Makalah Hadits Tarbawi Jiva PDF
Makalah Hadits Tarbawi Jiva PDF
(Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hadits Tarbawi)
Dosen Pengampu:
Dr. Maslani
Disusun Oleh:
M. Jiva Agung W
NIM. 219004055
PROGRAM PASCASARJANA
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG 2019
1
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 3
Bab II Pembahasan ............................................................................................................................... 4
A. Pengertian Manajemen Unit Penunjang Pendidikan ............................................................ 4
B. Manajemen Unit Penunjang Pendidikan ................................................................................ 5
C. Hadits tentang Manajemen Unit Penunjang Pendidikan .................................................... 10
Bab III Penutup................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................................................ 12
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 13
2
Bab I
Pendahuluan
Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas sisi teoritis perihal manajemen unit
penunjang pendidikan dengan judul “Manajemen Unit-Unit Pendidikan.”
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen unit penunjang pendidikan?
2. Bagaimana manajemen unit penunjang pendidikan?
3. Apa hadits tentang manajemen unit penunjang pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen unit penunjang pendidikan.
2. Untuk mengetahui manajemen unit penunjang pendidikan.
3. Untuk mengetahui hadits tentang manajemen unit penunjang pendidikan.
3
Bab II
Pembahasan
Agaknya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat memberikan sedikit arahan yang
lebih jelas, dikatakan bahwa manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran. Ungkapan ini senada dengan yang disampaikan oleh Hasibuan, masih
seperti yang dikutip dari Fauzi, bahwa manajemen itu adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.2
Dari pembahasan ini, setidaknya ditemukan tiga istilah kunci sehingga penulis dapat
meramu mengertian manajemen secara lebih proporsional, yakni: mangatur, sumber daya,
efektif. Kata mengatur dapat disimpan ke dalam predikat (kata kerja), sumber daya sebagai
objek, sedangkan efektif sebagai kata keterangan. Untuk subjek (pelaku) dapat dapat berupa
seseorang atau sekelompok orang. Sehingga secara sederhana manajemen dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan mengatur/mengelola sumber daya yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Jika kata manajemen kemudian disandingkan dengan kata unit penunjang pendidikan,
maka maknanya menjadi khusus, terfokus pada kegiatan pengaturan/pengelolaan sumber daya
1
Fauzi, I. (2014). Manajemen Pendidikan ala Rasulullah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hlm. 35-36
2
Ibid.
4
yang berupa manusia dan unit penunjang pendidikan secara efektif untuk mencapai tujuan yang
berhubungan dengan kependidikan.
Disebut penunjang karena memang bukanlah suatu elemen terpenting sehingga kalau pun
tidak ada, maka kegiatan tersebut masih dapat berlangsung, namun unit-unit penunjang ini
amat bermanfaat sebagai penyokong elemen-elemen utama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki. Karena dalam makalah ini dibatasi hanya pada dunia persekolahan, maka unit-
unit penunjang tersebut adalah perpustakaan, usaha kesehatan sekolah (UKS), dan bimbingan
dan konseling (BK).
1. Perpustakaan
Secara sederhana, sebagaimana dipahami dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
perpustakaa adalah tempat, gedung, atau ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan
penggunaan buku. Istilah lain yang masih senada ialah, koleksi buku, majalah dan bahan
kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan. Bagi penulis,
istilah kedua lebih tepat sebab di era sekarang penyimpanan buku tidak lagi harus berupa
tempat fisik (gedung, ruangan, dll) namun juga berupa penyimpaan digital. Maka wajar jika
belakangan ini muncul istilah perpustakaan digital.3 Baik perpustakaan fisik maupun digital
patut diperhitungkan sebagai salah satu elemen/unit penting penunjang pendidikan di
sekolah. Tidak hanya itu, perpustakaan sebenarnya bukan sekadar ruang untuk menyimpan
informasi, lebih dari itu, juga dapat dikatakan sebagai sistem informasi sebab di dalamnya
terkandung pula kegiatan pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian, dan
penyebaran informasi.4 Maka dari itu, kegiatan atau manajemen tidak bisa lepas darinya,
agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan efektif.
3
Bandingkan dengan buku Manajemen Perpustakaan Sekolah karangan Kemendiknas (2010), hlm. 6
4
Pandangan Lasa sebagaimana dkutip dari Monaliza. (Maret, 2017). “Manajemen Perpustakaan Sekolah”.
Manajer Pendidikan, Vol.11 No.3, hlm. 283
5
menentukan tujuan, kebijakan, standar operasional yang jelas sehingga dapat berperan
sebagai penunjang yang ideal dalam pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah.5
Dalam menjalankan tindakan manajerial, perpustakaan sekolah tidak akan luput dari
fungsi-fungsi manajerial yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengaturan staf (staffing), pengarahan (directing), dan pengendalian
(controlling).6
Berkaitan dengan perencanaan, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, yakni: (1)
menentukan tujuan perpustakaan sekolah, (2) mengindetifikasi pemakai dan kebutuhannya.
Kemudian berkenaan dengan pengorganisasian yang merupakan tanggung jawab
pustakawan, perlu melakukan tindakan, seperti: (1) mengatur layanan peminjaman yang
efisien kepada guru maupun siswa, (2) menyediakan sistem yang efisien mengenai
pelayanan pemesanan bahan atau koleksi yang ada di sekolah, (3) memberikan sistem yang
fleksibel bagi siswa, baik perorangan maupun kelompok, serta guru untuk menggunakan
perpustakaan sekolah sebagai tujuan proses pembelajaran, (4) menjalankan suatu sistem
yang memungkinkan sumber-sumber informasi dalam bentuk perangkat keras, (5) mengatur
produksi sumber belajar dalam perpustakaan sekolah, (6) mengawasi dan mengatur
pekerjaan bagi pustakawan atau staf perpustakaan lain.7
Pengaturan staf di sini berkaitan erat dengan pengaturan, pemantauan, dan pembinaan
staf sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan berdasarkan kemampuan dan bidang
keterampilan yang dimiliki. Adapun pengarahan, maksudnya adalah seorang pemimpin
perpustakaan perlu mendorong dan mengarahkan staf (anggota) yang dipimpinnya sehingga
mereka dapat bekerja secara optimal. Dan terakhir, mengenai controlling, pustakawan
sekolah harus senantiasa menyadari tujuan yang sedang dilaksanakan, menghindari kegiatan
5
Masyur, H.M. (2015). “Manajemen Perpustakaan Sekolah”. Pustakaloka, Vol. 7 No.1, hlm. 2
6
Kemdiknas (2010), hlm. 6. Bandingkan dengan pandangan Mustari, M. (2013). Manajemen Pendidikan
dalam Konteks Sekolah. Bandung: Arsad Press, hlm. 6-7 yang menambah beberapa butir lain seperti:
leading, coordinating, motivating, reporting, forecasting.
7
Op cit, hlm. 47.
8
Op cit, hlm. 48.
6
apa pun yang tidak efisien, dan melakukan evaluasi terhadap pelayanan yang telah
dilakukan.9
Semua tindakan manajerial ini dapat dilakukan oleh seorang guru atau tenaga
administrasi yang ditugaskan oleh kepala sekolah sebagai penanggungjawab yang diberi
kewenangan untuk mengelola penyelenggaraan perpustakaan di sekolah.10
Pada dasarnya UKS merupakan sebuah program kesehatan anak pada usia sekolah yang
berusia 6 hingga 21 tahun, terbagi menjadi dua sub kelompok, yakni pra remaja yang berada
di kisaran umur 6-9 tahun dan remaja di umur 10-19 tahun.12 Sebagaimana yang dipaparkan
oleh Azwar Nasrul, UKS merupakan bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi
beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah dalam rangka mencapai kesehatan
yang optimal dan sekaligus meningkatkan prestasi belajarnya.
Salah satu ciri sekolah yang efektif ialah sekolah yang sehat, maksudnya sekolah
tersebut dapat memberikan lingkungan terbaik untuk belajar sehingga memungkinkan siswa
dapat mengembangkan seluruh kapasitas dirinya secara sehat dan menyenangkan. Bagi
Farida, kata kunci dalam pembahasan ini ialah kesehatan, sebab siswa dan para praktisi
pendidikan lainnya harus sehat terlebih dahulu. Maka dari itu, sekolah memiliki pera penting
dalam menyampaikan informasi seputar kesehatan kepada murid dan masyarakat sekitar.
9
Ibid, hlm. 47.
10
Widiasa, I. K. ( April, 2007). “Manajemen Perpustakaan Sekolah”. Jurnal Perpustakaan Sekolah, Vol. 1, hlm. 9
11
Batiancila, M.R. (2007). “Managing Public School Libraries in a Changing Environment”, hlm. 9
12
Rahmawati, E.I, dkk. (2015). “Manajemen Usaha Kesehatan Sekolah”. Manajemen Pendidikan, Vol.24 No.6,
hlm. 572.
7
meningkatkan hidup sehat para peserta didik sedini mungkin, yang dijalankan sejak SD
hingga SMA.13
Manajemen UKS, lebih lanjut, merupakan bagian dari manajemen peserta didik yang
seharusnya mendapat perhatian secara serius kepala sekolah. UKS juga berfungsi sebagai
pengembangan sosial agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan kawan
sebayanya, orantua keluarga, dan lingkungan sekitar sekolah. Tidak hanya aspek sosial,
emosional, dan akademik, tapi UKS dapat berfungsi sebagai tempat penyaluran hobi dan
minat siswa yang terakomodir secara sistematis.14
13
Faridah. “Manajemen UKS” dalam http://faridasagmmpd-
sditalauliya1bpp.blogspot.com/2012/12/manajemen-uks.html, pada 19 Desember 2012, dikutip pada 8
Oktober 2019.
14
Ibid.
15
Rahman, K.A, dkk. (April, 2017). “Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri”. Jurnal Administrasi
Pendidikan, Vol.24 No.1, hlm. 41
16
Ibid, hlm. 42
8
PERENCANAAN PENGORGANISASIAN
PELAKSANAAN
EVALUASI
HASIL PENDUKUNG/
PENGHAMBAT
17
Ibid, hlm. 42.
18
Ibid, hlm. 43.
9
Beberapa kegiatan pendukung lainnya, seperti: (1) konferensi kasus, (2) kunjungan rumha,
dan (3) alih tangan kasus.19
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i di bawah ini misalnya, sering dianggap
sebagai hadits yang memiliki semangat ajuran kepada umat Muslim untuk benar-benar
melakukan sesuatu secara tepat, efisien, dan sesuai prosedur sehingga dapat mudah untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki.
ْوب عَنْ أَبِي قِ ََلبَةَ عَن َ اق قَا َل أَ ْنبَأَنَا َم ْع َم ٌر عَنْ أَ ُّي ِ أَ ْخبَ َرنَا ُم َح َّم ُد ْبنُ َرافِ ٍع قَا َل َح َّدثَنَا َع ْب ُد ال َّر َّز
َّسلَّ َم ْثنَتَ ْي ِن فَقَا َل إِن َّ صلَّى
َ َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ س ِم ْعتُ ِمنْ النَّبِ ِّي َ س قَا َل ٍ شدَّا ِد ْب ِن أَ ْو َ ْث عَن ِ ش َع ْ َأَبِي ْاْل
سنُوا َ سنُوا ا ْلقِ ْتلَةَ َوإِ َذا َذبَ ْحتُ ْم فَأ َ ْح
ِ َي ٍء فَإ ِ َذا قَتَ ْلتُ ْم فَأ َ ْحْ سانَ َعلَى ُك ِّل ش ِ ْ َّللاَ َع َّز َو َج َّل َكت ََب
َ اْل ْح َّ
َ الذ ْب َح َو ْليُ ِح َّد أَ َح ُد ُك ْم
ُش ْف َرتَهُ ثُ َّم لِيُ ِر ْح َذبِ ْي َحتَه َّ
Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan yang dilakukan
dengan baik dalam segala hal, jika kamu membunuh binatang maka lakukanlah dengan cara
yang baik, jika kamu mau menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik, pertajamlah
alat potongnya, kemudian istirahatkanlah binatangnya.” (HR. an-Nasa’i)
Redaksi َسان ِْ
َ اْل ْح di sini dapat dipahami oleh Syahwani21 sebagai suatu perbuatan yang
dilakukan secara optimal dan maksimal. Pengertian ini mengantarkan kita pada teori-teori
manajemen sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, bahwa manajemen adalah sebuah
19
Ibid, hlm. 43.
20
Ibid, hlm. 44
21
Syarwani M.Si. Power Point “Hadits Manajemen” diambil dari
https://www.slideshare.net/mamaehedy/hadits-manajemen
10
upaya pengelolaan melalui cara-cara tertentu secara efektif agar mencapai tujuan yang
diinginkan. Meskipun contoh kasusnya adalah perihal manajemen pemotongan hewan, namun
spirit hadits ini mengajarkan kita untuk mempertimbangkan aspek efektivitas dan maslahat.
Oleh karena itu dapat pula ditarik implikasinya pada dunia pendidikan, termasuk perihal
manajemen unit-unit penunjang.
Kita juga bisa melirik redaksi “istirahatkanlah binatangnya!” yang dapat dikorelasikan
dengan manajemen unit-unit penunjang, sebab dari perintah ini kita menangkap makna bahwa
bukan hanya Rasulullah memerintahkan untuk mengistirahatkan hewan yang hendak dipotong,
namun secara implisit menganjurkan kita untuk juga memerhatikan dan mengelola dengan baik
segala hal yang ada kaitannya dengan redaksi istirahat, mulai dari tempat/ruangan istirahat,
kondisi objektif tempat tersebut, termasuk perbekalannya.
11
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Setelah menyajikan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
B. Saran
Dikarenakan masih banyak sekolah yang mengabaikan upaya manajemen penunjang unit-
unit penunjang pendidikan, maka makalah ini dapat dijadikan sebagai alarm pengingat agar
kembali memperhatikan aspek manajerial (pengelolaan), sebab pengabaian aspek ini hanya
akan memperlambat, kalau enggan berkata menjadi penghambat, tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah.
12
Daftar Pustaka
Barnawi & Arifin, M. (2014). Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media
Masyur, H.M. (2015). “Manajemen Perpustakaan Sekolah”. Pustakaloka, Vol. 7 No.1, hlm.
43-54
Mustari, M. (2013). Manajemen Pendidikan dalam Konteks Sekolah. Bandung: Arsad Press
Rahman, K.A, dkk. (April, 2017). “Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri”.
Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol.24 No.1, hlm. 41-47
13