Anda di halaman 1dari 6

Ringkasan Bacaan The Tragedy of the Commons

Garrett Hardin (1968)


Kelomok 6
 Marvela Wasi’atul Lathifah (21040119130093)
 Mohammad Daffa Dlia Ulhaq (21040119130128)
 Rizky Pratama (21040119140160)
 Gabriel Malvin Goklas (21040119140170)
 Naufal Fa’iq Nurzaki (21040119140173)

Tragedi Commons Garrett Hardin (1968)


"Tragedi Commons," Garrett Hardin, Science, 162 (1968): 1243-1248.
Di akhir artikel tentang masa depan perang nuklir, JB Wiesner dan HF York
menyimpulkan bahwa: "Kedua belah pihak dalam perlombaan senjata ... dihadapkan pada
dilema peningkatan kekuatan militer yang terus-menerus dan keamanan keamanan nasional
yang terus menurun.Solusi teknis dapat didefinisikan sebagai solusi yang hanya
membutuhkan perubahan dalam teknik-teknik ilmu alam, yang menuntut sedikit atau tidak
sama sekali dalam hal perubahan dalam nilai-nilai manusia atau ide-ide moral.Adil untuk
mengatakan bahwa sebagian besar orang yang menderita karena masalah populasi berusaha
mencari cara untuk menghindari kejahatan kelebihan populasi tanpa melepaskan hak
istimewa yang sekarang mereka nikmati
Apa yang harus kita maksimalkan?
Populasi, seperti yang dikatakan Malthus, secara alami cenderung tumbuh "secara
geometris," atau, seperti yang akan kita katakan sekarang, secara eksponensial. Dalam dunia
yang terbatas ini berarti bahwa bagian per kapita dari barang-barang dunia harus berkurang.
The Tragedy of the Commons, by Garrett Hardin (1968)
Apakah Dunia Kita Terbatas?
Dunia yang terbatas hanya dapat mendukung populasi terbatas; oleh karena itu,
pertumbuhan populasi pada akhirnya harus sama dengan nol. (Kasus fluktuasi luas yang
terus-menerus di atas dan di bawah nol adalah varian sepele yang tidak perlu dibahas). Tidak
- karena dua alasan, masing-masing cukup dengan sendirinya. Yang pertama adalah teori.
Secara matematis tidak mungkin untuk memaksimalkan dua (atau lebih) variabel secara
bersamaan. Ini dengan jelas dinyatakan oleh von Neumann dan Morgenstern, [3] tetapi
prinsipnya tersirat dalam teori persamaan diferensial parsial, setidaknya berasal dari
D'Alembert (1717-1783).
Alasan kedua muncul langsung dari fakta biologis. Untuk hidup, organisme apa pun
harus memiliki sumber energi (misalnya, makanan). Energi ini digunakan untuk dua tujuan:
sekadar pemeliharaan dan pekerjaan. Untuk pemeliharaan manusia membutuhkan sekitar
1.600 kilokalori per hari ("kalori pemeliharaan").
Dalam mencapai kesimpulan ini telah muncul asumsi yang biasa bahwa perolehan
energi adalah masalahnya. Kemunculan energi atom telah menyebabkan beberapa orang
mempertanyakan asumsi ini. Namun, mengingat sumber energi yang tak terbatas,
pertumbuhan populasi masih menghasilkan masalah yang tak terhindarkan. Kita dapat
membuat sedikit kemajuan dalam bekerja menuju ukuran populasi optimal sampai kita secara
eksplisit mengusir semangat Adam Smith di bidang demografi praktis. Dalam urusan
ekonomi, The Wealth of Nations (1776) mempopulerkan "tangan tak kasat mata," gagasan
bahwa seseorang yang "hanya menginginkan keuntungannya sendiri,". Jika benar kita dapat
berasumsi bahwa laki-laki akan mengendalikan fekunditas individu mereka sehingga
menghasilkan populasi yang optimal. Jika asumsi itu tidak benar, kita perlu menguji kembali
kebebasan pribadi kita untuk melihat mana yang bisa dipertahankan.
Tragedi Kepemilikan Bersama
“Tangan yang tak terlihat” dibantah dalam salah satu Pamflet pada tahun 1833 oleh
seorang amatir matematika bernama William Forster Lloyd. Tragedi Kepemilikan Bersama
menggunakan kata "tragedi" seperti yang digunakan filsuf Whitehead: "Inti dari tragedi yang
dramatis bukanlah ketidakbahagiaan. Melainkan kekhidmatan dalam kerja hal kejam…” Dia
kemudian melanjutkan dengan mengatakan, " takdir yang tak terhindarkan ini hanya dapat
digambarkan dalam kehidupan manusia dengan insiden yang melibatkan ketidakbahagiaan.
Karena hanya oleh mereka kesia-siaan melarikan diri dapat dibuat jelas dalam drama."
Tragedi Kepemilikan Bersama dapat berkembang jika misalnya padang rumput
terbuka untuk semua, maka setiap penggembala akan mengarahkan ternaknya ke sana.
Semakin lama, terdapat penurunan kualitas di padang rumput itu. Akhirnya, semua orang
mengharapkan hari ketika stabilitas sosial masih ada dan kepemilikan bersama yang
dieksploitasi akan membawa tragedi.
Sebagai makhluk rasional, setiap penggembala berusaha untuk memaksimalkan
keuntungan nya. Utilitas ini memiliki satu negatif dan satu komponen positif.
1. Komponen positif : bertambah satu binatang sejak gembala menerima semua
2. Komponen negatif : penggembalaan tambahan yang dibuat oleh satu lagi hewan.
Karena, bagaimanapun, efek negatif dari penggembalaan dibagi oleh semua gembala,
tetap ada walau hanya sebagian kecil dari - 1.
Penggembala berpikir untuk menambahkan hewan lain untuk kelompoknya. Tapi
setiap penggembala rasional juga berpikiran hal yang sama untuk berbagi kepemilikan
bersama. Maka terjadilah tragedi. Manusia terjebak sistem yang memaksa dia untuk
meningkatkan kawanan tanpa batas - dalam dunia yang terbatas. Semua mengejar keinginan
sendiri dan ingin kebebasan dalam mengeksploitasi sehingga membawa kehancuran bagi
semua.
Pendidikan dapat menangkal kecenderungan alami untuk melakukan hal yang salah,
tetapi suksesi sebuah generasi membutuhkan penyegaran pengeahuan dasar secara terus-
menerus. Lautan dunia terus menderita kelangsungan hidup filosofi dari kepemilikan
bersama. Negara-negara maritim masih merespon secara otomatis ke semboyan dari
"kebebasan laut." Mengaku percaya pada "sumber daya tiada habis-habisnya dari lautan," [9]
Taman Nasional menyajikan contoh lain dari tragedi kepemilkan bersama. Saat ini,
mereka terbuka untuk semua, tanpa batas padahal taman sendiri terbatas luasnya hanya ada
satu Yosemite Valley, sedangkan populasi tampaknya tumbuh tanpa batas. Nilai-nilai yang
pengunjung mencari di taman yang terus terkikis. Jelas, kita harus segera berhenti
memperlakukan taman sebagai commons atau mereka akan ada nilainya kepada siapa pun.
Apa yang harus kita lakukan. Kita mungkin menjaga mereka sebagai milik umum,
namun mengalokasikan hak untuk memasukkan mereka. Alokasi mungkin atas dasar
kekayaan, dengan menggunakan sistem lelang. Mungkin atas dasar merit, seperti yang
didefinisikan oleh beberapa disepakati standar. Mungkin pada-datang pertama, pertama-
dilayani, diberikan kepada antrian panjang. Ini, saya pikir, semua pantas.

Polusi
Dalam cara terbalik, tragedi kepemilikan bersama muncul kembali di masalah polusi.
Penempatan limbah panas ke dalam air; asap berbahaya dan berbahaya ke udara; dan
mengganggu dan tanda-tanda iklan menyenangkan ke dalam garis pandang. Perhitungan serta
pria temuan rasional yang bagiannya dari biaya limbah ia dibuang ke dalam kepemilikan
bersama sebelum melepaskan mereka. Semuaoang terjebak dalam suatu system tersebut.
Tragedi kepemilikan bersama membuat manusia lebih berhati-hati kembali. Tragedi
umum sebagai tangki septik harus dicegah dengan cara yang berbeda, yang membuatnya
lebih murah untuk pencemar dan mengobati polutan nya. Namun, pemilik pabrik di tepi
aliran - yang properti meluas ke tengah sungai - sering memiliki kesulitan melihat mengapa
itu tidak benar alami untuk berlumpur air mengalir melewati pintu nya.
Masalah polusi merupakan konsekuensi dari populasi. "Memurnikan air Mengalir
sendiri setiap sepuluh mil," dan mitos itu cukup dekat untuk kebenaran ketika ia masih kecil,
karena tidak ada terlalu banyak orang. Sedangkan pada populasi yang padat, proses daur
ulang kimia dan biologi alami menjadi kelebihan beban, menyerukan redefinisi hak milik.

Bagaimana Cara Mengatur Kesederhanaan ?


Analisis masalah pencemaran sebagai fungsi kepadatan populasi mengungkap prinsip
moralitas yang tidak diakui secara umum, yaitu: moralitas suatu tindakan adalah fungsi dari
keadaan sistem di waktu itu dilakukan. Mengunakan the commons sebagai limbah tidak
menggangu public umum dibawah kondisi batas karena tidak ada public; perilaku yang sama
di metropolis yang tidak tertahankan. Seratus lima puluh tahun yan lalu seseorang dapat
membunuh bison amerika, hanya memotong lidahnya untuk makan malam, dan membuang
sisa binatan tersebut. Ia belum mempunyai rasa kepentingan dalam pemborosan. Sekarang
dengan hanya ribuan bison yang tersisa, kita terkejut dengan perilaku tersebut.
Secara sepintas, moralitas suatu tindakan tidak bisa dilihat dari foto saja. Karena kita
tahu apa yang asli terjadi pada foto tersebut. Sebuah foto bernilai lebih dari seribu makna
tetapi mungvkin butuh puluh ribuan kata untuk memvalidasi. Hal ini sangat menoda bagi para
ekologis dan pembaharuan sebagai jalan pintas mempersuasi oran lain. Tetapi hal ini tidak
bisa dijelaskan dengan foto namun dengan kata-kata yang rasional
Hukum masyarkat sekarang mengikuti pola etika dahulu sehingga tidak dapat
disesuaikan dengan kompleksitas dunia, penuh, dan berubah-ubah. Salah satu solusi dengan
menambahkan hukum administrasi dalam perundang-undanangan yang selanjutnya
dilanjutkan lebih detail kepada biro. Kemudian muncul kekhawaiiran seperti siapa yang
menjaa sang penjgaa? Seperti kata John Adams yan kita harus membuat pemerintahan hukum
bukan orang yang dicoba evaluasi oleh administrator biro.
Pengalaman menunjukkan bahwa mediasi hukum administrasi menjadi jalan
pengaturan yan baik. Tantangan terbesar yang kita hadapi sekarang adalah menciptakan
umpan balik korektif demi berjalannya pengawasan
Kebebasan Berkembangbiak Tidak Bisa Ditoleransi
Tragedy of the commons melibatkan masalah populasi dengan cara lain. Di dunia
yang sebatas menggunakan prinsip ajing memakan anjing. Orantua yang gembira akan
memiliki sedikit keturunan karena tidak baik dalam mengurus anaknya. David Lack dan
kawan lainnya menemukan efek timbal balik negatif yang ditunjukkan dengan kesuburan
pada burung tetapi tidak bisa disamakan dengan hewan. Tidak ada ketertarikan dalam
mengkontrol berkembang biaknya keluarga jika keluarga terlalu lebih dalam berkembang
biak dan mati kelaparan. Akan tetapi negara lebih kepada kesejahteraan dan dihadapkan
denan aspek lain dari tragedy of the commons. Hal ini berhubungan dengan keluarga, agama,
ras dan lainnya.
Untuk menggabungkan konsep kebebasan untuk berkembang biak dengan keyakinan
bahwa setiap orang yang dilahirkan memilikihak yang sama untuk hak milik bersama adalah
untuk mengunci dunia dalam tindakan tragis.Sayangnya ini hanya tindakan yang sedang
dilakukan oleh PBB. Pada akhir 1967,sekitar tiga puluh negara sepakat untuk yang berikut:
"Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menggambarkan keluarga sebagai unit alami dan
fundamental masyarakat.
Sangat menyakitkan harus menolak dengan tegas validitas hak ini; menyangkalnya,
orang merasa tidak nyaman sebagai penduduk Salem, Massachusetts, yang menyangkal
kenyataan penyihir di abad ketujuh belas. Di saat ini, di tempat liberal, sesuatu seperti tabu
bertindak untuk menghambat kritik terhadap Amerika. Ada perasaan bahwa Perserikatan
Bangsa-Bangsa adalah "harapan terakhir dan terbaik kita,".Jangan sampai kita lupa apaRobert
Louis Stevenson berkata: "Kebenaran yang ditekan oleh teman adalah senjata yang paling
siap digunakanmusuh. "Jika kita mencintai kebenaran, kita harus secara terbuka menyangkal
validitas Deklarasi Universal Manusia Hak, meskipun dipromosikan oleh PBB.
Hati Nurani Menghilangkan Diri
Adalah suatu kesalahan untuk berpikir bahwa kita dapat mengendalikan
perkembangbiakan umat manusia dalam jangka panjang dengan memohon hati nurani.
Charles Galton Darwin mengemukakan hal ini ketika dia berbicara tentang seratus tahun
penerbitan buku hebat kakeknya. Orang berbeda-beda dihadapkan dengan permohonan untuk
membatasi perkembangbiakan, beberapa orang niscaya akan menanggapi permohonan lebih
dari yang lain. Mereka yang memiliki lebih banyak anak akan menghasilkan fraksi yang lebih
besar dari generasi berikutnya daripada mereka yang memiliki hati nurani yang lebih rentan.
Perbedaan akan ditekankan, generasi demi generasi. Dalam kata-kata CG Darwin: "Mungkin
perlu ratusan generasi bagi insting progenitif untuk berkembang dengan cara ini, tetapi jika
itu terjadi, alam akan membalas dendam padanya, dan varietas Homo contracipiens akan
punah dan akan digantikan oleh varietas Homo progenitivus.
Argumen tersebut mengasumsikan bahwa hati nurani atau keinginan untuk memiliki
anak (tidak peduli yang mana) adalah turun temurun - tetapi turun temurun hanya dalam
pengertian formal yang paling umum. Argumen di sini telah dinyatakan dalam konteks
masalah populasi, tetapi itu berlaku sama baiknya dengan setiap contoh di mana masyarakat
menarik bagi seorang individu mengeksploitasi commons untuk menahan diri demi kebaikan
umum - dengan hati nuraninya.
Efek Patogen Dari Hati Nurani
Kerugian jangka panjang dari daya tarik hati nurani seharusnya cukup untuk
mengutuknya; tetapi juga memiliki kerugian jangka pendek yang serius. Jika kita meminta
seorang pria yang mengeksploitasi commons untuk berhenti "atas nama hati nurani," apa
yang kita katakan kepadanya? Cepat atau lambat, secara sadar atau tidak sadar, dia merasa
bahwa dia telah menerima dua komunikasi, dan bahwa mereka bertentangan: 1. (komunikasi
yang dimaksudkan) "Jika Anda tidak melakukan apa yang kami minta, kami akan secara
terbuka mengutuk Anda karena tidak bertindak seperti seorang warga negara yang
bertanggung jawab "; 2. (komunikasi yang tidak disengaja) "Jika Anda berperilaku seperti
yang kita minta, kami diam-diam akan mengutuk Anda untuk orang bodoh yang dapat
dipermalukan untuk berdiri di samping sementara kita semua mengeksploitasi milik
bersama."
Setiap orang kemudian terperangkap dalam apa yang disebut Bateson sebagai "ikatan
ganda." Ikatan ganda mungkin tidak selalu begitu merusak, tetapi selalu membahayakan
kesehatan mental siapa pun yang menggunakannya. Menyulap hati nurani pada orang lain
menggoda bagi siapa saja yang ingin memperluas kendali di luar batas hukum. Selama
berabad-abad diasumsikan tanpa bukti bahwa rasa bersalah adalah unsur yang berharga,
bahkan mungkin sangat diperlukan, dari kehidupan beradab. Sekarang, di dunia pasca-
Freudian ini, kami meragukannya. Paul Goodman berbicara dari sudut pandang modern
ketika dia berkata: "Tidak ada kebaikan yang pernah datang dari perasaan bersalah, baik
kecerdasan, kebijakan, atau belas kasih. Orang yang bersalah tidak memperhatikan objek
tetapi hanya untuk diri mereka sendiri, dan bahkan untuk mereka kepentingan sendiri, yang
mungkin masuk akal, tetapi untuk kecemasan mereka. Seseorang tidak harus menjadi
psikiater profesional untuk melihat konsekuensi dari kecemasan. Pertanyaan yang lebih besar
yang harus kita tanyakan adalah apakah, sebagai masalah kebijakan, kita harus mendorong
penggunaan teknik kecenderungan (jika bukan niat) yang secara psikologis patogen. Kami
mendengar banyak pembicaraan hari ini tentang menjadi orang tua yang bertanggung jawab;
kata-kata digabungkan dimasukkan ke dalam judul beberapa organisasi yang dikhususkan
untuk pengendalian kelahiran. Beberapa orang telah mengusulkan kampanye propaganda
besar-besaran untuk menanamkan tanggung jawab pada peternak bangsa (atau dunia).
Tanggung jawab," kata filsuf ini, "adalah produk dari pengaturan sosial yang pasti."
Perhatikan bahwa Frankel meminta pengaturan sosial - bukan propaganda.
Pemaksaan Saling Disepakati
Bagi banyak orang, pemaksaan menyiratkan keputusan sewenang-wenang yang jauh d
an birokrat yang tidak bertanggung jawab; tapi ini bukan bagian penting dari maknanya. Sat
u-satunya jenis paksaan yaitu saling pemaksaan, disepakati oleh mayoritas dari orang-orang y
ang terkena dampak. Pengaturan sosial yang menghasilkan tanggung jawab adalah pengatura
n yang menciptakan paksaan, dari beberapa macam. Sebagai contohnya pria yang merampok
bank. Pria yang mengambil uang dari Bank bertindak sebagai jika bank adalah commons.
Bagaimana kita mencegah tindakan tersebut? Pasti tidak dengan mencoba untuk meng
ontrol perilakunya semata-mata oleh daya tarik verbal untuk rasa tanggung jawab. Kita menc
ari pengaturan sosial yang akan menjaga commons.
Terkadang untuk menghindari tragedi pada barang kepemilikan umum harus ditempu
h dengan cara pemaksaan seperti pembuatan peraturan tentang larangan-larangan, pajak dan a
turan-aturan non formal yang disepakati bersama oleh unsur masyarakat dan pemangku kepe
ntingan lainnya.
Pengakuan Akan Kebutuhan
Tragedi Kepemilikan Bersama juga dapat terjadi pada permasalahan polusi. Dengan
menganggap bahwa laut dan pesisir adalah milik bersama dan menjadikannya seperti keranja
ng sampah, di mana setiap orang bebas membuang limbah dan sampahnya tanpa memperduli
kan akan akibat polusi yang akan diterima.
Satu-satunya cara kita bisa melestarikan dan memelihara kebebasan individu adalah d
engan membatasi kebebasan dan berprinsip bahwa "Kebebasan adalah pengakuan kebutuhan.
Hal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan moralitas dan hati nurani, di kala perdebatan
menemui jalan buntu maka akan dikembalikan kepada kesadaran pribadi akan kebutuhannya.
Seseorang yang tidak bisa menggunakan hati nuraninya dianggap sebagai seseorang yang me
miliki penyakit jiwa dan dapat menggunakan kebebasannya untuk melakukan segala sesuatu.
Kebebasan yang tidak bertanggungjawab inilah yang dapat mendatangkan penderitaan
dan kesengsaraan. Awalnya memang dilakukan oleh 1 atau 2 orang, tetapi dikala jumlah pop
ulasi penduduk meningkat, maka permasalah yang lebih besar akan segera muncul.

Anda mungkin juga menyukai