Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM/ PRAKTIKUM DI SMA

MELALUI PETUNJUK PRAKTIKUM (LKS)


PRAKTIKUM UJI BAHAN MAKANAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Praktikum
Pembelajaran Biologi
Dosen pengampu : Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.S. dan Dr.Bambang Supriatno, M. Si

Oleh :
FRIMA HARSAWATI (1906476)

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
ANALISIS DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM/ PRAKTIKUM DI SMA
MELALUI PETUNJUK PRAKTIKUM (LKS)
Uji Kandungan Zat Makanan
1. Siapkan alat dan bahan eksperimen yang akan diuji
2. kemudian beri tanda masing-masing tabung reaksi pakai kertas label dengan nama A,
B, C, D.
3. Masukkan setengah sendok teh tepung kanji pada tabung reaksi A, lalu tambahkan
sedikit air, dan aduklah menggunakan spatula agar tepung larut.
4. Masukkan setengah sendok teh gula pasir ke dalam tabung reaksi B, kemudian
tambahkan sedikit air, aduklah menggunakan spatula agar gula larut.
5. Pecahkan telur, kemudian ambil 1 sendok teh putih telur dan masukkan ke dalam
tabung reaksi C.
6. Masukkan 1 sendok minyak goreng ke dalam tabung reaksi D.
7. Buatlah empat ulangan untuk sampel yang sama (sehingga masing-masing ada 4
buah tabung reaksi yang berisi sampel tepung kanji, gula pasir, putih telur, dan
minyak).
8. Letakkan keempat tabung reaksi tersebut pada rak tabung reaksi.
uji amilum
1. Masukkan beberapa tetes larutan iodin menggunakan pipet tetes ke dalam tabung
reaksi A, B,C, dan D
2. Amatilah perubahan warna yang terjadi
3. Jika warna sampel berubah menjadi biru-hitam maka menunjukkan bahwa bahan
sampel mengandung amilum.
Uji Glukosa :
1. Tuangkan air secukupnya ke dalam gelas kimia, lalu didihkan pada kaki tiga dengan
pembakar spirtus, hati-hati terbakar, jangan terlalu dekat dengan api dan jauhkan
benda-benda yang mudah terbakar.
2. Teteskan 10-15 tetes larutan benedict (fehling A + Fehling B) menggunakan pipet
tetes kedalam tabung reaksi B.
3. Panaskan tabung reaksi selama 5 menit pada kaki tiga dengan pembakar spirtus.
4. Setelah 5 menit, keluarkan tabung raksi menggunakan penjepit kayu dan letakkan
pad arak tabung reaksi. Dinginkan sejenak.
5. Amatilah perubahan yang terjadi, jika larutan berubah warna menjadi warna merah
bata atau terbentuk endapan berwarna merah bata, maka menandakan kandungan
glukosa pada sampel bahan.
6. Lakukanlah uji tersebut pada tabung reaksi yang berisi sampel lainnya, amatilah dan
catat perubahan yang terjadi.
Uji Protein :
1. Masukkan beberapa tetes larutan biuret (NaOH + CuSO 4) ke dalam tabung reaksi
A,B,C, dan D
2. Amatilah perubahan yang terjadi
3. Perubahan warna larutan menjadi ungu menunjukkan bahwa sampel bahan
mengandung protein.
Uji Lemak :
1. Tambahkan beberapa tetes etanol pekat ke dalam tabung reaksi A, B, C ,dan D, lalu
kocok tabung reaksi. Gunakan sarung tangan saat melakukan percobaan untuk
menghindari kulit terkena etanol pekat.
2. Tambahkan 1 ml air ke dalam tabung reaksi, lalu kocok lagi.
3. Jika terbentuk endapan putih keabu-abuan, maka makanan yang diuji mengandung
lemak.
Tabel Data Hasil Percobaan

Sampel bahan yang mengandung Amilum =


Sampel bahan yang mengandung Glukosa =
Sampel bahan yang mengandung Protein =
Sampel bahan yang mengandung Lemak =
PERTANYAAN :
1. Berdasarkan hasil percobaan, bahan apa sajakah yang mengandung amilum dan
glukosa? Apa buktinya?
2. Dari percobaan yang anda lakukan, bahan apa sajakah yang mengandung lemak?
Mengapa Anda menyimpulkan demikian?
3. Dari percobaan yang anda lakukan bahan apa sajakah yang mengandung protein?
Mengapa anda menyimpulkan demikian?
4. Mengapa perlu dilakukan pengujian kandungan bahan makanan?

Sumber:
NAMA BUKU/SUMBER : BIOLOGI SMA/MA KELAS XI PEMINATAN MIPA
PENULIS : SLAMET PRAWIROHARTONO
PENERBIT : BUMI AKSARA
TAHUN : 2019
JUDUL KEGIATAN : UJI KANDUNGAN ZAT MAKANAN
KELAS : XI
SEMESTER :2

I. Judul Penelitian
Analisis Desain Kegiatan Laboratorium/ Praktikum di SMA melalui Petunjuk
Praktikum (LKS)

II. Tujuan Penelitian


1. Mendeskripsikan konten petunjuk praktikum (LKS) biologi.
2. Membandingkan kesesuaian konten petunjuk praktikum (LKS) biologi dengan
kurikulum 2013
3. Mendeskripsikan ketercapaian tujuan pembelajaran biologi melalui desain
kegiatan dalam petunjuk praktikum (LKS).
4. Mendeskripsikan penerapan petunjuk praktikum (LKS) biologi dalam
pembelajaran di kelas.
III. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, tanggal : 13-19 Februari 2020
Tempat : Universitas Pendidikan Indonesia

IV. Landasan Teori


Lembar kerja siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja siswa
dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun
panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi. LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang
harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya
pembentukan kemampuan dasar sesuai indicator pencapaian hasil belajar yang
harus ditempuh (Trianto, 2010:111).
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas yang
harus dikerjakan peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah
untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar
kerja harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. LKS dapat digunakan
untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan
dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan
buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya (Madjid, 2007:
177).

Struktur Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dalam proses belajar mengajar, LKS sering dimanfaatkan sebagai buku latihan
siswa yang didalamnya memuat:

A. Ringkasan Materi

Dengan adanya ringkasan materi ini, siswa akan lebih mudah memahami materi
B. Soal-soal latihan

Bentuk-bentuk soal latihan yang dimuat dalam lembar kerja siswa umumnya
berisi:

1) soal-soal subyektif (uraian)

Soal-soal subyektif disebut juga soal uraian yang memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk memilih dan menentukan jawaban. Kebebasan ini berakibat data
jawaban bervariasi, sehingga tingkat kebenaran dan tingkat kesalahan juga menjadi
variasi, hal inilah yang mengundang subyektivitas penilai ikut berperan menentukan
(Thoha, 1994: 55).

2) Soal-soal obyektif (Fixed response item)

Pada tipe ini, butir-butir soal yang diberikan kepada peserta didik disertai dengan
alternatif jawaban, sehingga peserta didik tinggal memilih satu diantara alternatif
jawaban yang tersedia. Jawaban tersebut hanya ada satu yang paling benar atau yang
paling benar, sedangkan yang lainnya salah (Thoha, 1994: 69).

Sistematika Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Poppy Kamalia Devi, dkk (2009: 32-33), Sistematika LKS umumnya terdiri
dari:
1) Judul LKS
2) Pengantar
Berisi uraian singkat bahan pelajaran (berupa konsep-konsep IPA) yang dicakup
dalam kegiatan. Selain itu juga memberikan pertanyaan atau masalah yang
berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memancing
kemampuan berpikir siswa dan diharapkan siswa dapat memecahkan masalah
tersebut dengan melakukan kegiatan.
3) Tujuan Kegiatan
Berisi kompetensi yang harus dicapai siswa setelah melakukan percobaan. Tujuan
pembelajaran dirinci pada masing-masing kegiatan.
4) Alat dan bahan
Memuat alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan.
5) Langkah Kegiatan
Langkah kegiatan berisi sejumlah langkah cara pelaksanaan kegiatan yang harus
dilakukan siswa.

Tabel/ hasil pengamatan. Tabel pengamatan berfungsi untuk mencatat data hasil


pengamatan yang diperoleh dari kegiatan.

Pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan mengulang kembali tentang apa yang


diamati pada saat melakukan percobaan, serta juga penuntun untuk menarik
kesimpulan hasil percobaan. Pertanyaan diselesaikan secara kelompok pada saat
pembelajaran berlangsung.

Kesimpulan. Kesimpulan tercantum dalam bagian akhir LKS. Hal ini ditujukan agar
guru bisa mengetahui tercapai atau tidaknya kompetensi yang diinginkan pada tujuan,
karena kesimpulan menjawab tujuan.

Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11-12), tujuan Lembar Kerja
Siswa (LKS), antara lain:

Sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu


kegiatan tertentu.

Dapat mempercepat proses belajar mengajar dan hemat waktu mengajar.

Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat
menggunakan alat bantu secara bergantian.

Menurut Dewiana (2001:10) LKS dapat digunakan dalam penyajian mata pelajaran
secara eksperimen maupun non- eksperimen, sehingga berdasarkan penggunaan
metode dikenal dua jenis LKS, yaitu LKS eksperimen yang dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan eksperimen, dan LKS non-eksperimen yang dijadikan
pedoman dalam memahami konsep atau prinsip tanpa eksperimen. Kedua macam
LKS tersebut dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Azhar (1993) : 78) mengatakan bahwa “LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa
akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir
yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja
yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap
pemahaman materi yang telah diberikan”.

Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11), tujuan Lembar Kerja Siswa
(LKS), antara lain:

Melatih siswa berfikir lebih mantap dalam kegiatan belajar mengajar.

Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS lebih
sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian dalam mempelajari
LKS tersebut.

Ciri-ciri Lembar Kerja Siswa (LKS)

Adapun ciri-ciri LKS adalah sebagai berikut :

 LKS terdiri dari beberapa halaman


 LKS dicetak sebagai bahan ajar yang spesifik untuk dipergunakan oleh satuan
tingkat pendidikan tertentu

Didalamnya terdiri uraian singkat tentang pokok bahasan secara umum, rangkuman
pokok bahasan, puluhan soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian (Azhar, 1993: 78).

Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS)


Andi Prastowo (2011: 205-206) menyatakan bahwa empat fungsi LKS yaitu:
1) Meminimalkan peran guru, tetapi memaksimalkan peran siswa.
2) Memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan.
3) Ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.

Adapun fungsi lembar kerja siswa sebagai berikut:

Bagi siswa LKS berfungsi untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran yang didapat.

Bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu
diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir yang bagaimana yang akan
ditumbuhkan pada diri siswa.

Selain itu dengan adanya LKS siswa tidak perlu mencatat atau membuat ikhtisar atau
resume pada buku catatannya lagi, sebab dalam tiap LKS biasanya sudah terdapat
ringkasan seluruh materi pelajaran. Berdasarkan fungsi lembar kerja di atas, maka
guru sebagai pengelola proses belajar, kedudukannya tidak dapat digantikan oleh
adanya lembar kerja.

Karena keberadaan lembar kerja siswa ini adalah hanya membantu kemudahan dan
kelancaran aktivitas pada saat proses belajar mengajar serta interaksi antara guru dan
murid. Sehingga tujuan utama proses belajar dapat tercapai atau berhasil (Azhar,
1993: 78).

Penulisan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)

Langkah-Langkah Penulisan LKS

Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan


materi pembelajaran.

Menyusun peta kebutuhan LKS


Menentukan judul LKS

Menulis LKS

Menentukan alat penilaian

Penulisan dalam LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Perumusan KD yang harus dikuasai; rumusan KD pada suatu LKS langsung


diturunkan dari dokumen SI( Depdiknas, 2008: 19 ).

Penentuan alat penilaian; bahwa penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil
kerja siswa. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi
yang penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang
cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Kriteria (PAK) atau
Criterion Referenced Assesment.

Penyusunan materi; yakni sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS
dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup
substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti
buku, majalah,internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap
materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan
agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara
jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa
dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara
jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan
berapa lama waktunya

Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut :


a. Judul
b. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
c. Kompetensi yang akan dicapai
d. Informasi pendukung
e. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
f. Penilaian

Macam-macam Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Azhar (1993:79) ada dua macam LKS yang dikembangkan dalam
pembelajaran di sekolah.

LKS Tak Berstruktur. Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang
berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang
dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang
dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap
individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja peserta
peserta didik, contoh :

a) Lembaran yang memuat suatu kelompok data dan sajiannya berupa grafik yang
dikutip dari media masa dan dapat dimanfaatkan guru dalam membahas materi yang
relevan dalam statistik. 

b) Lembaran berupa kertas bertitik, kertas berpetak atau kertas milimeter.

LKS Berstruktur. Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan


tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program
kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing
untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan
pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru
tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi
bimbingan pada setiap siswa. LKS yang baik harus memenuhi persyaratan konstruksi
dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan
kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh
pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa
LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif. Lembar kerja dapat
digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri, percaya diri,
disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. LKS dalam kegiatan
pembelajaran dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan
konsep baru) atau pada tahap penemuan konsep (tahap lanjutan dari penanaman
konsep).

Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:

 Sederhana dan mudah dimengerti.


  Singkat dan jelas.
 Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.
 Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:
 Membantu siswa memahami materi.
 Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.
 Membantu siswa berpikir kritis.
 Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran.

Tata letak hendaknya:

 Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan secara


logis dan sistematis.
 Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir.
 Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997:25-26).

Prosedur penyusunan LKS

Menentukan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran untuk dimodifikasi


ke bentuk pembelajaran dengan LKS.

Menentukan ketrampilan proses terhadap kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.


Menentukan kegiatan yang harus dilakukan siswa sesuai dengan kompetensi dasar
indikator dan tujuan pembelajaran.

Menentukan alat, bahan dan sumber belajar.

Menemukan perolehan hasil sesuai tujuan pembelajaran.

V. Alat dan Bahan


a. Alat
Tabel 5.1 Alat-alat Penelitian dalam Analisis Petunjuk Pratikum (LKS) Biologi
No Alat Jumlah
.
1. Laptop 1 buah
2. Buku tulis 1 buah
3. Pena 1 buah
4. Kertas Label 1 buah

b. Bahan
Tabel 5.2 Bahan Penelitian dalam Analisis Petunjuk Pratikum (LKS) Biologi
No Bahan Jumlah
.
1. Petunjuk praktikum 1 buah
(LKS) biologi SMA
untuk kelas XI tentang
Uji Bahan Makanan

VI. Cara Kerja

Mengumpulkan dan Menganalisis petunjuk Menyusun hasil analisis


menyeleksi petunjuk praktikum (LKS) sesuai petunjuk praktikum
praktikum (LKS) yang dengan rumusan masalah (LKS) dalam bentuk
hendak dianalisis yang telah disusun laporan penelitian
sederhana
VII. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Berdasarkan hasil analisis terhadap petunjuk praktikum (LKS) biologi untuk
siswa SMA kelas XI tentang Uji Bahan Makanan diperoleh hasil sebagai
berikut.
No Komponen Analisis Analisis
.
1 Konten petunjuk praktikum Untuk melaksanakan kegiatan
(LKS) biologi praktikum, siswa memerlukan
kemampuan prasyarat. Selain itu,
alat dan bahan yang digunakan juga
mudah diperoleh siswa dengan
prosedur kegiatan yang sangat
detail. Kegiatan praktikum ini dapat
dikerjakan berkelompok.
2. Kesesuaian konten petunjuk Konten petunjuk praktikum (LKS)
praktikum (LKS) biologi biologi yang dianalisis telah sesuai
dengan kurikulum 2013, dengan tuntutan standar kompetensi
Kompetensi dasar yang dirujuk (SK) dan kompetensi dasar (KD)
3.7 Menganalisis hubungan yang dimuat dalam kurikulum
antara struktur jaringan 2013. Berdasarkan KD tersebut
penyusun organ pada sistem konsep yang relevan dengan
pencernaan dalam kaitannya praktikum ini hanya KD 4.7, yaitu :
dengan nutrisi, bioproses dan menyajikan laporan hasil uji zat
gangguan fungsi yang dapat makanan yang terkandung
terjadi pada sistem pencernaan dalam berbagai jenis bahan
manusia makanan dikaitkan dengan
4.7 menyajikan laporan hasil kebutuhan energy setiap individu
uji zat makanan yang serta teknologi pengolahan
terkandung dalam berbagai pangan dan keamanan pangan.
jenis bahan makanan dikaitkan
dengan kebutuhan energy
setiap individu serta teknologi
pengolahan pangan dan
keamanan pangan

3. Ketercapaian tujuan Desain kegiatan dalam petunjuk


pembelajaran biologi melalui praktikum (LKS) yang dianalisis
desain kegiatan dalam mampu mengembangkan
petunjuk praktikum (LKS) kompetensi siswa melalui data
penelitian yang diperoleh dan telah
disesuaikan dengan level kognitif
siswa SMA kelas XI. Tujuan
praktikum untuk praktikum ini
sudah relevan dengan cara kerja
dan praktikum yang dilaksanakan.
Tapi Tujuan praktikum ini tidak
sesuai dengan KD karena tujuan
hanya menguji ada tidaknya
kandungan amilum, lemak,
glukosa, dan protein pada bahan
makanan sementara pada KD yang
diinginkan bagaimana dengan
praktikum tersebut bisa mengaitkan
dengan kebutuhan energy serta
teknologi pengolahan pangan dan
keamanan pangan.
4. Penerapan petunjuk praktikum Petunjuk praktikum (LKS) biologi
(LKS) biologi dalam yang dianalisis dapat diterapkan
pembelajaran di kelas dalam pembelajaran di kelas
dengan beberapa penyesuaian
menurut situasi dan kondisi kelas.
5. Alat dan Bahan Dari uji coba yang telah dilakukan,
ada banyak alat yang harus
ditambah. Yaitu :
1. Gelas kimia 200ml
2. Spatula 4 buah
3. Pipet tetes 8 buah
4. Gelas ukur 2 buah
5. Tissue
6. Kertas label
Kemudian untuk bahan dari uji
boba yang telah dilakukan ada
beberapa penjelasan yang harus
ditambahkan yaitu :
1. reagen biuret di jelaskan
takarannya untuk NaOH 2ml,
CuSO4 5 tetes.
2. Bahan yang dilarutkan dengan
Aquades sebagai pelarut untuk
tepung kanji dan gula pasir.
Takaran dari aquadesny harus
sama misal 2 ml
3. Mengganti bahan gula pasir
karena gula pasir itu sukrosa
bukan glukosa itu mengapa
dalam percobaan kandungan
glukosa pada makanan tidak
terjadi perubahan warna. Gula
pasir diganti menjadi nasi
masak dan nasi yang sudah
dikunyah.

b. Pembahasan
1. Konten Petunjuk Praktikum (LKS) Biologi
Untuk melaksanakan kegiatan praktikum tentang Uji Bahan Makanan,
siswa memerlukan beberapa kemampuan prasyarat, yaitu pemahaman
mengenai konsep jenis nutrisi, yang meliputi karbohidrat, Protein, dan
Lemak
Gambar 7.3 Prosedur kegiatan di kegiatan praktikum LKS
Prosedur kegiatan yang dimuat dalam petunjuk praktikum (LKS)
disusun dengan sangat detail (tahap demi tahap) dan dikemukakan dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Prosedur kegiatan menjelaskan
urutan metode ilmiah yang harus dilakukan oleh siswa, tetapi harus
ditekankan kolaborasi dan kekompakan dari setiap anggota kelompok karena
membutuhkan ketelitian dalam pengerjaannya.

Gambar Arahan mengenai cara pencatatan data penelitian


di kegiatan praktikum LKS
Data penelitian yang diperoleh siswa dapat berupa data kualitatif.
Yaitu dengan melihat indicator penentu dari setiap uji makanan bisa terlihat
dengan perubahan warna yang terjadi. Format tabel yang dapat digunakan
untuk merekam data penelitian adalah sebagai berikut.

Kegiatan dalam petunjuk praktikum (LKS) sebaiknya dilakukan secara


berkelompok. Hal ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan menuntut siswa
untuk mendesain suatu penelitian (eksperimen) yang cukup kompleks, alat
dan bahan yang akan digunakan sebagai perlakuan, penyusunan dan analisis
data hasil praktikum, serta penarikan kesimpulan. Di samping itu, jika
kegiatan praktikum ini dilakukan secara berkelompok akan dapat mendorong
munculnya ide-ide kreatif dan solusi pemecahan masalah penelitian yang
mungkin hanya dapat diperoleh dengan cara berdiskusi kelompok.
2. Kesesuaian konten petunjuk praktikum (LKS) biologi dengan
kurikulum 2013
Gambar 7.5 Tujuan praktikum di kegiatan praktikum LKS

Konten petunjuk praktikum (LKS) biologi yang dianalisis telah sesuai dengan
tuntutan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk jenjang SMA
kelas XI. Standar kompetensi untuk materi Uji makanan menyatakan:

Kompetensi Dasar :

1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel,
jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya
4. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.
5. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
6. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
7. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada
organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan
manusia melalui berbagi bentuk media presentasi
I. Indikator :

1. Menyebutkan zat yang terdapat pada makanan


2. Menyebutkan fungsi dari zat-zat makanan tersebut
3. Mengaitkan zat makanan dengan kesehatan organ sistem pencernaan
4. Menyebutkan organ pada sistem pencernaan makanan pada manusia
5. Menguraikan fungsi-fungsi organ pencernaan manusia
6. Menggambarkan organ pada sistem pencernan manusia
7. Menjelaskan proses pencernaan makanan
II. Tujuan Pembelajaran : Setelah melaksanakan pembelajaran ini siwa diharapkan mampu

1. Menyebutkan zat yang terdapat pada makanan


2. Menyebutkan fungsi dari zat-zat makanan tersebut
3. Mengaitkan zat makanan dengan kesehatan organ sistem pencernaan
4. Menyebutkan organ pada sistem pencernaan makanan pada manusia
5. Menguraikan fungsi-fungsi organ pencernaan manusia
6. Menggambarkan organ pada sistem pencernan manusia
7. Menjelaskan proses pencernaan makanan
Kegiatan praktikum yang dimuat dalam petunjuk praktikum (LKS) memiliki
relevansi yang erat dengan salah satu standar kompetensi yang tercantum dalam
kurikulum 2013. Ketercapaian target standar kompetensi tersebut dilaksanakan
dengan menerapkan kompetensi-kompetensi dasar dalam bentuk kegiatan praktikum
yang bersesuaian. Kegiatan praktikum tersebut akan memandu siswa untuk
memahami zat makanan dengan mempelajari kandungan makanan pada beberapa
bahan makanan.
3. Ketercapaian tujuan pembelajaran biologi melalui desain kegiatan dalam
petunjuk praktikum (LKS)
Desain kegiatan dalam petunjuk praktikum (LKS) tentang uji kandungan
makanan yang disusun untuk siswa SMA kelas XI sudah sesuai dengan level kognitif
siswa. Petunjuk praktikum (LKS) tersebut mengajak siswa untuk meningkatkan
keterampilan praktikum, melakukan praktikum untuk menjawab masalah yang
diberikan.
VIII. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap petunjuk praktikum (LKS) tentang uji
kandungan makanan tidak terlalu banyak revisi yang dilakukan, baik dari segi konten
LKS, kesesuaiannya dengan kurikulum 2013, ketercapaian kegiatan praktikum
terhadap tujuan pembelajaran, maupun penerapannya dalam proses pembelajaran.

b. Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap petunjuk praktikum (LKS) tentang
faktor lingkungan dapat dikemukakan saran sebagai berikut.
1. Kegiatan praktikum tersebut hendaknya diberi batasan waktu sesuai dengan alokasi
waktu belajar yang tersedia dan kondisi lingkungan sekitar dimana siswa berada
karena terkait dengan desain penelitian yang dapat dilakukan, seperti ketersediaan
alat dan bahan penelitian, bahkan kemampuan siswa untuk mengerjakan praktikum
tersebut (dikerjakan secara individu atau berkelompok).
2. Sebagai fasilitator proses belajar, guru hendaknya selalu mendorong siswa agar
mampu mengembangkan keterampilan proses sains (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan) dan secara optimal.
3. Dalam proses evaluasi, guru juga diharapkan mampu memberikan penilaian secara
objektif dan adil sesuai dengan kemampuan siswa yang sesungguhnya.
ANALISIS UJI COBA
Pada uji coba praktikum yang telah dilakukan, penulis mengikuti langkah-
langkah sesuai dengan yang ada pada LKS.
1. Siapkan alat dan bahan eksperimen yang akan diuji kemudian beri tanda masing-
masing tabung reaksi pakai kertas label dengan nama A, B, C, D buat semua 4 x 4
jadi 16 tabung reaksi sudah dilabeli dengan nama A, B, C, D untuk uji Amilum,
uji Glukosa, uji protein, dan uji Lemak.
2. Masukkan setengah sendok the tepung kanji pada tabung reaksi A, lalu
tambahkan sedikit air, dan aduklah menggunakan spatula agar tepung larut.
3. Masukkan setengah sendok teh gula pasir ke dalam tabung reaksi B, kemudian
tambahkan sedikit air, aduklah menggunakan spatula agar gula larut.
4. Pecahkan telur, kemudian ambil 1 sendok teh putih telur dan masukkan ke dalam
tabung reaksi C.
5. Masukkan 1 sendok minyak goring ke dalam tabung reaksi D.
6. Buatlah empat ulangan untuk sampel yang sama (sehingga masing-masing ada 4
buah tabung reaksi yang berisi sampel tepung kanji, gula pasir, putih telur, dan
minyak).
7. Letakkan keempat tabung reaksi tersebut pad arak tabung reaksi.

Gambar : Persiapan alat dan bahan serta pembuatan label untuk 16 tabung
reaksi
sumber: dokumentasi pribadi
Gambar : pembakar spirtus, kaki tiga, dan kasa

Gambar : Aquades, larutan tepung kanji, larutan gula, putih telur, minyak
goreng
Gambar : alat tulis dan kertas label

Gambar : etanol, NaOH, CuSO4, Iodium, Benedict.


Gambar : bahan sudah dimasukkan kedalam tabung reaksi

Kemudian untuk uji amilum saya melakukan langkah-langkah berikut sesuai


dengan yang ada di LKS :
1. Masukkan beberapa tetes larutan iodin menggunakan pipet tetes ke dalam
tabung reaksi A, B,C, dan D
2. Amatilah perubahan warna yang terjadi
3. Jika warna sampel berubah menjadi biru-hitam maka menunjukkan bahwa
bahan sampel mengandung amilum.
Setelah dilakukan percobaan dihasilkan sebagai berikut:
Gambar : sampel ditetesi iodium untuk uji amilum

Gambar : tabung reaksi A menunjukkan perubahan warna menjadi hitam


Uji Glukosa :
1. Tuangkan air secukupnya ke dalam gelas kimia, lalu didihkan pada kaki tiga
dengan pembakar spirtus, hati-hati terbakar, jangan terlalu dekat dengan api dan
jauhkan benda-benda yang mudah terbakar.
2. Teteskan 10-15 tetes larutan benedict (fehling A + Fehling B) menggunakan pipet
tetes kedalam tabung reaksi B.
3. Panaskan tabung reaksi selama 5 menit pada kaki tiga dengan pembakar spirtus.
4. Setelah 5 menit, keluarkan tabung raksi menggunakan penjepit kayu dan letakkan
pad arak tabung reaksi. Dinginkan sejenak.
5. Amatilah perubahan yang terjadi, jika larutan berubah warna menjadi warna merah
bata atau terbentuk endapan berwarna merah bata, maka menandakan kandungan
glukosa pada sampel bahan.
6. Lakukanlah uji tersebut pada tabung reaksi yang berisi sampel lainnya, amatilah
dan catat perubahan yang terjadi.
Setelah dilakukan percobaan dihasilkan sebagai berikut:

Gambar : tidak terdapat perubahan warna pada semua sampel bahan


Uji Protein :
1. Masukkan beberapa tetes larutan biuret (NaOH + CuSO 4) ke dalam tabung reaksi
A,B,C, dan D
2. Amatilah perubahan yang terjadi
3. Perubahan warna larutan menjadi ungu menunjukkan bahwa sampel bahan
mengandung protein.
Setelah dilakukan percobaan dihasilkan sebagai berikut:

Gambar : pengujian protein tabung reaksi B mengalami perubahan warna


Uji Lemak :
1. Tambahkan beberapa tetes etanol pekat ke dalam tabung reaksi A, B, C ,dan D,
lalu kocok tabung reaksi. Gunakan sarung tangan saat melakukan percobaan untuk
menghindari kulit terkena etanol pekat.
2. Tambahkan 1 ml air ke dalam tabung reaksi, lalu kocok lagi.
3. Jika terbentuk endapan putih keabu-abuan, maka makanan yang diuji
mengandung lemak.
Setelah dilakukan percobaan dihasilkan sebagai berikut:
Gambar : putih telur yang ditetesi etanol pekat
Gambar larutan gula yang ditetesi etanol pekat
Gambar : larutan tepung kanji yang ditetesi etanol pekat
Gambar : minyak goreng yang ditetesi etanol pekat
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan warna pada setiap
uji makanan. Untuk sampel bahan yang positif mengandung amilum setelah diuji
menggunakan iodin mengalami perubahan warna menjadi hitam adalah tabung reaksi
A yaitu tepung kanji.
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan warna pada setiap
uji makanan. Untuk sampel bahan yang positif mengandung Glukosa setelah diuji
menggunakan benedict tidak ada yang mengalami perubahan warna menjadi endapan
merah bata hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada sampel bahan yang
mengandung Glukosa.
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan warna pada setiap
uji makanan. Untuk sampel bahan yang positif mengandung Protein setelah diuji
menggunakan Biuret mengalami perubahan warna menjadi ungu adalah tabung reaksi
C yaitu putih telur.
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan warna pada setiap
uji makanan. Untuk sampel bahan yang positif mengandung lemak setelah diuji
menggunakan etanol pekat terjadi endapan putih abu-abu adalah tabung reaksi D
yaitu minyak goreng.
Hasil di atas menunjukkan bahwa tepung kanji mengandung amilum, gula pasir
tidak mengandung glukosa, putih telur mengandung protein, minyak goreng
mengandung lemak.
ANALISIS HASIL UJI COBA

Dari analisis yang telah dilakukan, tidak banyak yang direvisi. Hanya
melakukan penambahan beberapa alat yang dirasa kurang untuk digunakan. Yaitu :
1. Gelas kimia 200ml
2. Spatula 4 buah
3. Pipet tetes 8 buah
4. Gelas ukur 2 buah
5. Tissue
6. Kertas label
Kemudian untuk reagen biuret di jelaskan takarannya untuk NaOH 2ml, CuSO 4 5
tetes. Dan ditambah bahan Aquades sebagai pelarut untuk yepung kanji dan gula
pasir. Takaran dari aquadesny harus sama misal 2 ml
Dan mengganti bahan gula pasir karena gula pasir itu sukrosa bukan glukosa itu
mengapa dalam percobaan kandungan glukosa pada makanan tidak terjadi perubahan
warna. Gula pasir diganti menjadi nasi masak dan nasi yang sudah dikunyah. Untuk
langkah kerja sudah baik dan bisa dilakukan oleh siswa.

Referensi:
Lembar kerja siswa (LKS) https://www.silabus.web.id/lembar-kerja-siswa/
Achmadi, Hainur Rasid.1996. Telaah Kurikulum Fisika SMU (Model Pembelajaran Konsep
dengan LKS)Surabaya:University Press. 

Departemen Pendidikan Nasional .2004. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah


Menengah Atas. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan menengah umum.

Anda mungkin juga menyukai