Anda di halaman 1dari 5

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial dalam Berbisnis

1. Pengertian Etika dan Tanggung Jawab Sosial


Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan
kegiatan perusahaan atau berusaha. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan
loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam
memecahkan persoalan perusahaan.
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Salah satu paham mengenai bisnis umum adalah kontradiksi antara etika,
tanggungjawab social dan laba. Seperti yang dikatakan pendiri bisnis , “sangat mungkin
untuk menjadikan hidup layak tanpa membahayakan integritas perusahaan, perseorangan
dan lingkungan.” ( Hodgeett & Kuratko, 1991). Manfaat perusahaan berprilaku etis
adalah:
1)     Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan
dengan reputasi.
2)      Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan
sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja
perusahaan yang semakin komplek.
3)      Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat
dari stakeholder.
4)     Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.

2. Dilema Etika dalam berbisnis


Etika muncul disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: ( Hunger & Whellen,
2000: Kuratko & Hodgetts, 2007).
1)      Perbedaan norma dan nilai budaya yang berbeda untuk setiap Negara, bahkan secara
geografis maupun etnis.
2)      Tahap perkembangan nilai universal,yakni perkembangan moral yang terbentuk dari
keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai univerasal. Perkembangan moral
individu berjalan melalui tahap preconvetional, conventional, sampai tahap principle
3)      Nilai-nilai individu dalam praktik manajemenperusahan, baik manjemen puncak
maupun stakeholder.
4)      Tantangan kuatnyamashabrelativisme moral yang mengatakan bahwa moral bersifat
relative pada pribadi, sosial dan budaya.

3. Etika Bisnis yang Tidak Etis


Keputusan bisnis yang tidak etis adalah keputusan yang kebalikaan dari keputusan yang
etis dimana terdapat langkah-langkah:

• Tidak menentukan fakta-fakta


• Tidak mengidentifikasi para pemegang kepentingan
• Tidak mempertmibangkan alternatif-alternatif yang tersedia
• Tidak memperimbangkan bagaimanasebuah keputusan dapat mempengaruhi para
pemegang kepentingan
• Tidak membuat sebuah keputusan
 Tidak memantau hasil.

4. Filosofi etika dan tanggungjawab sosial


Etika adalah tatanan nilai moral dan standar perilaku yang membentuk dasar bagi
orang-orang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat keputusan dan berinteraksi
dengan pihak stakeholder dalam perusahaan.
Tujuan etika adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai pilihan di
antara perilaku alternatif.
Banyak praktek manajemen perusahaan yang dengan mudah mendapatkan
masalah dalam tindakan tidak etis dan ilegal, yang sampai sekarang masih dipertanyakan
dan menjadi bahan kajian antara lain (Cavanagh dalam Hunger & Whellen, 2000)
1.      Kelalaian praktek manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan dan pabrik bahan
kimia serta limbah industri.
2.      Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.
3.      Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.
4.      Produk dan penjualan produk rusak.
5.      Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.
6.      Diskriminasi dalam sex, ras, suku.
5. Perilaku Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang dapat berjalan dengan baik/survival memasuki tahap dua dan
tiga dalm respon tanggung jawab sosial. Aktivitas perusahaan sudah memasukan program
tanggung jawab sosial, proaktif memiliki keinginan mengevaluasi setiap aktivitas yang
berhubungan dengan publik ( social responsiveness ). Setiap keputusan manajer 
perusahaan mempertimbangkan keinginan stakeholder ( penyesuaian inside group dan
outside group ) sebagai bagian integral dari kehidupan perusahaan.
6. Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk
membuat keputusan etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak etis.
Zimmmerer (1996) memberikan prinsip-prinsip umum etika yang mengarahkan perilaku,
yaitu :
1.      Kejujuran. Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap jujur,
tidak melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2.      Integritas. Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan terhormat,
berani dan penuh pendirian.
3.      Memelihara janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati janji, penuh
komitmen dan dapat dipercaya.
4.      Kesetiaan. Hemat dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan negara. Mampu
memegang rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam konteks profsional.
5.      Keadilan. Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan kebaikan
orang lain, toleransi terhadap keberagaman.
6.      Suka membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas kasihan
terhadap orang lain maupun masyarakat.
7.      Hormat kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak dan
kebebasan orang lain.
8.      Kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang baik,
mentaati aturan agama, negara, penuh kesadaran sosial.
9.      Mengejar keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan
kompetensi. Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10.  Dapat dipertanggung jawabkan. Segala kegiatan atau aktivirtas dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, legal formal.
7. Standar etika perusahaan
1.      Ciptakan kepercayaan perusahaan.
2.      Kembangkan kode etik. Membuat pernyataan tertulis mengenai standar prilaku dan
prinsip etis atau di kenal dengan dengan kode etik yang di harapkan mampu
memberikan perilaku standar minimal  yang di harapkan dari manajemen
3.      Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten.
4.      Mempekerjakan orang yang tepat. 5.      Adakan pelatihan etika.
6.      Lakukan audit etika secara periodik. Melakukan penilaian secara periodik terhadap
pelaksanaan etika perusahaan.
7.      Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku etis
8.      Pemimpin memberikan contoh perilaku etis setiap saat sehingga merupakan tolak
ukur perilaku bawahan.
9.      Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.
10.  Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika.

8. Jenis-Jenis Tangggung Jawab Sosial


1. Tanggung Jawab Sosial Kewirausahaan. Tanggung jawab sosial yang pertama ini
(Social Responsible Entrepreneurship / SRE) merupakan aksi atau tindakan minimal
terkait dengan kewajiban sosial sebuah perusahaan. Aksi tersebut dapat
direpresentasikan dalam bentuk program yang memiliki tujuan tersendiri. SRE tidak
memiliki keterlibatan lebih jauh lagi selain memenuhi tanggung jawab sosialnya.
2. Keterlibatan Sosial dalam Kewirausahaan. Keterlibatan bisnis dalam dimensi sosial
(Social Involved Entrepreneurship /SIE) memiliki keterikatan dan kesamaan tujuan
dengan masyarakat. Keterlibatan dapat ditunjukkan dengan kerjasama yang aktif
dalam menyelesaikan masalah dalam masyarakat. Perbedaannya dengan SRE adalah
bahwa SIE memiliki dasar keterlibatan yang dalam. SIE memiliki tinjauan umum
bahwa bisnis bukan semata-mata hanya tanggung jawab sosial, tetapi lebih dalam dari
itu, salah satunya yaitu persamaan rasa ingin membangun masyarakat lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai