Oleh:
Yunita Nurma Sari T20174098
1
kitab Al-Ibaanah ‘an Ushuul Al-Diyaanah, kitab Al-Lumaa ‘fi Ar-Raad
‘alaa Ahl Al-Zaigh wa Al-Bidaa’. Tidak berbeda jauh dengan
aliran-aliran sebelumnya, muncul pemikiran kalam Ahl as-Sunnah
Khalafiah Maturidiyah juga hadir sebagai reaksi penolakan
terhadap ajaran aliran Mu’tazilah yang terlalu berlebihan
terlalu berlebihan dalam memberikan otoritas pada akal.
Ahl as-Sunnah Khalafiah Maturidiyah muncul ketika Mu’tazilah
mengalami kemunduran, selain itu aliran Maturidiyah khawatir atas
meluasnya ajaran Syi’ah. Meskipun begitu, aliran Maturidiyah bukan
berarti tidak menggunakan akal sebagai landasan, porsi akal Maturidiyah
lebih luas daripada wahyu jika dibandingkan dengan aliran Asy’ariyah.
Pemikiran kalam Maturidiyah meliputi kewajiban mengetahui Tuhan serta
kebaikan dan keburukan menurut akal yang mencakup hikmat dan tujuan
perbuatan Tuhan, sifat-sifat Allah, melihat Allah swt, dan pelaku dosa
besar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tiga aliran terakhir hadir untuk
menentang ajaran-ajaran kalam Mu’tazilah yang dianggap penyimpang
karna menggunakan dalil akal yang berlebihan dalam memecahkan
persoalan agama.
2
Pemikiran Pemikiran Pemikiran Pemikiran
kalam kalam Ahl as- kalam Ahl as- kalam Ahl as-
Mu’tazilah Sunnah Salafiah Sunnah Sunnah
dipelopori oleh dipelopori oleh Khalafiah Khalafiah
Washil bin Ath ulama pengikut Asy’ariyah Maturidiyah
yang mana Ahmad bin dipelopori oleh dipelopori oleh
pemikiran ini Hanbal yang Abu Hasan al- al-Maturidi,
condong pada berusaha Asy’ari yang aliran ini tidak
penggunaan merevilitasi menentang berbeda jauh
akal sebagai akidah umat penggunaan dengan kalam
dasar muslim sesuai akal pikiran Ahl as-Sunnah
analisisnya dengan ajaran berlebihan Khalafiah
dalam bidang al-Qur’an dan dalam Asy’ariah,
akidah. hadits, dan tidak persoalan namun kalam
Mu’tazilah banyak agama. Ahl as-Sunnah
menolak memberikan Maka dari itu Khalafiah
adanya ruang gerak Ahl as-Sunnah Maturidiyah
konsep pada akal. Khalafiah memberikan
tentang Doktrin kalam Asy’ariah kekuasaan
sifat-sifat Ahl as-Sunnah mengambil luas kepada
Tuhan. Salafiah adalah jalan tengah akal lebih
Ajaran pokok kemahaesaan dengan daripada
Mu’tazilah Tuhan sebagai menggunaka yang
yaitu asas pertama n akal dan diberikan
keesaan dan ajaran Islam, wahyu asy’ariyah.
keadilan keesaan Tuhan sesuai Pemikiran-
Tuhan. dalam dzat dan dengan pemikiran
Doktrin sifat, keesaan kebutuhan. maturidiyah
Mu’tazilah dalam ibadah, Doktrin Ahl meliputi
yaitu keesaan dalam as-Sunnah kewajiban
3
tentang nafy penciptaan, Khalafiah mengetahui
al-sifat (tauhid), perbuatan Asy’ariah Tuhan serta
al-adl (keadilan manusia, melalui kitab- kebaikan dan
Allah), al-wa’d memohon kitabnya yaitu keburukan
wal wa’id (janji pertolongan kitab Maqaalat menurut akal
dan ancaman kepada selain Al-Islamiyyiin, yang mencakup
Allah), al- Allah, ziarah ke kitab Al- hikmat dan
manzilah baina kuburan orang Ibaanah ‘an tujuan
al-manzilatain, saleh dan Ushuul Al- perbuatan
al-amru bil kuburan Nabi. Diyaanah, kitab Tuhan, sifat-
ma’ruf wa an- Al-Lumaa ‘fi sifat Allah,
nahyu ‘an al- Ar-Raad ‘alaa melihat Allah
munkar. Ahl Al-Zaigh swt, dan pelaku
wa Al-Bidaa’. dosa besar.
Menurut saya aliran teologis yang tepat untuk saat ini adalah Ahl
as-Sunnah Salafiah. Karena seringkali kita saat ini menghadapi masalah
yang kompleks, maka dari itu hendaknya kita berusaha seoptimal
mungkin untuk memahami persoalan yang kita hadapi ini sebaik-baiknya
dengan dilandasi niat yang baik yaitu untuk mencari kebenaran dan
kemudian mengikutinya. Hal ini sangatlah penting, karena tidak sedikit
dari kita menyaksikan orang-orang yang memiliki niat yang baik namun
karena kurang bisa mencermati hakikat suatu permasalahan akhirnya ia
4
terjatuh dalam kekeliruan, sehingga banyak penyimpangan pemahaman
bertebaran di kehidupan kaum muslimin maka sangat dibutuhkan adanya
rambu-rambu yang jelas dan tepat untuk mengembalikan pemahaman
Islam kepada pemahaman yang murni dan lurus. Selaras dengan
tujuannya, aliran Ahl as-Sunnah Salafiah hendak memurnikan akidah umat
Islam sesuai al-Qur’an dan Hadits, serta berpegang teguh dengan sunnah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sunnah para sahabatnya dan juga
orang-orang yang mengikuti mereka dan menempuh jalan mereka dalam
berkeyakinan, berucap dan mengerjakan amalan, demikian pula orang-
orang yang konsisten pada mengikuti sunnah dan menjauhi bid’ah. Jadi
ketika kita dihadapkan dengan masalah kita tidak serta merta hanya
mengandalkan akal saja, namun lebih baik kita kembalikan masalah itu
kepada Allah, dan menyelesaikannya sesuai dengan apa yang telah Islam
ajarkan kepada kita yang sesuai dengan al-Qur’an, Hadits dan Sunnah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar kita tidak salah jalan dalam
menyelesaikan setipa permasalahan yang sedang dihadapi.
Mengembalikan permasalahan kepada Allah dapat membuat kita sadar
bahwa sebenarnya kita ini lemah tanpa adanya petunjuk dari Allah dan hal
itu dapat membuat kita untuk tidak terlalu cinta terhadap dunia.