Ok Penetrasi Kurang
Ok Penetrasi Kurang
Mata Kuliah:
Dosen Pengampu:
Faqih Ma’arif, M.Eng.
Disusun Oleh :
Dimas Addien Pradipta
(16510134021)
13 September 2017
Penulis
JUDUL .............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
A. JENIS PENGUJIAN.............................................................................................1
B. KAJIAN TEORI....................................................................................................1
C. ALAT dan BAHAN............................................................................................2
1. Alat.......................................................................................................................2
2. Bahan...................................................................................................................6
D. LANGKAH KERJA.............................................................................................7
E. PENYAJIAN DATA.............................................................................................8
F. PEMBAHASAN...................................................................................................11
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM..........................................17
H. KESIMPULAN....................................................................................................17
I. SARAN – SARAN...............................................................................................17
J. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18
K. LAMPIRAN.........................................................................................................18
B. KAJIAN TEORI
Penetrasi merupakan pengujian yang sangat penting, karena penetrasi
dapat mengindikasikan mutu suatu aspal. Penetrasi adalah masuknya
jarum penetrasi ukuran tertentu, beban tertentu, dan waktu tertentu ke
dalam aspal pada suhu tertentu. Aspal keras (asphalt cement) adalah suatu
jenis aspal minyak yang didapat dari residu hasil destilasi minyak bumi
pada keadaan hampa udara, (SNI 06-2456-1991).
Tujuan dari pengujian ini adalah menyeragamkan cara pengujian untuk
pengendalian mutu bahan dalam pelaksanaan pembangunan, serta untuk
keperluan pembangunan atau pemeliharaan jalan. Pengujian penetrasi
dilakukan dengan cara menusukkan jarum dengan diameter 0.1mm yang
diberi beban 50gram untuk beban 100 gram dan 100gram untuk beban
200gram. Sebelum pengujian dilakukan, aspal sampel harus dibuat
bersuhu 25 °C dengan cara merendam benda uji kedalam air es.
Penusukan jarum dilakukan dengan lama waktu 5detik, (SNI 06-2456-
1991).
Penetrasi aspal bertujuan untuk memeriksa tingkat kekerasan aspal.
Prosedur pemeriksaan mengikuti PA-0301-76 atau AASTHO T49-80.
Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan jarum berdiameter 1mm
dengan menggunakan beban 50 gram sehingga diperoleh beban gerak
seberat 100 gram (berat jarum + beban ) selama 5 detik pada temperature
Gambar 1. Penetrometer.
b. Cawan.
Cawan sebagai tempat menampung aspal saat dipanaskan dan
setelah dipanaskan dengan spesifikasi tinggi cawan 35mm dan
diameter cawan 55mm.
c. Baskom.
Baskom digunakan untuk menampung air dan es padasaat proses
perendaman cawan aspal sampel hingga suhu tersyarat.
Gambar 3. Baskom
Gambar 4. Stopwatch.
e. Termometer.
Termometer digunakan pada saat pengukuran suhu ruang dan
suhu aspal pada titik tertentu. Termometer yang digunakan pada
praktikum ini adalah termometer raksa dengan jangkauan 0° – 360°
C sesuai dengan SNI 19-6421-2000 Spesifikasi Standar
Termometer.
Gambar 5. Termometer.
f. Kain lap.
2. Bahan
a. Aspal hasil uji pemanasan.
Aspal hasil pemanasan yang telah didinginkan menjadi suhu
25 °C menjadi aspal uji penetrasi.
D. LANGKAH KERJA
E. PENYAJIAN DATA
2. Tempat
Pengujian Penetrasi Aspal dilaksanakan di Laboratorium Konstruksi
Jalan Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
3. Hasil Pengujian.
Tabel 2. Data hasil penelitian
3. Hasil Pengujian.
Tabel 3. Data hasil pemanasan
2. Tempat
Pengujian Penetrasi Aspal dilaksanakan di Laboratorium Konstruksi
JalanJurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
2. Tempat.
Pengujian Penetrasi Aspal dilaksanakan di Laboratorium Konstruksi
Jalan Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
3. Hasil Pengujian.
Tabel 5. Data hasil pemanasan
2. Tempat
Pengujian Penetrasi Aspal dilaksanakan di Laboratorium Konstruksi
Jalan Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
3. Hasil Pengujian.
Tabel 6. Data hasil penelitian
F. PEMBAHASAN
Penelitian penetrasi menghasilkan angka yang mengindikasikan mutu
suatu aspal. Aspal akan lembek pada nilai penetrasi tinggi dan keras pada
nilai penetrasi rendah. Spesifikasi pemakaian aspal lembek atau aspal
keras sangat bergantung pada lokasi pengaplikasian dan suhu tempat
tersebut.
Hasil pada praktikum penetrasi yang telah dilaksanakan, dapat di
hitung nilai standar deviasi sebagai berikut :
No X X - X1 | X – X1 | |X – X1|²
1 79 21,34 21,34 455.3956
2 52 -5.66 5.66 32,0356
3 42 -15,66 15,66 245,2356
X1 = 57,66 Σ=732,6668
SD=
√
2 ¿732.6668∨²
3−1
SD = 19.13984
19. 13984
K =
57.66
K = 33.19431 %
No X X - X1 | X – X1 | |X – X1|²
1 72 -3.6 3.6 12.96
2 75 -0.6 0.6 0.36
3 80 4.4 4.4 19.36
X1 = 75.6667 Σ=32,6
SD=
√
2 ¿32.6∨²
3−1
SD = 4.04227
32.6
K = 4.04227
K = 5.346927 %
82.0
79.7
80.0
78.0
76.0
Nilai Penetrasi
74.0 71.6
72.0 Batas Bawah
70.0
Batas Atas
68.0
Titik 1 Titik 2 Titik 3
Gambar 9. Grafik Nilai Penetrasi dengan Batas Atas dan Bawah
No X X - X1 | X – X1 | |X – X1|²
1 55 -12.6 12.6 158.76
2 65 2.4 2.4 5.76
3 68 5.4 5.4 29.16
X1 = 62.6 Σ=193.68
¿ 92.667∨²
SD=
√
2
3−1
SD = 6.8
6.8
K =
62.667
K = 16.67 %
80
69.5
70
60 55.9
50
40 Nilai Penetrasi
30
Batas Bawah
20
10 Batas Atas
0
Titik 1 Titik 2 Titik 3
Gambar 10. Grafik Nilai Penetrasi dengan Batas Atas dan Bawah
80
70
60
50
40
Nilai Penetrasi Rerata
30 Standar Deviasi
20
10
0
Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3
H. KESIMPULAN
Berdasar pada pengujian penetrasi tersebut aspal sampel termasuk
dalam jenis AC pen 60/70. Aspal yang dipanaskan berulang atau aspal
residu menjadikan sebagian kadar oli menguap sehingga bersifat getas.
Akan tetapi dengan dipanaskan secara berulang akan menghasilkan aspal
dengan homogenitas yang lebih sempurna. Dengan nilai penetrasi tinggi
maka aspal pen 60/70 yang dipanaskan secara berulang tidak dapat
diaplikasikan di Indonesia.
I. SARAN – SARAN
Penulis menyarankan selalu berhatihati saat pengujian. Kondisi alat
yang sudah tua dan laboratorium yang sempit membuat harus lebih
waspada dengan kondisi lingkungan. Tetap laksanakan K3-L. Lakukan
seluruh praktikum sesuai standar dan langkah kerja yang telah ditentukan.
Setap berkerjasama antar anggota maupun antar tim peneliti.
K. LAMPIRAN
Data sementara….