Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Praktikum
Pembelajaran Biologi
Dosen pengampu : Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.S. dan Dr.Bambang Supriatno, M. Si
Oleh :
FRIMA HARSAWATI (1906476)
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
ANALISIS DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM/ PRAKTIKUM DI SMA
MELALUI PETUNJUK PRAKTIKUM (LKS)
Uji Kandungan Zat Makanan
1. Siapkan alat dan bahan eksperimen yang akan diuji
2. kemudian beri tanda masing-masing tabung reaksi pakai kertas label dengan nama A,
B, C, D.
3. Masukkan setengah sendok teh tepung kanji pada tabung reaksi A, lalu tambahkan
sedikit air, dan aduklah menggunakan spatula agar tepung larut.
4. Masukkan setengah sendok teh gula pasir ke dalam tabung reaksi B, kemudian
tambahkan sedikit air, aduklah menggunakan spatula agar gula larut.
5. Pecahkan telur, kemudian ambil 1 sendok teh putih telur dan masukkan ke dalam
tabung reaksi C.
6. Masukkan 1 sendok minyak goreng ke dalam tabung reaksi D.
7. Buatlah empat ulangan untuk sampel yang sama (sehingga masing-masing ada 4
buah tabung reaksi yang berisi sampel tepung kanji, gula pasir, putih telur, dan
minyak).
8. Letakkan keempat tabung reaksi tersebut pada rak tabung reaksi.
uji amilum
1. Masukkan beberapa tetes larutan iodin menggunakan pipet tetes ke dalam tabung
reaksi A, B,C, dan D
2. Amatilah perubahan warna yang terjadi
3. Jika warna sampel berubah menjadi biru-hitam maka menunjukkan bahwa bahan
sampel mengandung amilum.
Uji Glukosa :
1. Tuangkan air secukupnya ke dalam gelas kimia, lalu didihkan pada kaki tiga dengan
pembakar spirtus, hati-hati terbakar, jangan terlalu dekat dengan api dan jauhkan
benda-benda yang mudah terbakar.
2. Teteskan 10-15 tetes larutan benedict (fehling A + Fehling B) menggunakan pipet
tetes kedalam tabung reaksi B.
3. Panaskan tabung reaksi selama 5 menit pada kaki tiga dengan pembakar spirtus.
4. Setelah 5 menit, keluarkan tabung raksi menggunakan penjepit kayu dan letakkan
pad arak tabung reaksi. Dinginkan sejenak.
5. Amatilah perubahan yang terjadi, jika larutan berubah warna menjadi warna merah
bata atau terbentuk endapan berwarna merah bata, maka menandakan kandungan
glukosa pada sampel bahan.
6. Lakukanlah uji tersebut pada tabung reaksi yang berisi sampel lainnya, amatilah dan
catat perubahan yang terjadi.
Uji Protein :
1. Masukkan beberapa tetes larutan biuret (NaOH + CuSO 4) ke dalam tabung reaksi
A,B,C, dan D
2. Amatilah perubahan yang terjadi
3. Perubahan warna larutan menjadi ungu menunjukkan bahwa sampel bahan
mengandung protein.
Uji Lemak :
1. Tambahkan beberapa tetes etanol pekat ke dalam tabung reaksi A, B, C ,dan D, lalu
kocok tabung reaksi. Gunakan sarung tangan saat melakukan percobaan untuk
menghindari kulit terkena etanol pekat.
2. Tambahkan 1 ml air ke dalam tabung reaksi, lalu kocok lagi.
3. Jika terbentuk endapan putih keabu-abuan, maka makanan yang diuji mengandung
lemak.
Tabel Data Hasil Percobaan
Sumber:
NAMA BUKU/SUMBER : BIOLOGI SMA/MA KELAS XI PEMINATAN MIPA
PENULIS : SLAMET PRAWIROHARTONO
PENERBIT : BUMI AKSARA
TAHUN : 2019
JUDUL KEGIATAN : UJI KANDUNGAN ZAT MAKANAN
KELAS : XI
SEMESTER :2
I. Judul Penelitian
Analisis Desain Kegiatan Laboratorium/ Praktikum di SMA melalui Petunjuk
Praktikum (LKS)
Dalam proses belajar mengajar, LKS sering dimanfaatkan sebagai buku latihan
siswa yang didalamnya memuat:
A. Ringkasan Materi
Dengan adanya ringkasan materi ini, siswa akan lebih mudah memahami materi
B. Soal-soal latihan
Bentuk-bentuk soal latihan yang dimuat dalam lembar kerja siswa umumnya
berisi:
Soal-soal subyektif disebut juga soal uraian yang memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk memilih dan menentukan jawaban. Kebebasan ini berakibat data
jawaban bervariasi, sehingga tingkat kebenaran dan tingkat kesalahan juga menjadi
variasi, hal inilah yang mengundang subyektivitas penilai ikut berperan menentukan
(Thoha, 1994: 55).
Pada tipe ini, butir-butir soal yang diberikan kepada peserta didik disertai dengan
alternatif jawaban, sehingga peserta didik tinggal memilih satu diantara alternatif
jawaban yang tersedia. Jawaban tersebut hanya ada satu yang paling benar atau yang
paling benar, sedangkan yang lainnya salah (Thoha, 1994: 69).
Menurut Poppy Kamalia Devi, dkk (2009: 32-33), Sistematika LKS umumnya terdiri
dari:
1) Judul LKS
2) Pengantar
Berisi uraian singkat bahan pelajaran (berupa konsep-konsep IPA) yang dicakup
dalam kegiatan. Selain itu juga memberikan pertanyaan atau masalah yang
berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memancing
kemampuan berpikir siswa dan diharapkan siswa dapat memecahkan masalah
tersebut dengan melakukan kegiatan.
3) Tujuan Kegiatan
Berisi kompetensi yang harus dicapai siswa setelah melakukan percobaan. Tujuan
pembelajaran dirinci pada masing-masing kegiatan.
4) Alat dan bahan
Memuat alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan.
5) Langkah Kegiatan
Langkah kegiatan berisi sejumlah langkah cara pelaksanaan kegiatan yang harus
dilakukan siswa.
Kesimpulan. Kesimpulan tercantum dalam bagian akhir LKS. Hal ini ditujukan agar
guru bisa mengetahui tercapai atau tidaknya kompetensi yang diinginkan pada tujuan,
karena kesimpulan menjawab tujuan.
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11-12), tujuan Lembar Kerja
Siswa (LKS), antara lain:
Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat
menggunakan alat bantu secara bergantian.
Menurut Dewiana (2001:10) LKS dapat digunakan dalam penyajian mata pelajaran
secara eksperimen maupun non- eksperimen, sehingga berdasarkan penggunaan
metode dikenal dua jenis LKS, yaitu LKS eksperimen yang dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan eksperimen, dan LKS non-eksperimen yang dijadikan
pedoman dalam memahami konsep atau prinsip tanpa eksperimen. Kedua macam
LKS tersebut dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
Azhar (1993) : 78) mengatakan bahwa “LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa
akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir
yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja
yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap
pemahaman materi yang telah diberikan”.
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11), tujuan Lembar Kerja Siswa
(LKS), antara lain:
Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS lebih
sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian dalam mempelajari
LKS tersebut.
Didalamnya terdiri uraian singkat tentang pokok bahasan secara umum, rangkuman
pokok bahasan, puluhan soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian (Azhar, 1993: 78).
Bagi siswa LKS berfungsi untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran yang didapat.
Bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu
diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir yang bagaimana yang akan
ditumbuhkan pada diri siswa.
Selain itu dengan adanya LKS siswa tidak perlu mencatat atau membuat ikhtisar atau
resume pada buku catatannya lagi, sebab dalam tiap LKS biasanya sudah terdapat
ringkasan seluruh materi pelajaran. Berdasarkan fungsi lembar kerja di atas, maka
guru sebagai pengelola proses belajar, kedudukannya tidak dapat digantikan oleh
adanya lembar kerja.
Karena keberadaan lembar kerja siswa ini adalah hanya membantu kemudahan dan
kelancaran aktivitas pada saat proses belajar mengajar serta interaksi antara guru dan
murid. Sehingga tujuan utama proses belajar dapat tercapai atau berhasil (Azhar,
1993: 78).
Menulis LKS
Penentuan alat penilaian; bahwa penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil
kerja siswa. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi
yang penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang
cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Kriteria (PAK) atau
Criterion Referenced Assesment.
Penyusunan materi; yakni sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS
dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup
substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti
buku, majalah,internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap
materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan
agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara
jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa
dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara
jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan
berapa lama waktunya
Menurut Azhar (1993:79) ada dua macam LKS yang dikembangkan dalam
pembelajaran di sekolah.
LKS Tak Berstruktur. Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang
berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang
dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang
dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap
individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja peserta
peserta didik, contoh :
a) Lembaran yang memuat suatu kelompok data dan sajiannya berupa grafik yang
dikutip dari media masa dan dapat dimanfaatkan guru dalam membahas materi yang
relevan dalam statistik.
b. Bahan
Tabel 5.2 Bahan Penelitian dalam Analisis Petunjuk Pratikum (LKS) Biologi
No Bahan Jumlah
.
1. Petunjuk praktikum 1 buah
(LKS) biologi SMA
untuk kelas XI tentang
Uji Bahan Makanan
b. Pembahasan
1. Konten Petunjuk Praktikum (LKS) Biologi
Untuk melaksanakan kegiatan praktikum tentang Uji Bahan Makanan,
siswa memerlukan beberapa kemampuan prasyarat, yaitu pemahaman
mengenai konsep jenis nutrisi, yang meliputi karbohidrat, Protein, dan
Lemak
Gambar 7.3 Prosedur kegiatan di kegiatan praktikum LKS
Prosedur kegiatan yang dimuat dalam petunjuk praktikum (LKS)
disusun dengan sangat detail (tahap demi tahap) dan dikemukakan dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Prosedur kegiatan menjelaskan
urutan metode ilmiah yang harus dilakukan oleh siswa, tetapi harus
ditekankan kolaborasi dan kekompakan dari setiap anggota kelompok karena
membutuhkan ketelitian dalam pengerjaannya.
Konten petunjuk praktikum (LKS) biologi yang dianalisis telah sesuai dengan
tuntutan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk jenjang SMA
kelas XI. Standar kompetensi untuk materi Uji makanan menyatakan:
Kompetensi Dasar :
1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel,
jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya
4. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.
5. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
6. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
7. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada
organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan
manusia melalui berbagi bentuk media presentasi
I. Indikator :
b. Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap petunjuk praktikum (LKS) tentang
faktor lingkungan dapat dikemukakan saran sebagai berikut.
1. Kegiatan praktikum tersebut hendaknya diberi batasan waktu sesuai dengan alokasi
waktu belajar yang tersedia dan kondisi lingkungan sekitar dimana siswa berada
karena terkait dengan desain penelitian yang dapat dilakukan, seperti ketersediaan
alat dan bahan penelitian, bahkan kemampuan siswa untuk mengerjakan praktikum
tersebut (dikerjakan secara individu atau berkelompok).
2. Sebagai fasilitator proses belajar, guru hendaknya selalu mendorong siswa agar
mampu mengembangkan keterampilan proses sains (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan) dan secara optimal.
3. Dalam proses evaluasi, guru juga diharapkan mampu memberikan penilaian secara
objektif dan adil sesuai dengan kemampuan siswa yang sesungguhnya.
ANALISIS UJI COBA
Pada uji coba praktikum yang telah dilakukan, penulis mengikuti langkah-
langkah sesuai dengan yang ada pada LKS.
1. Siapkan alat dan bahan eksperimen yang akan diuji kemudian beri tanda masing-
masing tabung reaksi pakai kertas label dengan nama A, B, C, D buat semua 4 x 4
jadi 16 tabung reaksi sudah dilabeli dengan nama A, B, C, D untuk uji Amilum,
uji Glukosa, uji protein, dan uji Lemak.
2. Masukkan setengah sendok the tepung kanji pada tabung reaksi A, lalu
tambahkan sedikit air, dan aduklah menggunakan spatula agar tepung larut.
3. Masukkan setengah sendok teh gula pasir ke dalam tabung reaksi B, kemudian
tambahkan sedikit air, aduklah menggunakan spatula agar gula larut.
4. Pecahkan telur, kemudian ambil 1 sendok teh putih telur dan masukkan ke dalam
tabung reaksi C.
5. Masukkan 1 sendok minyak goring ke dalam tabung reaksi D.
6. Buatlah empat ulangan untuk sampel yang sama (sehingga masing-masing ada 4
buah tabung reaksi yang berisi sampel tepung kanji, gula pasir, putih telur, dan
minyak).
7. Letakkan keempat tabung reaksi tersebut pad arak tabung reaksi.
Gambar : Persiapan alat dan bahan serta pembuatan label untuk 16 tabung
reaksi
sumber: dokumentasi pribadi
Gambar : pembakar spirtus, kaki tiga, dan kasa
Gambar : Aquades, larutan tepung kanji, larutan gula, putih telur, minyak
goreng
Gambar : alat tulis dan kertas label
Dari analisis yang telah dilakukan, tidak banyak yang direvisi. Hanya
melakukan penambahan beberapa alat yang dirasa kurang untuk digunakan. Yaitu :
1. Gelas kimia 200ml
2. Spatula 4 buah
3. Pipet tetes 8 buah
4. Gelas ukur 2 buah
5. Tissue
6. Kertas label
Kemudian untuk reagen biuret di jelaskan takarannya untuk NaOH 2ml, CuSO 4 5
tetes. Dan ditambah bahan Aquades sebagai pelarut untuk yepung kanji dan gula
pasir. Takaran dari aquadesny harus sama misal 2 ml
Dan mengganti bahan gula pasir karena gula pasir itu sukrosa bukan glukosa itu
mengapa dalam percobaan kandungan glukosa pada makanan tidak terjadi perubahan
warna. Gula pasir diganti menjadi nasi masak dan nasi yang sudah dikunyah. Untuk
langkah kerja sudah baik dan bisa dilakukan oleh siswa.
Referensi:
Lembar kerja siswa (LKS) https://www.silabus.web.id/lembar-kerja-siswa/
Achmadi, Hainur Rasid.1996. Telaah Kurikulum Fisika SMU (Model Pembelajaran Konsep
dengan LKS)Surabaya:University Press.