Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Ekonomi Internasional tentang Analisis Neraca
Perdagangan Internasional Negara Indonesia, Malaysia, dan
Brasil Komoditi Unggas Hidup.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui seberaoa besar ekspor dan impor yang
dilakukan Negara Indonesia, Malaysia dan Brasil
2. Untuk mengetahui neraca perdagangan pada komoditi unggas
hidup pada ketiga negara tersebut.
3. Umtuk mengetahui dari ketiga negara itu manakah yang lebih
unggul dalam hal ekspor maupun impor komoditi unggas hidup
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
2. Metode
Wt 1−Wt
r=
Wt
Keterangan :
World $67,478 World $31,232,224 World $192,030,423 World $20,505,269 World $76,836,593 World $276,729
TLS $45,815 USA $25,969,306 BRP $183,716,696 USA $8,458,911 ECU $16,649,727 USA $186,485
CAM $21,125 FRA $2,761,363 NPL $2,901,551 UK $4,946,599 ARG $12,121,339 NLD $90,244
MLY $336 NLD $1,095,691 BRU $1,865,175 FRA $4,235,909 PER $10,956,814
BRP $201 NZL $800,655 MYA $1,543,204 AUS $1,138,736 COL $10,297,840
GER $594,068 BDS $1,535,354 SPA $814,177 PRG $8,012,901
BHR $6,385 VIE $215,897 GER $530,996 BLV $7,157,057
CYP $3,034 THA $159,209 NLD $191,626 CHL $5,080,172
BEL $1,722 TLS $76,556 DEN $155,975 VEN $2,432,753
UAE $4,824 NZL $31,055 DOM $1,294,099
USA $4,575 HKG $1,280 URU $920,977
IDN $4,510 SAF $718,838
JPN $2,867 ETH $584,626
SEN $206,600
IND $197,281
MDG $102,156
TUR $87,430
SLK $15,078
PAN $513
MRSL $361
Sumber: United Nations comodity (www.uncomtrade.com)
Pada tabel di atas menunjukkan perbandingan antara tiga negara, yaitu; Indonesia,
Malaysia, dan Brasil dalam melakukan kegiatan perdangangan internasional terhadap
komoditi unggas hidup. Pada tahun 2018, Malaysia menjadi pengekspor unggas hidup
terbanyak diantara Indonesia dan Brasil. Hal ini dibuktikan dengan jumlah nilai
perdagangan (export) untuk dunia oleh Negara Malaysia sebesar $192,030,423, yang
melampaui jauh dari Indonesia dan Brasil. Sedangkan untuk nilai perdagangan (import)
untuk dunia, Indonesia menjadi negara pengimport unggas hidup terbesar diantara Malaysia
dan Brasil yakni sebesar $31,232,224, yang mana angka ini sangatlah besar dibandingkan
jumlah import dari Malaysia dan Brasil.
Pada tabel di atas juga menjelaskan bahwa Indonesia mengalami defisit neraca
perdagangan dibanding Malaysia dan Brasil, hal ini ditunjukkan bahwa banyaknya import
dibandingkan dengan eksport ( X<M ). Indonesia melakukan import yang sangat tinggi
dibandingkan dengan eksportnya yang mana jumlah value atau nilai dagangnya untuk
eksport hanya sebesar $67,478, sedangkan importnya sebesar $31,232,224. Jumlah ini
menunjukkan bahwa Indonesia lebih suka membeli unggas hidup dari luar dibandingkan di
negara sendiri, mengingat bahwa peternakan unggas hidup yang dimiliki Indonesia
seharusnya dikembangkan dan diperbanyak lagi agar tidak lagi mengimpor unggas hidup
sehingga menurunkan angka deficit neraca perdagangan.
Pada tabel di atas menunjukkan perbandingan antara tiga negara, yaitu; Indonesia,
Malaysia, dan Brasil dalam melakukan kegiatan perdangangan internasional terhadap
komoditi unggas hidup. Pada tahun 2017, Malaysia menjadi pengekspor unggas hidup
terbanyak diantara Indonesia dan Brasil. Hal ini dibuktikan dengan jumlah nilai
perdagangan (export) untuk dunia oleh Negara Malaysia sebesar $177,817,259, yang
melampaui jauh dari Indonesia dan Brasil. Sedangkan untuk nilai perdagangan (import)
untuk dunia, Indonesia menjadi negara pengimport unggas hidup terbesar diantara Malaysia
dan Brasil yakni sebesar $24,000,241, yang mana angka ini lebih besar dibandingkan
jumlah import dari Malaysia dan Brasil.
Pada tabel di atas juga menjelaskan bahwa Indonesia mengalami defisit neraca
perdagangan dibanding Malaysia dan Brasil, hal ini ditunjukkan bahwa banyaknya import
dibandingkan dengan eksport ( X<M ). Indonesia melakukan import yang sangat tinggi
dibandingkan dengan eksportnya yang mana jumlah value atau nilai dagangnya untuk
eksport hanya sebesar $926, sedangkan importnya sebesar $24,000,241. Jumlah ini
menunjukkan bahwa Indonesia lebih suka membeli unggas hidup dari luar dibandingkan di
negara sendiri, mengingat bahwa peternakan unggas hidup yang dimiliki Indonesia
seharusnya dikembangkan dan diperbanyak lagi agar tidak lagi mengimpor unggas hidup
sehingga dapat menurunkan angka deficit neraca perdagangan.
Pada tabel di atas juga menjelaskan bahwa Indonesia mengalami defisit neraca
perdagangan dibanding Malaysia dan Brasil, hal ini ditunjukkan bahwa banyaknya import
dibandingkan dengan eksport ( X<M ). Indonesia melakukan import yang sangat tinggi
dibandingkan dengan eksportnya yang mana jumlah value atau nilai dagangnya untuk
eksport hanya sebesar $720, sedangkan importnya sebesar $11,918,582. Jumlah ini
menunjukkan bahwa Indonesia lebih suka membeli unggas hidup dari luar dibandingkan di
negara sendiri, mengingat bahwa peternakan unggas hidup yang dimiliki Indonesia
seharusnya dikembangkan dan diperbanyak lagi agar tidak lagi mengimpor unggas hidup
sehingga dapat menurunkan angka deficit neraca perdagangan.
Live poultry, domestic fowls, ducks, geese, etc
CODE 0105
2015
Pada tabel di atas menunjukkan perbandingan antara tiga negara, yaitu; Indonesia,
Malaysia, dan Brasil dalam melakukan kegiatan perdangangan internasional terhadap
komoditi unggas hidup. Pada tahun 2015, Malaysia menjadi pengekspor unggas hidup
terbanyak diantara Indonesia dan Brasil. Hal ini dibuktikan dengan jumlah nilai
perdagangan (export) untuk dunia oleh Negara Malaysia sebesar $180,894,072, yang
melampaui jauh dari Indonesia dan Brasil. Sedangkan untuk nilai perdagangan (import)
untuk dunia, Malaysia juga menjadi negara pengimport unggas hidup terbesar diantara
Indonesia dan Brasil yakni sebesar $13,884,187, akan tetapi meski Malaysia menjadi
pengimport terbesar dibanding Indonesia dan Brasil, Malaysia tidak mengalami defisit
neraca perdagangan melainkan mengalami surplus (X>M).
Pada tabel di atas juga menjelaskan bahwa Indonesia mengalami defisit neraca
perdagangan dibanding Malaysia dan Brasil, hal ini ditunjukkan bahwa banyaknya import
dibandingkan dengan eksport ( X<M ). Indonesia melakukan import yang sangat tinggi
dibandingkan dengan eksportnya yang mana jumlah value atau nilai dagangnya untuk
eksport hanya sebesar $5,021, sedangkan importnya sebesar $2,955,776. Jumlah ini
menunjukkan bahwa Indonesia lebih suka membeli unggas hidup dari luar dibandingkan di
negara sendiri, mengingat bahwa peternakan unggas hidup yang dimiliki Indonesia
seharusnya dikembangkan dan diperbanyak lagi agar tidak lagi mengimpor unggas hidup
sehingga dapat menurunkan angka deficit neraca perdagangan.
Pada tabel di atas menunjukkan perbandingan antara tiga negara, yaitu; Indonesia,
Malaysia, dan Brasil dalam melakukan kegiatan perdangangan internasional terhadap
komoditi unggas hidup. Pada tahun 2014, Malaysia menjadi pengekspor unggas hidup
terbanyak diantara Indonesia dan Brasil. Hal ini dibuktikan dengan jumlah nilai
perdagangan (export) untuk dunia oleh Negara Malaysia sebesar $206,638,937, yang
melampaui jauh dari Indonesia dan Brasil. Sedangkan untuk nilai perdagangan (import)
untuk dunia, Malaysia juga menjadi negara pengimport unggas hidup terbesar diantara
Indonesia dan Brasil yakni sebesar $12,606,362, akan tetapi meski Malaysia menjadi
pengimport terbesar dibanding Indonesia dan Brasil, Malaysia tidak mengalami defisit
neraca perdagangan melainkan mengalami surplus (X>M).
Pada tabel di atas juga menjelaskan bahwa Indonesia mengalami defisit neraca
perdagangan dibanding Malaysia dan Brasil, hal ini ditunjukkan bahwa banyaknya import
dibandingkan dengan eksport ( X<M ). Indonesia melakukan import yang sangat tinggi
dibandingkan dengan eksportnya yang mana jumlah value atau nilai dagangnya untuk
eksport hanya sebesar $356, sedangkan importnya sebesar $5,140. Jumlah ini menunjukkan
bahwa Indonesia lebih suka membeli unggas hidup dari luar dibandingkan di negara
sendiri, mengingat bahwa peternakan unggas hidup yang dimiliki Indonesia seharusnya
dikembangkan dan diperbanyak lagi agar tidak lagi mengimpor unggas hidup sehingga
dapat menurunkan angka deficit neraca perdagangan.
sebelum kita menganalis ada baiknya kita mengamati tabel berikut ini untuk
mempermudah kita dalam pengamatan dan analisis. Perhatikan tabel berikut ini;
2016
Indicator
ID BR MY
Gross capital formation (% of GDP) 33,86 26,73 25,83
315.521.927.369,4
Gross capital formation (current US$) 3 85.004.198.335,14 76.663.610.396,12
Gross capital formation (annual % growth) 4,99 10,24 3,28
Exports of goods and services (% of GDP) 19,09 165,56 67,79
177.886.012.771,6
Exports of goods and services (current US$) 0 526.579.659.790,08 201.164.987.762,11
Exports of goods and services (annual %
growth) -1,66 0,05 1,32
Imports of goods and services (% of GDP) 18,33 138,92 61,04
170.835.000.855,9
Imports of goods and services (current US$) 2 441.870.358.306,19 181.125.894.347,45
Imports of goods and services (annual %
growth) -2,41 0,09 1,27
144.743.000.000,0
Merchandise exports (current US$) 0 338.082.000.000,00 189.659.000.000,00
135.653.000.000,0
Merchandise imports (current US$) 0 291.908.000.000,00 168.430.000.000,00
Time to import, documentary compliance
(hours) 132,9 35 10
Time to import, border compliance (hours) 99,4 3 72
Time to export, border compliance (hours) 53,3 12 48
Time to export, documentary compliance
(hours) 61,3 2 10
Urban population 141.210.511,00 5.607.283,00 22.964.507,00
Urban population growth (annual %) 2,48 1,3 2,2
GNI per capita, PPP (current international $) 11.230,00 85.090,00 27.390,00
GNI per capita growth (annual %) 3,89 1,38 2,8
902.045.435.944,6
GNI (current US$) 6 295.924.936.663,05 288.414.643.151,62
GNI growth (annual %) 5,17 2,71 4,2
GDP per capita (current US$) 3.562,85 56.724,17 9.671,02
GDP per capita growth (annual %) 3,76 1,64 2,82
931.877.364.177,7
GDP (current US$) 4 295.924.936.663,05 296.753.497.922,57
GDP growth (annual %) 5,03 2,71 4,22
Inflation, GDP deflator (annual %) 2,44 0,79 1,95
Pada tabel diatas terdapat perbandingan sektor ekonomi antara 3 negara, yaitu
Indonesia, Brasil, dan Malaysia dari data World Bank tahun 2016 yang mencakup Gross
Capital Formation, Export goods & services, Import goods & services, border time for
Export and Import, Urban Population, GNI per Capita, GNI, GDP per Capita, dan GDP.
Pada bagian Gross Capital Formation. Indonesia menjadi negara yang memiliki GCF
terbesar Indonesia dengan 33,86%, Brasil sebesar 26,73% dan Malaysia sebesar 25,83%.
Kemudian dari sektor Ekspor-Impor barang dan jasa. Pada sub bagian Ekspor barang & jasa.
Malaysia menjadi negara yang terbesar mengalami kenaikan ekspor barang dan jasa dengan
besaran 1,32%, untuk negara Indonesia, sektor ekspor barang & jasa mengalami defisi
perdagangan sebesar -1,66% dan negara brasil pada sektor ekspor barang & jasa mengalami
kenaikan sebesar 0,05%. Kemudian dari sektor impor barang & jasa, Brasil menjadi Negara
yang mengalami import terbesar dengan besaran 138,92% dari GDP. Kemudian disusul
Malaysia dan Indonesia dengan besaran 61,04% dan 18,33% dari GDP
Dari segi waktu pengurusan border compliance pada sektor ekspor, Indonesia
menjadi Negara yang lebih lama pemerikasaanya dibandingkan Malaysia dan Brasil dengan
waktu 55,3 jam disusul Malaysia 48 jam dan yang terakhir Brasil dengan waktu 12 jam.. Dari
sektor impor, Indonesia masih menjadi Negara yang paling lama melakukan pemerikasaan
dengan 132,9 jam disusul Brasil 35 jam dan Malaysia 10 jam.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota setiap Negara, Indonesia menjadi yang
terbesar diantara Brasil dan Malaysia yaitu dengan persentase 2,48% kemudian Malaysia
2,2% dan yang terakhir Brasil 1,3%.
Pada bagian GNI per kapita dalam PPP, Indonesia menjadi negara yg memiliki
kenaikan pendapatan bruto terbesar dibandingkan dengan Brasil dan Malaysia dengan
persentase 3,89%.. Negara yang menjadi GNI terbesar adalah Indonesia dengan persentase
5,17% dibandingkan negara Brasil sebesar 2,71% dan Malaysia sebesar 4,2% . Pada sektor
GDP per kapita, Indonesia masih menjadi negara yang persentase kenaikan GDP per kapita
terbesar diantara Brasil dan Malaysia dengan persentase 3,76%, Malaysia dengan persentase
GDP per kapita yaitu sebesar 2,82% dan Brasil menjadi negara dengan persentase GDP per
kapita terendah 1,64%. Pada sektor GDP, Indonesia menjadi negara dengan persentase GDP
terbesar 5,03%, ini sebanding dengan ukuran GDP per kapitanya yang mengalami
peningkatan. Hal yang sama Brasil dengan persentase GDP sebesar 1,64% dan GDP
Malaysia sebesar 4,22%.
Selanjutnya kita akan menganalisis data tahun selanjutnya untuk lebih jelas perhatikan
tabel berikut ini untuk mempermudah menganalisis.
Tabel diatas menujukan data ekonomi yang sama namun tahun yang berbeda. Ditahun
2017 ketiga negara tersebut mengalami kenaikan ekonomi yang cukup baik di beberapa
sektor.
Pada bagian Gross Capital Formation. Indonesia mengalami penuruna dari 33,86%
menjadi 33,72%, Brasil dari 26,73% menjadi 28,16% dan Malaysia dari 25,83% mengalami
penurunan ke 25,56%. Hal ini dapat di simpulkan bahwa Brasil dapat mempercepat laju
pertumbuhan ekonominya daripada Indonesia dan Malaysia. Kemudian dari sektor Ekspor
barang dan jasa. Malaysia menjadi negara yang terbesar mengalami kenaikan ekspor barang
dan jasa dengan besaran 9,37% dari taun sebelumnya, sedangkan untuk Indonesia dan Brasil,
sektor ekspor barang & jasa mengalami surplus perdagangan sebesar 8,91% dan 5,74%.
Kemudian dari sektor impor barang & jasa, Malaysia menjadi negara yang mengalami
kenaikan import terbesar di tahun 2017 dengan persentase 10,89% pertahun. Kemudian
disusul Indonesia dan Brasil dengan persentase 8,06% dan 7,54% pertahun.
Dari segi waktu pengurusan border compliance pada sektor ekspor tiga negara
tersebut mengalami penrunan waktu pemerikasaan, Indonesia masih menjadi negara yang
lebih lama pemerikasaan ekspornya dibandingkan Malaysia dan Brasil dengan waktu tahun
lalu 55,3 jam menjadi 53,3 jam, disusul Malaysia dari 48 jam menjadi 45 jam dan yang
terakhir Brasil dengan waktu 12 jam menjadi 10 jam. Dari sektor impor, Indonesia masih
menjadi Negara yang paling lama melakukan pemerikasaan dengan waktu 106,2 jam disusul
Brasil 33 jam dan Malaysia 10 jam.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota tahun 2017 semua negara yang dianalisis
mengalami penurunan urbanisasi,tatapi Indonesia masih menjadi yang terbesar diantara
Brasil dan Malaysia yaitu dengan persentase 2,41% kemudian Malaysia 2,17% dan yang
terakhir Brasil 0,09%.
GNI per kapita pertahun, Malaysia menjadi negara yg memiliki kenaikan pendapatan
bruto terbesar di tahun ini dbandingkan dengan Brasil dan Indonesia dengan persentase
4,857%. Pada sektor GDP per kapita, Malaysia menjadi negara yang persentase kenaikan
GDP per kapita terbesar diantara Brasil dan Indonesia dengan persentase 4,47%, Indosesia
dengan persentase GDP per kapita yaitu sebesar 3,84% dan Brasil menjadi negara dengan
persentase GDP per kapita terendah 3,61%. Pada sektor GDP, Malaysia menjadi negara
dengan persentase GDP terbesar 5,9%, ini sebanding dengan ukuran GDP per kapitanya yang
mengalami peningkatan. Hal yang sama Brasil dengan persentase GDP sebesar 3,57% dan
GDP Indonesia sebesar 5,07%.
2018
Indicator
ID BR MY
Gross capital formation (% of GDP) 34,57 26,61 23,63
Gross capital formation (current US$) 360.276.927.434,19 96.902.950.771,06 83.718.737.320,03
Gross capital formation (annual % growth) 8,52 -2,09 -4,35
Exports of goods and services (% of GDP) 20,97 176,38 69,68
Exports of goods and services (current US$) 218.498.866.082,38 642.294.780.545,67 246.919.421.715,62
Exports of goods and services (annual %
growth) 6,48 5,15 1,52
Imports of goods and services (% of GDP) 22,06 149,82 62,57
Imports of goods and services (current US$) 229.861.430.850,83 545.564.872.479,24 221.725.438.734,67
Imports of goods and services (annual %
growth) 12,04 4,65 0,1
Merchandise exports (current US$) 180.215.000.000,00 412.629.000.000,00 247.365.000.000,00
Merchandise imports (current US$) 188.712.000.000,00 370.635.000.000,00 217.471.000.000,00
Time to import, documentary compliance
(hours) 106,2 33 7
Time to import, border compliance (hours) 99,4 3 36
Time to export, border compliance (hours) 53,3 10 28
Time to export, documentary compliance
(hours) 61,3 2 7
Urban population 148.084.795,00 5.638.676,00 23.973.075,00
Urban population growth (annual %) 2,34 0,47 2,13
GNI per capita, PPP (current international $) 12.650,00 94.500,00 30.600,00
GNI per capita growth (annual %) 4,12 2,81 2,53
GNI (current US$) 1.009.863.326.096,48 339.548.339.264,53 342.111.642.771,48
GNI growth (annual %) 5,31 3,3 3,92
GDP per capita (current US$) 3.893,60 64.581,94 11.238,96
GDP per capita growth (annual %) 3,99 2,66 3,32
GDP (current US$) 1.042.173.300.625,55 339.548.339.264,53 354.348.422.831,19
GDP growth (annual %) 5,17 3,3 4,72
Inflation, GDP deflator (annual %) 3,83 1,91 0,88
Ditahun 2018 juga mengalami hal yang sama yaitu kenaikan di beberapa
sektor ekonomi hal ini dapat dilihat dari hasil analisis dibawah.
Pada bagian Gross Capital Formation. Indonesia mengalami kenaiakn lagi di tahun
2018 dari 33,86% di 2016, menjadi 33,72% di 2017, dan 34,57% di 2018’ Brasil dari
26,73% di 2016 menjadi 28,16% 2017 di 2018 jadi 26,61% dan Malaysia dari 25,83% di
2016 mengalami penurunan ke 25,56% di 2017 kemudian di 2018 menjadi 23,63%. Hal ini
dapat di simpulkan bahwa ke tiga negara tersebut dapat mempercepat laju pertumbuhan
ekonominya di tahun 2018. Kemudian dari sektor Ekspor barang dan jasa. Indonesia
menjadi negara yang terbesar mengalami kenaikan ekspor barang dan jasa dengan 6,48% dari
tahun sebelumnya, sedangkan untuk Malaysia dan Brasil, sektor ekspor barang & jasa
mengalami surplus perdagangan sebesar 1,52% dan 5,15%. Kemudian dari sektor impor
barang & jasa, Indonesia menjadi negara yang mengalami kenaikan import terbesar di tahun
2018 dengan persentase 12,04% pertahun. Kemudian disusul Malaysia dan Brasil dengan
persentase 0,1% dan 4,65% pertahun.
Dari segi waktu pengurusan border compliance pada sektor ekspor , Indonesia masih
menjadi negara yang lebih lama pemerikasaan ekspornya dibandingkan Malaysia dan Brasil
dengan waktu tahun lalu 55,3 jam di 2016 menjadi 53,3 jam di 2017 dan 55,3jam di 2018,
disusul Malaysia dari 48 jam di 2016 menjadi 45 jam di 2017 dan 28 jam di 2018, yang
terakhir Brasil dengan waktu 12 jam di 2016 menjadi 10 jam 2017 dan 10 jam di 2018. Dari
sektor impor, Indonesia masih menjadi Negara yang paling lama melakukan pemerikasaan
dengan waktu 106,2 jam disusul Brasil 33 jam dan Malaysia 7 jam.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota tahun 2018 semua negara yang dianalisis
juga mengalami penurunan urbanisasi,tatapi Indonesia masih menjadi yang terbesar diantara
Brasil dan Malaysia yaitu dengan persentase 2,34% kemudian Malaysia 2,13% dan yang
terakhir Brasil 0,47%.
GNI per kapita 2018, indonesia menjadi negara yg memiliki kenaikan pendapatan
bruto terbesar di tahun ini dbandingkan dengan Brasil dan Malaysia dengan persentase
4,12%. Pada sektor GDP per kapita, Indonesia menjadi negara yang persentase kenaikan
GDP per kapita terbesar diantara Brasil dan Malaysia dengan persentase 3,99%, Malaysia
dengan persentase GDP per kapita yaitu sebesar 3,94% dan Brasil menjadi negara dengan
persentase GDP per kapita terendah 3,3%. Pada sektor GDP, Indonesia menjadi negara
dengan persentase GDP terbesar 5,17%. Hal yang sama Brasil dengan persentase GDP
sebesar 3,3% dan GDP Malaysia sebesar 4,72%.
$31,232,224
$24,000,241
$11,918,582
$2,955,776
$67,478
$926 $5,140
$720
2018 $5,021
2017 $356
2016
2015
2014
$192,030,423
$177,817,259 $206,638,937
$177,109,991 $180,894,072
$20,505,269
$17,122,426
$13,807,731
$13,884,187
2018 $12,606,362
2017
2016
2015
2014
$276,729
$1,425,282 $4,049,588
2018 $1,896,805 $7,676,739
2017
2016
2015
2014
PENUTUP
KESIMPULAN