DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
KELAS 1G
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. Dr. HAMKA
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
ini dengan judul “ STTU PADA SALON DAN KOLAM RENANG“ tepat pada
waktunya.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada
kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang bersangkutan
yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini. Kami penyusun sangat
berharap semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya,
kami pun sangat berharap makalah ini dapat menginspirasi para pembaca. Kami
menyadari makalah ini masih banyak kekurangan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
1.3 Manfaat.....................................................................................................................................4
1.4 Tujuan.......................................................................................................................................4
BAB II STTU SALON..........................................................................................................................5
2.1 Definisi...................................................................................................................................5
2.2 Macam-Macam Salon............................................................................................................5
2.3 Kriteria...................................................................................................................................6
2.4 Persyaratan.............................................................................................................................6
2.5 Hubungan dan Permasalahan Kesehatan di Salon..................................................................8
2.6 Rekomendasi........................................................................................................................11
BAB III STTU Kolam Renang.............................................................................................................12
3.1 Definisi.................................................................................................................................12
3.2 Macam-Macam Kolam Renang............................................................................................12
3.3 Kriteria.................................................................................................................................13
3.4 Persyaratan...........................................................................................................................13
3.5 Hubungan dan Permasalahan Kesehatan di Kolam Renang.................................................14
3.6 Rekomendasi........................................................................................................................15
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................16
4.2 Saran....................................................................................................................................16
Daftar Pustaka......................................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat
Sebagai informasi kepada masyarakat luas mengenai hygiene sanitasi salon dan
kolam renang.
1.4 Tujuan
Bertujuan untuk mengetahui gambaran hygiene sanitasi salon dan kolam renang
4
BAB II
STTU SALON
1.1 Definisi
1. Hair salon
Hair salon hanya menawarkan perawatan rambut saja, seperti pemangkasan
rambut,penataan, pewarnaan, pencucian dan perawatan spesial seperti penyambungan
rambut atau penghilangan rambut.
2. Beauty salon
Beauty salon tidak hanya menawarkan perawatan untuk rambut saja, namun juga
perawatan kulit tubuh, perawatan kuku tangan dan kaki, perawatan muka,
pengaplikasian kosmetik, hair removal dan sebagainya yang berhubungan dengan
kecantikan tubuh.
5
dari sebuah spa, seperti reflexy, pemijatan tubuh, dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan relaksasi.
b. Adanya salon dan day spa memenuhi kebutuhan pelanggan yang ingin tampil
cantik dan juga mendapatkan relaksasi.
4. Barber shop
Barber shop merupakan salon khusus kaum pria. Tidak hanya memangkas rambut
atau menata rambut pria, namun juga mencukur rambut di muka seperti kumis dan
jenggot. Selain itu sekarang ini banyak barber shop yang menyediakan produk dan
perawatan kesehatan rambut seperti creambath.
5. Nail salon
Nail salon khusus hanya untuk perawatan kuku saja dan dikerjakan oleh teknisi kuku
yang biasa disebut “manicurists” atau “nailist”. Salon kuku ini menyediakan semua
perawatan khusus kuku kaki dan tangan dan kesehatan kulitnya.
6. Bridal salon
Bridal salon khusus menyediakan perlengkapan pengantin, seperti penataan rambut,
tata rias untuk pengantin dan menyediakan gaun dan jas untuk pengantin serta
aksesorisnya.
7. Tanning salon
Salon ini banyak ditemukan di negara barat mayoritas penduduknya kulit putih yang
menginginkan kulit mereka menjadi kecoklatan tanpa harus berjemur di bawah terik
matahari. Salon ini menyediakan sunbed atau tanning bed yang akan mengeluarkan
sinar UV yang dapat membuat kulit menjadi coklat. Selain itu, salon ini juga
menyediakan Sunless Spray Tanning yaitu teknik pencoklatan kulit tanpa sinar
matahari, namun hanya dengan memakai spray khusus yang merupakan bahan
kosmetika yang disemprotkan ke kulit dan mempunyai efek yang terlihat sama dengan
mencoklatkan kulit memakai sinar UV dari matahari.
1.3 Kriteria
1. Fasilitas lengkap
2. Nyaman
3. Pelayanan ramah dan baik
4. Lingkungan bersih
5. Perkerja profesional dan bersertifikat
6. Luas salon sesuai dengan type salon
7. Lokasi Strategis
1.4 Persyaratan
1. Lokasi :
Terhindar dari pencemaran lingkungan
Tidak terletak di daerah banjir
2. Lingkungan halaman :
Bersih
6
Tidak terdapat genangan air
Air mengalir dengan lancar
3. Bagian dalam :
Bangunan kuat, utuh, bersih, serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya
penularan penyakit dan kecelakaan.
Pembagian ruang jelas sesuai dengan fungsinya, sep[erti ruang konsultasi, ruang
perawatan kecantikan kulit dan rambut harus terpisah (diberi penyekat).
Bangunan gedung tidak menimbulkan gangguan terhadap rumah penduduk dan
tidak mengganggu keadaan di sekitarnya.
Lantai : kedap air, rata, tidak licin, serta mudah dibersihkan.
Dinding : Dinding disebelah dalam rata, berwarna terang, serta mudah
dibersihkan.
Langit-langit : berwarna terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,5 m dari
lantai.
Atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi tempat berkembangbiaknya serangga dan
tikus.
Ventilasi / penghawaan :
Dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan baik. Lubang ventilasi
minimal 5% luas lantai.
Bila lubang ventilasi tidak dapat menjamin pergantian udara dengan baik,
maka dapat digunakan peralatan ventilasi mekanis. Khusus untuk ruang ber
AC, tidak diperlukan lubang ventilasi.
Tersedia pencehayaan dengan intensitas yang cukup setiap ruangan, khusus
ruang pelayanan / ruang kerja intensitas cahaya minimal 150 luks dan tidak
menimbulkan kesilauan.
Pencegahan masuknya serangga dan tikus dilengkapi lubang penghawaan
dilengkapi dengan kawat kasa penahan nyamuk dan tikus,dan lubang
pembuangan pada saluran air limbah di kamar mandi, jamban dll., dilengkapi
dengan jeruji.
Bila menggunakan fasilitas rak atau almari, maka sebaiknya antara bagian
antara bagian bawah rak/almari dengan lantai berjarak minimal 15 cm.
4. Penyediaan air bersih :
Kualitas air bersih memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan Menteri
Kesehatan
Air sebaiknya diperoleh dari PDAM. Bila menggunakan sumber air yang lain,
berkonsultasi ke Dinas Kesehatan setempat.
Kuantitas air harus tersedia secara cukup dan berkesinambungan sesuai dengan
kebutuhan.
Dinding bak penampungan air harus selalu dibersihkan secara berkala seminggu
sekali. Bak penampung berupa drum atau tempayan dilengkapi dengan penutup.
Pengelolaan limbah
Sarana pembuangan limbah tertutup, kedap air.
Air limbah dapat mengalir dengan lancar, kemiringan 2% - 3%
5. Tempat sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, kedap air, tahan karat, permukaan bagian
dalam halus, mudah dibersihkan, dan berpenutup.
7
Jumlah dan volume disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan setiap
hari.
8
Terkait hal tersebut dapat dikemukakan bahwa salah satu usaha yang dapat dilakukan
manusia untuk pengawasan lingkungan adalah memperhatikan hygiene dan sanitasi pada
lingkungan usaha salon kecantikan. Apabila kita tidak memperhatikan hygine dan sanitasi
pada lingkungan salon yang akan kita kunjungi maka akan di kahwatirkan akan munculnya
masalah kesehatan di tubuh kita. Berikut ini permasalahan yang terdapat di salon-salon
kecantikan, yaitu:
1. Penyediaan air bersih
Air memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, kebutuhan
manusia akan sangat kompleks antara lain untuk mandi, mencuci dan sebagainya.
Penyediaan air bersih pada usaha salon sangat dibutuhkan agar dapat menunjang
kualitas usaha salon yang sehat. Penggunaan air yang bersih untuk kegiatan sehari-
hari tentunya membuat manusia terhindar dari penyakit. Kualitas air yang digunakan
pada usaha salon harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari
berbagai penyakit maupun gangguan yang dapat disebabkan oleh air. Hal ini di atur
dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor
HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di
Bidang Kesehatan, tentang syarat dan pengawasan kualitas air yaitu persyaratan fisik
yaitu tidak bewarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
2. Saluran pembuangan air limbah
Apabila Ditemukan air limbah tidak mengalir dengan lancar dan terdapat pula
genangan air yang bersumber dari air limbah dan saluran air limbah tidak kedap air
sehingga dapat mengakibatkan perkembangbiakan vektor penyakit dan dapat
mengurangi kenyamanan dari pelanggan usaha salon. Hal ini merugikan masyarakat,
karena apabila curah hujan tinggi maka akan menyebabkan banjir, maka akan
berpotensi menyebabkan penyebaran penyakit pada masyarakat, kondisi lingkungan
menjadi tidak nyaman dan menghambat aktivitas manusia. Air limbah yang tidak
mengalir dengan lancar dapat menimbulkan bau yang tidak sedap yang
menyebabkan ketidaknyamanan bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini di atur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor
HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di
Bidang Kesehatan yaitu air limbah mengalir dengan lancar (kemiringan 2-3%) dan
saluran air limbah kedap air dan sistem tertutup.
3. Pembuangan sampah
9
Sampah yang dihasilkan dari usaha salon biasanya padat seperti botol bekas sampoo,
bungkus sabun, bungkus lulur, bekas tempat make up, potongan rambut, potongan
kuku. Sampah padat tersebut diletakkan pada wadah yang sama. Sampah yang
dihasilkan oleh salon kecantikan seperti rambut tidak mendapatkan perlakuan khusus
yaitu dijual kepada jasa pembuatan rambut palsu. Tempat sampah harusnya terbuat
dari bahan kuat, kedap air, dengan penutup. Kondisi tempat sampah tidak kuat, tidak
kedap air, dan tidak dengan penutup menimbulkan bau yang tidak sedap tempat
perindukan serangga seperti lalat, kecoa dan tikus.Sampah jika tidak dikelola dengan
baik akan menimbulkan ketidaknyamanan lingkungan. Sampah akan membusuk,
menjadi rumah bagi bakteri dan kuman untuk berkembangbiak dan menarik berbagai
lalat dan kecoa yang menimbulkan penyakit seperti penyakit diare. Hal ini di atur
dalam Peraturan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon
Kecantikan di Bidang Kesehatan yang menyatakan bahwa tempat sampah harus
dengan penutup, terbuat dari bahan yang kuat, kedap air.
1.6 Rekomendasi
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatsi masalah dalam inspeksi
sanitasi salon yaitu dengan:
1. Bak penampungan air salon di sediakan penutup serta sering di kuras dan
dibersihkan agar kondisi air tetap bersih.
2. Membuat saluran pembuangan air limbah dan bisa juga dengan menanam
tanaman yang bisa menyerap zat pencemar pada selokan. Tanaman tersebut
adalah: bunga ungu, lidi air, futoy ruas, bunga cokelat, melati air dan lidi air.
3. Melakukan pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya dan menyediakan tempat
sampah yang sesuai dengan persyaratan.
10
BAB III
Kolam renang adalah suatu usaha atau tempat umum yang di dalamnya menyediakan
tempat untuk berenang, rekreasi, olahraga yang menggunakan kolam yang berisi air bersih
yang telah diolah sebelumnya (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 061 Tahun 1991),
definisi lainnya kolam renang adalah kontruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan air
dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya. Kolam renang
merupakan tempat yang dicari khalayak umum untuk melepas penat, gerah, dan lelah. Kolam
renang juga merupakan salah satu media berolahraga yang sangat menyenangkan, dengan
berenang kita akan merasa lebih bugar, dan refreshing. Selain juga sebagai pusat kebugaran
jasmani, kolam renang juga merupakan salah satu objek wisata air yang ramai dikunjungi
orang dari semua kalangan baik orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Berenang di kolam
renang merupakan kegiatan olahraga atau rekreasi yang banyak digemari oleh masyarakat
termasuk anak-anak. Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi
dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya.
Menurut Permenkes Nomor 416/MENKES/PER /IX/ 1990 yang dimaksud dengan air
kolam renang adalah air di dalam kolam renang yang digunakan untuk olahraga renang dan
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Dari pengertian tersebut jelas disebutkan bahwa
kualitas air kolam harus memenuhi syarat kesehatan. Banyak orang yang memanfaatkan
kolam renang untuk berolahraga, wisata, hiburan, bahkan kolam renang juga mempunyai
nilai bisnis yang cukup menjanjikan. Kolam renang banyak ditemukan di hotel, obyek
wisata, bahkan dewasa ini tak jarang rumah penduduk juga sudah dilengkapi dengan
fasilitas kolam renang yang berkelas.
Berenang seolah menjadi satu kebutuhan bagi masyarakat Jakarta.Hal ini dapat dilihat
dari keberadaannya baik di lingkungan perumahan, perhotelan maupun di gelanggang renang.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata DKI Jakarta tahun 2004 terdapat 59 kolam renang di
perhotelan, 105 kolam renang di perumahan dan 35 kolam renang digelanggang renang.
Berdasarkan data suku dinas olahraga DKI Jakarta tahun 2004,1 diperkirakan hampir 8000
orang setiap harinya melakukan aktifitas renang yang ter-diri dari 70 % pelajar dan 30%
masyarakat umum. Air bersih merupakan sumber utama untuk kelangsungan kegiatan kolam
renang ini. Sumber air bersih yang di- gunakan berasal dari Air Tanah 20% dan Air PAM
80%.2
11
3.2 Macam-Macam Kolam Renang
Pemandian alam (natural bathing place) Pemandian pantai laut, telaga, sungai dsb.
Pengawasan sanitasi tipe ini sulit sekali di lakukan, yang perlu dperhatikan adalah
lingkungan sekitar pemandian tersebut harus dijaga kebersihannya terutama saluran
pembuangan air limbah, pembuangan tinja, buangan bahan-bahan kimia dan radio
aktif.
Dan berdasarkan cara pengolahan atau penggantian airnya, kolam renang dapat dibagi
menjadi 3 tipe antara lain :
1. Fill and Draw Pools , merupakan tipe kolam renang yang airnya digunakan secara
terus menerus dalam periode waktu tertentu dan airnya dikuras saat air sudah tampak
kotor.
2. Flow Through Pools, merupakan tipe kolam renang yang airnya mengalir secara terus
menerus sehingga keadaan air kolam senantiasa bersih, tipe ini cenderung
membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak.
3. Recirculating Pools, kolam renang tipe ini merupakan kolam yang airnya digunakan
secara terus-menerus yang dialirkan melalui instalasi-instalasi penyaringan
dandipompa kembali ke dalam kolam renang setelah dibersihkan dan melalui proses
desinfeksi menggunakan chlor. (Sitanggang, 2012)
Menurut peraturan Menteri Kesehatan tahun 1990, menyebutkan bahwa air kolam renang
merupakan air di dalam kolam renang yang digunakan untuk olahraga renang dan kualitasnya
memenuhi syarat-syarat kesehatan.Sanitasi kolam renang yang buruk dapat menjadi sumber
penularan berbagai penyakit danjuga kecelakaan bagi penggunanya.
3.3 Kriteria
1. Air yang digunakan harus bersih, sehat dan memenuhi baku mutu
2. Fasilitas lengkap sesuai kebutuhan
3. Lingkungan bersih
4. Luas kolam sesuai kebutuhan
12
3.4 Persyaratan
Dari uriaian di atas maka dapat muncul berbagai masalah kesehatan akibat
pencemaran. Pencemaran kimia air kolam renang dapat berasal dari bahan kimia yang
melekat pada tubuh perenang seperti keringat, urin, sisa sabun, dan kosmetik (WHO,
2006:60), sedangkan pencemaran mikrobiologis air kolam renang dapat berasal dari
kontaminasi kotoran dari perenang, kontaminasi kotoran dari hewan yang ada di lingkungan
kolam renang, serta 2 kontaminasi kotoran yang terdapat pada sumber air yang digunakan
sebagai air kolam renang (WHO, 2006:26). Adanya kontaminasi kotoran tersebut akan
menyebabkan tingginya kandungan mikrobiologis dalam air kolam renang yang dapat
menimbulkan dampak negatif pada kesehatan pengguna kolam renang. Beberapa penyakit
yang dapat ditularkan melalui media air kolam renang antara lain penyakit mata, penyakit
kulit, penyakit hepatitis, serta penyakit yang berhubungan dengan saluran percernaan seperti
diare dan typus (Mukono, 2000:107). Penyakit-penyakit tersebut dapat ditularkan oleh
mikroorganisme patogen dalam air kolam renang seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa
(WHO, 2006:27).
Kadar sisa khlor atau kaporit (Ca(ClO)₂) yang tinggi dalam air kolam renang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengguna kolam renang. Menurut
13
Departemen Kesehatan New York tahun 2004, paparan khlor yang terlalu tinggi pada
seseorang dapat memberikan efek kesehatan berupa keluhan seperti iritasi kulit,
iritasi saluran pernapasan, batuk, sesak pada dada, gangguan pada tenggorokan, dan
iritasi mata. Salah satu keluhan kesehatan yang sering dialami oleh pengguna kolam renang
setelah berenang adalah iritasi mata. Keluhan iritasi mata akibat paparan khlorin dalam
air kolam renang sebaiknya tidak dianggap remehkarena hal tersebut merupakan
gejala awal dari timbulnya penyakit mata.
3.6 Rekomendasi
Mengetahui seluk beluk di atas maka harus dilakukan tindakan untuk mengelola
kolam renang dengan benar agar kualitas airnya terjamin. Pokok-pokok dalam pengolahan air
kolam renang meliputi proses penjernihan air dan desinfeksi. Proses penjernihan bertujuan
untuk mengikat kotoran yang berupa zat organik yang ada dalam air kolam menjadi keping
yang lebih besar agar dapat lebih mudah diambil atau disaring. Proses ini dilakukan dengan
menambahkan koagulan seperti tawas (Al2(SO4)3) dan soda ash (Na2Co3). Proses yang
kedua disebut proses desinfeksi. Proses desinfeksi perlu dilakukan untuk membunuh bakteri
yang ada dalam kolam renang biasanya di gunakan kaporit (Ca(ClO)₂ ).
Memfilter dengan menggunakan pompa kolam renang fungsi utama pompa pada
kolam renang adalah mensirkulasi air. Menarik air dari kolam renang untuk dibersihkan di
filter kemudian dikembalikan lagi. Air kotor diproses sedemikan rupa sehingga menjadi
bersih. Kotoran besar seperti daun disaring di pool skimmer, kotoran yang lebih kecil seperti
binatang air berhenti di pump skimmer. Debu dan kotoran kecil lainnya disaring di filter
kolam renang. Terakhir, air disterilkan dari jamur dan bakteri dengan menambahkan
chlorine atau biasa di sebut kaporit. Air kolam renang dikatakan tersaring sempurna bila
100% air telah melewati filter. Jika pada kolam renang tidak ada pompa, maka kolam renang
akan kotor, berbau, berlumut dan dipenuhi bakteri serta jamur.
Selain itu juga bisa di bersihkan dengan cara manual, yaitu dengan menggunakan
alat-alat yang khusus di gunakan untuk membersihkan kolam renang seperti sikat untuk
kolam renang yang digunakan untuk menyikat lantai kolam renang, dan saringan yang
panjang untuk menyaring daun daun, serangga, plastic, atau benda benda lainnya yang jatuh
ke dalam kolam renang.
14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tempat-tempat umum seperti hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan
pertokoan, Kolam renang, salon kecantikan, tempat pangkas rambut, panti pijat, taman
hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain
maka dari itu perlunya Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat-tempat umum
yang bersih diperlukan guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan
penyakit dan gangguan kesehatan lainnya, dan sebagai masyarakat yang menggunakan
tempat-tempat umum perlu untuk memperhatikan bagaimana kondisi tempat-tempat umum
tersebut sebelum menggunakan jasa-nya, agar tidak terjadi hal-hal yang bisa menyebabkan
sakit.
4.2 Saran
Dari uraian kami diatas semoga dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi kita semua. Dan
dapat bermanfaat bagi kita semua, jika berkenan kami mohon kritik serta saran yang
membangun dari teman – teman sekiranya dalam makalah ini terdapat kekurangan yang dapat
membangun kami agar menjadi lebih baik lagi dilain kesempatan.
15
Daftar Pustaka
Rozanto, Novan Esma dan Windraswara, Rudatin. (2017). KONDISI SANITASI LINGKUNGAN KOLAM
RENANG, KADAR SISA KHLOR, DAN KELUHAN IRITASI MATA. HIGEIA:JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
RESEARCH AND DEVELOPMENT, Vol 1, No 1. Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/13990/7646
Cita, Dian Wahyu dan Adriyani, Retno . (2013). KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN PENGGUNA
KOLAM RENANG DI SIDOARJO. Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga, Vol 7, No 1. Retrieved from http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
keslingfac827e6abfull.pdf
Fitria, Dwi Lailatul dkk. (2019). GAMBARAN SANITASI KOLAM RENANG X DI BANYUWANGI. Jurnal
Kesehatan Lingkungan , Vol 11, No 2. Retrieved from https://e-
journal.unair.ac.id/JKL/article/viewFile/8491/7163
Novan Esma Rozanto. 2015. TINJAUAN KONDISI SANITASI LINGKUNGAN KOLAM RENANG,
KADAR SISA KHLOR, DAN KELUHAN IRITASI MATA PADA PERENANG DI KOLAM RENANG UMUM
KOTA SEMARANG TAHUN 2015 [skripsi]. Semarang(ID): Universitas Negeri Semarang
Fitria, Dwi Lailatul dkk. (2019). PERENCANAAN DAYA DAN SISTEM KONTROL MOTOR POMPA KOLAM
RENANG. Logic: Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi, Vol 15, No 3. Retrieved from
http://ojs.pnb.ac.id/index.php/LOGIC/article/view/495
Purnama, Sang Gede. (2019). DIKTAT KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DI TEMPAT-TEMPAT
UMUM, UNIVERSITAS UDAYANA . Retrieved from
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/4f78c93beb1c7d20886facd352499f17.pdf
Purba, Sulastri. 2018. DTUDI TENTANG HYGIENE DAN SANITASI PADA USAHA SALON DI
KELIRAHAN PADANG BULAN [skripsi]. Medan(ID): Universitas Sumatera Utara Medan
16