Lobus media:
Bronchus segmentalis Lateral
Bronchus segmentalis Medial
Lobus Inferior
Bronchus segmentalis superior
Bronchus segmentalis Medial
Pleura mediastinalis
Pleura cervicalis
Recessus pleura = kantong pleura yang terdapat
pada lipatan pleura parietalis, disebabkan paru
tidak sepenuhnya mengisi cavum pleura.
Fx = waktu inspirasi paru akan mengembang akan
mengisi recessus tersebut.
Pleura parietalis sensitive nyeri dan raba melalui
nervus intercostalis dan nervus phrenicus
pleura visceralis sensitiveregangan melalui
serabut afferent otonom plexus pulmonalis (n.vagus)
Pada Hillus kedua paru, kedua lapisan pleura
berhubungan dan bergantung longgar di atas hillus
dan disebut dengan : lig. Pulmonale yang
berfungsi untuk mengatur pergerakan alat dalam
hillus selama proses respirasi. Pulmo ada 2 buah :
pulmo dextra dan pulmo sinistra.
Paru berhubungan dengan organ jantung melalui
alat sbb:
2 buah arteri pulmonalis cabang truncus pulmonalis
dari ventricle kanan menuju paru kanan dan kiri
(membawa CO2 untuk dikeluarkan waktu ekspirasi)
4 buah vena pulmonalis dari 2 buah kanan dan 2
buah kiri menuju atrium kiri (membawa O2 yang
masuk paru waktu inspirasi)
Yang mendarahi organ paru adalah arteria
bronchialis cabang aorta thoracalis dan arteria
pulmonalis hanya berfungsi untuk respirasi. Vena
bronchialis mengalirkan darah ke vena azygos dan
hemiazygos.
Apex pulmonalis bagian paru yang menjorok keluar
aperture thoracis superior mencapai ujung costae
ke-1 dibawah cupula pleura.
Alat-alat penting yang keluar masuk paru di
bagian posterior medial paru pada Hillus
Pulmonalis adalah sbb:
Alat yang masuk pada Hillus pulmonalis adalah :
Bronchusprimer, arteria pulmonalis, arteria bronchialis
dan syaraf.
Alat yang keluar pada Hillus pulmonalis adalah :
Vena pulmonalis, vena bronchialis dan vasa limfatisi
Pada jaringan paru bagian posterior didapatkan
jejas (alur) dari alat-alat yang lewat yang menekan
jaringan paru, a,l:
Impresio cardiaca Jantung
Sulcus vena cavaVena cava superior dan Inferior
Sulcus aorta thoracalis aorta thoracalis
Sulcus oesophagiaOesophagus
Persarafan paru :
Serabut afferent dan efferent visceralis berasal
dari Truncus Sympathicus (Th 3,4,5) dan serabut
para symphaticus berasal dari nervus vagus.
Serabut symphatis : truncus symphaticus kanan dan
kiri memberikan cabang-cabang pada paru
membentuk plexus pulmonalis yang terletak di
depan dan dibelakang bronchus primaries.
Fungsi :untuk relaxasi tunica muscularis dan
menghambat sekresi bronchus
Serabut parasympatis : nervus vagus kanan dan kiri
juga memberikan cabang-cabang pada plexus
pulmonalis ke depan dank e belakang.
Fungsi = kontraksi tunica muscularis akibatnya
lumen menyempit dan merangsang sekresi bronchus.
Histologi
TRACHEA
Dilapisi epitel respirasi
Terdapat 16-20 tulang rawan hyalin berbentuk C
untuk mempertahankan lumen
Terdapat pula
Ligamentum fibroelastin : mencegah peregangan
Otot polos : konstriksi trakea saat batuk
Viseral
Ginjal
Sistem Penyangga Kimiawi
Berfungsi sebagai pertahanan lini pertama.
Sistem Penyangga Fungsi Utama
Sistem penyangga asam Penyangga CES primer terhadap
karbonat:bikarbonat perubahan asam non karbonat
Basa
Substansi yang dapat menangkap atau
Buffer
nonbikarbonat terutama dalam eritrosit adalah
Hemoglobin
Gugus2 pada Hb yang berperan sebagai buffer terutama
adalah gugus2imidazol
Buffer nonbikarbonat lainnya adalah 2,3-BPG
63
Gangguan Keseimbangan Asam
Basa
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH
bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam
keseimbangan asam basa.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan
menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan
menyebabkan meningkatnya pH darah.
pH darah hanya dapat memiliki 1 nilai pada suatu saat sehingga
pasien hanya akan memperlihatkan keadaan netto : alkalosis,
asidosis atau netral
65
Gangguan Asam Basa
Penyimpanan status asam basa normal
Ketidakseimbangan asam Dibagi jd 4 kategori, bergantung sumber dan
basa dapat terjadi akibat Arah perub. Abnormal [H+].
Kategori tsb adalah:
disfungsi pernapasan atau 1. Asidosis respiratorik
gangguan metabolik. 2. Alkalosis respiratorik
3. Asidosis metabolik
4. Alkalosis metabolik
66
Causes of acid-base imbalances
67
68
69
ASIDOSIS RESPIRATORIK ASIDOSIS METABOLIK
Akut : Akut :
pCO2 HCO3-
HCO3- normal pCO2 normal
pH darah < pH darah <
Kompensasi tidak Kompensasi tidak
sempurna : sempurna :
pCO2 HCO3-
HCO3- pCO2
pH darah < pH darah <
Kompensasi sempurna : Kompensasi sempurna :
pCO2 HCO3-
HCO3- pCO2
pH darah normal pH darah normal
70
ALKALOSIS RESPIRATORIK ALKALOSIS METABOLIK
Akut : Akut :
pCO2 HCO3-
HCO3- normal pCO2 normal
pH darah > pH darah >
Kompensasi tidak Kompensasi tidak
sempurna : sempurna :
pCO2 HCO3-
HCO3- pCO2
pH darah > pH darah >
Kompensasi sempurna : Kompensasi sempurna :
pCO2 HCO3-
HCO3- pCO2
pH darah normal pH darah normal
71
Gangguan Gambaran Klinis pH P CO2 HCO3- (mEq/L)
(mmHg)
73
Etiologi ISPB
ISPB
ISPA dibagi dua yaitu Infeksi Saluran Pernafasan
bagian atas dan bawah.
Infeksi Saluran Pernfasan bagian atas yaitu : rinitis,
farinitis, tonsilitis, laringo-trakeo bronkitis atau
Croup.
Infeksi Saluran Pernafasan bagian bawah yaitu:
bronkitis, bronkopneumonia, pneumonia, dan
tuberculosis
Influenza pada saluran pernafasan atas dan
bawah
Etiologi infeksi sal napas bawah
Parasit Jamur
Ascaris lumbricoides Aspergillus
Strongyloides stercoralis Cryptococcus
Cacing tambang Histoplasma
Toxocara sp Blastomyces
Capillaria philippinensis Coccidioides
Trichinella spiralis actinomicosis
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
Paragonimus westermani
Schistosoma japonicum
Plasmodium malaria
Entamoeba histolytica
Parasit yg dapat menimbulkan gejala pada paru
Etiologi gejala
Pneumonitis Ascaris Disertai dispnea, batuk, ronkhi
Ascariasis Lumbricoides kasar, demam dan eosinofilia
Batuk
nyeri pleura
eritema nodusum
percabangan bronkus khas seperti glove finger (krn mukus yg menebal &
menempel ke dinding bronkus)
Penatalaksanaan:
Bronkodilator
Steroid
Kromolin sodium
Aspergillosis invasif
Tjd pd hampir semua pasien granulositopenia, gangguan
metabolik berat, dan pemakaian steroid jangka panjang
Gejala :
- Sesak napas
- Batuk kering
- Nyeri dada krn pleuritis
- Demam
Fisik : Tdk khas, menyerupai pneumonia difus
Penunjang Rontgen :
Infiltrat luas / proses interstisial disertai beberapa kavitas
Penatalaksanaan : Amfoterisin B IV
Aktinomikosis
Etiologi : Actinomyces israelii
Gejala :
- batuk disertai sputum purulen / bercampur darah
- demam
- nyeri dada
Pemeriksaan Fisik :
- Ronkhi
- konsolidasi paru
- efusi pleura
- jari tabuh (clubbing fingers)
Penunjang Rontgen :
diffuse aleveolar filling proces, seperti pada pneumonia akut.
Kasus kronik fibrosis paru yang luas
Penatalaksanaan
Penisilin
Tetrasiklin/klindamisin
PEMBEDA PNEUMOTORAKS BRONKITIS AKUT
DEFINISI Adanya udara bebas dalam rongga pleura Radang pada trakea, bronkus utama,
dan menengah yang bermanifestasi
sebagai batuk, serta biasanya
membaik tanpa terapi dalam 2
minggu
DEFINISI Inflamasi jaringan parenkim paru yang Infeksi paru dengan karakteristik
disebabkan oleh mikroorganisme virulen akumulasi pus yang terlokalisasi
(bakteri, virus, jamur, parasit) disertai dekstruksi jaringan sekeliling
ETIOLOGI Bakteri : S pneumoniae, Staphylococcus, Kuman anaerob :
H influenzae, Klebsiella pneumoniae, fusobakterium, bakteriodes, dll
Gram negatif bacilli, tubercle bacilli, dll Kuman aerob : stafilokokus,
Virus : influenza, parainfluenza, streptokokus, bakteri gram
adenovirus, RSV, echo virus, negatif, dll
cokssackievirus, reovirus, CMV, dsb Campuran bakteri aerob dan
Rickettsiae (Q fever) anaerob
Fungi : pneumocystis jiroveci, Jamur : bastomikosisi,
histoplasma, coccodioides histoplasmolisis,
Protozoa : toxoplasma koksidioidomikosis, nokardiosis,
dll
TANDA & GEJALA Batuk dengan sputum produktif Demam ringan tinggi- menggigil
Demam Batuk produktif dengan sputum
Sesak napas berbau busuk dan berwarna
Sakit dada Nyeri dada
Ada tanda konsolidasi paru pekak pada BB
perkusi napas bronkial, ronki basah Hemoptisis
nyaring Takikardi, takipnea
Perkusi redup. Suara napas
melemah, bronkial atau amforik
PEMBEDA BRONKOKIEKTASIS PLEURITIS & EFUSI PLUERA COPD
DEFINISI Penyakit yang ditandai dengan adanya Adanya cairan (transudat/eksudat) Penyakit paru dengan terjadinya
dilatasi (ektasis) dan distorsi bronkus total di rongga pleura perlambatan aliran udara
yang bersifat patologis dan berjalan Plueritis eksudat yang yang ekspirasi; berlangsung seumur
kronik, persisten, atau ireversibel sering meradang pada rongga hidup dan makin lama makin
pleura memburuk
ETIOLOGI Kelainan kongenital : sindrom Invasi mikroba Bakteri : H influenzae, S
kartagener, dll Kanker pneumoniae, Moraxella
Didapat : infeksi (pneumonia akibat Infark paru Cattarhalis, dll
pertusis, influenza, TB paru) dan Pleuritis virus
obstruksi bronkus (karsinoma
bronkus
TANDA & Batuk produktif menahun (pagi hari, Dipsnea. Rasa berat pada Batuk kronik berulang dan
GEJALA setelah tidur, atau berbabring pada dada, batuk produktif
posisi berlawanan dengan sisi yang Fremitus menurun, perkusi Wheezing
terkena pekak, suara napas lemah Bunyi jantung menjauh
Dispnea atau menghilang Peningkatan kerja otot
Batuk darah bantu pernapasan
Infeksi : demam, anoreksi, dan nyeri Ro : perselubungan homogen Emfisema paru
pleura, leukositosis, sputum dan yang menutupi struktur paru Terpajan polusi pernapasan
purulen bawah (radioopak dengan (merokok)
Ronki basah sedang-kasar permukaan atas cekung) Suara napas lemah,
Jari tabuh ekspirasi memanjang
Sputum (3 lapis : busa/atas, cairan Ro : hiperlusensi regional
serosa/tengah, pus dan sel2 dengan bayangan vaskular
rusak/bawah) menipis, overinflasi paru,
Ro : corakan paru lebih kasar, batas bullae, jantung sempit dan
kabur, tamapk mengelompok, seperti memanjang, diafragma
sarang tawon+gambaran kistik D= 2 mendatar
cm
Penyakit-penyakit ISPB
PNEUMONIA
Definisi
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang
mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
Terjadinya pnemonia pada anak seringkali
bersamaan dengan proses infeksi akut pada
bronkus (biasa disebut bronchopneumonia)
Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas
sesak, karena paru meradang secara mendadak.
Klasifikasi Pneumonia
1. Berdasar klinis dan epidemiologis
Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
Pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia)
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada penderita immunocompromised
2. Berdasarkan bakteri penyebab
Pneumonia bakterial/tipikal
Pneumonia atipikal
Pneumonia virus
Pneumonia jamur
3. Berdasar predileksi infeksi
Pneumonia lobaris ain
Bronkopneumonia
Pneumonia interstitial
Faktor Risiko
Peminum alkohol
Perokok
Penderita diabetes
Penderita gagal jantung
Penderita penyakit paru obstruktif menahun
Gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu
Gangguan sistem kekebalan karena penyakit
Setelah pembedahan (terutama pembedahan perut)
atau cedera (terutama cedera dada)
Pneumonia Komuniti
COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA
COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA
Epidemiology common in patients with severe underlying illness
Predisposition Factor alcoholism, asthma, age >70years, immunosupression, smoking,
HIV
Etiology Typical bacterial pathogen : S.Pneumoniae, H.Influenza, S.aureus,
Klebsiella Pneumoniae, Pseudomonas Aureginosa
Atypical Organism : Mycoplasma Pneumoniae, Chlamydophyla
Pneumoniae, Legionella spp, viruses
Clinical Features Typical : Fever, chills, sweats, cough, pleuritic chest pain, dyspnea
Other : nausea, vomiting, diarrhea, fatigue, headache, myalgia,
athralgia, confusion (elders)
KRITERIA ICU:
1 atau 2 gejala mayor
- Membutuhkan ventilasi mekanik
- Vasopresor > 4 jam
2 dari 3 gejala minor
- PaO2 / FiO2 < 250 mm/mnt
- Rontgen kelainan bilateral
- Tekanan sistolik < 90mmHg
COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA
COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA
Lekositosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pewarnaan gram
Kultur resistensi sputum dan kultur darah 2 set dari
tempat berbeda aerob/anaerob
Analisa gas darah
TERAPI FARMAKOLOGIS
Terapi non farmakologi
Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmhg atau saturasi
95-98% berdasarkan analisis gas darah
Pengaturan cairan
Berikan nutrisi dengan kalori yang cukup
Drainase empiema bila ada gagal nafas
Ventilasi mekanis dengan indikasi:
Gagal napas yg ditandai peningkatan respiratory distress
atau didapatkan asidosis respiratori
Respiratori arrest
Sinusitis kronis
Bronkiektasis Alergi
Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
KLASIFIKASI BERDASARKAN
ETIOLOGI
Bronkitis iritatif :
Berbagai jenis debu
Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut
organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan
bromin
Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan NO2
Tembakau dan rokok lainnya.
BRONCHITIS AKUT
Adalah istilah klinik utk self-limited inflammation dari sal.
Pernafasan besar (bronchus) yg dikarakteristikan dg batuk
tanpa pneumonia
Diderita 5% dewasa per tahun, insiden meningkat pada
musim dingin & gugur. Di US, bronchitis akut: penyakit ke 9
paling sering
Etiologi (mayor: virus):
Virus (influenza A & B, parainfluenza, RSV, coronavirus,
adenovirus, & rhinovirus)
Bakteria (bordetella pertussis, chlamydia pneumoniae,
mycoplasma pneumoniae)
Namun patofisiologi dari bakteri masih kurang jelas, krn
bronchial biopsy belum menunjukan adanya invasi bakteri
Epitel tracheobronchial diinvasi TAMPILAN UMUM:
oleh agen penyebab aktivasi
Pada beberapa hari pertama gejala
inflamasi pelepasan cytokine
demam, malaise
infeksi sal pernafasan atas yg ringan (yg
tidak bisa dibedakan) + batuk terus
menerus hingga 5 hari (10-20hr / 1-3wk)
Epitel tracheobronchial dapat Pada masa ini, apabila ps menjalani
rusak atau terhipersensitisasi pulmonary testing hasil abnormal
gejala batuk yg Cth: 40% ps acute bronchitis FEV1 <
berkepanjangan (1-3mgg) 80%
Komplikasi Single episode of bronchitis: dapat diakhiri dg pneumonia (t.u anak, org tua,
perokok, atau orang dg chronic respiratory problem atau masalah jantung
Untuk penderita chronic bronchitis + perokok mempunyai risiko > utk lung
cancer daripada perokok biasa
Pem Fisik Biasanya fase awal ditemukan gejala infeksi respirasi atas ringan (c/rhinitis), & low
grade fever
Seiring dg berprogresinya penyakit, dpt ditemukan: breath sound coarse & fine
crackles, scattered high pitched wheezing
Pada fase ini chest radiograph: N atau increased bronchial marking
Pem. X ray, saturasi O2, office spirometry, gram stain, kultur, serologi
Penunjang
Tatalaksan Antibiotik tidak direkomen pada kebanyakan kasus (viral), antiviral, 2 agonist (t.u
a ps wheezing & nafas pendek ketika aktivitas relief
BRONCHITIS KRONIK
DEFINISI
Suatu gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan
mukus yang berlebihan dalam bronkus dan
bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan
sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun,
sekurang-kurangnya 2 tahun berturut turut
Perkotaan > pedesaan
pneumoniae.
Bronchitis Tatalaksana NonFarmako
routine treatment with antibiotics is not justified, antitussive agents are only occasionally
useful, and there is no routine role for inhaled bronchodilators or mucolytic agents
2006 guidelines of the American College of Chest Physicians (ACCP) for treating acute bronchitis
0 1 2 3 4 Skor
maksimal
Wheezing :
-Ekspirasi (-) Akhir Semua 4
-Inspirasi (-) Sebagian Semua 2
-Lokasi (-) Segmental : Diffuse: 2
2 dr 4 lap 3 dr 4 lap 2
paru paru
Retraksi :
-Supraklavikular Ringan Sedang Berat 3
-Interkostal Ringan Sedang Berat 3
-Subkostal Ringan Sedang Berat 3
TOTAL 17
TATA LAKSANA
Prognosis
Setelah 1 minggu biasanya infeksi akan mereda
dan gangguan pernapasan akan membaik pada
hari ketiga.
Angka kematian kurang dari 1%
Masa paling kritis 48-72 jam pertama
Jarang terjadi bronkiolitis ulang
Pencegahan
Penderita infeksi saluran pernapasan harus mencuci
tangan atau menggunakan masker jika berdekatan
dengan bayi
Jangan membawa bayi berumur kurang dari 3
bulan ke tempat umum
AVIAN INFLUENZA
VIRUS INFLUENZA
tipe virus influenza pada manusia dan binatang yaitu virus
influenza tipe A, B dan C.
Virus influenza tipe A memiliki dua sifat mudah berubah antigenic
shift dan antigenic drift, dan dapat menyebabkan epidemi dan
pandemi.
Pada manusia, virus A dan B dapat menyebabkan wabah flu yang
cukup luas. Sementara virus C menyebar secara periodik, ringan,
dan tidak menyebabkan wabah.
Pada permukaan virus A, ada dua glikoprotein, yaitu hemaglutinin
(H) dan neuraminidase (N)
H5N1
Avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan virus influenza
tipe A dan ditularkan melalui kotoran atau sekret unggas, atau bisa juga dr
hirupan udara yg terkontaminasi virus flu burung atau kontak langsung.
Virus ini dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pd suhu 22 C, lebih dr
30 hr pada suhu beku.
Pemeriksaan penunjang :
Kultur dan identifikasi virus H5N1
Uji real time nested PCR untuk H5
Uji serologi:IFA;ELISA
Hemtologileukopeni,limfopeni,trombositopenia
KimiaSGOT/SGPT ureum kreatinin naik, albumin turun, analisa
gas darah +/-
Radiologivariasi:infiltrat bilateral luas
difuse,multilokal,patchy;kolaps lobar
Komplikasi :
Seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temp > 38C), batuk
dan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta pernah kontak dengan
unggas atau manusia yang dicurigai menderita flu burung.
2. Kasus "Probable"
Kasus suspek + bukti lab yang mengarah kepada H5N1 atau dalam waktu
singkat berlanjut menjadi pnemonia gagal napas dan meninggal.
3 . Kasus Konfirmasi
Kasus suspek atau "probale" + salah satu hasil pemeriksaan laboratorium atau
kultur (+) serta pe titer Ab H5 4x
TATA LAKSANA
Gejala Mirip gejala flu biasa: demam, rasa lemah, tidak nafsu makan,
batuk. Gejala lain: hidung berair, sakit tenggorokan, mual-muntah, & diare.
Radang mata (conjunctivitis) juga pernah dilaporkan, namun jarang.
Beberapa penyakit seperti pneumonia juga dapat disebabkan dari Swine
Influenza Virus A
indikasi
Antivirus : ribavirin
Oksigenasi yg adekuat
PENCEGAHAN