Anda di halaman 1dari 42

Madrasah Ibtidaiyah

H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

2. Aspek Perkembangan Usia anak 9-10 Tahun

A. Aspek Perkembangan Kognitif

Sekor
No Aspek Perkembangan Kognitif Usia Anak 9-10 Tahun Indikator Penilaian
0 1 2
1 Anak dapat melakukan operasi konkret dan dapat bernalar 0 = Jika anak tidak mampu
secara logis sejauh penalaran itu dapat di klasifikasikan sama sekali
pada contoh-contoh yang spesifik atau konkret. mengidentifikasikan benda
yang sama setelah terjadi
perubahan tingi atau lebarnya

(Anak mampu mengidentifikasikan benda yang sama walau


1 = Jika anak mampu
telah berubah bentuk tinggi atau lebarnya. Misalnya,
mengidentifikasikan benda
seorang anak diberikan dua bola lilin yang identik, satu
namun tidak bisa menjelaskan
bola menjadi bentuk yang panjang dan tipis; satu lagi tetap
perubahan yang terjadi pada
dalam bentuk yang asli. Anak pada umumnya kan
benda
menjawab kedua bentuk lilin tersebut sama)
2 = Jika anak mampu
mengidentifikasikan benda

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment dan mampu menjelaskan

Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 329) perubahannya

2 Anak mampu mengklasifikasikan atau membagi benda- 0 = Jika saat diberikan gambar
benda kedalam perangkat-perangkat atau subperangkat pohon keluarga 4 generasi
yang berbeda dan memperhitungkan keterkaitannya. anak tidak mampu sama
sekali memahami dan
menjelaskan keterkaitannya..

(Misalnya, Dalam pohon keluarga ada 4 generasi. Pohon


1 = Jika saat diberikan gambar
keluarga ini menyatakan bahwa Kakek (A) memiliki 3 orang
pohon keluarga 4 generasi
anak (B, C dan D), yang masing-masing memiliki dua orang
anak sebagian memahami dan
anak (E-J) dan salah seorang dari diantara anak itu (J)
menjelaskan keterkaitannya..
memiliki 3 orang anak (K,L,M)).
2= Jika saat diberikan gambar
*Gambar dilampirkan
pohon keluarga 4 generasi
anak mampu dan dengan
mudah memahami dan
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment menjelaskan keterkaitan
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

pohon keluarga 4 generasi


secara vertical, horizontal,
miring (naik, turun dan
menyilang).

Contoh anak memahami


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 329-
bahwa di saat yang
330)
bersamaan, salah seorang
anggota keluarga dapat
sekaligus menjadi seorang
anak laki-laki, seorang
saudara laki-laki dan seorang
ayah.

3 0 = Jika anak tidak mampu


sama sekali mengurutkan
Anak mampu melakukan seriation (mengurutkan secara
benda yang sama sesuai
seri) kemampuan mengurutkan stimulus menurut satu
urutan ukurannya misalnya,
dimensi kuantitatif.
dari yang panjang sampai ke
pendek atau sebaliknya.

(Misalnya, mengurutkan benda yang sama sesuai urutan 1 = Jika anak hanya mampu

panjang nya dari yang terpanjang sampai terpendek atau sebagian mengurutkan benda

sebaliknya, mengurutkan dari warna terang sampai gelap yang sama sesuai urutan

atau dari yang berukuran besar sampai kecil) ukurannya misalnya, dari
yang panjang sampai ke
pendek atau sebaliknya.

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2= Jika anak mampu dan


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 330 tanpa kesulitan mengurutkan
benda yang sama sesuai
Wade, Carol, Carol Tavris. 2007. Psikologi Umum Jilid 2.
urutan ukurannya misalnya,
Jakarta : Erlangga. Hal, 249)
dari yang panjang sampai ke
pendek atau sebaliknya.

4 Anak memiliki kemampuan transitivitas yakni kemampuan 0 = Jika anak tidak mampu
untuk secara logis menggabugkan relasi-relasi agar dapat memahami dan tidak mampu
mencapai suatu kesimpulan menjelaskan kesimpulan saat
di perlihatkan 3 tongkat
dengan ukuran panjangan

(Misalnya, anak akan memahami jika ada 3 tongkat A, B yang berbeda .


Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

1 = Jika anak mampu


sebagian memahami dan
menjelaskan kesimpulan saat

dan C. dimana A adalah tongkat paling panjang, B di perlihatkan 3 tongkat

ditengah-tengah dan C pendek. Maka, A lebih panjang dari dengan ukuran panjangan

B dan B lebih panjang dari C maka A lebih pajang dari C) yang berbeda.

2= Jika anak mampu dan


tanpa kesulitan memahami
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment dan mampu menjelaskan
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 330) kesimpulan saat di
perlihatkan 3 tongkat dengan
ukuran panjangan yang
berbeda.

5 Dalam pemerosesan informasi anak lebih banyak menaruh 0 = Jika kemampuan fokus
perhatian pada stimulus yang relevan dengan tugas anak membaca tanpa distraksi
dibandingkan stimulus yang menonjol. Artinya anak dan duduk tenang di bawah 1
mampu memusatkan pemikiran terhadap masalah yang di menit
hadapinya atau daya konsentrasinya meningkat
1 = Jika anak mampu fokus
tanpa distraksi lingkungan
dan duduk tenang saat
(Misalnya, anak lebih memperhatikan atau fokus pada
aktifitas membaca selama
tugas yang di berikan seperti saat aktifitas membaca anak
rentan waktu 2-5 menit
lebih fokus dan tidak mengalami distraksi/minim dari
ganguan di lingkungan sekitarnya) 2= Jika anak mampu fokus
tanpa distraksi lingkungan
dan duduk tenang saat

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment aktifitas membaca selama

Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 331 rentan waktu diatas 5 menit

Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa


Publising House. Hal, 42)

6 Perkembangan memori jangka pendek anak tidak 0 = Jika anak tidak mampu
mengalami perkembangan yang banyak. mengingat kembali setelah 1
menit

1 = Jika anak tidak mampu


(Misalnya, observer menyebutkan C-H-J, 5-0-6 tanpa
mengingat kembali setelah 5
pengulangan, selanjutnya anak diminta menghitung
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

mundur tiga angka terakhir selama 10 detik (506,505,504). menit


Selanjutnya anak diminta mengingat tiga huruf diawal
2= Jika anak tidak mampu
(CHJ). Hasilnya setelah lebih dari 12 detik ingatan anak
mengingat kembali setelah 10-
cenderung menurun. Kemampuan ini tidak mengalami
12 menit
perkembangan atau bahkan meurun semakin
bertambahnya usia anak)

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 331

Soso, Robert L. Kimberly M, Maclin, Otto H. Maclin.2007.


Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga. Hal. 165)

7 Perkembangan memori jangka panjang anak memiliki 0 = Jika anak tidak mampu
ingatan yang relatif permanen dan merupakan tipe ingatan mengingat satupun dari
yang tidak terbatas dan semakin meningkat dengan teman sekelasnya di jenjang
pertambahan usia di masa kanak-kanak pertengahan dan sebelumnya
akhir.
1 = Jika anak hanya sebagian
mengingat nama-nama atau
kejadian di jejang kelas
(Misalnya, Anak tidak mengalami kesulitan saat diminta
sebelumnya.
mengingat peristiwa yang terjadi dan nama teman-teman
yang disenangi atau tidak disenangi di jenjang kelas 2= Jika anak mampu
sebelumnya, anak mampu mengingat dan “merasakan” mengingat dengan tanpa
tempat pertama kali mencicipi makan tertentu, mengingat kesulitan nama-nama teman
nama binatang peliharaan yang petama atau mengingat sekelasnya sebelumnya dan
nomor telpon anak atau orang tuanya) beberapa kejadian yang di
alaminya di jenjang
sebelumnya.
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 331
Soso, Robert L. Kimberly M, Maclin, Otto H. Maclin.2007.
Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga. Hal. 182)

8 Jika anak ahli dalam bidang tertentu anak akan memiliki 0 = Jika anak tidak mampu
pengetahuan yang luas mengenai bidang tersebut. menjelaskan mengenai hal
yang disukainya atau
kemampuanya seperti

Pengetahuan ini mempengaruhi apa yang mereka bagaimana cara


memenangkan game
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

kesukaannya atau bagaimana


cara menyelesaikan puzzle
stelah 3 kali pengulangan
memainkannya.
perhatikan serta bagaimana mereka mengorganisasi,
menyajikan dan menginterprtasikan informasi. Selanjutnya 1 = Jika anak hanya mampu

hal ini mempengaruhi kemampuan mereka untuk sebagian menjelaskan

mengingat, bernalar dan memecahkan masalah. mengenai hal yang disukainya


atau kemampuanya seperti
bagaimana cara
memenangkan game
(Misalnya, anak ahli atau berpengalaman menjadi pemain
kesukaannya atau bagaimana
catur mampu mengingat lebih banyak informasi mengenai
cara menyelesaikan puzzle
biduk-biuk catur dibandingkan para pemain mahasisiwa
stelah 3 kali pengulangan
pemula. Dengan demikian saat anak memiliki keahlian
memainkannya.
dalam hal catur memberi mereka ingatan yang superior
namun hanya di bidang keahliannya saja) 2= Jika anak mampu tanpa
kesuliatan menjelaskan
mengenai hal yang disukainya
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment atau kemampuanya seperti
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 331- bagaimana cara
332) memenangkan game
kesukaannya atau bagaimana
cara menyelesaikan puzzle
setelah 3 kali pengulangan
memaikannya.

9 Anak dapat memahami sudut pandang orang lain atau 0 = Jika anak tidak mampu
mampu membedakan sudut pandang penilainya dengan menjelaskan ilustrasi yang
anak lain dan mampu mengkoordinasikan perbedaan dijelaskan atau di tampilkan
tersebut dengan melihat dimana persamaannya. komik.

1 = Jika anak hanya sebagian


Atau Penghilangan sifat Egosentrisme, kemampuan untuk
mampu menjelaskan ilustrasi
melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat
yang dijelaskan atau di
orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).
tampilkan komik.

(Misalnya, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti 2= Jika anak mampu tanpa
menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan kesulitan menjelaskan
ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke ilustrasi yang dijelaskan atau
dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak di tampilkan komik.
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti


akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak
walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan
ke dalam laci oleh Ujang).

(Wade, Carol, Carol Tavris. 2007. Psikologi Umum Jilid 2.


Jakarta : Erlangga. Hal, 249.

Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa


Publising House. Hal, 42.

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif)

10 0 = Jika anak tidak


Anak membentuk sistem logika atau anak semakin sedikit
memceritakan kejadian yang
mengalami kesalahan logika jika berkaitan dengan hal yang
baru saja dialaminya
konkret.

1 = Jika anak hanya sebagian


mampu menjelaskan atau
(Seperti pengalaman aktual yang telah terjadi atau konsep- menceritakan mengenai
konsep yang memiliki arti yang dapat dipahami anak) pengalan atau kejadian yang
baru saja dialaminya

(Wade, Carol, Carol Tavris. 2007. Psikologi Umum Jilid 2. 2= Jika anak mampu
Jakarta : Erlangga. Hal, 249). menjelaskan atau
menceritakan mengenai
Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa
pengalan atau kejadian yang
Publising House. Hal, 42)
baru saja dialaminya

11 Anak memahami prinsip-prinsip konservasi, seperti anak 0 = Jika dalam ilustrasi


mulai mengkonservasi pengetahuan tertentu. ditanyakan pada anak apakah
air tersebut banyaknya sama
maka, anak tidak mampu

memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda- menjawabnya atau cenderung

benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau asal memilih tanpa mampu

tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. menjelaskannya

1 = Jika dalam ilustrasi


ditanyakan pada anak apakah
(Misalnya, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan air tersebut banyaknya sama
isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan maka, anak cenderung ragu-
ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan ragu dalam menjawabnya dan
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

mampu menjelaskan keragu-


raguannya.
tetap sama banyak dengan isi cangkir lain).
2= Jika ditanyakan pada anak
mengenai ilustrasi apakah air
tersebut banyaknya sama
(Wade, Carol, Carol Tavris. 2007. Psikologi Umum Jilid 2.
maka, anak mampu tanpa
Jakarta : Erlangga. Hal, 249
kesulitan menjawabnya dan
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif)
menjelaskannya dengan
benar.

12 Anak memahami konsep-konsep pemutarbalikan atau 0 = Jika anak tidak mampu


reversibility. Dimna anak mulai memahami bahwa jumlah menjumlahkan dan tidak
atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke memahami konsep
keadaan awal. pemutarbalikan

1 = Jika anak sebagian


mampu menjumlahkan
(Misalnya, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa
hitungan namun tidak bisa
4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah
menjelaskan adanya konsep
sebelumnya)
pemutarbalikan

(Wade, Carol, Carol Tavris. 2007. Psikologi Umum Jilid 2.


2= Jika anak mampu
Jakarta : Erlangga. Hal, 249
menjumlahkan dan mampu

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif menjelaskan konsep

) pemutarbalikan

13 Anak memahami hubungan sebab akibat 0 = Jika anak tidak mampu


memahami konsep hubungan
sebab akibat

(Misalnya, saat mendung kemungkinan akan turun hujan


1 = Jika anak mampu
atau adanya usaha untuk menghubungkan satu hal
memahami konsep hubungan
dengan yang lain)
sebab akibat namun salah
dalam menghubungkannya di
kehidupan sehari-hari

2= Jika anak mampu


(Wade, Carol, Carol Tavris. 2007. Psikologi Umum Jilid 2. memahami konsep hubungan
Jakarta : Erlangga. Hal, 249 sebab akibat dan mampu
menghubungkannya di
Christina, Ani. 2014.Parenting Guide. Siduarjo : Filla Press.
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

Hal, 76) kehidupan sehari-hari

14 Anak mempelajari operasi mental seperti penambahan, 0 = Jika anak tidak mampu
pengurangan, pengkalian dan pembagian sama sekali melakukan
operasi penjumlahan

1 = Jika anak sebagian


mampu melakukan operasi
(Wade, Carol, Carol Tavris. 2007. Psikologi Umum Jilid 2.
penjumlahan
Jakarta : Erlangga. Hal, 249)
2= Jika anak mampu atau
tidak kesulitan melakukan
operasi penjumlahan

15 Anak mampu mengelompokan benda-benda 0 = Jika anak tidak mampu


sama sekali melakukan
(Misalnya, beringin adalah kelompok pohon, mawar adalah pengelompokan
kelompok bunga)
1 = Jika anak sebagian
mampu melakukan operasi
pengelompokan

(Wade, Carol, Carol Tavris. 2007. Psikologi Umum Jilid 2. 2= Jika anak mampu atau
Jakarta : Erlangga. Hal, 249) tidak kesulitan melakukan
pengelompokan

16 Anak menyadari adanya peraturan misalnya dalam 0 = Jika anak tidak paham
permainan atau dalam masyarakat akan peraturan atau anak
bermain sesuka hatinya tanpa
mengindahkan adanya
peraturan

(Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa 1 = Jika anak belum patuh,

Publising House. Hal, 42) kadang mengikuti kadang juga


tidak mengikuti peraturan.

2= Jika anak mampu paham


dan dengan patuh mengikuti
peraturan

17 Anak mampu berfikir sebelum bertindak 0 = Jika anak melakukan


sesutau sesuka hati tanpa
memikirkan konsekuensinya
akan merugikan dirinya atau
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

(Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa orang lain.


Publising House. Hal, 42)
1 = Jika anak sebagian atau
belum konsisten dalam
memikirkan konsekuensi atas
apa yang dilakukan yang
akan merugikan dirinya atau
orang lain.

2= Jika anak mampu atau


konsisten berfikir sebelum
melakukan bertindak

18 Anak bisa berfikir dan berimajinasi dengan baik dan 0 = Jika anak tidak mampu
Decentering, dimana anak mulai mempertimbangkan memahami konsep
beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa decentering, diman anak asal
memecahkannya. memilih tanpa bisa
menjelaskan atau memberikan
penjelasan yang tidak masuk

(Misalnya, anak tidak akan lagi menganggap bahwa cangkir akal

yang pendek tapi lebar memiliki isi lebih sedikit dibanding


1 = Jika anak sebagian
cangkir yang tinggi tapi ramping).
mampu memahami konsep
decentering, dimana anak
ragu-ragu dalam menjelaskan
(Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa
Publising House. Hal, 42 2= Jika anak mampu mampu
memahami secara benar
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif konsep decentering dan tidak
mengalami kesulitan dalam
menjelaskannya

Keterangan Sekor:

0.Tidak Baik/Tidak Mampu

1.Cukup Baik/Sebagian Mampu

2.Sangat Baik /Mampu/Tidak Mengalami Kesulitan.


Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

B. Aspek Perkembangan Fisik

Sekor
No Aspek Perkembangan Fisik Usia Anak 9-10 Tahun Indikator Penilaian
0 1 2
1 0 = Jika anak hanya mampu
duduk tenang saat membaca
Anak mampu mengendalikan tubuhnya.
di bawah 1 menit

(Misalnya, anak dapat duduk dan memperhatikan dalam 1 = Jika anak mampu duduk
waktu yang lebih lama seperti saat diberikan tugas tenang saat membaca 5-10
membaca) menit

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2 = Jika anak mampu duduk

Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 318) tenang saat membaca diatas
10 menit
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

2 0 = Jika anak kesulitan dalam


semua aktifitas bermian bola
Masa dimana anak perlu olahraga secara teratur agar
dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat. 1 = Jika anak sebagian
mengalami kesulitan bermian
Anak memiliki kemampuan menggunakan alat-alat oleh bola, khusus dalam
raga seperti bermain bola, memukul, menendang atau mengarahkan lemparan dan
menangkap tanpa kesulitan. menangkap bola.

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2= Jika anak tidak mengalami

Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 318) kesulitan dalam semua


aktifitas bermian bola

3 0 = Jika secara observasi di


tahun pertama sekolah anak
tidak mengalami
penamabahan tinggi badan
apapun di tahun kedua atau
bisa melakukan wawancara
dengan orang tua.

1 = Jika secara obsrvasi di


Anak bertambah tinggi sekitar 2 hingga 3 inci setiap tahun pertama sekolah anak
tahunnya. mengalami penamabahan
tinggi badan di tahun kedua
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment namun kurang dari 2 inci atau
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 318) bisa melakukan wawancara
dengan orang tua.

2= Jika secara observasi anak


mengalami penambahan tinggi
bada di tahun kedua
sekolahnya anatar 2-3 inchi.
atau bisa melakukan
wawancara dengan orang tua.

4 Anak memiliki penambahan berat badan sebesar 5 hingga 0 = Jika secara observasi di
7 pon setiap tahunnya. tahun kedua, anak tidak
mengalami penamabahan
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment berat badan apapun atau
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 318) sebaliknya anak mengalami
penambahan berat badan
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

lebih dari 7 pon pertahunnya,


hal ini bisa melakukan
wawancara dengan orang tua
jika diperlukan.

1 = Jika secara observasi di


tahun kedua, anak
mengalami penamabahan
berat badan di bawah 5 pon
pertahunnya, hal ini bisa
melakukan wawancara dengan
orang tua jika diperlukan.

2= Jika secara observasi


ditahun kedua, anak
mengalami penambahan berat
badan normal 5-7 pon
pertahunnya , bisa melakukan
wawancara dengan orang tua.

5 0 = Jika anak tidak mengalami


penambahan berat badan dan
hal yang mengikutinya.

1 = Jika anak mengalami


Peningkatan berat badan terkait dengan peningkatan penambahan berat badan
ukuran kerangka, sistem otot dan beberapa organ tubuh namun tidak diikuti dengan
lainnya. perkembangan bagian yang
lain dari tubuhnya.
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 318) 2= Jika anak mengalami
penambahan berat badan dan
kesesuain dengan
perkembangan anggota tubuh
lainnya.

6 Terjadi perubahan proporsi/perubahan fisik sangat jelas di 0 = Jika anak tidak mengalami
usia perkembangan anak. penambahan tinggi dan berat
badan
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
1 = Jika anak mengalami
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 318)
penambahna tinggi namun
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

tidak dengan berat badan atau


sebaliknya (tidak ideal)

2= Jika anak seimbang


mengalami peninggian dan
penambahan berat badan
terlihat ideal.

NB. Cara menentukan ukuran


tubuh Ideal bisa dilakukan
dengan aplikasi atau
penghitungan manual.
Terlampir

7 0 = Jika anak tidak mengalami


pernambahan apapun

1 = Jika anak mengalami


Lingkaran kepala, lingkaran pinggang dan panjang kaki
penambahan tinggi tanpa
berkurang dibandingkan dengan ketinggian tubuh.
diikuti penambahan yang lain

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment


2= Jika anak mengalami
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 318)
penambahan ketinggian
diikuti dengan penambahan
anggota tubuh yang lain

8 0 = Jika anak tidak mampu


atau tidak kuat menarik
bangkunya.

Perkembangan tulang keras anak tidak terlihat secara jelas 1 = Jika anak menarik bangku
perkembangannya namun, menjadikan tarikan dan tarikan dengan kesulitan atau tidak
yang lebih kuat dari pada orang dewasa. menyelesaikan tugasnya
sampai selesai.
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 318) 2= Jika anak mampu tanpa
kesuliatan menarik bangkunya
dan menyelesaikan tugasnya
sampai selesai

9 Massa dan kekuatan otot meningkat sementara “lemak 0 = Jika anak tidak mampu
bayi” mulai berkurang. atau tidak kuat membuka
botol minumnya sendiri. Dan
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

masih banyak terdapat lemak


bayi seperti kulit kuning pada
bayi

1 = Jika anak mampu


membuka minumnya dengan
sedikit bantuan dari orang lain
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment dan terdapat sedikit lemak
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 318) bayi.

2= Jika anak mampu tanpa


kesuliatan membuka tutup
botol minum nya dan tidak
ada lagi terdapat lemak bayi
pada anak

10 0 = Jika anak tidak menyukai


aktifitas fisik seperti
berolahraga dan anak
cenderung terjatuh saat
Anak mampu bergerak secara bebas dan faktor hereditary bermaian
dan olahraga dapat meningkatkan kekuatan anak.
1 = Jika anak hanya sebagian
menyukai aktifitas olahraga.
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 318)
2= Jika anak berperan aktif
dalam aktifitas olahraga
disekolah maupun di luar
sekolah. (Wawancara)

11 Keterampilan motorik menjadi lebih halus dan lebih 0 = Jika anak tidak mampu
terkoordinasi. memukul bola tenis dan
mengarahkannya melewati net
(Misalnya, hampir semua anak mampu memukul bola tenis
1 = Jika anak mampu
melewati net)
memukul bola tenis namun
cendrung tidak mampu
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
mengarahkan bola melewati
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)
net.

2= Jika anak tanpa kesulitan


atau mampu memukul bola
tenis dan mampu
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

mengarahkannya melewati
net.

12 0 = Jika anak tidak mampu


melompati tali dengan
ketinggian dibawah mata kaki
anak
Anak mampu melompati tali

1 = Jika anak mampu


(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment melompati tali diatas mata
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319) kaki anak

2= Jika anak mampu


melompati tali diats lutut anak

13 0 = Jika anak tidak mampu


mengendari sepedah

1 = Jika anak mampu


menggunakan sepedah namun
cenderung terlihat ragu-ragu
Anak mampu mengendarai sepedah
atau tidak mampu mengontrol
berbelok atau berhenti pada
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
tempatnya.
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)

2= Jika anak mampu


menggunakan sepedah dengan
lancer dengan memahami
aturan-aturannya

14 0 = Jika anak tidak mampu


berlari sama sekali

1 = Jika anak cenderung


kesulitan, sering jatuh saat
Mampu berlari berlari atau bermain kejar-
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment kejaran bersama temannya
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)
2= Jika anak mampu berlari
dengan kencang dan bermain
dengan temannya tanpa
kesulitan

15 Mampu berenang 0 = Jika anak tidak menyukai


Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

aktifitas air dan belum pernah


dilatih berenang

1 = Jika anak pernah dilatih


bberenang namun masih
kesulitan dalam kemapuan
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
berenangnya
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)

2= Jika anak mampu berenang


dan menyukai aktifitas
bermaian air

16 0 = Jika anak tidak mampu


mengangkat palu dan tidak
mengerti cara
menggunakannya

Mampu menggunakan palu 1 = Jika anak merasa keulitan


saat memegang palu namun
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment paham cara memfungsikannya
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)
2= Jika anak mampu dan
tanpa kesulitan mengangkat
palu dan mengfungsikannya
dengan baik

17 0 = Jika anak tidak mampu


memempel

1 = Jika anak menempel


Mampu menempel namun belum dapat disususn
rapih tempelannya cenderung
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment berantakan
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)
2= Jika anak mampu
mengelem dengan baik dan
rapih menyusunnya

18 Mampu mengikat tali sepatu 0 = Jika anak tidak mampu


mengikat tali sepatu
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
1 = Jika anak mampu
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)
mengikat tali sepatu namun
belum kencang atau tidak
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

rapih

2= Jika anak mampu mengikat


tai sepatu dengan kuat dan
rapih

19 0 = Jika anak tidak mampu


mengancingkan pakaiannya
sendiri

Mampu mengancingkan pakaian 1 = Jika anak hanya sebagian


mampu mengancingkan
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment pakaiannya sendiri
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)
2= Jika anak mampu tanpa
kesulitan mengancingkan
pakaiannya sendiri.

20 0 = Jika anak tidak mampu


Diusia 8-10 tahun, tangan mereka dapat dipergunakan
menggunakan pensil
secara mandiri dan lebih tenang dan tepat.
1 = Jika anak kaku atau
kesulitan menggunakan pensil

2= Jika anak mampu


(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment menggunakan pensil tanpa
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319) kesulitan

21 0 = Jika anak kencenderungan


menulis terbalik antara huruf
b dan d.

Huruf yang ditulis terbalik jarang terjadi 1 = Jika anak kadang kala
melakukan kesalah dalam
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment penulisan terbalik b dengan d.
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)
2= Jika anak menulis dengan
baik tanpa keslah tulisan yang
terbalik

22 Ukuran tulisan kursif menjadi lebih kecil dan mantap. 0 = Jika tulisan anak sangat
besar dan tidak rapih
Contoh tulisan kursif :
1 = Jika tulisan anak belum
konsisten kadang besar
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

kadangkala kecil

2= Jika tulisan anak sudah


konsisten lebih kecil dan
mantap
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)
23 0 = Jika anak tidak mampu
memisahkan atau memberi
spasi pada 2 kata yang
berkaitan cenderung
Koordinasi motorik halus sudah berkembang hingga mengabungkannya menjadi
mencakup tahap dimana anak sudah dapat menulis dari satu. Misalnya kata sepak bola
pada sekedar mencetak atau menyalin kata-kata menjadi sepakbola

1 = Jika anak belum


(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
konsisiten dalam memisahkan
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)
sepasi kata perkata.

2= Jika anak mampu


memisahkan kata per kata.

24 0 = Jika anak tidak mampu


bermain walau sudah dilatih

1 = Jika anak sebagian


Mampu bermain sepatu es saat dilatih
mampu saat sudah dilatih
minimal 3 kali
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319)
2= Jika anak mampu atau
tidak kesulitan bermaian
setelah dilatih minimal 3 kali

25 0 = Jika anak tidak bisa


meroce
Kekuatan motorik halus anak perempuan lebih unggul
dibandingkan anak laki-laki. 1 = Jika anak merasa kaku
atau kesulitan saat meronce
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 319) 2= Jika anak mampu atau
tidak kesulitan saat meronce
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

Keterangan Sekor:

0.Tidak Baik/Tidak Mampu

1.Cukup Baik/Sebagian Mampu

2.Sangat Baik /Mampu/Tidak Mengalami Kesulitan.

C. Aspek Perkembangan Bahasa

Sekor
No Aspek Perkembangan Bahasa Usia Anak 9-10 Tahun Indikator Penilaian
0 1 2
1 0 = Jika anak tidak mampu
mengkategorikan kucing satu
Terjadi perubahaan cara mengorganisasikan kosa kata
kelompok dengan kuda
secara mental.

1 = Jika anak mampu


Anak mulai merespon sebuah kata yang merupakan bagian mengkategorikan kucing satu
dari kelompok kata sekaligus sebagai sebuah stimulus atau kelompok dengan kuda namun
mengkategorisasi kosa-kata mereka menjadi kelompok kata tidak bisa menjelaskan
persamaan dan perbedaannya
(Misalnya, anak akan merespon kata kucing dengan kuda,
untuk kata makan akan mengatakan minum) 2 = Jika anak mampu
mengkategorikan kucing satu

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment kelompok dengan kuda dan

Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 347) mampu menjelaskan


persamaan dan perbedaannya

2 Mampu menyerap 30.000 kata. 0 = Jika anak tidak mampu


menceritakan atau bersepon
dalam bentuk kalimat
mengenai suatu gambar
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 3347) 1 = Jika anak minim dalam
merespon atau menceritakan
sebuah gambar yang diberikan
pada anak

2= Jika anak mampu


menceritakan dengan panjang
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

dalam bentuk kalimat


mengenai apa yang dilihatnya
dalam gambar

3 0 = Jika anak tidak mampu


menceritakan atau bersepon
dalam bentuk kalimat
mengenai suatu gambar
Membuat kemajuan dalam tata-bahsa.
Memhami dan menggunakan tata-bahasa yang kompleks. 1 = Jika anak minim dalam
merespon atau menceritakan
(Misalnya, “Anak laki-laki yang mencium ibunya sebuah gambar yang diberikan
menggunakan topi”) pada anak

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2= Jika anak mampu

Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 347) menceritakan dengan panjang


dalam bentuk kalimat
mengenai apa yang dilihatnya
dalam gambar

4 0 = Jika anak tidak mampu


menceritakan atau bersepon
dalam bentuk kalimat
mengenai perbedaan dari 2
Kemajuan dalam penalaran logis dan keterampilan analitik,
benda
membuat anak memahami kontruki seperti penggunaan
yang tepat dari kata perbandingan. 1 = Jika anak belum
konsisiten menjawab hal yang
(Misalnya, “lebih pendek, lebih dalam”) tepat dalam menceritakan
perbandiangan dari 2 benda
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 347) 2= Jika anak mampu
menceritakan perbandingan 2
benda dengan baik tanpa
kesulitan

5 Kemajuan dalam penalaran logis dan keterampilan analitik, 0 = Jika anak tidak pernah
membuat anak memahami kontruki seperti penggunaan mengungkapkan kata/ bahasa
yang tepat dari kata subjekif. yang subjektif

1 = Jika anak pernah


(Misalnya, “Seandainya kamu menjadi Presiden…..”)
menggunakan kata berbentuk

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment


Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

subjektif

2= Jika anak lebih sering


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 347) menggunakan kata subjektif
saat berkomunikasi dengan
teman-temannya .

6 0 = Jika anak tidak mampu


menutarakan keinginannya
dalam bentuk kalimat
Kemampuan menggunakan bahasa dengan cara yang lebih
1 = Jika anak minim
berkaitan satu sama lain dan menghasilkan wacana yang
metarakan keinginannya
berkaitan.
dalam bentuk kaliamat

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment


2= Jika anak mampu
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 347)
menggunakan kalimat saat
mengutarakan keinginannya
tanpa kesulitan

7 0 = Jika anak tidak mampu


mengambil inti cerita atau
deskripsi dari cerita yang di
bacakan oleh tester

Anak mampu mengaitkan kalimat yang satu dengan 1 = Jika anak hanya sebagian
kaliamat yang lain untuk menghasilkan deskripsi, definisi mampu mengambil inti cerita
dan narasi yang masuk akal. atau deskripsi dari cerita yang
di bacakan oleh tester
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 347) 2= Jika anak mampu dan
tanpa kesulitan mengambil
inti cerita atau deskripsi dari
cerita yang di bacakan oleh
tester

8 Kesadaran metalinguistik. Dimana mengetahui bahasa, 0 = Jika anak tidak bisa


sepeti pengetahuan mengenai preposisi atau kemampuan membedakan cara
mediskusikan bunyi bahasa. berkomunikasi dengan teman
sebaya, lebih muda dan lebih
Anak-anak memikirkan bahasa apa yang akan mereka tua.
gunakan, memahami kata-kata dengan baik dan mampu
1 = Jika anak belum kosisten
mendefinisikannya.
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

membedakan cara komunikasi


dengan teman sebayanya,
lebih muda atau lebih tua.

2= Jika anak kosisten dan


(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
mampu membedakan cara
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 347)
komunikasi dengan teman
sebayanya, lebih muda atau
lebih tua.

9 Meningkatnya pengetahuan anak mengenai sintaksis. 0 = Jika anak tidak mampu


Sintaksis merupakan kajian bahasa (lingusitik) yang membedakan dan menjelaskan
membahas tentang hubungan antar kata yang ada dalam SPOK dari suatu kalimat.
tataran pengucapan atau penulisan.
1 = Jika anak sebagian
mampu membedakan dan
Sederhananya, sintaksis adalah suatu cabang ilmu bahasa
menjelaskan SPOK dari suatu
yang membahas kandungan satuan apa saja yang
kalimat.
terkandung dalam suatu tulisan, khususnya kalimat. 

2= Jika anak mampu


(Misalnya, (Misalnya, “Ibu membelikan adik baju baru di membedakan dan menjelaskan
hari ulang tahun adik yang kesepuluh”. SPOK dari suatu kalimat.

Secara sintaksis, kalimat di atas terdiri atas kata


benda ibu  yang berperan sebagai subjek
kalimat; membelikan  yang merupakan predikat berbentuk
kata kerja; adik  yang merupakan objek berbentuk kata
benda; baju baru merupakan pelengkap yang berupa frasa
nomina; dan di hari ulang tahun adik yang kesepuluh  yang
merupakan keterangan berbentuk frasa.

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 348
https://dosenbahasa.com/contoh-sintaksis-dalam-bahasa-
indonesia)
10 Memiliki kemajuan pragmatik yakni, kemajuan dalam 0 = Jika anak tidak mampu
menggunakan bahasa dengan cara menyesuaikan dengan mempertimbangkan budaya
budaya. dalam berkomunikaksi
misalnya menggunakan
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment bahasa daerahnya di sekolah
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 348) atau dilingkungan umum
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

1 = Jika anak kadang kala


menggunakan bahasa
daerahnya di sekolah atau
dilingkungan umum

2= Jika anak mampu


mmbedakan atau
menyesuikan bahasa dengan
budaya yang ada
dilingkungannya.

11 0 = Jika anak tidak mampu


memahami apa yang di
Kemampuan kosakata yang baik apada anak memudahkan bacanya.
anak dalam aktifitas membaca. Dimana anak mampu
1 = Jika anak sebagian
memahami arti sebuah kata, mengenali bunyi dan
mampu memahami apa yang
mendiskusikannya.
di bacanya.

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment


2= Jika anak mampu
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 348)
memahami apa yang di
bacanya.

12 0 = Jika anak tidak mampu


menceritakan kembali apa
yang sebelumnya dilihat atau
aktifitas yang dilakukannya.

1 = Jika anak sebagian


mampu menceritakan kembali
Anak mampu mengunakan bahasa untuk membicarakan
apa yang sebelumnya dilihat
sesuatu yang tidak terlihat.
atau aktifitas yang
dilakukannya namun belum
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
detail.
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 348)

2= Jika anak mampu


menceritakan kembali apa
yang sebelumnya dilihat atau
aktifitas yang dilakukannya
dengan detail.

13 Meningkatnya keterampilan bahasa dan kognitif anak 0 = Jika anak tidak mampu
sejalan dengan meningkatnya kemampuan menulis pada menyalin garis sederhana atau
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

huruf-huruf

1 = Jika anak hanya mampu


menyalin garis-garis atau
anak. huruf per huruf tanpa
membentuk suatu kata yang
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment bermakna
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 349)
2= Jika anak mampu menyalin
kata-kata hingga membentuk
suatu kalimat yang bermakna

14 0 = Jika anak tidak mampu


membuat berkomunikasi dua
arah dan menjawab
pertanyaan dari lawan
bicaranya

Mampu bercakap-cakap dengan menggunakan kosa kata 1 = Jika anak minim dalam
yang di milikinya membuat dalam kosakata saat
berkomunikasi dua arah dan
minim juga dalam menjawab
pertanyaan yang ditanyakan
(Siryanti, Lilik. 2014. Psikologi Anak, mengenal anak autis
lawan bicaranya.
sampai hiperaktif. Salatiga : STAIN Salatiga Press. Hal. 70)

2= Jika anak mampu atau


tidak kesulitan dalam
berkomunikasi dua arah dan
mampu menjawab dengan
baik pertanyaan dari lawan
bicaranya.
15 Mampu mengungkapkan keberhasilan yang mereka capai 0 = Jika anak tidak mampu
dan kendala-kendanya atau Mampu mengungkapkan apa mengungkapkan kendala-
yang mereka lakukan. kendala yang mereka alami
dengan menggunakan kata-
(Siryanti, Lilik. 2014. Psikologi Anak, mengenal anak autis
katanya.
sampai hiperaktif. Salatiga : STAIN Salatiga Press. Hal. 70)

1 = Jika anak minim atau


kesulitan dalam
mengungkapkan kendala-
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

kendala yang mereka alamai


dengan menggunakan kata-
katanya

2= Jika anak mampu


mengungkapkan kendala-
kendala yang di alamainya
secara verbal tanpa kesulitan
16 0 = Jika anak tidak paham
mengenai perintah sederhana
yang di berikan padanya dan
belum memahami adanya
aturan-aturan bahasa yang
ada di lingkungannya.
Penerapan aturan tata bahasa sudah sejajar dengan
kemampuan orang dewasa

1 = Jika anak belum konsisten


memahami perintah
sederhana yang di berikan dan
belum konsiisten pada aturan-
(Siryanti, Lilik. 2014. Psikologi Anak, mengenal anak autis
aturan bahasa.
sampai hiperaktif. Salatiga : STAIN Salatiga Press. Hal. 70)

2= Jika anak mampu


memahmai intruksi sederhana
dan memahami peraturan
bahasa yang ada
dilingkungannya.

Keterangan Sekor:

0.Tidak Baik/Tidak Mampu

1.Cukup Baik/Sebagian Mampu

2.Sangat Baik /Mampu/Tidak Mengalami Kesulitan.

D. Aspek Perkembangan Emosi

No Aspek Perkembangan Emosi Usia Anak 9-10 Tahun Sekor Indikator Penilaian
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

0 1 2
1 0 = Jika anak tidak merasa
malu saat di berikan hukuman
time out dari teman-temannya
Meningkatnya pemahaman emosi.
dan tidak merasa bangga saat
di berikan pujian dari
(Misalnya, anak memperlihatkan perkembangan
lingkungannya
kemampuan dalam memahami emosi-emosi kompleks
seperti rasa bangga dan malu) 1 = Jika emosi anak belum
konsisten terhadap respon
yang ada dilingkungannya.
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 364) 2 = Jika anak memiliki
pemahaman emosi yang baik
dan konsisiten

2 0 = Jika anak mudah


terpengaruh dengan reaksi
emosi dari lingkunganya
seperti menjadi marah karena
temannya yang memintanya
marah

Emosi-Emosi anak kurang berkaitan dengan reaksi orang 1 = Jika cenerung belum
lain, cenderung bersifat self-generated dan terintegrasi yang konsiisten atas emosinya.
di sertai rasa tanggung jawab. Kadang kala anak mudah
terpengaruh dengan reaksi
emosi dari lingkunganya .
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment kadang kala juga bertanggung
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 364) jawab atas emosinya sendiri.

2= Jika anak mampu


bertangguang jawab atas
emosinya sendiri dan tidak
terpengaruh dengan emosi
dari luar atau lingkungannya.

3 Mulai meningkatnya pemahman bahwa dalam sebuah 0 = Jika anak tidak memahami
situasi kita dapat mengalami lebih dari satu emosi. bahwa dalam sebuah situasi
dapat mengalami lebih dari
(Misalnya, anak kelas 3 atau rentang usia 9-10 tahun satu emosi.
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

1 = Jika anak hanya mampu


sebagian mengurutkan benda
yang sama sesuai urutan
ukurannya misalnya, dari
mungkin menyadari bahwa memperoleh sesuatu dapat
yang panjang sampai ke
melibatkan kecemasan dan kesenangan)
pendek atau sebaliknya.

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2= Jika anak mampu dan


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 364) tanpa kesulitan mengurutkan
benda yang sama sesuai
urutan ukurannya misalnya,
dari yang panjang sampai ke
pendek atau sebaliknya.

4 0 = Jika anak tidak mampu


memahami kejadian-kejadian
Mulai meningkatnya kecenderungan untuk lebih yang menyebabkan reaksi
menyadari kejadian-kejadian yang menyebabkan reaksi emosi
emosi
1 = Jika anak sebagian
mampu memahami kejadian-
(Misalnya, Anak kelas 4 rentang usia 9-10 tahun. Mungkin
kejadian yang menyebabkan
menyadari bahwa kesedihan hari ini di pengaruhi oleh
reaksi emosi
kepindahan temannya keluar kota)

2= Jika anak mampu


(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
memahami kejadian-kejadian
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 364)
yang menyebabkan reaksi
emosi.

5 Meningkatkan kemampuan untuk menekan atau 0 = Jika anak belum mampu


mengungkapkan reaksi-reaksi emosi yang negatif mengungkapkan dan
mengontrol reaksi emosi yang
(Misalnya, Anak kelas 5 rentang usia 11-12 tahun telah dimilikinya
belajar menurunkan kemarahannya ketika salah satu
1 = Jika anak sebagian
teman mengganggunya)
mampu mengungkapkan dan
mengontrol reaksi emosi yang
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
dimilikinya
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 364)

2= Jika anak mampu


mengungkapkan dan
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

mengontrol reaksi emosi yang


dimilikinya

6 0 = Jika anak tidak memiliki


strategi atau inisiatif sendiri
Menggunakan strategi inisiatif-diri untuk mengarahkan dalam mengelola emosinya
kembali perasan-perasaan
1 = Jika anak sebagian
mampu menggunakan strategi
(Misalnya, anak menjadi lebih reflektif dan menggunakan
atau inisiatif sendiri dalam
strategi dalam mengendalikan emosi, lebih mampu dalam
mengelola emosinya
mengelola emosinya dengan menggunakan strategi kognitif
seperti menenangkan diri sendiri ketika sedang marah) 2= Jika anak mampu
menggunakan strategi atau
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment inisiatif sendiri dalam
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 364) mengelola emosinya

7 0 = Jika anak tidak memiliki


rasa empati pada teman di
Mulai memiliki kapasitas untuk berempati secara tulus
lingkungannya

(Misalnya, anak kelas 4 rentang usia 9-10 tahun, merasa 1 = Jika anak hanya sebagian
berempati terhadap orang yang stress serta sangat memiliki rasa empati pada
memahami kesedihan yang di rasakan oleh orang tersebut) teman di lingkungannya

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2= Jika anak memiliki rasa

Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 364) empati yang baik pada teman
di lingkungannya

8 Anak mulai mempelajari coping terhadap stress atau anak 0 = Jika anak tidak memiliki
mampu menilai situasi yang menekan secara lebih akurat alternative coping stress,
dan menentukan seberapa jauh mereka mampu cenderung mengadu atau
mengendalikannya. berespon langsung dengan
emosi yang dimilikinya
Anak mulai dapat mengalihkan perhatiannya paa hal-hal
1 = Jika anak sebagian
yang kurang menyebabkan stress atau mengalami
memiliki alternative coping
alternative coping terhadap kondisi yang menyebabkan
stress, cenderung mengadu
stress dan menggunakan startegi kognitif yang lebih
atau berespon langsung
banyak.
dengan emosi

(Misalnya, ketika seorang guru tidak menyapanya, anak


Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

akan melakukan pemikiran ulang terhadap situasi memiliki alternative coping


semacam itu dan berfikir. “gurunya mungkin sibuk dengan stress, cenderung mengadu
hal-hal lain atau lupa menyapa”. atau berespon langsung
dengan emosi yang
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment dimilikinya.
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 364)

Keterangan Sekor:

1. Tidak Baik/Tidak Mampu


2. Cukup Baik/Sebagian Mampu
3. Sangat Baik /Mampu/Tidak Mengalami Kesulitan.

E. Aspek Perkembangan Moral dan Agama

Aspek Perkembangan Moral dan Agama Sekor


No Indikator Penilaian
Usia Anak 9-10 Tahun 0 1 2
1 Level 2.Penalaran Moral Konvensional 0 = Jika anak tidak patuh
akan aturan yang diberikan
(Individu menerapkan standar-standar tertentu, namun pada lingkungannya dan
standar-standar itu ditetapkan oleh pihak lain misalnya, tidak menghargai perhatian
orang tua atau pemerintah). atau kepedulian dari
lingkungannya cenderung
Tahap 3. Ekspektasi Interpersonal timbal-balik, relasi dan
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

berbuat sesuka hati.

1 = Jika anak sebagian patuh


atau belum konsisten pada
konformitas interpersonal. aturan yang di berlakukan di
lingkungannya dan peduli
(Anak menghargai kepercayaan, kepedulian dan loyalitas dengan konformitas
terhadap orang lain sebagai dasar dari penilaian moral. interpersonal (perhatian
Anak berusaha menjadi anak baik) dariluar dirinya)

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2 = Jika anak patuh pada

Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 368- aturan yang di berlakukan di

369) lingkungannya dan sangat


peduli dengan konformitas
interpersonal (perhatian dari
luar dirinya)

2 0 = Jika anak tidak memahami


konsep barter dimana perilaku
baik akan dibalas dengan
Tahap 2. Individualisme, tujuan & pertukaran kebaikan dan sebaliknya
Anak berfikir bahwa berusaha memuaskan kepentingannya perilaku buruk.
sendiri adalah layak dan mereka juga membiarkan orang
1 = Jika anak sebagian
lain bertindak serupa.
memahami konsep barter
dimana perilaku baik akan
(Misalya, anak berfikir jika mereka berbuat baik maka
dibalas dengan kebaikan dan
orang lain akan berbuat kebaikan juga dan sebaliknya)
sebaliknya perilaku buruk.

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment


2= Jika anak memahami
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 368-
konsep barter dimana perilaku
369)
baik akan dibalas dengan
kebaikan dan sebaliknya
perilaku buruk.

3 Memiliki moralitas Otonom yakni, peningkatan 0 = Jika anak menjalankan


fleksibiliatas dimana mempertimbangkan intensi perintah yang diberikan
individual, berpendapat bahwa aturan-aturan dapat dengan kaku atau tidak patuh
dirubah, dan menyadari bahwa perbuatan yang salah tidak sama sekali
selalu dihukum.
1 = Jika anak patuh terhadap
aturan dengan sangat kaku
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

namun disisilain bisa fleksibel


dimana menyadari perbuatan
yang salah tidak selalu
dihukum namun juga bisa di
nasehati jika masih bisa
dimaafkan.

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2= Jika anak menjalankan

Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 366) peraturan dengan lebih flesibel
menyadari bahwa aturan-
aturan dapat dirubah dan
menyadari bahwa perbuatan
yang salah tidak selalu
dihukum.
4 0 = Jika anak tidak paham
bahwa perilaku yang baik atau
membantu teman akan
banyak disenangi teman
sehingga cenderung tidak
termotivasi untuk berbuat
baik.

1 = Jika anak bersikap tiadak


Anak memiliki pemahamaan bahwa, Moral perilaku yang konsisten cenderung
baik adalah dapat menyenangkan atau membantu orang. berperilaku yang baik atau
membantu teman dan
(Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa cenderung tidak. Namun anak
Publising House. Hal, 42). memahami konsep disenangi
orang jika berbuat baik

2= Jika anak paham bahwa


perilaku yang baik atau
membantu teman akan
banyak disenangi teman
sehingga perilaku anak
cenderung baik.

5 Anak menacari persetujuan dan penangguhan dari orang di 0 = Jika anak menjalankan
sekitarnya tetang apa yang baik atau tidak baik dilakukan. perilakunya sekehendak
hatinya saja tanpa bertanya
Anak memiliki pemahamaan bahwa, Moral perilaku yang mengenai saran dari orang
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

yang lebih tua/pembimbing

1 = Jika anak tidak konsisten


dalam menjalankan
perilakunya terkadang
sekehendak hatinya saja tanpa
bertanya mengenai saran dari
baik adalah apat menyenangkan atau membantu orang. orang yang lebih
tua/pembimbing namun
(Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa kadang kala mencari
Publising House. Hal, 42). persetujuan dari pembimbing.

2= Jika anak bertanya


mengenai saran dari orang
yang lebih tua/pembimbing
dalam menentukan
perilakunya.

6 0 = Jika anak tcenderung


berperilaaku sesuka hati

Anak menghormati otoritas (Guru dan orang tua) dan 1 = Jika anak cenderung
cenderung tidak menentang terhadap apa yang dinilai bersikap tidak konsisten
wajar. kadang patuh pada guru
kadang sekehendak hatinya.
(Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa
2= Jika anak cenderung patuh
Publising House. Hal, 42).
atau tidak menentang perintah
orang tua ataua guru terhadap
apa yang dinilainya wajar.
7 Dalam konsep agama, anak masuk pada fase realistis. 0 = Jika anak cenderung
Dimana anak mulai menghayati agama secara realistis, masih di tahap dongeng.
sesuai apa yang dilihat di sekitarnya. Dimana mengangap bahwa
agama adalah dongeng. Atau
Di usia 7-8 tahun, kecenderungan anak memiliki cenderung tidak mengikuti
kesadaran beragama yang merupakan hasil sosialisasi apa yang dilakukan oleh
orang tua, guru, dan lingkungan. lingkungannya.

1 = Jika anak sebagain


mengangap agama sebagai
(Siryanti, Lilik. 2014. Psikologi Anak, mengenal anak autis
cerita sebagaian lain realistis
sampai hiperaktif. Salatiga : STAIN Salatiga Press. Hal. 70)
mengikuti apa yang dilakukan
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

di sekitarnya.

2= Jika anak cenderung


bersikap realistis mengikuti
apa yang dilakukan di
sekitarnya.

Keterangan Sekor:

1. Tidak Baik/Tidak Mampu


2. Cukup Baik/Sebagian Mampu
3. Sangat Baik /Mampu/Tidak Mengalami Kesulitan.

F. Aspek Perkembangan Sosial

Sekor
No Aspek Perkembangan Sosial Usia Anak 9-10 Tahun Indikator Penilaian
0 1 2
1 Anak mulai menyadari bahwa hidup tidak hanya untuk 0 = Jika anak cenderung asik
bermaian saja. anak belajar bekerjasama dengan anak bermain sendiri dan tidak
lainnya. menyukai bermain dengan
temannya.
(Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa
1 = Jika anak cenderung
Publising House. Hal, 42).
menyukai bermaian sendiri
namun disisi lain juga tetap
bisa bekerja sama engan
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

temannya.

2 = Jika anak mampu


bermaian kelompok
danbekerja sama dengan baik
dengan teman-temannya.

2 0 = Jika anak cenderung


monoton memaikan mainan
yang sama atau melakukan
aktifitas yang berulang.

1 = Jika anak cenderung


Pada masa ini, anak mudah mengalami kebosanan dan memaikan mainan yang sama
kejenuhan. atau melakukan aktifitas yang
berulang namun tetap bisa
(Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa mengikuti aktifitas yang baru
Publising House. Hal, 42). saat di minta.

2= Jika anak cenderung


menyukai aktifitas yang
bervariasi dan baru dari
aktifitas sebelumnya.

3 Anak mengenali kondisi dirinya secara fisik dan 0 = Jika anak tidak mampu
kemampuannya. Serta membandingkan dengan anak memahami kondisi fisik yang
lainnya. dimilikinya sehingga
cenderung berperilaku diluar
(Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa dari kemampuan yang
Publising House. Hal, 42). dimilikinya. Seperti tetap
menujuk tangan walau tidak
bisa menjawab pertanyaan
guru atau melakukan aktifitas
yang akan membahayakannya
karena tidak sesuia dengan
kemampuannya.

1 = Jika anak cenderung


belum konsisten pada
sikapnya kadang memahami
kemapuan dirinya kadang kala
berperilaku acuh karena ingin
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

mendapatkan sinpati dari


orang lain.

2= Jika anak mampu


mengenali kondisi dirinya
secara fisik dan
kemampuannya. Serta
membandingkan dengan anak
lainnya.
4 0 = Jika anak tidak peduli
dengan persaingan dan
cenderung tidak termotivasi
ketika melihat temannya bisa
dan anak belum bisa.
Anak ingin memiliki apa yang anak lain miliki atau ingin
1 = Jika anak cenderung tidak
melakukan apa yang anak ain dapat lakukan jika tidak
konsisten kadangkala peduli
anak akan merasa rendah diri.
dengan persaingan dan
termotivasi kadangkala
(Al Farizi, Benny.2019. Quatum Parenting. Bogor: Zenawa
bersikap acuh.
Publising House. Hal, 42).

2= Jika anak anak menyukai


persaingan dan termotivasi
denga teman sebayanya yang
lebih bisa darinya.

5 Anak mampu belajar berelasi dengan orang dewasa diluar 0 = Jika anak tidak sama
keluarga secara regular. Orang dewasa berinteraksi dengan sekali menjalin kerjasama
anak dengan cara yang berbeda dari orang tuanya. dengan orang yang lebih tua
misalnya guru. darinya. Seperti cenderung
bermain dengan teman sebaya
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment atau diabawah umurnya
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 378)
1 = Jika anak cenderung
bermaian dengan teman
sebaya dan adik kelas nya
namun kadangkala bisa
berkerja sama dengan orang
yang lebih tua darinya dalam
kondisi yang penting baginya.
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

2= Jika anak mampu bekerja


sama dengan teman atau
orang yang usianya lebih tua
darinya.

6 0 = Jika anak cenderung


berperilaku negatif pada
teman sebayanya
Anak memiliki relasi positif dengan teman sebaya, terlibat
1 = Jika anak cenderung tidak
interaksi yang positif, menyelesaikan konflik dengan baik
konsisten kadang kala
dan memiliki persahabatan yang berkualitas.
berprilaku positif kadang kala
negatif
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 380)
2= Jika anak cenerung
berperilaku posisitif terhadap
teman sebayanya.

7 0 = Jika anak cenderung tidak


sama sekali bermaian dengan
teman sebayanya dan memilih
bermain sendiri atau bermaian
dengan yang lebih muda atau
Adanya hubungan timbal-balik dalam relasi dengan teman lebih tua darinya.
sebaya. Presentasi waktu yang digunakan dalam interksi
1 = Jika anak cenderung
sosial dengan teman sebya meningkat dari sekitar 10
memilih bermain dengan
persen di usia 2 tahun menjadi 30 persen di usia anak-
sendiri atau bermaian dengan
anak pertengahan dan akhir.
yang lebih muda atau lebih
tua darinya dibandingkan
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
teman sebaya.
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 381)

2= Jika anak lebih menyukai


bermain dengan teman
sebayanya dibandingkan
diluar dari usianya.

8 Memandang ukuran kelompok menjadi sesuatu yang besar. 0 = Jika anak cenderung
Dan hingga usia 12 tahun preferensi anak terhadap menyukai bermaian sendiri
kelompok bergender meningkat. daripada berkelompok
Artinya anak menyukai kelompok yang satu gander dengan
1 = Jika anak cenderung
nya.
bermain dengan kelompok
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

diluar dari gandernya atau


lebih memilih bermaian sendiri

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2= Jika anak memiliki


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 381) kelompok bermaian dan
kecenderungan kelompok
segender.

9 Anak mulai memilki kognisi sosial yakni, pemikiran 0 = Jika anak tidak
mengenai hal-hal sosial, seperti interpretasi anak mengenai pemahaman kognisi sosial
suatu kejadian dilingkungannya. sehingga cenderung tidak bisa
Langkah anak dalam menginterpretasikan sosialnya : menginterpretasikan mengenai
Membaca kode/isyarat sosial, menginterpretasikan, kejadian dilingkungannya.
mencari respon, memilih respon yang optimal dan
1 = Jika anak belum cukup
bertindak.
baik dalam
menginterpretasikan kejadian
(Misalnya, seorang anak laki-laki tidak sengaja tersandung
dilingkungannya.
dan menjatuhkan minuman ringan dari tangan anak laki-
laki lain. Anak laki-laki yang terkena minuman 2= Jika anak mampu dengan
menginterpretasikan kejadian tersebut apakah di sengaja baik menginterpretasikan
sebagai permusuhan atau ketidaksengajaan shingga bisa kejadian dilingkungannya.
dimaafkan). Jika anak laki-laki yang terkena minuman
ringan beranggapan bahwa kejadian itu sebagai
permusuhan maka, akan di balas nya secara agresif dan
teman-teman sekelas akan mengiterpretasikan kejadian
tersebut sebagai suatu kenakalan atau perilaku buruk)

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 382)
10 Memiliki hubungan persahabatan dengan kecenderungan 0 = Jika anak tidak memiliki
memiliki kesamaan satu sama lain dari pada perbedaan sahabat atau teman dekat
seperti, dari faktor usia, jenis kelamin, suku dll. sama sekali dilingkungannya

1 = Jika anak memiliki teman


Sahabat sering kali memiliki sikap yang sama terhadap
dekat atau sahabat namun
sekolah, apirasi yang sama terhadap pendidikan, serta
cenderung tidak memiliki
orientasi prestasi yang sejalan.
kesamaan dengannya.

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2= Jika anak memiliki sahabat


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 385) atau teman dekat yang sama
dengannya
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

Keterangan Sekor:

0. Tidak Baik/Tidak Mampu


1. Cukup Baik/Sebagian Mampu
2. Sangat Baik /Mampu/Tidak Mengalami Kesulitan.

G. Aspek Perkembangan Kepribadian

Aspek Perkembangan Kepribadian Sekor


No Indikator Penilaian
Usia Anak 9-10 Tahun 0 1 2
1 0 = Jika anak tidak tidak
mendeskripsikan karakter
psikologis mereka atau
cenderung tidak percaya diri
Anak semakin mendeskripsikan mereka sendiri dengan
karakteristik psikologis dan sifat-sifat yang berlawanan 1 = Jika anak mampu
dengan deskripsi diri anak-anak kecil yang konkret. mendeskripsikan karakteristik
psikologis diri mereka sendiri
Anak cenderung mendeskripsikan mereka sendiri sebagai namun cenderung kepada
“Populer, baik, suka, membantu, cerdas dan bodoh”. orang terdekatnya saja.

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment 2 = Jika anak mampu

Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 360) mendeskripsikan karakteristik


psikologis mereka sendiri
kepada banya orang dengan
penuh percaya diri
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

2 0 = Jika anak tidak memiliki


komunitas yang dibanggakan
sebagai identitas dirinya. Atau
anak cenderung memilih
bermaian sendiri dari pada
Anak-anak cenderung lebih mengenali aspek sosial dari
berkelompok
dirinya. Anak menggunakan referensi kelompok sosial
dalam mendeskripsikan dirinya. 1 = Jika anak memiliki
komunitas sosial namun tidak
(Seperti untuk merujuk dirinya sebagai Pramuka atau bangga dengan komunitas
sebagai seseorang yang memiliki dua sahabat karib) yang dimilikinya.
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 360) 2= Jika memiliki komunitas
kelompok yang di
banggakannya dan melebel
dirinya sebagai anggota
kelompok tersebut.

3 0 = Jika anak bersikap tidak


peduli dengan perbandingan
atau persaingan yang ada
dilingkungannya dimana anak
Meningkatnya kecenderungan anak untuk melakukan
tidak termotivasi jika anak lain
perbandiangan sosial.
lebih mampu darinya

Dimana anak tidak lagi berfikir mengenai apa yang mereka 1 = Jika anak bersikap tidak
lakukan atau tidak lakukan, melainkan cenderung berfikir konsisten kadangkala bersikap
apa yang dapat dilakukannya dibandingkan dengan yang peduli kadangkala bersikap
dapat dilakukan anak lain atau temaannya. apatis terhadap lingkungan
atau perbaningan sosial
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 360) 2= Jika anak bersikap peduli
menjadi termotivasi atau
rendah diri karena
perbandingan sosialnya

4 Anak menunjukan peningkatan dalam pengambilan 0 = Jika anak bersikap acuh


perespektif yaitu, kemampuan untuk mengasumsi tidak peduli dengan kesulititan
perspektif orang lain serta memahami pikiran dan atau kesedihan yang ada pada
perasaannya. teman atau lingkungannya.

1 = Jika anak tidak konsisten


Kemampuan ini penting karena dapat mengembangkan
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

terhadap perilakunya
terkadang bersikap peduli
perilaku prososial pada anak seperti, berempati, memberi, terhadap kesulitan yang
menolong dan lain sebaginya. dialami terkadang juga tidak.

2= Jika anak bersikap peduli


(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
dan proaktif membantu
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 361)
temannya yang sedang dalama
kesulitan.

5 Anak menunjukan semakin baik pada sikap skeptis 0 = Jika anak cenderung
(kurang percaya) terhadap klaim anak lain. mempercayai lansung laporan
diri dari teman sebayanya.

1 = Jika anak bersikap tidak


(Misalnya, anak cenderung menolak laporan diri anak lain
konsisten disisilain bersikap
bahwa anak itu cerdas dan jujur)
percaya dilain sisi tidak.

2= Jika anak cenderung tidak

Diusia 10-11 tahun, secara psikologis anak juga mempercayai atau menolak

menunjukan pemahaman yang lebih baik bahwa laporan- laporan diri anak lain dan

diri orang lain mungkin melibatkan tendensi (perhatian) cenderung berfikir lebih kritis

yang diinginkan secara sosial. bahwa laporan-diri orang lain


mungkin dikarenakan anak
lain meminta perhatian.

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 361
https://id.wikipedia.org/wiki/Skeptisisme)
6 0 = Jika anak cenderung
berperilaku sesuka hati tanpa
memahami adanya atauran
Meningkatnya kapasitas bagi regulasi-diri (kendali-diri). sosial.
Meningkatnya kapasitas ini dicirikan dengan usaha
1 = Jika anak cenderung tidak
mengelola perilaku, emosi dan pikiran yang menghasilkan
konsisten bersikap patuh dan
kompetensi sosial dan pencapaian.
mempu mengendalikan diri
disisi lain tidak
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 364)
2= Jika anak mampu dengan
konsisten berprilaku patuh
dan mengendalikan diri
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

7 0 = Jika anak tidak memiliki


motivasi sama sekali untuk
Anak masuk pada tahapan perkembangan industri versus membuat suatu karya atau
inferioritas. produk.
Tahap industri dimana anak terkait pada asal mula sebuah
1 = Jika anak memiliki
benda dan cara kerjanya. Seperti, anak berusaha untuk
kemampuan dan semangat
membuat, membangun, dan menjadikan benda-benda itu
untuk membuat seuatu karya
bekerja-membuat pesawat mainan, membangun rumah
dan tidak peduli atau acuh
pohon, memperbaiki sepedah, menyelesaikan masalah atau
dengan pandangan orang luar
memasak-perasaan mereka terhadap industry meningkat.
terhadap hasil karyanya.
Tahap inferioritas dimana orang tua menganggap usaha
Cenderung asik dengan
yang mereka ciptakan sebagai sautau “kenalan” atau
dirinya sendiri.
“membuat kekacauan”. Maka, hal ini akan memberikan
rasa inferioritas pada anak.
2= Jika anak mampu
menghasilkan karya dan
(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
menjadi tidak termotivasi saat
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 364)
ada yang merendahkan hasil
karyanya

8 0 = Jika anak tidak mampu


mengevaluasi dirinya secara
Meningkatnya rasa Penghargaan-Diri yakni, evaluasi global umum. dan cenderung
mengenai diri. Penghargaan diri disebut juga dengan mengalami kebingungan saat
martabat diri atu citra diri. ditanyakan siapa dirinya.

1 = Jika anak hanya mampu


(Misalnya, seorang anak mungkin dapat melihat dirinya
menjelaskan dirinya sebagai
tidak hanya seorang pribadi, namun seorang pribadi yang
manusia atau pribadi saja
baik).

2= Jika anak mampu


(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment
menjelaskan dirinya secara
Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 361)
global sebagai pribadi yang
baik atau menyenangkan.

9 Meningkatnya rasa Konsep-Diri yakni, evaluasi dominan 0 = Jika anak tidak mampu
sspesifik mengenai diri atau evaluasi mengenai bidang- menjelaskan dirinya secara
bidang tertentu daari diri. khusus. Dan cenderung
(Misalnya, anak dapat mengevaluasi diri di berbagai bidang mengalami kebingungan.
kehidupannya-akademik, atletik, penampilan dan
1 = Jika anak hanya mampu
seterusnya).
menjelaskan dirinya secara
Madrasah Ibtidaiyah
H u m a i r a’
Hibrida 13, Jl. Padat Karya 18 A, Rt 17, Kel. Sumur Dewa, Kec. Selebar. Kota Bengkulu

(Santrock, John W.2012. Life-Span Devlopment global sebagai manusia saja.


Perkembangan Masa-Hidup. Jakarta : Erlangga. Hal, 361)
2= Jika anak mampu
menjelaskan dirinya secara
khusus

Keterangan Sekor:

0.Tidak Baik/Tidak Mampu

1.Cukup Baik/Sebagian Mampu

2.Sangat Baik /Mampu/Tidak Mengalami Kesulitan.

Anda mungkin juga menyukai