Peran PMO :
1. Mengawasi pasien
Jenis Pengawas tuberkulosis menelan obat
Menelan Obat : secara teratur
1. Tenaga
2. Memberi dorongan kepada
Kesehatan
pasien agar mau berobat
2. Keluarga secara teratur Keteraturan
3. Mengingatkan pasien untuk minum obat
periksa ulang dahak pada Pasien
waktu yang telah ditentukan
Tuberkulosis
4. Mengenali efek samping
Karakteristik obat dan merujuk pasien
PMO: bila efek samping obat
1. Umur
semakin berat
2. Pengetahuan
5. Memberikan Penyuluhan
3. Pekerjaan
pada anggota keluarga
4. Motivasi
pasien tuberkulosis yang
mempunyai gejala-gejala
tuberkulosis untuk segera
memeriksakan diri ke unit
pelayanan kesehatan
Keterangan :
- = tidak diteliti
= diteliti
umur, pengetahuan, pekerjaan dan motivasi. Terdapat juga variabel peran PMO
yang merupakan tugas dari seorang PMO, yaitu mengawasi pasien TB menelan
obat secara teratur, memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat secara
teratur, mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan, mengenali efek samping obat dan merujuk pasien bila efek samping
obat semakin berat, memberikan penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB.
dianalisis untuk mengetahui peran PMO keluarga dan Petugas Kesehatan. Dari
dalam konsep tersebut. Hal ini bertujuan agar didapatkan pemahaman yang sama
mengenai definisi variabel yang dimaksud oleh peneliti dengan yang dimengerti
kesehatan.
3. Umur Responden
dilakukan
4. Pengetahuan Responden
5. Pekerjaan Responden
6. Motivasi
secara teratur.
8. Peran Pengawas Menelan Obat dalam memberi dorongan kepada pasien agar
telah ditentukan
10. Peran Pengawas Menelan Obat dalam mengenali efek samping obat dan
METODE PENELITIAN
bukan berupa angka atau skor melainkan kategorisasi nilai atau kualitasnya
Denpasar Barat.
menggunakan teknik ini untuk memilih responden yang unik yang akan
sampling untuk memilih responden yang sulit dicapai, untuk itu peneliti
PMO yang merupakan suami pasien, satu orang PMO yang merupakan istri
pasien dan satu orang PMO yang merupakan anak atau keluarga lainnya.
Denpasar Barat. Pemilihan responden untuk pasien TB, yaitu dipilih satu
orang pasien TB yang berada dalam tahap awal pengobatan, satu orang
pasien yang berada dalam pertengahan pengobatan dan satu orang pasien
berperan sebagai observer untuk melihat peran PMO. Peneliti bertindak sebagai
mengenai peran PMO keluarga dan tenaga kesehatan dalam proses pengobatan di
yang bersumber dari data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
responden penelitian. Data primer dalam penelitian ini, yaitu peran PMO tenaga
teratur, memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat secara teratur,
mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan, mengenali efek samping obat dan merujuk pasien bila efek samping
obat semakin berat, dan memberikan penyuluhan pada anggota keluarga pasien
TB yang mempunyai gejala-gejala TB untuk segera memeriksakan diri ke unit
pelayanan kesehatan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara
penelitian tersebut yang berarti bahwa begitu kegiatan penelitian dimulai pada
saat itu analisis data sudah berjalan. Pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan analisis data dengan model interaktif. Analisis data interaktif selalu
merujuk pada konsep Miles dan Hubberman (1994) yang terdiri dari kegiatan
data dimana data yang diperoleh dirangkum dan diringkas kemudian dimasukkan
kedalam klasifikasi dan kategorisasi yang sesuai dengan aspek. Menurut Parwito
(2007) dalam Ibrahim (2015) dikatakan bahwa mereduksi data tidak boleh
dilakukan secara asal untuk mengurangi atau membuang data, melainkan harus
data yang dianalisis benar-benar membentuk satu kesatuan yang utuh. Penyajian
jelas data-data yang didapat dalam bentuk gambar, grafik, bagan, tabel atau
semacamnya. Setelah peneliti melakukan reduksi data dan penyajian data
penelitian dengan cara membandingkan antara sumber, teori, maupun metode atau
2015).
untuk menguji data yang diperoleh dari proses wawancara mendalam terhadap
tuberculosis.
DAFTAR PUSTAKA
Dhewi, G. I., Armiyati, Y., & Supriyono, M. (2012). Hubungan antara pengetahuan,
sikap pasien dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
pasien Tb paru di BKPM Pati. Karya Ilmiah S. 1 Ilmu Keperawatan.
PURI, N. A. (2010). Hubungan Kinerja Pengawas Minum Obat (PMO)
dengan Kesembuhan Pasien TB Paru Kasus Baru Strategi DOTS
(Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2013. Laporan Tahunan TB Tahun 2013. Denpasar.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2014. Laporan Tahunan TB Tahun 2014. Denpasar.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2015. Laporan Tahunan TB Tahun 2015. Denpasar.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2014.
Denpasar.
Firdaus, K. M. A. Z., Widodo, A., Kep, A., & Kes, M. (2012). Pengaruh peranan
pengawas menelan obat (pmo) Terhadap keberhasilan pengobatan Tb
paru di wilayah kerja puskesmas Baki Sukoharjo (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Friskarini, K., & Manalu, H. S. P. (2010). Peran dan Perilaku Tenaga Kesehatan
terhadap Program TB Paru (Studi Kualitatif di Kabupaten Tangerang
Banten Tahun 2009). Jurnal Ekologi Kesehatan, 9(4 Des).
Limbu, Ribka, Marni. (2007). Peran Keluarga Sebagai Pengawas Minum Obat
(PMO) dalam mendukung Proses Pengobatan Penderita TB Paru Di
Wilayah Kerja Puskesmas Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten
Kupang. MKM Vol.02 No. 01 Juni 2007.
Rohmana, O., & Suhartini, A. S. (2014). Faktor-faktor pada PMO yang berhubungan
dengan kepatuhan berobat penderita TB Paru di Kota Cirebon. Jurnal
Kesehatan Komunitas Indonesia Vol, 10(1).
Sormin, P., Rochadi, K., & Keloko, A. B. (2015). Gambaran Peran Serta Petugas
Kesehatan Terhadap Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru di Kelurahan
Gambir Baru Kecamatan Kisaran Timur Tahun 2014. Kebijakan, Promosi
Kesehatan dan Biostatiskik, 1(1).
Sukana, B., Herryanto, H., & Supraptini, S. (2003). Pengaruh Penyuluhan Terhadap
Pengetahuan Penderita TB Paru Di Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi
Kesehatan, 2(3 Des), 282-289.