Anda di halaman 1dari 5

RESUME BAB II BUKU HUKUM WARIS KARYA PROF.

MR. A. PITLO

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Keluarga dan Waris,
Semester Ganjil, Tahun Akademik 2019/2020.

DISUSUN OLEH :
HASNA NAURAH SALSABILA 171000064
KELAS A

DOSEN:
IRWAN SALEH INDRAPRAJA , S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PASUNDAN
2019
RESUME BUKU HUKUM WARIS KARYA PROF. MR. A. PITLO
BAGIAN KEDUA
TENTANG PEWARISAN SANAK KELUARGA SEDARAH YANG SAH
DAN SUAMI ISTRI YANG MASIH HIDUP

A. Aturan umum mengenai pewarisan karena kematian

Untuk pewarisan karena kematian, kesanggupan atau kelahiran


sebagai anak yang sulung tidaklah menjadi soal.

Undang-Undang membagi ahliwaris karena kematian, dalam empat


golongan:

Golongan pertama, terdiri dari suami/isteri dan keturunan;

Golongan kedua, terdiri dari orang tua, saudara dan

keturunan saudara;

Golongan ketiga, terdiri dari leluhur lain-lainnya;

Golongan keempat, teridir dari sanak keluarga lain-lainnya


dalam garis menyimpang sampai dengan
derajat keenam.

Kalau, semua ini tidak ada, maka negaralah yang menerima harta
peninggalan, tetapi bukan sebagai ahliwaris..

Orang – Orang yang termasuk dalam golongan berikutnya, tidak


dapat menerima apa-apa dari harta peninggalan, selama masih ada orang
dari golongan yang terdahulu. Pembelahan yang terjadi sesudah golongan
kedua, banyak sedikitnya merupakan pengecualian atas aturan ini.
Sebabnya, apabila tidak ada sanak keluarga dari golongan pertama dan
kedua, maka warisan dibelah, yang satu untuk garis ayah dan yang satu
untuk garis keturunan ibu. Masing-masing dari bagian yang setengah itu
dibagi sendiri.
Dalam keadaan “tidak adanya” semua sanak keluarga sedarah
dalam suatu golongan tertentu, maka pemecahannya diatur sebagai berikut:
Bila pewaris tidak empunyai sanak keluarga sedarah, ataupun mereka ada,
tetapi telah meninggal dunia tanpa meninggalkan anak-anak yang dapat
bertindak untuk mereka dengan pergantian, ataupun ada sanak keluarga
sedarah, tetapi mereka semua menolak pada saat pewaris meninggal dunia,
ataupun mereka dalam keadaan, tidak pantas untuk mewarisi, atau dengan
wasiat oleh pewaris telah tidak diikut sertakan dalam harta peninggalan.

B. Keturunan dan suami/istri


Orang pertama yang dipanggil oleh undang-undang adalah anak
dan keturunan selanjutnya, serta suami atau isteri dari si mati. Anak-anak
mewarisiuntuk bagia yang sama besarnya. Suami atau isteri mewarisi satu
bagian anak. Apabila orang meninggalkan lima orang anak dan satu suami
atau istri, maka masing-masing mereka mewarisi karena kematian satu
perenam dari harta peninggalan. Diantara keturunan, orang yang lebih dkat
derajatnya, kecuali pelaksanaan aturan pengganti, menyampingkan orang
yang lebih jauh derajatnya.
C. Hukum waris suami atau istri
Sampai perubahan Hukum Waris dengan undang-undang tgl. 17
Pebruari 1923 (Stbl. No. 40) suami atau isteri barulah bertindak sebagai
ahliwaris karena kematian, apabila tidak ada seorang juga sanak keluarga
sedarah sampai dengan derajat yang keduabelas.
Jadi baru sejak taahun 1923, menurut hukum kita suami/istri
memperoleh sebanyak bagian anak. Sekali-kali jangan dikira, bahwa
pembuat undang-undang dari taun 1923 menyamakan suami atau istri untuk
seluruh hukum waris dengan seorang anak.persamaan ini hanyalah
diadakan sepanjang mengenai pewarisan karena kematian,
D. Hukum waris dari suami atau istri yang kedua
Suami atau isteri yang kedua tidak dapat memperolah keuntungan
yang banyak dari bagian anak, sebanyak-banyaknya seperempat.
Pembatasan ini didasarkan atas jalan pikiran bahwa ada juga terjadi,
seorang laki-laki yang sudah tua banka melakukan perkawinan yang kedua
tanpa berpikir panjang. Pembuat undang-undang tidak menghendaki, bahwa
keturuan dari perkawinan yang pertama akan sangat dirugikan oleh hal itu.
Terhadap tentang orang tua yang tidak bijaksana itu, orang
mengahdapkan peristiwa orang muda, yang kwain lagi sesudah kematian
istrinya.
E. Orang tua, saudara dan keturunan dari saudara
Perolehan warisan oleh golongan kedua diatur oleh undang-undang
dalam pasal 901 sampai dengan 904 dan dalam 906. Apabila seorang
meninggal dunia tanpa meninggalkan suami/istri ataua keturunan, maka
dipanggilah sebagai ahliwaris orangtuanya, saudara dan keturunan dari
saudara.
Apabila hanya orangtua saja yang ada, maka orang tua ini masing
masing mewarisi setengah. Apabila adapula saudara, maka orang tua dan
saudara mewarisi untuk bagian yang dama, tetapi dengan pengertian, bahwa
seorang orang tua tidak akan menerima kurang dari ¼ harta peninggalan.
F. Leluhur selanjutnya
Kakek dan nenek serta leluhur selanjutnya merupakan golongan
ketiga dari ahliwaris.
Apabila pewaris tidak meninggalkan suami/istri, keturunan, orang
tua, saudara dan keturunan dari saudara, maka harta peninggalan itu,
sebelum dibagi, dibelah lebih dahulu. Setengah dari harta peninggalan
diberikan kepada sanak keluarga sedarah dari pihak ayah, dan setengahnya
lagi kepada dari pihak ibu. Setiap bagian itu dibagi sebagai suati harta
peninggalan yang berdiri sendiri, sehingga membawa kemungkinan, bahwa
dalam garis yang satu seorang dari golongan keempat menerima warisan.
Salah satu dari kedua garis, baru menarik seluruh harta peninggalan, apabila
dalam gari yang satu lagi tidak ada satu juga sanak keluarga sedarah yang
dipanggil oleh undang-undang menjadi ahliwaris.
G. Sanak keluarga selanjutnya dalam garis menyimpang
Oleh aturan pergantian dari pasal 982, ada kemungkinan, bahwa
seorang sanak keluarga dari derajat yang lebih jauh akan ikut mewarisi.
Dari sini ternyata, bahwa pewarisan karean keamtian tidak selalu
berdasarkan asas timbal balik dan ada peristiwa dimana orang dapat
mewaris dengan pergantian, sedangkan ia tidak dapat mewarisi untuk diri
sendiri.
H. Pewarisan karena kemaPtian dalam KUHP baru
Peraturan yang ada, pada asasnya memanggil pada tiap golongan
orang yang terdekat derajatnya. Sistem ini khususnya terohat pada golongan
keempat. Sistem ini khususnya terlihat pada golongan keempat. Sistem ini
dinamakan sistem berderajat. Berlawanan dengan itu, rancangan bertitik
pangkal pada apa yang dinamakan sistem orang tua. Dengan bertitik tolak
pada pewaris, kita tiap kali naik ke atas satu generasi, dan hanya memanggil
keturunan generasi itu saja.

Anda mungkin juga menyukai