya. Sudah barang tentu antara produsen dan
konsumen harus sinkron. Kurikulum adalah output-nya harus dapat link
and match dengan kebutuhan masyarakat. Bagaimana fungsi kurikulum
sekolah dengan harapan masyarakat?
Kita lihat berbagai jenis kurikulum sekolah di Indonesia hubungannya
dengan harapan di masayrakat dapat di paparkan sebagai berikut:
a. Pendidikan umum kurikulumnya mengutamakan perluasan
pengetahun dan meningkatkan keterampilan dengan pengkhususan
yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan.
b. Pendidikan kejuruan kurikulumnya mempersiapkan peserta didik dapat
bekerja dalam bidang tertentu di masyarakat.
c. Pendidikan luar biasa kurikulumnya disediakan bagi peserta didik yang
menyandang kelainan untuk disiapkan agar dapat menyesuaikan dalam
kehidupan masyarakat2.
 Peran Kurikulum dalam pendidikan karakter :
1) Peranan Konservatif
2) Peran Kreatif
3) Peran Kritis dan Evaluatif
 Fungsi Kurikulum menurut McNeil (1990) :
2
Prof. Drs. H. Dakir, perencanaan dan pengembangan kurikulum, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya,2004)12-17
1) Fungsi Pendidikan Umum
2) Suplementasi
3) Eksplorasi
4) Keahlian
 Fungsi Kurikulum Bagi Siswa :
1) Fungsi Penyesuaian
2) Fungsi Integrasi
3) Fungsi Diferensiasi
4) Fungsi Persiapan
5) Fungsi Pemilihan
6) Fungsi Diasnotik

C. Kurikulum Pendidikan Berbasis Karakter


Pendidikan karakter dibutuhkan oleh seorang peserta didik agar dapat
mengembangkan karakter dalam pribadinya. Dimana pendidikan karakter
bertujuan untuk memberikan pemahaman bahwa setiap orang dalam menjalani
kehidupan dengan cara pandang nya masing-masing. Oleh karena itu siswa
harus ditanamkan sikap mental yang kuat dan madiri, sebagai sikap manusia
yang beriman dan berkepribadian.
Pendidikan karakter diharapkan mampu membantu siswa menjadi
pribadi yang berkarakter mandiri dan bertanggung jawab terhadap tingkah laku
kehidupan apabila lingkungannya dibentuk menurut karakter yang dikehendaki
oleh nilai-nilai agama dan kebudayaan yang positif.
Rumusan nilai pendidikan karakter yang dapat diterapkan yakni : Nilai
relligius, toleran, jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, menghargai
Prestasi, cinta damai, suka membaca, peduli sosial dan tanggung jawab.
Menurut Murni Yusuf
(http://www.pendidikankarakter.com/kurikulumpendidikan-karakter),
ada tiga cara mendidik karakter siswa, yaitu sebagai berikut :
1. Mengubah lingkungannya, melakukan pendidikan karakter dengan cara
menata peraturan serta konsekuensi di sekolah dan rumah.
2. Memberikan pengetahuan teoritis dan praktis, yaitu pengetahuan
bertingkah laku rasional dan agamis, yang diharapkan selalu
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengondisikan emosi siswa dan membina mentalitas pribadinya. Emosi
manusia merupakan 88% kendali dalam kehidupan manusia. Jika
mampu menyentuh emosinya dan memberikan informasi yang tepat,
informasi tersebut akan menetap dalam hidupnya.
4. Tumbuh dan kembangkan karakter-karakter sebagai berikut:
a. Karakter cinta tuhan dan segenp ciptaan-Nya;
b. Kemandirian dan tanggung jawab;
c. Kejujuran dan amanah, dan diploatis;
d. Hormat dan santun;
e. Dermawan, suka menolong, dan gotong rotong;
f. Percaya diri dan pekerja keras;
g. Kepemimpinan dan keadilan;
h. Baik dan rendah hati;
i. Toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Ada tiga program utama yang dapat dilaksanakan untuk mengimplementasikan


pendidikan karakter, yaitu sebagai berikut:

1) Training guru
2) Program kurikulum pendidikan karakter
3) Program bimbingan mental

D. Model Proses Pembelajaran Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai
-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi kompenen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan,dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai ini.
Proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari pendekatan, strategi,
metode, teknik dan taktik pembelajaran yang sudah terangkai menjadi satu
sehingga membentuk sebuah model pembelajaran.sebelum membahas lebih
lanjut mengenai model pembelajaran, kita akan membahas satu persatu
menegenai pendekatan, metode, teknik dan taknik pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran adalah komsep dasar yang mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoritis tertentu. Adapun metode pembelajaran adalah prosedur,
urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode adalah penjabaran dari
pendekatan dan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan
ke pencapaian tujuan.
Metode pembelajaran yang telah ditemukan, maka teknik
pembelajaran dapat dilaksanakan secara aplikatif, nyata, dan praktis saat
pembelajaran berlangsung. Dimana teknik adalah cara yang dipakai saat
pembelajaran. Dan kita bisa berganti-ganti teknik meskipun dengan metode
yang sama. Dimana penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
dinamakan model pembelajaran.
Strategi pembelajaran itu sendir menurut Kemp adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dkerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapa secara efektif dan efisien.
Apabila anatara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan bahkan
taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi suatu kesatuan yang utuh maka
dapat terbentuk suatu model pembelajaran. Dengan kata lain model
pembelajaran merupakan bungkus dari penerapan suatu pendekatan, metode
dan teknik pembelajaran.
Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil terdapat empat kelompok
model pembelajaran. Yaitu :
1.) Model interaksi Sosial
2.) Model pengolahan Informasi
3.) Model Personal-Humanistik
4.) Model modifikasi tingkah laku.
Dari berbagai uraian di atas seorang guru harus dapat melaksanakan
tugasnya dalam mendidik karakter peserta didik harus dapat memahamidan
memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1) Meskipun para ahli menyumbangkan buah pikirannya tetapi teori
kurikulumlah terbentuk secara akurat dikarenakan teori kurikulum selalu
berkembang mengikuti perkembangan –perkembangan teknologi dn sains
2) Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting sebab didalamnya
bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga
pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa serta bagaimana
mengorganisasi pengalamn itu sendiri.
3) Kurikulum tidak serta merta dibuat akan tetapi dalam penyusunan
kurikulum tersebut harus memperhatikan aspek-aspek terutama yang
berhubungan dengan siswa itu sendiri dimana salah satunya
memperhatikan nilai-nilai pendidikan
4) Dalam sebuah proses pembelajaran tentunya ada interaksi-interaksi
didalamnya yang mana sebuah karakter dibentuk maka dari itu proses
pembelajarn harus didesain sebaik mungkin.
B. SARAN
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya
keterbayasan waktu, tenaga, dan pikiran dari pemakalah. Melalui makalah ini
kami berharap semoga pembahasan mengenai desain proses pembelajaran
berbass karakter bisa bermanfaat bagi para pembaca. Sebagai penyusun kami
memohon maaf apabila masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan
makalah ini, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran bagi pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya Wina, Kurikulum dan pembelajaran, Jakarta,Kencana, 2008.

Idi Abdullah, Pengembangan Kurikulum:Teori dan Praktik, Jakarta, Ar-Ruzz Media,


2010

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta, Kencana, 2011

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta, PT.Rineka Cipta, 2004

http://www.pendidikankarakter.com/kurikulumpendidikan-karakter

Anda mungkin juga menyukai