DOSEN PEMBIMBING
Kelompok 4 :
Monika Novia Maharani 2019021446 Taufiq Naufal Ghozi 2019021474
UNIVERSITAS AN NUUR
PURWODADI
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Infeksi Oportunistik
(Malaria, MAC, dan PCP)” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi
tugas Mata Pelajaran Ilmu Dasar Keperawatan II yang dibimbing oleh Linda Noviyanti, M.Pd.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk kami sendiri khususnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Malaria ?
2. Apakah yang dimaksud dengan penyakit MAC (Mycobacterium Avium Complex) ?
3. Apakah yang dimaksud penyakit PCP (Pneumocystis Pneumonia) ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai penyakit Malaria serta pencegahan dan pengobatannya.
2. Untuk mengetahui mengenai penyakit MAC (Mycobacterium Avium Complex)
3. Untuk mengetahui mengenai penyakit PCP (Pneumocystis Pneumonia)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Malaria
1. Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penderita
malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil. Walaupun malaria menular
dari gigitan nyamuk, melaria dapat disembuhkan secara mudah bila ditangani dengan
cepat. Namun jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berakibat fatal dari menyebabkan
anemia berat, gagal ginjal, hinga kematian.
Di indonesia, jumlah penderita malaria menurun dari tahun ke tahun. Namun, di
beberapa provinsi di Indonesia masih banyak yang menderita malaria. Terutama di
wilayah timur indonesia, yaitu papua dan papua barat. Sementara itu, provinsi DKI
Jakarta dan Bali sudah masuk kedalam kategori provinsi bebas malaria.
2. Gejala Malaria
Gejala malaria tumbuh setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya
gejala melalui tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala,
lalu mengeluarkan banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal.
Tahapan gejala malaria dapat timbul mengikuti siklus tertentu, yaitu tiga hari sekali
(tertiana) atau empat hari sekali (kuartana).
3. Penyebab Malaria
Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat parasit
malaria didalam tubuh nyamuk. Gigitan nyamuk tersebut menyebabkan parasit
masuk kedalam tubuh manusia. Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap
menyerang sek darah merah.
Parasit malaria ini bernama plasmodium. Jenis plasmodium bermacam-macam,
dan akan berpengaruh terhadap gejala yang ditimbulkan serta pengobatannya.
4. Dosis Malaria
Bila sorang mengalami gejala malaria dokter akan menanyakan apakah dia tinggal
atau baru saja bepergian ke daerah yang mengalami kasus malaria. Setelah itu, dokter
akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah untuk mendiagnosa malaria meliputi tes diagnostik cepat
malaria (RDT malaria) dan pemeriksaan darah penderita dibawah mikroskop. Tujuan
pemeriksaan darah diawah mikroskop adalah untuk mendeteksi parasit penyebab
malaria dan mengetahui jenis malarianya. Perlu diketahui pengambilan sampel darah
dapat dilakukan lebih dari sekali dan menunggu waktu demam muncul.
5. Pengobatan Malaria
Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko komplikasi yang
berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat anti malaria.
Obat-obatan ini perlu disesuaikan dengan jenis parasit penyebab malaria, tingkat
keparahan, atau riwayat area georafis yang pernah ditinggali penderita.
6. Pencegahan Malaria
Meski belum ada vaksinasi untuk mencegah malaria, dokter dapat meresepkan
obat antimalaria sebagai pencegahan jika seseorang berencana bepergian atau tinggal
di area yang banyak kasus malarianya. Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan
menghindari gigitan nyamuk dengan memasang kelambu pada tempat tidur,
menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, serta menggunakan krim
atau semprotan antinyamuk.
2. Gejala MAC
Gejala MAC dapat meliputi demam tinggi, panas dingin, diare, kehilangan berat badan,
sakit perut, kelelahan, dan anemia (kurang sel darah merah). Jika MAC menyebar dalam
tubuh, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi darah, hepatitis, pneumonia, dan masalah
berat lain.Gejala ini dapat disebabkan oleh banyak infeksi oportunistik. Jadi, dokter
kemungkinan akan memeriksa darah, air seni, atau air ludah untuk mencari bakteri MAC.
Contoh cairan tersebut dites untuk mengetahui bakteri apa yang tumbuh padanya. Proses
ini, yang disebut pembiakan, membutuhkan beberapa minggu. Memang sulit menemukan
bakteri MAC, walau kita terinfeksi.Jika jumlah CD4 kita di bawah 50, dokter mungkin
mengobati kita seolaholah kita MAC, walaupun tidak ada diagnosis yang tepat. Ini karena
infeksi MAC sangat umum tetapi sulit didiagnosis
3. Penyebab MAC
Bakteri MAC menyebabkan infeksi ketika di hirup atau di telan, kehilagan berat
badan yang parah, diare dan gejala lain. Jika MAC menyebar dalam tubuh, bakteri ini
dapat menyebabkan infeksi darah, hepatitis, pneurmonia, dan masalah berat lain.
4. Diagnosa MAC
MAC paling mudah di diagnosa oleh satu kultur darah positif. Kultur darah harus
dilakukan pada pasien dengan gejala, tanda, atau kelainan laboratorium dengan
infeksi mikobakterium. Kultur sputum atau Kultur bronvhoalveolar yang
menunjukkan infeksi disebabkan oleh MAC.
5. Infeksi HIV
MAC pada pasien dengan penyakit HIV di teorikan untuk mewakili akuisis baru-
baru ini daripada infeksi laten yang aktif kembali(yang merupakan kasus pada banyak
infeksi oportunistik lainnya pada pasien dengan system imun yang tertekan). RIsiko
MAC berbanding terbalik dengan jumlah CD4 pasien dan meningkatkan secara
signifikan ketika jumlah CD4 menurun di bawah 50.
6. Pengobatan MAC
Pengobatan MAC, dokter memakai kombinasi obat antibakteri (antibiotik).
Sedikitnya dua obat dipakai biasanya azitromisin atau klaritromisin ditambah hingga
tiga obat lain. Pengobatan MAC harus diteruskan seumur hidup (selama jumlah CD4
kita di bawah 100), agar penyakit tidak kembali (kambuh).
Orang akan bereaksi secara berbeda terhadap obat anti-MAC. Kita dan dokter
mungkin harus mencoba berbagai kombinasi sebelum kita menemukan satu
kombinasi yang berhasil untuk kita dan menyebabkan efek samping sedikit mungkin.
Obat MAC yang paling umum dan efek sampingnya adalah:
a. Amikasin: masalah ginjal dan telinga; disuntikkan.
b. Azitromisin: mual, sakit kepala, diare; bentuk kapsul atau diinfus.
c. Siprofloksasin: mual, muntah, diare; bentuk tablet atau diinfus.
d. Klaritromisin : mual, sakit kepala, muntah, diare; bentuk kapsul atau diinfus.
Catatan: takaran maksimum 500mg dua kali sehari. y Etambutol: mual,
muntah, masalah penglihatan; bentuk tablet.
e. Rifabutin: ruam, mual, anemia; bentuk tablet. Banyak interaksi obat.
7. Pencegahan MAC
Cara terbaik untuk mencegah penyakit MAC adalah memakai
terapi antiretroviral (ART). Bahkan jika jumlah CD4 kita sangat
rendah, ada obat dapat mencegah perkembangan penyakit MAC
hingga 50% orang.
Obat antibiotic azitromisin dan klaritrommisin dipakai untuk
mencegah penyakit MAC. Obat ini dapat diresepkan untuk orang
dengan jumlah CD4 dibawah 50. ART dapat meningkatkan jummlah
CD4. Jika jumlah CD4 naik diatas 100 dan tahan pada tingkat ini
selama tiga bulan, berhenti memakai obat pencegahan MAC
mungkin aman.
6. Pencegahan PCP
a. Dengan tidak merokok, perokok terinfeksi HIV mengembangkan PCP 2-3 kali
lebih cepat dibandingkan orang yang tidak merokok.
b. Reaksi alergi berat dapat diatasi dengan memakai desensitisasi.
c. Mulai dengan takaran obat yang sangat rendah dan kemudian meningkatkan
takarannya hingga takaran penuh dapat ditahan.
d. Mengurangi dosis menjadi 3 pil/minggu dapat mengurangi alergi kotrimoksazol.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat parasit malaria
didalam tubuh nyamuk.Gigitan nyamuk tersebut menyebabkan parasit masuk kedalam
tubuh manusia. Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap menyerang sek darah
merah. Parasit malaria ini bernama plasmodium. Jenis plasmodium bermacam-macam,
dan akan berpengaruh terhadap gejala yang ditimbulkan serta pengobatannya.
Kompleks Mikobakterium Avium (Mycobacterium Avium Complex/MAC) adalah
penyakit berat yang disebabkan oleh bakteri umum.MAC juga dikenal sebagai MAI
(Mycobacterium AviumIntracellulare).Infeksi MAC dapat lokal (terbatas pada satu
bagian tubuh) atau diseminata (tersebar luas pada seluruh tubuh, kadang kala disebut
DMAC).Infeksi MAC sering terjadi pada paru, usus, sumsum tulang, hati dan
limpa.Bakteri yang menyebabkan MAC sangat lazim.Kuman ini ditemukan di air, tanah,
debu dan makanan.
Pneumocystis Pneumonia (PCP) adalah infeksi serius yang mmenyebabkan
peradangan dan penumpukan cairan pada paru paru. PCP disebabkan oleh jamur yang
disebut Pneumocystis jiroveci, jamur ini sering ditemukan dan dapat tersebar lewat udara.
Kebanyakan orang yang terpapar jamur ini tidak akan sakit apabila sistem imunya sehat.
B. Saran
Diharapkan pemerintah agar lebih memperhatikan dan melakukan penanggulangan
terhadap penyakit ini. Seperti Melakukan penyuluhan secara intensif guna memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulanginya. Serta
yang terpenting adalah menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai
macam penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ujainah, Anna. 2017. Diagnosis dan Tata Laksana Pneumocystis Carinii Pneumonia
(PCP)/Pneumocystis Jirovecii Pneumonia pada pasien HIV.
https://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/149