Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM DASAR KESMAS

PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

REGULER A
KELOMPOK 4
FITRAH J1A1 18 009
ELFIANA J1A1 18 017
NUZUL WIJAYA J1A1 18 024
NINGSIH SAPUTRI J1A1 18 027
ASTRY RABIUL KAUTSAR J1A1 18 030
ADELIA PRATIWI J1A1 18 038
UMNIYATUL UMROH J1A1 18 061
AULIA HARDIANA J1A1 18 069
NIDYA PRATIWI J1A1 18 073
FITRAH AMALIA J1A1 18 079
ASGITA BUANGIN J1A1 18 088
YUNI J1A1 18 097
INDRIYANTI WAHYUNI J1A1 18 103

LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Laporan Praktikum ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Kebisingan”.
Laporan Praktikum ini berisikan tentang penjelasan mengenai “Hasil
Praktikum Kebisingan”. Diharapkan Laporan Praktikum ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa Laporan Praktikum ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan Laporan Praktikum ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Laporan Praktikum ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Kendari, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Dasar Teori.........................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................4
C. Prinsip Alat.........................................................................................................4
II. ALAT DAN BAHAN.............................................................................................5
A. Alat.....................................................................................................................5
B. Bahan..................................................................................................................5
C. Cara kerja............................................................................................................5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................6
A. Hasil....................................................................................................................6
B. Pembahasan........................................................................................................8
KESIMPULAN............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
LAMPIRAN...............................................................................................................11

iii
I. PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengar
dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari
sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut merambat melalui media
udara atau penghantar lainnya, dan manakala bunyi atau suara tersebut tidak
dikehendaki timbul di luar kemauan orang yang bersangkutan, maka bunyi-
bunyian atau suara tersebut dinyatakan sebagai kebisingan. Jadi kebisingan
adalah bunyi /suara yang tidak dikehendaki, yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran (Heinz, 2011)

Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber


dari alat-alat proses produksi dan/ atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13, 2011).

Kebisingan merupakan masalah yang sampai sekarang belum bisa


ditanggulangi secara baik karena merupakan salah satu faktor yang diabaikan
dari lingkungan kerja sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan
para pekerja (Rahmawati, 2015)

Kebisingan bisa mengganggu karena frekuensi dan volumenya. Sebagai


contoh, suara berfrekuensi tinggi lebih mengganggu dari suara berfrekuensi
rendah. Untuk menentukan tingkat bahaya dari kebisingan, maka perlu
dilakukan monitoring dengan alat:

1. Noise level Meter dan Noise Analyzer (untuk mengidentifikasi paparan)


2. Peralatan audiometric, untuk mengetes secara periodic selama paparan
dan untuk menganalisis dampak paparan pada pekerja.

1
Berdasarkan Peraturan Menteri No.13/Men/X/Tahun 2011 tentang Nilai
Ambang Batas (NAB) faktor fisika dan kimia di tempat kerja, di
dalamnya ditetapkan NAB kebisingan sebesar 85 dBA sebagai intensitas
tertinggi dan merupakan nilai yang masih dapat diterima oleh pekerja
tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam
pekerjaan untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu, sehingga intensitas kebisingan di bagian Weaving Loom
melebihi nilai ambang batas maka tenaga kerja diperkenankan bekerja
hanya 15 menit di tempat kerja tapi dalam kenyataanya tenaga kerja
bekerja 8 jam perhari dengan waktu istirahat 1 jam.
Ada beberapa macam peralatan pengukuran kebisingan, antara lain
sound survey meter, sound level meter, octave band analyzer, narrow
band analyzer, dan lain-lain.
Sound Level Meter (SLM) adalah instrument dasar yang digunakan
dalam pengukuran kebisingan. SLM terdiri atas mikropon dan sebuah
sirkuit elektronik termasuk attenuator, 3 jaringan perespon frekuensi,
skala indicator dan amplifier. Tiga jaringan tersebut distandarisasi
sesuai standar SLM. Tujuannya adalah untuk memberikan pendekatan
yang terbaik dalam pengukuran tingkat kebisingan total. Respon
manusia terhadap suara bermacam-macam sesuai dengan frekuensi dan
intensitasnya. Telinga kurang sensitive terhadap frekuensi lemah
maupun tinggi pada intensitas yang rendah. Pada tingkat kebisingan
yang tinggi, ada perbedaan respon manusia terhadap berbagai frekuensi.
Tiga pembobotan tersebut berfungsi untuk mengkompresi perbedaan
respon manusia.

2
Kebisingan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia
yang terpapar dan dapat dikelompokan secara bertingkat sebagai
berikut:
a. Gangguan Fisiologis
Seseorang yang terpapar bising dapat menggangu, lebih-lebih
yang terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba dan tak terduga.
Gangguan dapat terjadi seperti, peningkatan tekanan darah,
peningkatan denyut nadi, basa metabolisme, kontraksi pembuluh
darah kecil, dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
b. Gangguan Psikologis
Seseorang yang terpapar bising dapat teganggu kejiwaanya,
berupa stres, sulit berkonsentrasi dan lain-lain, dengan akibat
mempengaruhi kesehatan organ tubuh yang lain.
c. Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi yaitu gangguan pembicaraan akibat
kebisingan sehingga lawan bicara tidak mendengar dengan jelas.
Untuk rnengatasi pembicaraan perlu lebih diperkeras bahkan
berteriak.
d. Gangguan keseimbangan
Kebisingan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan gangguan
keseimbangan yang berupa kesan seakan-akan berjalan di ruang
angkasa.
e. Ketulian
Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh
kebisingan, maka gangguan yang paling serius adalah ketulian.
Ketulian akibat bising ada tiga macam yaitu, tuli sementara, tuli
menetap, trauma akustik. Sumber bising ialah sumber bunyi yang
kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber
bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan
dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan,

3
alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah
tangga. Di industri, sumber kebisingan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 macam, yaitu mesin, vibrasi, pergerakan udara, gas dan
cairan.
B. Tujuan
1. Mahasiswa terampil dalam melakukan pengukuran tingkat kebisingan
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis dari hasil pengukuran yang
diperoleh
3. Mahasiswa mampu melakukan penilaian dari hasil data yang diperoleh

C. Prinsip Alat
Prinsip kerja Sound Level Meter ialah didasarkan pada getaran yang
terjadi. Apabila ada objek atau benda yang bergetar, maka akan menimbulkan
terjadinya sebuah perubahan pada tekanan udara yang kemudian akan
ditangkap oleh system peralatan, lalu selanjutnya jarum analog akan
menunjukkan angka jumlah dari tingkat kebisingan yang dinyatakan dengan
nilai dB.
Pada umumnya SLM akan diarahkan ke sumber suara, setinggi
telinga, agar bisa menangkap kebisingan yang telah tercipta. Untuk keperluan
mengukur nilai kebisingan pada suatu ruang kerja, pencatatan dilaksanakan
satu shift kerja penuh dengan beberapa kali pencatatan dari SLM.

4
Keterangan:
1. Electric condenser microphone 6. Range selector
2. Display 7. Signal output terminal
3. Power switch & output type selector 8. Battery compartment
4. A/C weighting & calibration selector 9.Range upper/lower indicator
5. Time weighting (fast/slow) 10. Calibration VR

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Sound Level Meter
SL-4001.

5
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sumber suara.

C. Cara kerja
Cara kerja alat Sound Level Meter SL-4001:
1. Dipindahkan tombol Off/On ke posisi On (3-3).
2. Dipilih range (3-4) pada range A atau C (jika ingin mengukur respon
pendengaran manusia atau kebisingan lingkungan, pilih A; jika ingin
mengetahui kebisingan mesin yang sifatnya datar/tetap, pilih C).
3. Untuk Time weighting (3-5) berada di posisi fast

6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari praktikum mengenai kebisingan pada jalanan depan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo pada tanggal 11 maret 2020
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Pengukuran pada pagi hari diambil pada jam 07.00, mewakili jam
06.00-09.00 (L1)

60,0 51,3 81,0 61,8 64,3 54,3 66,9 54,9 52,4 69,0
59,2 50,1 66,6 59,8 58,7 55,5 58,5 50,0 52,9 62,5
62,5 49,7 64,7 63,8 51,3 62,7 69,7 52,1 56,7 55,0
70,0 50,3 54,7 68,2 52,4 68,3 61,3 53,4 59,9 61,4
67,5 53,0 65,6 69,9 57,9 57,2 64,5 57,4 53,3 75,5
58,6 57,2 70,7 58,6 56,2 63,4 58,4 62,1 51,9 58,9
61,2 59,9 62,6 56,7 65,4 59,8 62,8 70,5 53,7 64,1
58,2 72,6 69,0 68,7 66,9 61,7 67,6 65,6 60,8 79,0
65,3 67,3 63,7 64,5 62,0 65,8 59,6 67.4 68,8 69,9
62,9 58,9 65,4 70,4 57,7 62,8 54,0 63,4 66,5 57,6
62,4 60,7 59,6 63,7 69,2 53,6 57,1 57,6 60,5 65,6
54,8 67,5 64,0 59,2 56,1 63,5 56,0 68,7 72,1 68,6

Tabel 2. Pengukuran pada siang hari diambil pada jam 10.00, mewakili jam
09.00-11.00 (L2)

7
62,8 56,9 60,1 66,6 58,9 60,3 57,5 62,6 67,3 58,9
81,2 64,3 66,5 62,8 62,0 65,5 58,5 58,0 63,6 54,1
59,8 63,3 67,2 70,8 67,7 68,0 57,2 59,1 58,6 54,1
56,9 66,5 60,6 63,5 56,8 60,1 58,5 61,3 68,1 64,8
65,6 60,6 63,8 58,8 70,2 62,2 77,4 63,9 67,7 55,3
63,9 69,3 68,8 65,8 56,2 55,1 66,2 60,2 78,7 49,3
64,8 60,5 56,8 65,1 68,5 64,5 61,5 65,2 62,9 50,8
62,9 62,0 60,1 71,1 56,7 59,0 64,5 57,3 60,7 55,3
70,5 60,6 56,0 57,0 58,8 64,6 73,1 58,9 73,9 65,2
62,5 53,9 58,4 56,5 59,1 65,2 57,7 61,5 67,8 55,9
55,7 55,7 56,6 61,8 60,1 59,6 58,7 61,6 64,2 54,6
72,4 60,2 58,7 67,9 67,3 61,3 59,2 58,0 61,4 55,3

Tabel 3. Pengukuran pada sore hari diambil pada jam 15.00, mewakili jam
14.00-17.00 (L3)

57,6 62,7 72,5 60,2 58,8 51,8 65,9 65,8 62,4 60,2
69,5 66,6 60,2 64,7 75,6 52,8 64,7 64,2 56,8 67,2
52,4 85,3 55,4 74,8 64,7 58,8 60,8 53,1 53,8 59,5
68,4 73,9 70,5 73,0 62,3 73,8 62,4 63,6 49,6 58,0
54,2 67,8 70,0 58,0 62,5 58,2 68,2 70,9 57,1 60,5
68,4 57,7 62,6 58,3 52,3 59,1 60,8 61,7 65,8 54,2
56,2 59,0 60,4 57,0 50,9 61,3 63,4 61,5 61,7 70,0
61,1 68,8 73,4 60,9 60,4 60,3 71,1 59,5 59,2 64,4
68,6 65,0 71,5 54,9 61,2 57,8 57,5 65,9 67,2 66,1
60,2 60,0 61,1 64,9 59,2 61,2 59,8 61,9 55,4 58,9
71,0 69,7 65,5 68,3 65,9 61,9 58,7 60,3 53,4 68,3
61,8 67,6 57,9 54,4 54,4 71,0 54,4 56,9 61,5 65,8

B. Pembahasan
Dalam praktikum yang dilakukan pada tanggal 11 maret 2020 yang
dilaksanakan di jalanan depan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Halu Oleo. Pengukuran tingkat kebisingan ini menggunakan alat yang disebut
Sound Level Meter. Pengukuran dilakukan di 3 waktu berbeda yaitu pertama
diwaktu pagi hari pada jam 07.00, mewakili jam 06.00-09.00, kedua diwaktu

8
siang hari pada jam 10.00, mewakili jam 09.00-11.00, dan ketiga diwaktu sore
hari pada jam 15.00, mewakili jam 14.00-17.00. Pengukuran dilakukan
selama 10 menit dengan waktu ukur setiap 5 detik. Adapun untuk standart
kebisingan yang sesuai dengan keputusan menteri lingkungan hidup no. 48
tahun 1996, baku mutu tingkat kebisingan pada fasilitas umum adalah 60 dB.
Pengukuran kebisingan dilakukan oleh kelompok 4 di jalanan depan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo. Dari hasil pengukuran
intensitas kebisingan yang dilakukan, jalanan depan Fakultas Kesehatan
Masyarakat merupakan tempat yang memiliki intensitas kebisingan yang
cukup tinggi yaitu pengukuran pada pagi hari di peroleh 61,645 dB, pada
siang hari 61,7975 dB, dan pada sore hari 62, 415834. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa tingkat kebisingan tertinggi yaitu pada sore hari, dan tingkat
kebisingan ter rendah yaitu pada pagi hari. Dari ketiga hasil pengukuran
tersebut tidak satupun yang sesuai dengan NAB (Nilai Ambang Batas) yang
telah ditetapkan yaitu 60 dB.
Adapun akibat dari tingkat kebisingan yang tinggi bagi kesehatan dapat
mengakibatkan gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan
komunikasi, gangguan keseimbangan, dan ketulian.

KESIMPULAN
Berdasarkan standart kebisingan yang sesuai dengan keputusan menteri
lingkungan hidup no. 48 tahun 1996, baku mutu tingkat kebisingan pada fasilitas
umum adalah 60 dB. Data yang diperoleh pada pagi hari di peroleh 61,645 dB, pada
siang hari 61,7975 dB, dan pada sore hari 62, 415834. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat kebisingan tertinggi yaitu pada sore hari, dan tingkat
kebisingan ter rendah yaitu pada pagi hari. Adapun akibat dari tingkat kebisingan
yang tinggi bagi kesehatan dapat mengakibatkan gangguan fisiologis, gangguan
psikologis, gangguan komunikasi, gangguan keseimbangan, dan ketulian.

9
DAFTAR PUSTAKA
Frick. Heinz.2011. Dasar Arsitektur Ekologis. Konisius: Yogtakarta. Halaman 45-48.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011. Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. 28 Oktober 2011.
Jakarta: Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Peraturan Menteri. No.13/Men/X/Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas (NAB)
Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja

10
Rahmawati, E. D. A. 2015. Dampak Intensitas Kebisingan Terhadap Gangguan
Pendengaran (Auditory Effect) Pada Pekerja di Pabrik I PT. Petrokimia Gresik.
Skripsi. Jember: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

LAMPIRAN

11
12

Anda mungkin juga menyukai