Fullpapers Thtkla71c3b700c2full PDF
Fullpapers Thtkla71c3b700c2full PDF
PENDAHULUAN ANATOMI
Traktus trakeo-bronkial Anatomi Trakea
merupakan bagian dari saluran Trakea adalah saluran
pernafasan bawah yang pernafasan berbentuk pipa yang terdiri
menghubungkan laring dan paru. dari tulang rawan dan otot serta
Udara yang kita hirup akan masuk ke dilapisi oleh pseudostratified columnar
dalam tubuh melalui saluran cilliated epithelium (epitel PCC).1,5-9
pernafasan (sistem konduksi) yaitu Sepertiga bagian trakea terletak di
hidung kemudian melewati faring, leher, dan selebihnya terletak di
laring, trakea dan bronkus serta mediastinum. Trakea terletak di
percabangannya sebelum akhirnya tengah-tengah leher dan makin ke
memasuki paru.1,2 distal bergeser ke sebelah kanan,
Setiap hari permukaan dalam masuk ke rongga mediastinum di
saluran pernafasan terpapar dengan belakang manubrium sterni (gambar
setidaknya 20 000 L udara. Pada 1).1,5-8
kondisi udara yang memenuhi
standar kebersihan sekalipun terdapat 1
– 2 x 105 bakteri (sekitar 8 500 bakteri/
m3 udara) dan sekitar 100 mg partikel
asing lainnya seperti debu, toksin,
spora, tepung sari, virus, jamur, logam
berat, asbes, insektisida, gas beracun Gambar 1. Sistem pernafasan.8
(NO2, SO2, NH3, H2S).3,4 Udara yang
masuk ke dalam paru harus tetap Panjang trakea kira-kira 10 cm
dipertahankan dalam keadaan bersih pada wanita dan 12 cm pada pria.
untuk menjaga kelancaran proses Diameter anterior-posterior rata-rata 13
pertukaran udara (sistem ventilasi), mm, sedangkan diameter transversal
oleh karena itu diperlukan mekanisme rata-rata 18 mm.1,5-9 Trakea
pertahanan yang efektif untuk memanjang mulai dari batas bawah
melindungi paru dari substansi asing laring, setinggi vertebra servikalis 6
yang masuk, termasuk mikroorganisme sampai vertebra torakalis 4, dimana
yang patogen.4 trakea akan terbagi menjadi dua
Tujuan penulisan tinjauan bronkus, yaitu bronkus utama kanan
pustaka ini adalah untuk lebih dan kiri (gambar 2). 8 Cincin trakea
memahami anatomi, histologi dan yang paling bawah meluas ke inferior
fisiologi traktus trakeo-bronkial, lebih dan posterior di antara bronkus utama
khusus lagi membahas peranan traktus kanan dan kiri, membentuk sekat yang
trakeo-bronkial dalam proteksi paru. lancip di sebelah dalam, yang disebut
karina.1,5-9
142
(b)
(a) (c)
143
rawan. Panjang bronkus utama kiri Segmen bronkopulmoner merupakan
kira-kira 5 cm dan mempunyai cincin bagian paru yang dipisahkan dari
tulang rawan sebanyak 9 – 12 buah. bagian paru lainnya oleh jaringan ikat,
Bronkus utama kanan membentuk sehingga dengan teknik operasi, bagian
sudut 25 derajat ke kanan dari garis ini dapat dipisahkan dari bagian paru
tengah tubuh, sedangkan bronkus lainnya tanpa menimbulkan efek pada
utama kiri membentuk sudut 45 derajat bagian paru tersebut. Paru kanan
kekiri dari garis tengah tubuh. Dengan memiliki 10 segmen bronkopulmoner.
demikian bronkus utama kanan hampir Selama masa pertumbuhan paru kiri
membentuk garis lurus dengan trakea, juga memiliki 10 segmen, tapi karena
sehingga benda asing eksogen yang adanya proses penyatuan, jumlahnya
masuk ke dalam bronkus akan lebih berkurang menjadi delapan atau
mudah masuk ke dalam lumen bronkus sembilan. Bronkus tersier atau
utama kanan dibandingkan dengan segmental dan segmen
bronkus utama kiri (pada orang yang bronkopulmoner ialah nama yang
sedang berdiri). Faktor lain yang diberikan oleh Jackson dan Huber, dan
mempermudah masuknya benda asing diberi nomor oleh Boyden (Tabel 1,
ke dalam bronkus utama kanan ialah Gambar 3).1,5,6
kerja otot trakea yang mendorong
benda asing itu ke kanan dan aliran Tabel 1. Nomenklatur Jackson-Huber
udara inspirasi ke dalam bronkus dan sistem penomoran Boyden
utama kanan lebih besar dibandingkan mengenai segmen
dengan udara inspirasi ke bronkus bronkopulmoner.1,5,6
utama kiri.1,5,7 Nomenklature Jackson – Huber Nomor menurut
Boyden
Bronkus utama terbagi menjadi Bronkus kanan :
cabang-cabang yang lebih kecil saat 1. Lobus superior :
- Apical B1
memasuki paru. Kumpulan cabang- - Posterior B2
cabang ini dinamakan bronkus - Anterior B3
2. Lobus medius :
intrapulmoner. Setiap bronkus utama - Lateral B4
terbagi menjadi bronkus sekunder atau - Medial B5
3. Lobus inferior :
dikenal sebagai bronkus lobaris. Pada - Superior (apical) B6
setiap sisi paru, satu bronkus lobaris - Basal-medial B7
- Basal-anterior B8
akan memasuki satu lobus paru, - Basal-lateral B9
sehingga paru kanan memiliki tiga - Basal-posterior B10
Bronkus kiri :
bronkus lobaris yang berasal dari 1. Lobus superior
bronkus utama kanan, sedangkan paru - Cabang atas :
- Apical posterior B1-2
kiri memiliki dua bronkus lobaris yang - Anterior B3
berasal dari bronkus utama kiri. Pada - Cabang bawah :
- Superior B4
setiap bagian paru, bronkus lobaris - Inferior B5
terbagi lagi menjadi bronkus tersier 2. Lobus inferior :
- Apical (superior) B6
atau bronkus segmental. Pola - Basal-medial B7
percabangannya berbeda pada setiap - Basal-anterior B8
- B9
bagian paru, namun setiap bronkus -
Basal-lateral
Basal-posterior B10
tersier akan menyediakan udara bagi
setiap segmen bronkopulmoner.
144
Gambar 3. Jackson-Huber nomenclature. Tracheobronchial tree,
pulmonary segment and endoscopic landmarks. 5,6
145
lapisan epitel dan memerangkap
material dan bahan patogen yang
Tabel 2. Ukuran traktus trakeo- terhirup bersama udara pernafasan.
bronkial pada kadaver Chevalier Suatu penelitian menunjukkan bahwa
Jackson 1,5,6 mukus dari sel goblet berperan penting
Dewasa Dewasa Anak- Bayi bagi kerja silia. Kurangnya jumlah
pria wanita anak
Diameter trakea 14 x 20 12 x 16 5 x 10 6x7
mukus menyebabkan gangguan gerak
(mm) silia.9
Panjang trakea 12 10 6 4 Sel-sel basal disebut sel-sel
(cm)
pendek oleh karena sel-sel ini tidak
Panjang bronkus 2.5 2.5 2 1.5
kanan (cm) menonjol ke permukaan. Bentuknya
Panjang bronkus 5 5 3 2.5 kecil, seperti kubus dan diperkirakan
kiri (cm) mempunyai kemampuan
Jarak gigi atas ke 15 13 10 9
trakea (cm) berdifferensiasi menjadi Ciliated
Jarak gigi atas ke 32 28 19 15 columnar cells dan sel-sel goblet.9
bronkus sekunder Ciliated columnar cells, sel-sel
(cm)
goblet dan sel-sel basal menempel
pada membrana basalis. 9
HISTOLOGI
Histologi Trakea
Lumen trakea mempunyai beberapa
lapisan, yaitu :
Lapisan mukosa
Lapisan mukosa trakea terdiri
atas lapisan epitel dan lamina propria.
Lapisan epitel yang melapisi trakea
dan bronkus sangat mirip dengan epitel
PCC yang terdapat di rongga hidung.
Lapisan epitel ini umumnya
mengandung ciliated columnar cells,
sel-sel goblet penghasil mukus dan sel-
sel basal (Gambar 4).9 Gambar 4. Lapisan mukosa dan
Ciliated columnar cells submukosa trakea.9
merupakan jenis sel terbanyak pada Di bawah epitel dan membran
lapisan epitel. Pada permukaan atas sel basalis terdapat lamina propria.
terdapat 200 – 300 silia. Silia adalah Lamina propria memiliki bagian
bagian dari sistem mukosilia yang permukaan longgar yang berisi
melapisi traktus trakeo-bronkial. limfosit. Lamina propria bagian dalam
Sistem mukosilia berperan melindungi bertekstur lebih padat, kaya akan serat
permukaan dalam saluran nafas dari elastis dan membentuk membran
udara yang tidak bersih.9 elastis. Membrana elastis merupakan
Sel-sel goblet merupakan bagian dari mekanisme rekoil yang
columnar epithelial cells yang akan menegang saat inspirasi dan
berbentuk seperti piala (goblet). Sel kembali kebentuk semula saat
goblet berjumlah cukup banyak serta ekspirasi. Lamina propria memisahkan
mengandung granula mukus. Mukus lapisan mukosa dengan lapisan
hasil sekresi sel goblet dikeluarkan ke submukosa.9
lumen trakea dimana mukus akan
membentuk mucous blanket pada
permukaan epitel. Mucous blanket
berfungsi untuk menjaga kelembaban
146
Lapisan submukosa Gambar 5 (a). Penampang tulang
Lapisan submukosa merupakan rawan trakea cincin-C (c-shaped
jaringan ikat longgar yang berada di cartilage) bersama otot polos. (b)
bagian luar lapisan otot. Lapisan Histologi tulang rawan trakea.8,12
submukosa kaya akan pembuluh darah, Lapisan adventisia
saraf, kelenjar limfe dan kelenjar Merupakan lapisan jaringan
penghasil mukus (kelenjar trakea).8,11 ikat longgar yang mengandung
Kelenjar trakea merupakan kelenjar pembuluh darah, saraf, dan sel
campuran yang akan menghasilkan lemak.8,11,12
mukus bersama-sama dengan sel-sel
goblet di lapisan mukosa.8,11,12 Saluran Histologi Bronkus
kelenjar menembus lamina propria Histologi bronkus
sampai ke permukaan lumen trakea, ekstrapulmoner mirip dengan trakea.
tempat dikeluarkannya mukus.8 Perbedaan tampak pada bronkus
intrapulmoner. Lumen bronkus terdiri
Lapisan tulang rawan dan otot atas beberapa lapisan yaitu :
Tulang rawan hialin trakea Lapisan mukosa
memiliki banyak kondrosit dan Permukaan mukosa lumen
permukaannya dilapisi oleh bronkus dilapisi oleh epitel PCC yang
8,12 mengandung sel-sel goblet, membrana
perikondrium (Gambar 5 a,b). Pada
bagian dalam mukosa terdapat basalis, dan lamina propria yang lebih
lingkaran terputus serat otot polos. tebal dibanding pada trakea (Gambar
Saat ekspirasi, serat otot ini 6). Pada bronkus jumlah sel-sel goblet
berkontraksi untuk membantu penghasil mukus lebih sedikit
pengeluaran udara dari trakea. Serat- dibandingkan yang terdapat pada
serat otot akan berelaksasi kembali saat trakea.8,12
inspirasi. sehingga udara dapat
memasuki saluran pernafasan lebih
dalam lagi. 8,11,12
(a)
(b)
Gambar 6. Potongan melintang
lumen bronkus.12
Bronkiolus respiratori
merupakan peralihan sistem konduksi
dan sistem ventilasi. Lumennya
dilapisi simple cuboidal epithelium dan
sel-sel Clara. Sel-sel Clara memiliki
permukaan apeks yang mulus
menonjol seperti kubah ke dalam
147
lumen dan mengandung vesikula
sekretorik penghasil surfaktan
lipoprotein dan fosfolipid yang
berfungsi untuk mengurangi tegangan
permukaan saluran pernafasan. Sel-sel
Clara mampu memperbanyak diri dan
berdifferensiasi menjadi sel-sel bersilia
untuk menggantikan epitel bronkiolus
(Gambar 7).13
148
kekebalan spesifik diperantarai oleh : defensins dan lactoperoxidase serta
IgA secretory (sIgA), bronchus sel-sel natural killer (sel NK), sel-sel
associated lymphoid tissue (BALT) T-sitotoksik (sel Tc), makrofag dan
dan makrofag (Gambar 9).2-4 neutrofil, yang penting dalam
pertahanan seluler saluran
pernafasan.4
Mukus akan
membentuk mucous blanket
yang berfungsi untuk
menangkap partikel debu dan
mikroorganisme yang masuk
melalui udara pernafasan. Pada
keadaan normal mucous
blanket mempunyai pH 7 atau
Gambar 9. Sistem pertahanan traktus sedikit asam dan komposisinya adalah
trakeo-bronkial.3 2.5 – 3% musin, garam 1 – 2% dan
95% air. Musin terdiri dari 70 – 80 %
Mukus dan Mucous Blanket karbohidrat, 20% protein, dan 1 – 2 %
Mukus merupakan campuran ikatan sulfat- oligosakarida.14
sejumlah besar musin pembentuk gel, Mucous blanket terdiri dari dua
berbagai jenis antimikroba, molekul lapisan yang dipisahkan oleh lapisan
antiinflamasi, dan sel-sel sistem imun. surfaktan (Gambar 10). Lapisan dalam
Karakter viskoelastisitasnya dibentuk adalah lapisan perisilia yang tipis dan
oleh kandungan rantai karbon dalam kurang kental atau disebut juga sol
jumlah besar. Bagian yang elastis ini layer . Lapisan luar atau gel layer
akan membentuk combinatorial library adalah lapisan mukus yang lebih kental
yang dapat mengikat bahan patogen yang ditembus oleh batang silia jika
dan sulit untuk ditembus. Mukus silia dalam posisi tegak sepenuhnya.
disekresi oleh sel-sel serosa, sel-sel Partikel yang tidak dapat larut akan
goblet dan sel-sel Clara. Selain mukus, terperangkap dalam lapisan luar,
sel-sel Clara juga mensekresi sementara partikel yang dapat larut
surfaktan, lisozim dan sIgA. Surfaktan (misalnya droplet, formaldehid atau
lipoprotein dan fosfolipid berfungsi SO2 ) akan mencapai lapisan perisilia.14
untuk mengurangi tegangan
permukaan saluran pernafasan..1-4,13,14
Mukus di dapati di seluruh
rongga hidung (kecuali vestibulum),
sinus, telinga tengah, tuba Eustachius,
dan percabangan bronkus, mungkin
dijumpai juga di alveolus dalam bentuk
pelembab.1,4,14 Mukus bersifat
antiseptik karena kandungan lisozim
dan sIgA.3 Zat yang paling banyak
dihasilkan adalah lisozim (10-20 mg
sekresi per hari). Lisozim akan Gambar 10. Lapisan mukus, silia dan
menghidrolisis ikatan glycosidic antara surfaktan.14
asam N-acetylmuramic dan N-asetil- Silia
D–glukosamin sehingga akhirnya Mukosa traktus trakeo-bronkial
merusak dinding sel bakteri. Mukus diliputi oleh epitel PCC. Setiap sel
juga mengandung pore-forming epitel memiliki sekitar 200 – 300 silia.
149
Panjang silia kira-kira 6 μm dengan mukus agar tetap bergerak dengan
lebar 0.3 μm. Silia terbentuk dari efektif.4,14
beberapa mikrotubul yang tersusun
atas polimer dan protein globulin yang Transport Mukosilia
disebut tubulin. Intinya (aksonema) Transport mukosilia (TSM)
mengandung dua serat sentral yang adalah sistem pembersihan yang terdiri
dikelilingi cincin berupa 9 serat ganda dari dua gerakan silia yang bekerja
dan membran sel atau membran secara simultan. Sistem ini tergantung
plasma. Di dalam aksonema terdapat pada gerakan aktif silia mendorong
badan basal yang silindris dan pendek mucous blanket (Gambar 12 a).4,14
yang di sebut kinestosom yang Gerakan silia menggerakkan mucous
berfungsi sebagai sentriol. Kinestosom blanket bersama dengan materi-materi
terletak paling bawah, memanjang asing yang terperangkap didalamnya,
sampai ke sitoplasma apikal dan secara berkesinambungan ke arah
tertanam dengan kuat pada membrana faring dan esofagus, untuk kemudian
basalis (Gambar 11). Kinestosom ditelan atau dibatukkan. TMS yang
berfungsi mengontrol pergerakan silia bergerak aktif sangat penting untuk
meneruskan rangsangan yang kesehatan tubuh. TMS memerlukan
diterimanya ke silia di sebelahnya energi yang berasal dari pemecahan
sehingga timbul gerak yang selaras.15 adenosine triphosphate (ATP). Bila
sistem ini macet maka materi yang
terperangkap oleh mucous blanket
akan memiliki waktu untuk menembus
mukosa dan menimbulkan penyakit.4,14
Gerak maju dan mundurnya
silia di sebut irama (beat). Ada gerak
maju yang kuat dan efektif dimana
silia akan tegak dan ujungnya
mencapai lapisan mukus superfisial
yang menyelimutinya. Kemudian
gerak kembali dengan arah berlawanan
yang tidak begitu kuat, lebih lambat
dan silianya melengkung sehingga
tidak sampai mencapai lapisan mukus
di permukaan. Gerak silia terjadi 12 –
Gambar 11 . Ultrastruktur 1400 kali/ menit. Bentuk gerakan silia
silia.15 adalah seperti gerakan menunduk yang
Silia merupakan struktur yang mengenai silia di sebelahnya sehingga
tangguh. Aktifitasnya berlangsung silia yang terkena akan menunduk juga
terus tanpa kehilangan kekuatan, secara beraturan (Gambar 12 b).4,14
meskipun selalu basah oleh sekret
purulen selama berbulan-bulan. Pada
keadaan tanpa oksigen, sel bersilia
akan terus aktif tetapi kurang efisien.
Gerak silia yang efektif tergantung
pada komposisi dan viskositas mukus
serta perubahan suhu dan pH saluran
pernafasan. Kekeringan menyebabkan
degenerasi dan kerusakan silia.2 Silia
harus selalu diselimuti oleh lapisan
150
(a) juga irritant receptors yang terdapat
dibagian dalam dan bawah lapisan
epitel saluran pernafasan dan c-fibers
receptors yang terdapat selain pada
traktus trakeo-bronkial juga pada
alveoli. Kedua reseptor ini juga
menyebabkan refleks motorik yang
mempengaruhi diameter saluran
16
pernafasan.
Kontraksi otot bronkus dapat
disebabkan oleh keadaan hipoksia,
rangsangan pada hidung dan iritasi
mukosa laring. Hipoksia menyebabkan
(b) kontraksi otot bronkus, sehingga
dengan menyempitnya lumen, tahanan
terhadap saluran pernafasan juga akan
naik. Rangsangan pada hidung dapat
berupa udara dingin, gas yang
mengiritasi, asap, dan rangsangan
listrik serta mekanik.1
Refleks Batuk
Batuk adalah mekanisme
pertahanan tubuh yang berguna untuk
membersihkan saluran trakeo-bronkial.
Gambar 12 (a). Transport mukosilia. Refleks batuk merupakan suatu bentuk
(b) Diagram gerak silia.4,14 respon saraf dan otot yang
terkoordinasi terhadap adanya iritan di
Gerakan silia terkoordinasi saluran nafas. Bentuk refleks batuk
dengan baik. Gerakannya dapat adalah nociceptive reflex, yang
mengalirkan mucous blanket secara dirancang untuk melindungi tubuh dari
berkesinambungan. Selama gerakan cedera. 1,4,17,18 Refleks batuk terdiri
tersebut silia mencapai lapisan mukus dari 5 komponen utama yaitu : reseptor
dan mendorong ke arah orofaring. batuk, serabut saraf aferen, pusat
Gerakan silia yang terus menerus batuk, susunan saraf eferen dan
menyebabkan mukus mengalir dengan efektor.19
lambat pada kecepatan kira-kira 1 cm/
menit ke arah faring. Dengan demikian Rangsangan batuk
silia dalam paru mengarah ke atas dan Batuk bermula dari suatu
silia hidung mengarah ke arah rangsangan pada reseptor batuk.19
bawah.4,14 Rangsangan batuk dapat berupa
rangsangan normal maupun abnormal.
Kontraksi Otot Bronkus Rangsangan yang terjadi pada saluran
Kontraksi otot bronkus dapat pernafasan normal dapat berupa mukus
timbul oleh adanya rangsangan pada yang dihasilkan saluran pernafasan dan
reseptor di saluran pernafasan, sejumlah kecil material yang terhirup
terutama pada laring sampai ke saat proses makan, minum dan
bronkus intrapulmoner. Reseptor bernapas. Rangsangan abnormal batuk
yang terlibat adalah rapidly adapting dapat disebabkan oleh mukus dan
stretch receptors (RARs) atau disebut sekresi saluran nafas lainnya, material
asing, iritan berbahaya seperti asap
151
rokok, inflamasi saluran nafas dan menyalurkan rangsang dari faring dan
tekanan pada saluran nafas dalam n. frenikus menyalurkan rangsang dari
jumlah yang berlebihan.4,17 Pada perikardium dan diafragma.19
kondisi patologis, mekanisme Reseptor batuk terdiri atas
pertahanan saluran pernafasan beberapa tipe yaitu : slowly adapting
menyebabkan peningkatan produksi stretch receptors (SARs), RARs dan c-
mukus oleh sel-sel goblet dan kelenjar fibers receptors. Peran SARs dalam
mukus. Penyakit saluran nafas juga releks batuk belum jelas diketahui.
akan mengakibatkan eksudat inflamasi Dari beberapa penelitian yang telah
memasuki saluran pernapasan. Bahan dilakukan, SARs diduga berperan
ini dapat terakumulasi dalam saluran secara tidak langsung dalam modulasi
nafas bawah dan alveoli. Material dan pengaturan proses batuk. RARs di
asing di saluran nafas bawah biasanya laring dan traktus trakeo-bronkial
dihilangkan melalui proses fagositosis merupakan reseptor utama dalam
oleh makrofag alveolar, tapi karena refleks batuk yang dapat secara
adanya surfaktan agen penurun langsung dirangsang oleh tussive
tegangan permukaan, material ini juga agents. Aktivasi c-fibre receptors akan
dapat bergerak ke atas. Saat terjadi melepaskan neuropeptida sensorik
kontak antara material dengan epitel sehingga berakibat terjadinya proses
bersilia, material tersebut diangkut inflamasi neurogenik. Pada proses
oleh silia kearah trakea dimana inflamasi ini terjadi pelepasan
terdapat kepadatan tertinggi reseptor mediator tachykinins yang dapat
batuk. Proses batuk kemudian mengaktifkan RARs, sehingga pada
mendorong material ke orofaring untuk akhirnya menimbulkan refleks
dikeluarkan atau ditelan.4,17 batuk.19,20
155
DAFTAR PUSTAKA
et/BiologyPages/P/ Pulmonary
1. Iskandar N. Bronkoskopi. Dalam : .html. Accessed January 11, 2010
Soepardi EA, Iskandar N, eds. 9. Slomianka L. Respiratory system.
Buku ajar ilmu kesehatan telinga Updated 2009 ; Available from :
hidung tenggorok kepala leher. http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/.ht
Edisi 5. Jakarta : Balai penerbit FK m Accessed Maret 1, 2010
UI, 2002. Hal 224 – 7 10. Akhmadu, Wuryantoro. Trauma
2. Wine JJ. Parasympathetic control laringotrakea. Update 2002 ;
of airway submucosal glands : Available from :
central reflexes and the airway http://www.bedahtkv.com/index.ph
intinsic nervous system. Update p?/Paper/Referat-dan-Tinjauan-
2007 ; Available from : Pustaka/Trauma-
http://www.stanford.edu/~wine/. Laringotrakea.html. Accessed April
Accessed February 22, 2010 1, 2010
3. Forteza RM, Conner GE, Salathe 11. Childs GV. Anatomy and histology
M. Hyaluronan and airway trachea. Update 1998 ; Available
mucosal host defence. Update from :
Desember 16, 2002 ; Available http://cellbio.utmb.edu/microanato
from : my. Accessed February 20, 2010
http://glycoforum.gr.jp/science/hya 12. Department of Human Anatomy &
luronan/.html. Accessed April 1, Cell University of Mantoba.
2010 Anatomy and histology cell.
4. Wright JR. Immunoregulatory Update 2009 ; Available from :
functions of surfactant proteins : http://www.cytochemistry.net.
Lung host-defence mechanism. Accessed February 24, 2010
Update January 2005 ; Available 13. Boers JE, Ambergen AW, Frederik
from : B J. Number and Proliferation of
http://www.nature.com/nri/journal/. Clara Cells in Normal Human
html. Accessed March 20, 2010 Airway Epithelium. Update 2000 ;
5. Snow JB Jr. Bronchology. In: Available from :
Snow JB, Wackym PA, eds. http://ajrccm.atsjournals.org/cgi.
Ballenger’s disease of the nose, Accessed February 20, 2010
throat, and neck. 14th ed. 14. Rubin B.K. Physiology of airway
Philadelphia London : Lea & mucus clearance. Update July 2002
Febiger, 1991. 1278-82 ; Available from :
6. Smith ME, Elstad MR. http://www.rcjournal.com.
Bronchology. In: Snow JB, Acccessed March 15, 2010
Wackym PA, eds. Ballenger’s 15. Inglis PN. The sensory cilia.
otorhinolaryngology head and neck Update November 27, 2006 ;
surgery. 17th ed. Shelton Available from :
Connecticut: BC.Decker Inc, 2009. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books
963 – 4 helf/book=wormbook&part=cilia.
7. Cavanagh. Bronchology. In : Accessed March 15, 2010
Fundamental of anatomy and 16. Karlsson JA, Sant'Ambrogio G,
physiology. 5th ed. New Jersey : Widdicombe J. Aferent neural
Prentice-Hall Inc, 2001. 806 – 8 pathways in cough and reflex
8. Gray H. Anatomy of the Human bronchoconstriction. Update 2001 ;
Body. Updated 2007 ; Available Available from :
from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm
http://users.rcn.com/jkimball.ultran
156
ed/3053580. Accessed March 15, cdk-084-pernafasan-dan-
2010 lingkungan. Accessed April 1,2010
17. Mazzone SB. An overview of the 20. Nasra J. Modulation of sensory
sensory receptors regulating nerve function and the cough
cough. Update 2005 ; Available reflex. Update 2008 ; Available
from : from : http://eprints.imperial.ac.uk/
http://www.coughjournal.com/ Nasra-J-2008-PhD-Thesis.pdf.
content/1/1/2. Accessed January Accessed April 1, 2010
25, 2010 21. Widdicombe JG. Neurophysiology
18. Brooks SM. Irritant-Induced of the cough reflex. Update 1995 ;
Chronic Cough: Irritant-Induced Available from :
TRPpathy. Update 2008 ; http://erj.ersjournals.com/cgi/reprin
Available from : t/8/7/1193. Accessed April 1, 2010
http://stuartmbrooksmd.com/. 22. Yunus F. Penatalaksanaan batuk
Accessed March 20,2010 dalam praktek sehari-hari. Update
19. Aditama TY. Patofisiologi batuk. 1993 ; Available from :
Update 1993 ; Available from : http//www.kalbe.co.id/files/cdk/file
http://www.scribd.com/doc/83101/ s/07 penatalaksanaanbatuk084.p.
Accessed April 1, 2010
157