Anda di halaman 1dari 4

REKAYASA JARINGAN PADA PERAWATAN

ENDODONTIK
January 17, 2018/in News /by admin
Endodontik regeneratif merupakan prosedur yang menggantikan
struktur yang mengalami kerusakan, termasuk dentin, struktur akar,
dan kompleks dentin-pulpa. Beberapa efek samping dari
pencabutan gigi yang harus diikuti oleh prostodontik menunjukkan
bahwa pengganti gigi yang hilang yang paling baik adalah gigi
alami. Meskipun perawatan saluran akar memiliki angka kesuksesan
secara klinis mencapai 90%, tetapi masih terdapat keterbatasan
dalam perawatan, yaitu pada regenerasi saraf dan vaskularisasi.
Perawatan yang sering dilakukan pada gigi nekrosis yang imatur
adalah apeksifikasi. Apeksifikasi merupakan perawatan dengan
menggunakan instrumen saluran akar disertai dengan penggantian
medikasi intrakanal yang mengandung Ca(OH)2 secara periodik
sampai terbentuk jaringan terkalsifikasi pada apikal gigi. Alternatif
perawatan dapat menggunakan mineral trioxide aggregate (MTA)
sebagai bahan penutup apikal. Kedua metode tersebut hanya dapat
menginduksi penutupan apikal, tetapi tidak menginduksi
perkembangan akar. Upaya untuk menginduksi perkembangan akar
dilakukan dengan strategi revaskularisasi. Prosedur revaskularisasi
menggunakan NaOCl sebagai medikasi intrakanal untuk
mengeliminasi bakteri dan meminimalkan instrumentasi saluran
akar sehingga mempertahankan sel-sel yang belum berdiferensiasi.
Jaringan pulp-like diharapkan terbentuk setelah prosedur
revaskularisasi ini.
Pengembangan kerangka (scaffold) pada endodontik regeneratif
juga dikembangkan untuk menghasilkan lingkungan matriks
ekstraseluler alami yang dapat mengatur respon seluler.
Nanoteknologi diketahui dapat menciptakan struktur matriks ekstra
seluler dengan srsitektur 3D berporus. Kerangka nanofibrous dapat
menstimulasi interkasi sel dengan matriks ekstraseluler,
meningkatkan proliferasi, mengaktifkan proliferasi sel dengan
menyediakan stimulus fisik dan kimia. Nanoteknologi lain adalah
penggunaan kerangka yang diproduksi menggunakan
metode electrospinning yaitu aplikasi medan listrik yang tinggi pada
polimer cair yang akan membentuk fiber. Polimer ini dapat
ditambahkan dengan nanopartikel bioaktif, molekul pensinyalan,
dan agen terapetik.
Gambar 1. Aplikasi klinis kerangka 3D tubular yang diproduksi
dengan metode electrospinning (Albuuerue, dkk., 2014)
Perawatan endodontik pada gigi nekrosis yang imatur menggunakan
teknik endodontik regeneratif dapat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Pemberian agen terapetik (seperti antibiotik sebagai
desinfektan) dan molekul bioaktif yang dapat memicu
diferensiasi sel punca untuk regenerasi kompleks pulpa-dentin
2. Tahap I: berupa desinfeksi saluran akar dengan larutan irigasi
3. Tahap II: kerangka nanofibrous bioaktif dengan antibiotik
sebagai medikasi intrakanal
4. Tahap III: kerangka nanofibrous dengan faktor pertumbuhan
dan/atau sel punca
5. Tahap IV: pembentukan jaringan pulpa
6. Tahap V: pembentukan dentin
Gambar 2. Strategi rekayasa jaringan pada perawatan endodontik
regeneratif pada gigi imatur (Rosa, dkk., 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Albuuerue, MTP, dkk. 2014. Tissue-engineering-based strategies for
regenerative endodontics. Journal Dental Research 93(12):1222-31
Chandki, R., dkk. 2012. Stem to roots: tissue engineering in
endodontics. Journal Clinical and Experimental Dentistry 4(1):66-71
Rosa V, Zhang Z, Grande RH, Nör JE. 2013. Dental pulp tissue
engineering in full-length human root canals. Journal Dental
Research 92:970-975
Saber, SEM. 2009. Tissue engineering in endodontics. Journal of Oral
Science 51(4):495-507
Vishwakarma, A., ddk. 2015. Stem Cells Biology and Tissue
Engineering in Dental Sciences. New York: Elsevier
 

Share this entry








?

NEXT EVENT STARTING IN:

Anda mungkin juga menyukai