Anda di halaman 1dari 13

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

1.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan dari penelitian, kerangka konsep penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Peran PMO :
1. Mengawasi pasien
Jenis Pengawas tuberkulosis menelan obat
Menelan Obat : secara teratur
1. Tenaga
2. Memberi dorongan kepada
Kesehatan
pasien agar mau berobat
2. Keluarga secara teratur Keteraturan
3. Mengingatkan pasien untuk minum obat
periksa ulang dahak pada Pasien
waktu yang telah ditentukan
Tuberkulosis
4. Mengenali efek samping
Karakteristik obat dan merujuk pasien
PMO: bila efek samping obat
1. Umur
semakin berat
2. Pengetahuan
5. Memberikan Penyuluhan
3. Pekerjaan
pada anggota keluarga
4. Motivasi
pasien tuberkulosis yang
mempunyai gejala-gejala
tuberkulosis untuk segera
memeriksakan diri ke unit
pelayanan kesehatan

Keterangan :
- = tidak diteliti
= diteliti

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian


Sumber : Diadopsi dari Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis
Berdasarkan gambar 3.1 kerangka konsep penelitian, Terdapat empat

variabel yang dapat mempengaruhi PMO dalam melakukan pekerjaannya, yaitu

umur, pengetahuan, pekerjaan dan motivasi. Terdapat juga variabel peran PMO

yang merupakan tugas dari seorang PMO, yaitu mengawasi pasien TB menelan

obat secara teratur, memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat secara

teratur, mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah

ditentukan, mengenali efek samping obat dan merujuk pasien bila efek samping

obat semakin berat, memberikan penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB.

Dari variabel-variabel yang telah disebutkan mempengaruhi keteraturan minum

obat opasien yang dapat menjamin kesembuhan pasien.

1.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam menggambarkan peran PMO Keluarga dan Petugas Kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat, terdapat beberapa variabel yang

dianalisis untuk mengetahui peran PMO keluarga dan Petugas Kesehatan. Dari

kerangka konsep yang telah dibuat, penulis pun mendefinisikan variabel-variabel

dalam konsep tersebut. Hal ini bertujuan agar didapatkan pemahaman yang sama

mengenai definisi variabel yang dimaksud oleh peneliti dengan yang dimengerti

pembaca. Adapun definisi operasional dari varibel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu :


1. Pengawas Menelan Obat Tenaga Kesehatan

Definisi : Pengawas Menelan obat yang merupakan orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang

kesehatan.

Cara Ukur : Wawancara

Alat Ukur : Pedoman wawancara dan alat perekam

2. Pengawas Menelan Obat Keluarga

Definisi : Pengawas Menelan yang merupakan orang yang mempunyai

hubungan kekerabatan dengan pasien.

Cara Ukur : Wawancara

Alat Ukur : Pedoman wawancara dan alat perekam

3. Umur Responden

Definisi : Usia responden terhitung sejak lahir hingga wawancara

dilakukan

Cara Ukur : Wawancara

Alat Ukur : Pedoman wawancara dan alat perekam

4. Pengetahuan Responden

Definisi : Pemahaman materi pelayanan PMO oleh responden mengenai

informasi penting yang harus diketahui PMO seperti mengenal

tanda dan gejala tuberkulosis, efek samping obat anti TB dan

perlunya segera meminta pertolongan ke fasyankes jika terdapat

efek samping obat.

Cara Ukur : Wawancara Mendalam


Alat Ukur :Pendoman wawancara dan Alat Perekam

5. Pekerjaan Responden

Definisi : Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh

responden yang dapat menghasilkan uang untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari hingga saat diwawancarai .

Cara Ukur : Wawancara

Alat Ukur :Pendoman wawancara dan Alat Perekam

6. Motivasi

Definisi : Hal-hal yang menyebabkan responden melakukan pekerjaannya.

Cara Ukur : Wawancara Mendalam

Alat Ukur : Pendoman wawancara dan Alat Perekam

7. Peran Pengawas Menelan Obat dalam mengawasi pasien TB menelan obat

secara teratur.

Definisi : Deskripsi atau pemaparan responden mengenai proses

mengawasi pasien TB menelan obat secara teratur.

Cara Ukur : Wawancara Mendalam

Alat ukur : Pedoman wawancara dan alat perekam

8. Peran Pengawas Menelan Obat dalam memberi dorongan kepada pasien agar

mau berobat secara teratur

Definisi : Deskripsi atau pemaparan responden mengenai cara memberi

dorongan kepada pasien agar mau berobat secara teratur.

Cara Ukur : Wawancara Mendalam

Alat ukur : Pedoman wawancara dan alat perekam


9. Peran Pengawas Menelan Obat dalam mengingatkan pasien untuk periksa

ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan.

Definisi : Deskripsi atau pemaparan responden mengenai cara

mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang

telah ditentukan

Cara Ukur : Wawancara Mendalam

Alat ukur : Pedoman wawancara dan alat perekam

10. Peran Pengawas Menelan Obat dalam mengenali efek samping obat dan

merujuk pasien bila efek samping obat semakin berat

Definisi : Deskripsi atau pemaparan responden mengenai pengetahuan

terhadap efek samping obat dan tindakan apa yang dilakukan

Pengawas Menelan Obat jika efek samping semakin berat.

Cara Ukur : Wawancara Mendalam

Alat ukur : Pedoman wawancara dan alat perekam

11. Peran Pengawas Menelan Obat dalam Memberikan Penyuluhan

Definisi : Deskripsi atau pemaparan responden mengenai pemberian

informasi kesehatan yang dilakukan terkait TB dapat dalam

bentuk komunikasi langsung maupun tidak langsung .

Cara Ukur : Wawancara Mendalam

Alat ukur : Pedoman wawancara dan alat perekam


BAB IV

METODE PENELITIAN

2.1 Karakteristik Penelitian

2.1.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif. Dimana pendekatan kualitatif merupakan mekanisme kerja

berdasarkan penilaian subjektif nonstatistik dan ukuran yang digunakan

bukan berupa angka atau skor melainkan kategorisasi nilai atau kualitasnya

(Ibrahim, 2015). Rancangan penelitian ini dianggap sejalan dengan maksud

penelitian ini, yaitu untuk menggambarkan peranan Pengawas Menelan

Obat petugas kesehatan dan keluarga di wilayah kerja Puskesmas I

Denpasar Barat.

2.1.2 Teknik Pengambilan Responden

Teknik pengambilan responden dalam penelitian ini diambil dengan

metode purposive sampling. Teknik pengambilan responden dengan

purposive sampling digunakan dalam tiga situasi, yaitu pertama peneliti

menggunakan teknik ini untuk memilih responden yang unik yang akan

memberi informasi penting, kedua peneliti menggunakan purposive

sampling untuk memilih responden yang sulit dicapai, untuk itu peneliti

cenderung subjektif (menentukan karakteristik sampel tersendiri), ketiga

peneliti ingin mengidentifikasi jenis responden tertentu untuk diadakan

wawancara mendalam (Ibrahim, 2015). Prinsip yang digunakan adalah


prinsip kecukupan dan kesesuaian dimana dalam penelitian yang

menggunakan metode kualitatif ukuran sampel tidak menjadi masalah

tetapi yang terpenting adalah kelengkapan data (Lapau, 2013). Moelong

(2004) menyebutkan bahwa prinsip kecukupan, yaitu data yang diperoleh

dari responden dapat menggambarkan fenomena yang berkaitan dengan

topik penelitian sedangkan prinsip kesesuaian, yaitu responden yang dipilih

berdasarkan keterkaitan responden dengan topik yang diteliti. Responden

dari penelitian ini adalah responden yang dianggap memiliki keterkaitan

dengan Pengawas Menelan Obat, diantaranya terdiri dari :

1. Pengawas Menelan Obat Keluarga

2. Pengawas Menelan Obat Petugas Kesehatan

3. Pasien TB yang sedang menjalani pengobatan

Pemilihan responden untuk PMO Keluarga, yaitu dipilih satu orang

PMO yang merupakan suami pasien, satu orang PMO yang merupakan istri

pasien dan satu orang PMO yang merupakan anak atau keluarga lainnya.

Untuk pemilihan PMO Petugas Kesehatan dilakukan dengan mengambil

seluruh PMO Kesehatan yang berjumlah dua orang di Puskesmas I

Denpasar Barat. Pemilihan responden untuk pasien TB, yaitu dipilih satu

orang pasien TB yang berada dalam tahap awal pengobatan, satu orang

pasien yang berada dalam pertengahan pengobatan dan satu orang pasien

yang berada dalam tahap akhir pengobatan.


2.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar

Barat yang beralamat di Jalan Gunung Rinjani No.65 Denpasar Barat.

Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan ,

yaitu pada bulan Maret – Mei 2017.

2.2 Peran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti merupakan mahasiswa Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Peneliti

berperan sebagai observer untuk melihat peran PMO. Peneliti bertindak sebagai

observer tunggal sekaligus sebagai pewawancara dalam melakukan wawancara

mendalam dengan informan penelitian, menganalisis data serta menyimpulkan

mengenai peran PMO keluarga dan tenaga kesehatan dalam proses pengobatan di

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat.

2.3 Strategi Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan informasi, penelitian ini menggunakan data

yang bersumber dari data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dari

responden penelitian. Data primer dalam penelitian ini, yaitu peran PMO tenaga

kesehatan dan keluarga mengenai mengawasi pasien TB menelan obat secara

teratur, memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat secara teratur,

mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah

ditentukan, mengenali efek samping obat dan merujuk pasien bila efek samping

obat semakin berat, dan memberikan penyuluhan pada anggota keluarga pasien
TB yang mempunyai gejala-gejala TB untuk segera memeriksakan diri ke unit

pelayanan kesehatan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara

mendalam guna mengumpulkan informasi dari responden/informan. Pengumpulan

data primer dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian, yaitu peneliti

sebagai pewawancara dan dibantu dengan pedoman wawancara mendalam.

2.4 Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data tidak dapat dipisahkan dari

penelitian tersebut yang berarti bahwa begitu kegiatan penelitian dimulai pada

saat itu analisis data sudah berjalan. Pengolahan data dalam penelitian ini

menggunakan analisis data dengan model interaktif. Analisis data interaktif selalu

merujuk pada konsep Miles dan Hubberman (1994) yang terdiri dari kegiatan

reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan.

Kegiatan reduksi data merupakan proses pengurangan atau penentuan ulang

data dimana data yang diperoleh dirangkum dan diringkas kemudian dimasukkan

kedalam klasifikasi dan kategorisasi yang sesuai dengan aspek. Menurut Parwito

(2007) dalam Ibrahim (2015) dikatakan bahwa mereduksi data tidak boleh

dilakukan secara asal untuk mengurangi atau membuang data, melainkan harus

benar-benar data yang tidak berguna yang dipisahkan sehingga memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah dalam pengumpulan data

selanjutnya. Penyajian data meliputi mengorganisasikan data, sehingga seluruh

data yang dianalisis benar-benar membentuk satu kesatuan yang utuh. Penyajian

data yang merupakan upaya menampilkan, memaparkan dan menyajikan secara

jelas data-data yang didapat dalam bentuk gambar, grafik, bagan, tabel atau
semacamnya. Setelah peneliti melakukan reduksi data dan penyajian data

kemudian peneliti dapat menarik kesimpulan (Ibrahim, 2015).

2.5 Strategi Validasi Data

Dalam melakukan strategi validasi data, peneliti menggunakan teknik

triangulasi. Triangulasi dimaknai sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data

penelitian dengan cara membandingkan antara sumber, teori, maupun metode atau

teknik penelitian. Teknik pemeriksaan keabsahan pada triangulasi dibagi menjadi

triangulasi sumber, triangulasi metode/teknik dan triangulasi teori (Ibrahim,

2015).

Strategi validasi data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi

sumber. Triangulasi sumber merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

dengan cara membandingkan data yang berasal dari masing-masing narasumber

(Ibrahim, 2015). Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi sumber

untuk menguji data yang diperoleh dari proses wawancara mendalam terhadap

PMO keluarga, pengawas menelan obat petugas kesehatan dan pasien

tuberculosis.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2002, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, cetakan


kedelapan, Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi ke-2


cetakan kedua. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI, 2007, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, edisi 2 cetakan


pertama, Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 2009. Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor


364/Menkes/SK/V/2009. Jakarta

Dhewi, G. I., Armiyati, Y., & Supriyono, M. (2012). Hubungan antara pengetahuan,
sikap pasien dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
pasien Tb paru di BKPM Pati. Karya Ilmiah S. 1 Ilmu Keperawatan.
PURI, N. A. (2010). Hubungan Kinerja Pengawas Minum Obat (PMO)
dengan Kesembuhan Pasien TB Paru Kasus Baru Strategi DOTS
(Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2013. Laporan Tahunan TB Tahun 2013. Denpasar.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2014. Laporan Tahunan TB Tahun 2014. Denpasar.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2015. Laporan Tahunan TB Tahun 2015. Denpasar.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2014.
Denpasar.

Direktorat Jendral PP&PL, Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Nasional


Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Jendral PP&PL RI.

Firdaus, K. M. A. Z., Widodo, A., Kep, A., & Kes, M. (2012). Pengaruh peranan
pengawas menelan obat (pmo) Terhadap keberhasilan pengobatan Tb
paru di wilayah kerja puskesmas Baki Sukoharjo (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Friskarini, K., & Manalu, H. S. P. (2010). Peran dan Perilaku Tenaga Kesehatan
terhadap Program TB Paru (Studi Kualitatif di Kabupaten Tangerang
Banten Tahun 2009). Jurnal Ekologi Kesehatan, 9(4 Des).

Hapsari, J. R. (2010). Hubungan Kinerja Pengawas Minum Obat (PMO) dengan


Keteraturan Berobat pasien TB Paru Strategi DOTS di RSUD dr.
Moewardi Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
Herryanto, H., Komaling, F., Sukana, B., & Musadad, D. A. (2004). Peran Pengawas
Menelan Obat (PMO) Pada Kejadian Putus Berobat Penderita Tb Paru Di
DKI Jakarta Tahun 2002. Media Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 14(2 Jun).

Ibrahim, MA. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Badan Penerbit: Alfabeta.


Bandung.

Kemenkes RI. 2011. Strategi nasional pengendalian TB 2010-2014, Jakarta.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.

Kurniati, I. (2010). Angka Konversi Penderita Tuberkulosis Paru yang Diobati


dengan Obat Antituberkulosis (OAT) Paket Kategori Satu di BP4 Garut.
Majalah Kedokteran Bandung, 42(1), 32-36.

Lapau, Buchari. (2013). Metode Penelitian Kesehatan : Metode Ilmiah Penulisan


Skripsi, Tesis, Dan Disertasi. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Limbu, Ribka, Marni. (2007). Peran Keluarga Sebagai Pengawas Minum Obat
(PMO) dalam mendukung Proses Pengobatan Penderita TB Paru Di
Wilayah Kerja Puskesmas Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten
Kupang. MKM Vol.02 No. 01 Juni 2007.

Menkes RI. (2012). Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.

Maulana, H. (2009). Promosi Kesehatan. Badan Penerbit : Buku Kedokteran EGC.


Jakarta.

Mochammad, H. M. (2011). Gambaran Pengawas Menelan Obat (Pmo) Di


Puskesmas Genuk Dan Bangetayu Semarang. Keperawatan, 2(2).

Muninjaya, A.A. (2004). Manajemen Kesehatan. Badan Penerbit : EGC. Jakarta.

Murtiwi, M. (2006). Keberadaan Pengawas Minum Obat (PMO) Pasien TB Paru di


Indonesia. Jurnal Keperawatan Indonesia, 10(1), 11-15.

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Badan Penerbit : PT


Rineka Cipta, Jakarta .

Notoatmojo, S.(2010). Promosi Kesehatan: Teori & Aplikasi. Jakarta: PT Rineka


Cipta

Notoatmojo, S.(2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2006. Tuberkulosis, pedoman diagnosis


dan penatalaksanaan di Indonesia.
Permatasari, A. (2005). Pemberantasan penyakit TB paru dan strategi DOTS.

Puri, N. A. (2010). Hubungan Kinerja Pengawas Minum Obat (PMO) dengan


Kesembuhan Pasien TB Paru Kasus Baru Strategi DOTS (Doctoral
dissertation, Universitas Sebelas Maret).

Rohmana, O., & Suhartini, A. S. (2014). Faktor-faktor pada PMO yang berhubungan
dengan kepatuhan berobat penderita TB Paru di Kota Cirebon. Jurnal
Kesehatan Komunitas Indonesia Vol, 10(1).

Sormin, P., Rochadi, K., & Keloko, A. B. (2015). Gambaran Peran Serta Petugas
Kesehatan Terhadap Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru di Kelurahan
Gambir Baru Kecamatan Kisaran Timur Tahun 2014. Kebijakan, Promosi
Kesehatan dan Biostatiskik, 1(1).

Sudarma, M. (2008). Sosiologi untuk Kesehatan. Penerbit : Salemba Medika. Jakarta

Sukana, B., Herryanto, H., & Supraptini, S. (2003). Pengaruh Penyuluhan Terhadap
Pengetahuan Penderita TB Paru Di Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi
Kesehatan, 2(3 Des), 282-289.

Syakira, S. (2014). Gambaran Pelaksanaan Tugas Pengawas Minum Obat Dan


Kepatuhan Pasien Penderit TBC Dalam Mengkonsumsi OAT Di RSUD
Toto (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Gorontalo).

WHO. 2014. Global TB Report 2014, Geneva: World Health Organization

Anda mungkin juga menyukai