Anda di halaman 1dari 13

INFEKSI OPORTUNISTIK (MALARIA, MAC, DAN PCP)

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

DOSEN PEMBIMBING

Linda Noviyanti, M.Pd

Kelompok 4 :
Monika Novia Maharani 2019021446 Taufiq Naufal Ghozi 2019021474

Rica Alviani 2019021459 Vigi Monica 2019021476

Ridho Gratia Konstan 2019021460 Wahyu Isnaini 2019021478

Rizka Wahyu Rahma K 2019021463 Yuditya Mulanda Putri 2019021480

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AN NUUR

PURWODADI

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Infeksi Oportunistik
(Malaria, MAC, dan PCP)” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi
tugas Mata Pelajaran Ilmu Dasar Keperawatan II yang dibimbing oleh Linda Noviyanti, M.Pd.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk kami sendiri khususnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................


A. Maalaria ..................................................................................................................
1. Pengertia Malaria ..............................................................................................
2. Gejala Malaria ..................................................................................................
3. Penyebab Malaria .............................................................................................
4. Dosis Malaria ....................................................................................................
5. Pengobatan Malaria ..........................................................................................
6. Pencegahan Malaria ..........................................................................................
B. MAC (Mycobacterium Avium Comolex) ..............................................................
1. Pengertian MAC ...............................................................................................
2. Gejala MAC ......................................................................................................
3. Penyebab MAC .................................................................................................
4. Diagnosa MAC .................................................................................................
5. Infeksi HIV .......................................................................................................
6. Pengobatan MAC .............................................................................................
7. Pencegahan MAC .............................................................................................
8. Faktor Resiko MAC ..........................................................................................
C. PCP (Pneumocystis Pneumonia) ............................................................................
1. Pengertian PCP .................................................................................................
2. Tanda dan Gejala PCP ......................................................................................
3. Penyebab PCP ...................................................................................................
4. Diagnosa dan Tata Laksana PCP ......................................................................
5. Obat dan Pengobatan ........................................................................................
6. Pencegahan PCP ...............................................................................................
7. Faktor Resiko PCP ............................................................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................................


A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang ambil kesempatan (‘opportunity’)
yang disediakan oleh kerusakan pada sistem kekebalan tubuh untuk menimbulkan
penyakit. Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh ini adalah salah satu akibat dari infeksi
HIV, dan menjadi cukup berat sehingga IO timbul rata-rata 7-10 tahun setelah kita
terinfeksi HIV.
Kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita dapat dihindari dengan penggunaan
terapi antiretroviral (ART) sebelum kita mengalami IO. Namun, karena kebanyakan
orang yang terinfeksi HIV di Indonesia tidak tahu dirinya terinfeksi, timbulnya IO sering
kali adalah tanda pertama bahwa ada HIV di tubuh kita. Jadi, walaupun ART tersedia
gratis di Indonesia, masalah IO tetap ada, sehingga adalah penting kita mengerti apa itu
IO dan bagaimana IO dapat diobati dan dicegah
Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman – bakteri, protozoa, jamur dan virus.
Saat sistim kekebalan anda bekerja dengan baik, sistim tersebut mampu mengendalikan
kuman-kuman ini. Tetapi bila sistim kekebalan dilemahkan oleh penyakit HIV atau oleh
beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak terkuasai lagi dan dapat menyebabkan
masalah kesehatan. Infeksi yang mengambil manfaat dari lemahnya pertahanan
kekebalan tubuh disebut "oportunistik". Kata "infeksi oportunistik" sering kali disingkat
menjadi "IO".

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Malaria ?
2. Apakah yang dimaksud dengan penyakit MAC (Mycobacterium Avium Complex) ?
3. Apakah yang dimaksud penyakit PCP (Pneumocystis Pneumonia) ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai penyakit Malaria serta pencegahan dan pengobatannya.
2. Untuk mengetahui mengenai penyakit MAC (Mycobacterium Avium Complex)
3. Untuk mengetahui mengenai penyakit PCP (Pneumocystis Pneumonia)
BAB II

PEMBAHASAN
A. Malaria
1. Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penderita
malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil. Walaupun malaria menular
dari gigitan nyamuk, melaria dapat disembuhkan secara mudah bila ditangani dengan
cepat. Namun jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berakibat fatal dari menyebabkan
anemia berat, gagal ginjal, hinga kematian.
Di indonesia, jumlah penderita malaria menurun dari tahun ke tahun. Namun, di
beberapa provinsi di Indonesia masih banyak yang menderita malaria. Terutama di
wilayah timur indonesia, yaitu papua dan papua barat. Sementara itu, provinsi DKI
Jakarta dan Bali sudah masuk kedalam kategori provinsi bebas malaria.

2. Gejala Malaria
Gejala malaria tumbuh setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya
gejala melalui tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala,
lalu mengeluarkan banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal.
Tahapan gejala malaria dapat timbul mengikuti siklus tertentu, yaitu tiga hari sekali
(tertiana) atau empat hari sekali (kuartana).

3. Penyebab Malaria
Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat parasit
malaria didalam tubuh nyamuk. Gigitan nyamuk tersebut menyebabkan parasit
masuk kedalam tubuh manusia. Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap
menyerang sek darah merah.
Parasit malaria ini bernama plasmodium. Jenis plasmodium bermacam-macam,
dan akan berpengaruh terhadap gejala yang ditimbulkan serta pengobatannya.
4. Dosis Malaria
Bila sorang mengalami gejala malaria dokter akan menanyakan apakah dia tinggal
atau baru saja bepergian ke daerah yang mengalami kasus malaria. Setelah itu, dokter
akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah untuk mendiagnosa malaria meliputi tes diagnostik cepat
malaria (RDT malaria) dan pemeriksaan darah penderita dibawah mikroskop. Tujuan
pemeriksaan darah diawah mikroskop adalah untuk mendeteksi parasit penyebab
malaria dan mengetahui jenis malarianya. Perlu diketahui pengambilan sampel darah
dapat dilakukan lebih dari sekali dan menunggu waktu demam muncul.

5. Pengobatan Malaria
Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko komplikasi yang
berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat anti malaria.
Obat-obatan ini perlu disesuaikan dengan jenis parasit penyebab malaria, tingkat
keparahan, atau riwayat area georafis yang pernah ditinggali penderita.

6. Pencegahan Malaria
Meski belum ada vaksinasi untuk mencegah malaria, dokter dapat meresepkan
obat antimalaria sebagai pencegahan jika seseorang berencana bepergian atau tinggal
di area yang banyak kasus malarianya. Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan
menghindari gigitan nyamuk dengan memasang kelambu pada tempat tidur,
menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, serta menggunakan krim
atau semprotan antinyamuk.

B. MAC (Mycobacterium Avium Complex)


1. Pengertian MAC
Kompleks Mikobakterium Avium (Mycobacterium Avium Complex/MAC)
adalah penyakit berat yang disebabkan oleh bakteri umum. MAC juga dikenal sebagai
MAI (Mycobacterium AviumIntracellulare). Infeksi MAC dapat lokal (terbatas pada
satu bagian tubuh) atau diseminata (tersebar luas pada seluruh tubuh, kadang kala
disebut DMAC). Infeksi MAC sering terjadi pada paru, usus, sumsum tulang, hati dan
limpa.Bakteri yang menyebabkan MAC sangat lazim. Kuman ini ditemukan di air,
tanah, debu dan makanan. Hampir setiap orang memiliki bakteri ini dalam tubuhnya.
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan MAC, tetapi orang dengan
sistem kekebalan yang lemah dapat mengembangkan penyakit MAC.Hingga 50%
Odha mengalami penyakit MAC, terutama jika jumlah CD4 di bawah 50. MAC
hampir tidak pernah menyebabkan penyakit pada orang dengan jumlah CD4 di atas
100.

2. Gejala MAC
Gejala MAC dapat meliputi demam tinggi, panas dingin, diare, kehilangan berat badan,
sakit perut, kelelahan, dan anemia (kurang sel darah merah). Jika MAC menyebar dalam
tubuh, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi darah, hepatitis, pneumonia, dan masalah
berat lain.Gejala ini dapat disebabkan oleh banyak infeksi oportunistik. Jadi, dokter
kemungkinan akan memeriksa darah, air seni, atau air ludah untuk mencari bakteri MAC.
Contoh cairan tersebut dites untuk mengetahui bakteri apa yang tumbuh padanya. Proses
ini, yang disebut pembiakan, membutuhkan beberapa minggu. Memang sulit menemukan
bakteri MAC, walau kita terinfeksi.Jika jumlah CD4 kita di bawah 50, dokter mungkin
mengobati kita seolaholah kita MAC, walaupun tidak ada diagnosis yang tepat. Ini karena
infeksi MAC sangat umum tetapi sulit didiagnosis

3. Penyebab MAC
Bakteri MAC menyebabkan infeksi ketika di hirup atau di telan, kehilagan berat
badan yang parah, diare dan gejala lain. Jika MAC menyebar dalam tubuh, bakteri ini
dapat menyebabkan infeksi darah, hepatitis, pneurmonia, dan masalah berat lain.

4. Diagnosa MAC
MAC paling mudah di diagnosa oleh satu kultur darah positif. Kultur darah harus
dilakukan pada pasien dengan gejala, tanda, atau kelainan laboratorium dengan
infeksi mikobakterium. Kultur sputum atau Kultur bronvhoalveolar yang
menunjukkan infeksi disebabkan oleh MAC.
5. Infeksi HIV
MAC pada pasien dengan penyakit HIV di teorikan untuk mewakili akuisis baru-
baru ini daripada infeksi laten yang aktif kembali(yang merupakan kasus pada banyak
infeksi oportunistik lainnya pada pasien dengan system imun yang tertekan). RIsiko
MAC berbanding terbalik dengan jumlah CD4 pasien dan meningkatkan secara
signifikan ketika jumlah CD4 menurun di bawah 50.

6. Pengobatan MAC
Pengobatan MAC, dokter memakai kombinasi obat antibakteri (antibiotik).
Sedikitnya dua obat dipakai biasanya azitromisin atau klaritromisin ditambah hingga
tiga obat lain. Pengobatan MAC harus diteruskan seumur hidup (selama jumlah CD4
kita di bawah 100), agar penyakit tidak kembali (kambuh).
Orang akan bereaksi secara berbeda terhadap obat anti-MAC. Kita dan dokter
mungkin harus mencoba berbagai kombinasi sebelum kita menemukan satu
kombinasi yang berhasil untuk kita dan menyebabkan efek samping sedikit mungkin.
Obat MAC yang paling umum dan efek sampingnya adalah:
a. Amikasin: masalah ginjal dan telinga; disuntikkan.
b. Azitromisin: mual, sakit kepala, diare; bentuk kapsul atau diinfus. 
c. Siprofloksasin: mual, muntah, diare; bentuk tablet atau diinfus.
d. Klaritromisin : mual, sakit kepala, muntah, diare; bentuk kapsul atau diinfus.
Catatan: takaran maksimum 500mg dua kali sehari. y Etambutol: mual,
muntah, masalah penglihatan; bentuk tablet.
e. Rifabutin: ruam, mual, anemia; bentuk tablet. Banyak interaksi obat. 

7. Pencegahan MAC
Cara terbaik untuk mencegah penyakit MAC adalah memakai
terapi antiretroviral (ART). Bahkan jika jumlah CD4 kita sangat
rendah, ada obat dapat mencegah perkembangan penyakit MAC
hingga 50% orang.
Obat antibiotic azitromisin dan klaritrommisin dipakai untuk
mencegah penyakit MAC. Obat ini dapat diresepkan untuk orang
dengan jumlah CD4 dibawah 50. ART dapat meningkatkan jummlah
CD4. Jika jumlah CD4 naik diatas 100 dan tahan pada tingkat ini
selama tiga bulan, berhenti memakai obat pencegahan MAC
mungkin aman.

8. Faktor Resiko MAC


MAI ini umum terjadi pada orang dengan gangguan kekebalan,
termmasuk warga lanjut usia dan orang dengan HIV/AAIDS atau
cystic fibrosis. Bronkiektasis, kondisu bronkial yang mmenyebabkan
pembesaran patologis dari tabung bronkial, umumnya ditemukan
dengan infeksi MAI. Apakah bronkiektasis mmenyebabkan infeksi
MAC atau akibatnya tidak selalu dikeahui. Mycobacterium avium
complex (MAC) termasuk bakteri atipikal yang umum, yaitu
nontuberculous mycobacteria (NTM), ditemukan dilingkungan yang
dapat menginfeksi orang dengan HIV dan jumlah CD4 yang rendah
(dibawah 100/ microliter) cara infeksi biasanya inhalasi atau
tertelan.
MAC menyebabkan penyakit yang tersebat pada 40% orang
dengan human immunodeficiency virus (HIV) di Amerika Serikat,
yang menghasilkan demam, keringat, penurunan berat badan, dan
anemia. Diseminasi MAC (DMAC) secara khas mempengaruhi orang
dengan penyakit HIV lanjut dan jumlah CD4 + limfosit-T perifer
urang dari 50 Sel/Ul. Pencegahan dan terapi MAC yang efektif
memiliki potensi untuk berkontribusi secara substansi pada
peningkatan kualitas hidup bagi orang yang terinfeksi HIV.

C. PCP (Pneumocystis Pneumonia)


1. Pengertian PCP
Pneumocystis Pneumonia (PCP) adalah infeksi serius yang
mmenyebabkan peradangan dan penumpukan cairan pada paru
paru. PCP disebabkan oleh jamur yang disebut Pneumocystis
jiroveci, jamur ini sering ditemukan dan dapat tersebar lewat udara.
Kebanyakan orang yang terpapar jamur ini tidak akan sakit apabila
sistem imunya sehat. Namun demikian, pada orang orang dengan
sistem imun yang lemah seperti HIV/AIDS, jamur ini dapat
mmenyebabkan pneumonia. Karena karakteristik ini, PCP juga
dikenal sebagai penyakit oportunis. PCP dapat mempengaruhi
bagian lain dari tubuh seperti kelenjar getah bening, hati, dan
tulang sumsum.

2. Tanda dan Gejala Pneumocystis Pneumonia


Gejala-gejala dapat mulai dengan lambat dan perlahan semakin serius. Gejala
paling umum adalah kesulitan bernafas, batuk kering, dan demam. Adapun gejala lain
seperti berat badan turun, rasa tidak nyaman pada dada dan menggigil.

3. Penyebab Pneumocystis Pneumonia


Pneumocystis pneumonia disebabkan oleh jamur yang disebut dengan
Pneumocystis jiroveci (sebelum ini dikenal dengan nama pneumocystis carinii). Tipe
jamur ini menyebabkan pneumonia pada orang-orang dengan sistem imun yang
melemah. Biasanya, seperti pada kebanyakan orang, Anda dapat terinfeksi dengan
jamur ini saat berusia 3-4 tahun. Namun demikian, jamur hanya akan tumbuh dan
menyebabkan pneumocystis pneumonia apabila memiliki memiliki sistem imun yang
lemah. Jamur ini juga dapat menjadi dorman hingga beberapa tahun dan menyerang
saat sistem imun melemah.

4. Diagnosis dan Tata Laksana Pneumocystis Pneumonia


Pneumocystis pneumonia merupakan infeksi oportunistik yang dapat terjadi pada
pasien immunocompromised. Pada pasien dengan HIV, PCP merupakan infeksi
oportunistik tersering terutama pada pasien dengan CD4 kurang dari 200 sel/ul.
Diagnosis PCP sangat sulit dilakukan karena gejala, pemeriksaan darah, serta
radiografi toraks tidaklah patognomonik untuk PCP. Namun, PCP yang tidak
ditangani hampir selalu fatal. Trimetropin-sulfametoksazole (TMX-SMX) oral atau
intravena selama 21 hari merupakan obat pilihan untuk menataklasana PCP dengan
atau tanpa HIV. Jika pasien mengalami gejala sesak, batuk tidak produktif, dan
didiagnosis dengan PCP. Tata laksana yang diberikan yaitu dengan terapi TMX-
SMX.

5. Obat dan Pengobatan


Obat Trimethoprim (TMP) dan Sulfamethoxazole (SMX) dikombinasi. Obat ini
digunakan dalam bentuk oral atau infus. Obat-obatan lain termasuk pentamidine, jika
memiliki alergi sulfat maka kondisi tidak membaik setelah menggunakan TMP/SMX.
Terapi biasanya diberikan dalam 21 hari. Steroid digunakan pada situasi-situasi serius
untuk meredakan radang pada paru-paru. Jika kondisi serius maka, maka harus
diopname untuk pengobatan pendukung seperti oksigen dan ventilator. Gejala-gejala
serius termasuk ruam, mual, demam dan rendahnya jumlah sel darah putih.
TMP/SMX oral dapat diresepkan dalam bentuk tablet, 3 x/minggu atau setiap
hari. Jika HIV positif, memiliki jumlah CD4 yang rendah dan telah menderita
pneumocystis pneumonia atau menggunakan steroid atau obat-obatan
immunosuppressive lain, maka dianjurkan untuk menjalani pengobatan.

6. Pencegahan PCP
a. Dengan tidak merokok, perokok terinfeksi HIV mengembangkan PCP 2-3 kali
lebih cepat dibandingkan orang yang tidak merokok.
b. Reaksi alergi berat dapat diatasi dengan memakai desensitisasi.
c. Mulai dengan takaran obat yang sangat rendah dan kemudian meningkatkan
takarannya hingga takaran penuh dapat ditahan.
d. Mengurangi dosis menjadi 3 pil/minggu dapat mengurangi alergi kotrimoksazol.

7. Faktor Risiko Pneumocystis Pneumonia


a. Terinfeksi virus yang melemahkan sistem imun (HIV).
b. Sedang menjalani pengobatan kanker dengan obat-obatan.
c. Menggunakan prednisone jangka panjang atau obat-obatan untuk menghindari
penolakan ginjal, hati atau jantung transplan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat parasit malaria
didalam tubuh nyamuk.Gigitan nyamuk tersebut menyebabkan parasit masuk kedalam
tubuh manusia. Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap menyerang sek darah
merah. Parasit malaria ini bernama plasmodium. Jenis plasmodium bermacam-macam,
dan akan berpengaruh terhadap gejala yang ditimbulkan serta pengobatannya.
Kompleks Mikobakterium Avium (Mycobacterium Avium Complex/MAC) adalah
penyakit berat yang disebabkan oleh bakteri umum.MAC juga dikenal sebagai MAI
(Mycobacterium AviumIntracellulare).Infeksi MAC dapat lokal (terbatas pada satu
bagian tubuh) atau diseminata (tersebar luas pada seluruh tubuh, kadang kala disebut
DMAC).Infeksi MAC sering terjadi pada paru, usus, sumsum tulang, hati dan
limpa.Bakteri yang menyebabkan MAC sangat lazim.Kuman ini ditemukan di air, tanah,
debu dan makanan.
Pneumocystis Pneumonia (PCP) adalah infeksi serius yang mmenyebabkan
peradangan dan penumpukan cairan pada paru paru. PCP disebabkan oleh jamur yang
disebut Pneumocystis jiroveci, jamur ini sering ditemukan dan dapat tersebar lewat udara.
Kebanyakan orang yang terpapar jamur ini tidak akan sakit apabila sistem imunya sehat.
B. Saran
Diharapkan pemerintah agar lebih memperhatikan dan melakukan penanggulangan
terhadap penyakit ini. Seperti Melakukan penyuluhan secara intensif guna memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulanginya. Serta
yang terpenting adalah menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai
macam penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. MAC (Mycobacterium Avium Complex). https://spiritia.or.id/informasi/detail/15

Samiadi, Lika. 2016. Pneumocystis Pneumonia.


https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/pneumocystis-pneumonia/

Ujainah, Anna. 2017. Diagnosis dan Tata Laksana Pneumocystis Carinii Pneumonia
(PCP)/Pneumocystis Jirovecii Pneumonia pada pasien HIV.
https://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/149

Willy, Tjin. 2019. Malaria. https://www.aladokter.com/malaria

World Health Organization (2018). Malaria. Overview Malaria Treatment

Anda mungkin juga menyukai