Anda di halaman 1dari 8

MEMAHAMI HAKEKAT KEPRIBADIAN ISLAM

TUGAS KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi syarat penilaian pada mata kuliah

Psikologi Kepribadian

Dosen Pengampu:

Emmalia Sutiasasmita, M.Si

Oleh:

Aliifa Arazuhry (0603519004)


Arrafunnisa Fadhila (0603519014)
Azzah Muti’ah Ulya (0603519016)
Marsyah Karmilah (0603519033)
Meliza Pusvita (0603519035)

Kelas:

PI19A

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
JAKARTA
2020
IDENTITAS JURNAL

Judul Jurnal : Kepribadian Islami dan Kualitas Kepemimpinan

Penulis : Ramon Ananda Paryontri

Universitas : Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Jurnal : UNISIA, Vol. XXXVII No. 82 Januari 2015

Abstrak

Tujuan penulisan jurnal ini adalah membahas efek kepribadian Islam terhadap
kualitas kepemimpinan. Indvidu yang memiliki kepribadian Islami akan
memberikan dampak pada kualitas kepemimpinan khususnya cara individu dalam
mengatur anggota atau kelompoknya. Makalah ini secara rinci akan membahas
ruang lingkup kepribadian Islam, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
kepribadian Islam, aspek-aspek dari kepribadian Islam dan efeknya kepribadian
Islami terhadap kualitas kepemimpinan seseorang. Kepribadian yang baik telah
digambarkan dalam Al-Quran dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW
kepada individu muslim untuk membentuk suatu kepribadian yang baik.
Kepribadian Islami merupakan gambaran ideal bagi individu muslim yang dapat
menjalankan ajaran agama dengan baik. Kepribadian yang Islami ini pada
akhirnya membentuk karakter yang mumpuni dan pada akhirnya mempengaruhi
kualitas kepemimpinan dari diri individu itu. Kualitas kepemimpinan individu
terhadap organisasi yang dipimpinnya dapat dilihat dari kematangan sosial,
kematangan emosi, hubungan interpersonal yang baik, kemampuan dalam
menyelesaikan masalah, dan ketepatan dalam membuat keputusan. Pada dasarnya,
kualitas kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh kepribadian yang baik dan
kepribadian Islami merupakan kunci bagi individu dalam mengembangkan
kualitas hidupnya, termasuk dalam hal kepemimpinan.
Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan
manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi.
Memahami kepribadian berarti memahami manusia seutuhnya. Sigmund Freud
merumuskan bahwa terdapat tiga elemen dalam struktur kepribadian, yaitu id,
ego, dan super ego.

Kepribadian Islam merupakan kepribadian yang terbentuk melalui akal,


perasaan, sikap, bahasa, budaya dan nilai sosial. Allah SWT mengajarkan kepada
kita untuk mempergunakan kecerdasan kita dengan sebaik-baiknya dan mampu
memahami orang lain dengan baik. Psikologi Islam lebih membahas manusia
dengan melihat bagaimana manusia melakukan proses berpikir, mempersepsi
sesuatu, memiliki sikap, keinginan, minat dan bakat yang dilandasi oleh nilai-
nilai spiritual. Psikologi Islam melihat aspek kejiwaan sebagai nafs (jiwa) yang
sifatnya tidak dapat dilihat tetapi ada dalam diri manusia (Riyono, 2012).

Era sekarang merupakan masa persaingan yang sangat kompetitif dalam


segala bidang khususnya bidang pekerjaan. Dunia industri atau pekerjaan, selalu
dituntut mulai dari level karyawan sampai level top manajemen untuk memiliki
kapasitas dalam mengelola perusahaan tempat bekerja. Perusahaan atau industri
yang diisi oleh pegawai yang kurang inovatif akan mengalami kemunduran
dalam bersaing dengan industri lain. Menurut Bass (dalam Ancok, 2012)
menyatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas kepemimpinannya di
perusahaan, maka pemimpin perlu mengkombinasikan gaya kepemimpinan
transformational sehingga akan memunculkan banyak inovasi dalam perusahaan.

Kepemimpinan dalam Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW


dalam membina umat dari masa jahiliyah hingga masa pencerahan. Rasulullah
SAW telah sukses menjadi pemimpin yang adil, berwibawa, dan juga santun
terhadap umatnya. Kepribadian yang baik telah menjadikan Rasulullah SAW
menjadi suritauladan yang baik, bahkan menjadi rahmat bagi manusia (rahmatan
linnas) dan rahmat bagi alam (rahmatan lil’alamin). Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-
Ahzab (33):21).
Pemimpin yang berkualitas tentu harus selalu mengkombinasikan dan
mengeluarkan seluruh nafs (jiwa) dan fisiknya dalam membangun suatu
organisasi yang mapan. Pemimpin yang baik tidak hanya memikirkan bagaimana
tentang dirinya sendiri tetapi juga memikirkan anak buahnya. Kualitas pemimpin
bisa dilihat dalam menyelesaikan masalah, melakukan penilaian yang akurat
terhadap bawahannya, memotivasi anak buahnya, dan membuat keputusan yang
cepat. Banyak ahli menilai kualitas pemimpin hanya berdasarkan aspek kognitif,
afektif maupun konatif tanpa memperhatikan aspek-aspek lain yang
berpengaruh, khususnya aspek spiritual tentu harus mutlak dimiliki oleh individu
untuk menjadi seorang pemimpin yang ideal.

 Perbandingan dengan Teori Psikologi Kontemporer

Menurut psikologi kontemporer (psikologi barat) yang menganut


paham sekuler selalu mengungkap ranah kognitif, afektif, dan konatif yang
merupakan ketiga aspek yang selalu dibahas dalam psikologi barat yang
memang melihat manusia merupakan individu yang terbagi-bagi antara
ketiga aspek itu. Namun, permasalahan yang terjadi adalah ketiga aspek
tersebut tidak mampu bersinergi dalam melihat perkembangan manusia.
Ketiga aspek tersebut tidak mampu berintegrasi secara holistik sehingga
manusia tidak mampu mencapai suatu kepribadian yang utuh (Riyono,2012).

Manusia harus memerlukan aspek yang mampu melihat kepribadian secara


keseluruhan tidak terbelah-belah seperti atas, maka aspek spiritual
merupakan solusi untuk melihat kepribadia manusia secara utuh. Aspek
spiritual menjadikan manusia memiliki kepribadian yang terintegrasi secara
holistik sehingga manusia mampu berperilaku dengan terencana dan
terstruktur.
Hasil

Hasil yang didapat dari resume diatas bahwa pemimpin adalah seorang
dalam suatu perkumpulan yang diharapkan menggunakan pengaruhnya dalam
mewujudkan dan mencapai tujuan kelompok. Pemimpin yang jujur ialah
seorang yang memimpin dan bukan seorang yang menggunakan
kedudukannya untuk memimpin. Konsepsi mengenai persyaratan
kepeimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu:
kekuasaan, kewibawaan dan kemampuan. Kriteria pemimpin dalam suatu
organisasinya adalah: pribadi yang harus memiliki kelebihan.
Tugas utama pemimpin Allah isyaratkan dalam Al-Quran surat Al-Hajj
ayat 41. Allah swt berfirman yang artinya,”( yaitu) orang-orang yang jika
Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah
dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”
Ayat ini menjelaskan bahwa ada 4 tugas orang-orang yang memperoleh
kekuasaan, menjadi pemimpin. Pertama; mendirikan shalat.
Kedua; melaksanakan zakat. Ketiga dan keempat; mengajak kepada kebaikan;
dan mencegah kemungkaran.
Pemimpin ideal menurut Islam erat kaitannya dengan figur Rasulullah
SAW. Beliau adalah pemimpin agama dan juga pemimpin negara. Rasulullah
merupakan suri tauladan bagi setiap orang, termasuk para pemimpin karena
dalam diri beliau hanya ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Hal ini sejalan
dengan firman Allah dalam Al-Qur’an: Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.  (QS Al-Ahzab:21)
Sebagai pemimpin teladan yang menjadi model ideal pemimpin,
Rasulullah dikaruniai empat sifat utama, yaitu: Sidiq, Amanah, Tablig dan
Fathonah. Sidiq berarti jujur dalam perkataan dan perbuatan, amanah berarti
dapat dipercaya dalam menjaga tanggung jawab, Tablig berarti menyampaikan
segala macam kebaikan kepada rakyatnya dan fathonah berarti cerdas dalam
mengelola masyarakat.
Dengan demikian ketika ingin membentuk kepribadian islami maka
seseorang harus menjadikan akidah Islam dan tsaqofah Islam sebagai landasan.
 Kesimpulan
Dalam al-quran telah dianjurkan untuk membentuk kepribadian yang
baik atau kepribadian islami. Pada hakikatnya kepribadian islami tersebut
yang akan membentuk karakter dan mempengaruhi kualitas kepemimpinan.
Kepemimpinan dalam Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam
membina umat dari masa jahiliyah hingga masa pencerahan. Pemimpin yang
berkualitas ialah yang menggunakan nafs (jiwa) dan raga nya untuk memimpin
umatnya. Rasulullah adalah pemimpin teladan yang menjadi teladan bagi umat-
umatnya. Ketiga aspek teori kontemporer, yaitu kognitif, afektif, dan konatif.
Namun, ketiga aspek tersenut tidak mampu bersinergi. Maka dari itu, dalam
kepribadian, individu membutuhkan aspek spiritual. Sebagai manusia juga
harus mampu melihat kepribadian secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin. 2012. Psikologi kepemimpinan dan Inovasi. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Mujib, Abdul. 2002. Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Riyono, Bagus.2012. Motivasi dengan Perspektif Psikologi Islam. Yogyakarta:


Quality Publishing.

UNISIA, Vol. XXXVII No. 82 Januari 201

Anda mungkin juga menyukai