Anda di halaman 1dari 6

RESUME

TEORI BELAJAR PEMROSESAN INFORMASI

DISUSUN OLEH:

Nina Mar’atusolikha 201810060311001


YusronAbi M.B 201810060311003
PricilliaFadilla 201810060311011
NaufalSaidani 201810060311013
FeniliyaMayrini 201810060311064
AnandaDiniRizqiNurathika 201810060311066
Ellis SandhyKusnomo 201810060311079
TitinDiahSitoresmi 201810060311082
Hairrunisah 201810060311087
ParamitaDesi 201310060311012
TOKOH-TOKOH
A. ROBERT GAGNE (Tokoh Utama)
Belajar merupakan proses untuk memperoleh, mengolah, menyimpan, dan
mengingat kembali informasi yang dilakukan oleh otak. Menurut Gagne tahapan proses
pembelajaranmeliputidelapanfaseyaitu:

1.   Fase motivasi : siswa yang belajar harus diberi motivasi untuk memanggil informasi yang
telah dipelajari sebelumnya.
2.   Fase pengenalan : siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial
dari suatu kejadian instruksional, jika belajar akan terjadi.
3.   Fase perolehan : apabila siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia telah siap
untuk menerima pelajaran.
4.   Fase retensi : informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka
pendek ke memori jangka panjang. Ini dapat terjadi melalui penggulangan kembali
5.   Fase pemanggilan : pemanggilan dapat ditolong dengan memperhatikan kaitan-kaitan
antara konsep khususnya antara pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
6.    Fase generalisasi : biasanya informasi itu kurang nilainya, jika tidak dapat diterapkan
diluar konteks di mana informasi itu dipelajari.
7.   Fase penampilan : tingkah laku yang dapat diamati. Belajar terjadi apabila stimulus
mempengaruhi individu sedemikan rupa sehingga performancenya berubah dari situasi
sebelum belajar kepada situasi sesudah belajar.
8.   Fase umpan balik : para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan
mereka yang menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang
diajarkan.

B. SLAVIN (2000)
Teori pemrosesan informasi adalahteori kognitif tentang belajar yang menjelaskan
pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak.

C. AUSUBEL (1968)
Ausubel mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi
struktur kognitif yang telah dimiliki individu. Pengetahuan yang lebih umum dan abstrak
yang diperoleh lebih dulu oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru
yang rinci proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian
informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).
D. SIEGLER dan STEVENSO (1993)
Teori pemrosesan informasi lebih menekankan kepada bagaimana individu
memproses informasi tentang dunia mereka,bagaimana informasi itu masuk kedalam fikiran
dan bagaimana informasi disimpan dan disebarkan dan bagaimana asumsi diambil kembali
untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas yang komplek seperti memecahkan masalah dan
berfikir. Teori pemrosesan informasi umumnya berpijak pada tiga asumsi berikut :
1. Pemrosesan informasi ketika pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu
tertentu;
2. Stimulus yang diproses melalui tahap-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk
ataupun isinya;
3. Salah satu tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen struktur dan
pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol). Komponen-komponen pemrosesan
informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas bentuk informasi, serta proses
terjadinya ”lupa”.
Ketiga komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sensory Receptor (SR) : sel pertama tempat informasi pertama kali diterima. Informasi
berbentuk asli. Bertahan dalam waktu yang singkat, mudah terganggu da terganti.
2. Working Memory (WM) : kapasitas terbatas (15 detik saja jika tidak diadakan
pengulangan). Informasi dapat dibuat menjadi bentuk berbeda dari stimulus aslinya.
3. Long Term Memory (LTM) :
a. berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oleh individu,
b. mempunyai kapasitas tidak terbatas,
c. bahwa sekali informasi disimpan di dalam LTM, ia tidak akan pernah terhapus atau
hilang. Sedangkan lupa adalah proses gagalnya memunculkan kembali informasi
yang diperlukan.
Teori pemrosesan informasi memiliki keunggulan dalam strategi pembelajaran, yaitu
sebagai berikut :
1. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
3. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
4. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
5. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
6. Kontrol belajar memungkinkan belajaar sesuai irama masing-masing individu
7. Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja
yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan
Kekurangan teori belajar pemrosesan informasi juga memiliki kekurangan dalam
strategi pembelajarannya, yaitu :
1. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi secara kreatif dan menarik maka peserta
didik tidak dapat menerima materi yang disampaikan dengan baiik sehingga tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai
2. Apabila ada peserta didik yang tidak aktif dalam proses belajar maka guru akan sulit
menyampaikan materi.

PENERAPAN TEORI BELAJAR PEMROSESAN INFORMASI DALAM


PEMBELAJARAN
A. Strategi Pembelajaran Daya Ingat
1. Pembelajaran Pasangan-Berkaitan (Paired-Associate Learning)
Melibatkan pembelajaran untuk menyebutkan satu anggota pasangan ketika
diberikan anggota lain pasangan tersebut. Biasanya ada suatu daftar pasangan untuk
dihapal. Contoh pendidikan tugas pasangan-berkaitan meliputi pembelajaran ibu kota
Negara bagian, nama dan tanggal perang saudara, table penambahan dan perkalian,
dan ejaan kata.
Dalam pembelajaran pasangan-berkaitan, siswa harus menghubungkan
tanggapan dengan masing-masing rangsangan. Misalnya, kepada siswa tersebut
diberikan gambar tulang (rangsangan) dan harus menjawab tulang kering, atau
diberikan symbol Au dan harus menjawab emas. Salah satu aspek penting
pembelajaran rangsangan berkaitan ialah tingkat pengenalan yang telah dimiliki siswa
dengan rangsangan dan tanggapan tersebut.
Misalnya dengan GAMBAR lebih ampuh dalam membantu mengingat
hubungan. Salah satu metode kuno untuk meningkatkan daya ingat dengan
menggunakan gambaran ialah penciptaan cerita-cerita untuk menggabungkan
informasi. Misalnya gambar-gambar dari mitos yunani dan sumber-sumber lain yang
telah lama digunakan untuk membantu orang mengingat peta bintang.
2. Pembelajaran Serial (Serial Learning)
Melibatkan pembelajaran suatu daftar istilah dalam urutan tertentu.
Penghafalan not dalam nada balok, janji kesetiaan, unsure-unsur dalam susunan berat
atom, dan puisi serta lagu adalah tugas-tugas pembelajaran serial. Pembelajaran serial
kurang terjadi dalam pengajaran di ruang kelas dari pada tugas-tugas pembelajaran
pasangan-berkaitan.
3. Tugas Pembelajaran Ingatan Bebas (Free-Recall Learning)
Juga melibatkan penghafalan daftar, tetapi bukan dalam urutan khusus.
Mengingat nama ke-50 negara bagian Amerika Serikat, jenis-jenis rangsangan, jenis-
jenis penggalan baris puisi, dan system organ dalam tubuh adalah tugas-tugas ingatan
bebas
B. Strategi Yang Membantu Siswa Dalam Belajar
1. Membuat catatan
Pembuatan catatan dapat efektif untuk jenis bahan tertentu, karena hal itu
dapat meminta pengolahan gagasan-gagasan utama dalam  pikiran, karena seseorang
mengambil keputusan tentang apa yang harus ditulis.
2. Menggaris Bawahi
Barangkali strategi studi yang paling umum ialah menggarisbawahi atau
memberi stabilo. Namun, riset tentang penggarisbawahan pada umumnya menemukan
sedikit manfaat. Persoalannya ialah bahwa kebanyakan siswa tidak berhasil
mengambil keputusan tentang bahan mana yang dianggap penting dan benar-benar
menggarisbawahi terlalu banyak. Ketika siswa diminta menggarisbawahi satu kalimat
dalam masing-masing paragraph yang merupakan yang terpenting, mereka malah
mengingat lebih banyak, barangkali karena untuk memutuskan mana kalimat yang
penting diperlukan tingkat pengolahan yang lebih tinggi.
3. Meringkas
Dalam meringkas diperlukan penulisan kalimat-kalimat singkat yang
menggambarkan gagasan utama informasi yang sedang dibaca. Keefektifan strategi
ini bergantung pada bagaimana hal itu digunakan. Salah satu cara yang efektif ialah
meminta siswa menuliskan ringkasan satu kalimat setelah membaca masing-masing
alenia
4. Membuat garis besar dan memetakan
Kelompok strategi studi terkait memerlukan siswa menggambarkan bahan
yang dipelajari dalam bentuk kerangka. Strategi ini meliputi pembuatan garis besar,
jejaring dan pemetaan.Garis besar menyajikan butir-butir utama bahan tersebut dalam
format herarkis, dengan masing-masing penjelasan yang diorganisasikan dalam
kategori yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Kodontie, J. Robert dan Syarif, Rostam.2008.Tata Ruang Air. Yoyakarta : CV.Andi Offset.
Reed K.Stephen. 2007.Kognisi : Teori danAplikasi Edisi 7. Jakarta: Salemba
Humanika.

Anda mungkin juga menyukai