Oleh :
Ai Syahwa
Rima Rostiana
Firda Aulia
Lina Marlina
Tia Nabila
Wini Alfitriani
Hilmi Mauladi
MA AL-QUDSIYYAH
Gunung Papandayan
Gunung Papandayan
Titik tertinggi
Geografi
Gunung Papandayan
Garut, Jawa Barat, Indonesia
Geologi
Keaneragaman Hayati
Potensi flora di dalam kawasan gunung ini di antaranya Pohon Suagi (Vaccinium valium),
Edelweis (Anaphalis javanica), Puspa (Schima walichii), Saninten (Castanea argentea),
Pasang (Quercus platycorpa), Kihujan (Engelhardia spicata), Jamuju (Podocarpus
imbricatus ), dan Manglid (Magnolia sp ). Sedangkan potensi fauna kawasan di antaranya
Babi Hutan ( Sus vitatus ), Trenggiling (Manis javanicus), Kijang (Muntiacus muntjak),
Lutung (Trachypitecus auratus ) serta beberapa jenis burung antara lain Walik (Treron
griccipilla ), dan Kutilang ( Pycononotus aurigaste )[3]
Gunung Papandayan mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp
Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.
Potensi Wisata
Daya tarik Wisata Beberapa lokasi yang menarik dan sering dikunjungi wisatawan di
antaranya: • Kawah Papandayan Merupakan komplek gunung berapi yang masih aktif seluas
10 Ha. Pada komplek kawah terdapat lubang-lubang magma yang besar maupun kecil, dari
lubang-lubang tersebut keluar asap/uap air hingga menimbulkan berbagai macam suara yang
unik. • Blok Pondok Saladah Merupakan areal padang rumput seluas 8 Ha, dengan ketinggian
2.288 meter di atas permukaan laut. Di daerah ini mengalir sungai Cisaladah yang airnya
mengalir sepanjang tahun. Lokasi ini sangat cocok untuk tempat berkemah. • Blok Sumber
Air Panas Letaknya di perbatasan Blok Cigenah, sumber air panas ini mengandung belerang
dan berhasiat dalam penyembuhan penyakit kulit terutama gatal-gatal. Secara keseluruhan
kawasan ini memiliki panorama alam yang indah dengan lingkungan yang relatif masih utuh
dan alami yang ditunjang dengan kesejukan udara. Kegiatan Wisata Alam yang dapat
dilakukan: 1. Menikmati keindahan dan keunikan alam 2. Lintas alam 3. Berkemah 4.
Memotret 5. Mandi air yang mengandung belerang, untuk pengobatan penyakit kulit.
Letusan
Dalam catatan sejarah, Gunung api Papandayan tercatat telah beberapa kali meletus di
antaranya pada 12 Augustus 1772, 11 Maret 1923, 15 Agustus 1942, dan 11 November
2002[4]. Letusan besar yang terjadi pada tahun 1772 menghancurkan sedikitnya 40 desa dan
menewaskan sekitar 2957 orang. Daerah yang tertutup longsoran mencapai 10 km dengan
lebar 5 km[5].
Pada 11 Maret 1923 terjadi sedikitnya 7 kali erupsi di Kawah Baru dan didahului dengan
gempa yang berpusat di Cisurupan. Pada 25 Januari 1924, suhu Kawah Mas meningkat dari
364 derajat Celsius menjadi 500 derajat Celcius. Sebuah letusan lumpur dan batu terjadi di
Kawah Mas dan Kawah Baru dan menghancurkan hutan. Sementara letusan material hampir
mencapai Cisurupan. Pada 21 Februari 1925, letusan lumpur terjadi di Kawah Nangklak.
Pada tahun 1926 sebuah letusan kecil terjadi di Kawah Mas.
Sejak April 2006 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan
status Papandayan ditingkatkan menjadi waspada, setelah terjadi peningkatan aktivitas
seismik. Pada 7-16 April 2008 Terjadi peningkatan suhu di 2 kawah, yakni Kawah Mas (245-
262 derajat Celsius), dan Balagadama (91-116 derajat Celsius). Sementara tingkat pH
berkurang dan konsentrasi mineral meningkat. Pada 28 Oktober 2010, status Papandayan
kembali meningkat menjadi level 2.
Biaya Pendakian
Biaya yang dikenakan tidaklah mahal untuk tempat berwisata yang mencakup semua
golongan umur. Berikut rinciannya: