Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aunillah fil'ayati (06)

Kelas : XI MIA 1

Tugas : Seni Budaya

Tema : Sosial

Judul : -

Lantunan lagu Say You Won't Let Go dari James Arthur menghentak di sebuah studio milik SMA
Gruda Bakti. Studio itu dipesan khusus oleh guru tari, Bu Rani, untuk satu murid spesial, yaitu Putri
Resky atau akrab dipanggil Kiki. Perempuan bermata bulat itu berhasil menjajaki juara dalam
perlombaan tari kontemporer tingkat nasional. Dan selanjutnya ia akan melakukan pertandingan ke
tingkat internasional di Paris tiga bulan ke depan.

Kiki menyeka peluh diwajahnya akibat menari. Dari dulu, kiki memang suka mengikuti alunan lagu
dengan gerakan badan. Seolah tubuhnya sudah terlatih sejak lahir.

Kiki : “Sepertinya gerakan tadi sudah oke buat ditunjukin ke Bu Rani. Paling tinggal direvisi untuk
beberapa bagiannya” (Kiki bermonolog)

Seminggu sekali, Iris menunjukkan hasil latihannya kepada Bu Rani. Memang melelahkan, namun
hobi yang dibayar itu menyenangkan.

Akhirnya, setelah bersih-bersih dan memakai seragamnya lagi, Kiki kembali ke kelasnya karena jam
pembelajaran sudah akan di mulai.

Sesampainya di kelas.

Rika : Heh! Lo udah dapet gerakan buat lagu Say You Won't Let go? Inget ya, pertandingan sekarang
itu pwnting banget. Kalau sampai lo kalah, bukan sekolah aja yang kecewa. Gue orang yang paling
kecewa akan kekalahan lo.”

Kiki yang merasa tak terpanggil, hanya diam.

Rika : “Woi, kalau ditanya itu jawab!” (Rika menggebrak meja Kiki)

Sekarang sekelas jadi melihat mereka. Kiki menghela napas. Memang benar kata Ibunya Kiki, kalau
seseorang sudah iri, susah bagi mereka untuk berhenti.

Pita, teman baik Kiki melangkah mendekat.

Pita : “Maaf, Rik, lo diajar sopan santun nggak?”

Kiki : “Udahlah, Pit. Biarin aja Rika berkembang semau dia”

Rika lantas menatap Kiki dengan kebencian.

Rika : “Kalau aja gue yang maju buat lomba itu!”

Kiki : “Lo mau maju? Silahkan aja, gue nggak takut” (Kiki nggak tahan dan manatap balik mata
Rika).

Namun setelah itu, keduanya pun terdiam dan kembali ke tempat duduknya masing-masing.
Beberapa menit setelahnya, guru yang akan mengajar pun memasuki kelas mereka.

***

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, saat akan berjalan menuju parkiran, Kiki teringat akan suatu
hal. Lantas diraihnya ponsel dari saku bajunya dan segera menghubungi nomor Bu Rani.

Bu Rani : “Ada apa Kiki? Kenapa menelpon?”

Kiki : “ada yang ingin saya sampaikan sama Ibu”

Bu Rani : “Tentang apa? Bicara saja, Ibu akan mendengarkan.”

Kiki menggit bibirnya merasa ragu. Apa ini pilihan yang tepat?

Kiki : “Saya ingin mengajukan Rika untuk menemani saya dalam perlombaan nanti. Apa itu bisa,
Bu?”

Terdengar kekehan di sembrang sana.

Bu Rani : “Bisa, Ki! Kamu bisa duet sama Rika di lomba internasional itu!”

Kiki tersenyum lega. Akhirnya Rika bisa ikut lomba bersamanya. Jujur saja, Kiki memang membenci
sikap Rika, tapi Kiki tidak akan melupakan persahabatan mereka yang pernah terjalin dan belum lama
ini retak hanya karena rasa iri yang tak bisa Rika kesampingkan.

Kiki : “Maaksih banyak, Bu. Tapi Ibu aja yang ngasih tau ke Rika yah, Bu. Dan tolong jangan kasih
tau dia kalau saya yang minta.”

Bu Rani : “iya, nanti Ibu sampaikan”

Kiki : “Sekali lagi makasih, Bu.” (lalu panggilan pun terputus) Kiki tersenyum puas, lantas kembali
melanjutkan langkahnya keluar gerbang sekolah.

Keesokan harinya, saat Kiki baru saja keluar dari kelas bersama Pita hendak menuju Kantin. Rika ya
juga baru keluar dari kelas sengaja menyenggol tubuh Kiki di depannya hingga Kiki hampir saja jatuh
kalau saja Pita tidak menahannya.

Pita : “Apa-apaan sih, Rik! Lo kayak anak kecil tau.”

Rika hany menoleh sejenak, lalu menatapnya sinis kemudian melanjutkan langkahnya lagi.

Pita : “Lo nggak apa-apa, kan Ki?” (Kiki mengangguk mengiyakan). Ada masaalah hidup apa si tuh
orang? Kerjaannya nyari masalah mulu.”

Kiki : “Gue maklumin aja, sih Ta. Karena waktu tahun kemarin, karena gue dipilih sama bu Rani buat
lomba nasional itu, Rika jadi nggak bisa ikutin lomba itu. Padahal itu mimpi dia.”

Pita : “Tapi gak gini juga sih, Ki. Itu berarti menurut Bu Rani, lo lebih bisa daripada Rika. Buktinya
sekarang lo lolos sampai ke jenjang internasional. Rika gak seharusnya cuman lihat dari sudut
pandang dia aja.

Kiki hanya tersenyum kecil, lalu mereka kembali berjalan menuju kakantin.
Sementara itu, Rika yang menerima pesan dari Bu Rani untuk segera menemuinya sehabis jam
pelajaran pertama, kini sudah ada di depan ruang guru dan menghampiri Bu Rani yang terlihat sedang
mengerjakan sesuatu.

Rika : “Permisi, Bu”

Bu Rani : “Eh sudah datang. Ayo duduk. Ada yang ingin Ibu bicarakan” (Rika lalu duduk di atas
Kursi kosong disamping Bu Rani). Ibu tadi tidak sengaja dengar dari beberapa siswa, katanya sejak
ibu memutuskan untuk Kiki yang mengikuti lomba tingkat nasional kemarin, kamu jadi tidak akur
dengan dia dan malah membuat kamu jadi gelap mata. Bahkan Ibu juag pernah dengar kalau kamu
pernah membuat kaki Kiki terkilir untuk membuatnya tidak menari lagi. Apa itu, benar?”

Rika tertunduk malu akan perbuatannya.

Rika : “Maafkan saya, Ibu. Saya hanya merasa saya lebih berhak darinya.”

Bu Rani : “Jangan meminta maaf kepada Ibu, coba kamu ucapkan itu kepada Kiki. Seharusnya kamu
juga bisa lebih dewasa. Akan ada waktu yang tepat untuk kamu bisa lebih baik daripada Kiki, tapi
untuk hal menari ini bukan salah satunya.”

Rika semakin tenggelam dalam nasehat bu Rani. Ia diam dan hanya mendengarkan.

Bu Rani : Tapi kamu seharusnya beruntung, Rika karena orang yang kini kamu musuhi malah
memberi kesempatan yang besar untuk mimpimu itu.”

Rika menengadah, melihat Bu Rani dengan tatapan bertanya.

Rika : “Maksud Ibu?”

Bu Rani : Sebenarnya Ibu tidak boleh mengatakan ini, tapi mau bagaimana lagi, Ibu tidak bisa melihat
kalian berdua saling menjatuhkan.”

Rika terus menatap Bu Rani menunggu ia melanjutkan ucapannya.

Bu Rani : “Kiki sudah mengajukan namamu untuk duet bersamanya di perlombaan internasional
nanti. Dan setelah Ibu pikir-pikir, mungkin ini memang yang terbaik”

Rika tak bisa berkata-kata lagi. Apa ini balasan yang Kiki berikan padanya setelah semua kejahatan
yang telah dirinya perbuat?

Bu Rani : “Jadi, sekarang Ibu mohon, akurlah dengan Kiki kembali, dengan begitu kalian bisa segera
lstihan bersama lagi dan memenangkan lomba itu” (Bu Rani tersenyum hangat sambil menepuk-
nepuk pundak Rika yang kini hanya terdiam merenung.

Rika : “Terima kasih banyak untuk semuanya, Bu” (Rika lalu beranjak pergi dengan langkah lambat
dengan pikiran yang masih berusaha berdamai.

Tanpa berkata lagi, Rika segera membawa tubuhnya mencari di mana Kiki berada. Ia sungguh
menyesal telah melakukan hal yang jahat kepadanya hanya untuk meemnuhi hasratnya yang
dikelabuhi oleh rasa irinya.

Hingga akhirnya, mata Rika melihat Kiki sedang bercengkrama dengan Pita di pinggir lapangan, Rika
langsung lari untuk meenmuinya.

Sesampainya di hadapan Kiki..


Pita : “Mau apa lagi lo? Gak kapok-kapok lo yah gangguin Kiki” (Pita maju ke depan Rika)

Rika tak menghiraukannya, ia melewati Pita begitu saja dan benar-benar terulur untuk memeluk Kiki.

Pita dan Kiki saling pandang, tidak mengerti apa yang terjadi.

Rika : “Gue minta maaf, Ki. Semua hal jahat yang pernah gur lakuin, gue minta maaf” (Rika
mengucapkannya dengan nada memelas. Kiki melepas pelukan itu dengan pelan.

Kiki : “Lo kenapa tiba-tiba begini?”

Rika : “Gue gak tau kalau lo ngebantu gue buat ikut lomba itu. Gue gak nyangka lo ngebalas gue
dengan cara yang sama sekali gak masuk diakal gue. Lo terlalu baik, Ki sama gue.”

(Kiki meraih tangan Rika dan menggenggamnya) meski sebelumnya ia merasa terkejut kenapa Bu
Rani memberitahunya.

Kiki : “Gue paham selama ini lo iri. Tapi lo harus sadar kalau lo jauh lebih baik dari gue dalam
beberapa hal. Gak cuman menari, lo juga harus lihat dari beberapa aspek.”

Rika mengangguk paham.

Rika : “Sekarang gue tahu, rasa iri gue cuman ngebuat gue semakin terlihat lemah. Karena yang ada
dipikiran gue cuman membuat lo gagal, dan gue gak pernah lagi mikirin bagaimana meraih kembali
mimpi gue yang pernah gagal itu.”

Kiki tersenyum hangat. Pertemanan mereka yang berjarak sejak tahun lalu, kini kembali membaik.

Anda mungkin juga menyukai