Acara 1
Acara 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Manfaat Praktikum
Interpretasi foto dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual
atau manual, dan pendekatan digital atau computer assisted image
interpretation.
1. Interpretrasi visual
Sangat tergantung dari kemampuan, ketrampilan, pengetahuan serta
pengalaman seorang operator. Disiplin ilmu atau kepakaran yang dimiliki
interpreter merupakan salah satu faktor subyektif yang dapat mengurangi nilai
kehandalan hasil interpretasi visual. Namun demikian, cara visual sampai saat
ini masih tetap dominan digunakan.
2. Pada cara digital
Hal yang diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan
memperlakukan data secara kuantitatif. Pendekatan cara digital mendasarkan
pada nilai spektral per pixel dimana tingkat abstraksinya lebih rendah
dibandingkan dengan cara manual. Sistem pakar (expert system) mulai banyak
diupayakan untuk mempertinggi kemampuan abstraksinya.
Pengenalan obyek merupakan bagian vital dalam interpretasi foto
udara. Tanpa dikenali identitas dan jenis objek yang tergambar pada foto
udara, tidak mungkin dilakukan analisis untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi.
Prinsip pengenalan objek pada foto udara mendasarkan atas penyidikan
karakteristik atau atributnya pada foto udara. Karakteristik objek yang
tergambar pada foto udara dan digunakan untuk mengenali obyek disebut
unsur interpretasi foto udara.
Unsur interpretasi foto udara terdiri dari ; rona atau warna, ukuran,
bentuk, tekstur, pola, bayangan, dan situs.
1. Rona dan Warna
Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada foto. Warna
adalah ujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit,
lebih sempit dari spektrum tampak.
Faktor yang mempengaruhi rona:
a. Karakteristik objeknya sendiri
b. Bahan yang digunakan
c. Pemrosesan emulsi
d. Cuaca
e. Letak objek di permukaan bumi.
Contoh pengenalan objek pada foto pankromatik: Jalan, berbeda jelas terhadap
sekitarnya dan umumnya lebih cerah. Lapangan sepak bola, mempunyai rona
yang cerah karena rumput. Perairan, ronanya gelap pada musim kemarau dan
cerah pada musim penghujan.
2. Bentuk
Bentuk adalah variabel kualitatif yang memerikan konfigurasi atau
kerangka suatu obyek (Lo, 1996). Contoh pengenalan objek berdasarkan
bentuk : Gedung sekolah pada umumnya mempunyai bentuk huruf I, L, U,
atau berbentuk persegi panjang. Gunung api berbentuk kerucut.
3. Ukuran
Ukuran adalah atribut objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi,
lereng, dan volume. Contoh pengenalan objek berdasarkan ukuran: Ukuran
rumah sering mencirikan apakah rumah itu rumah mukim, kantor, atau
industri. Rumah mukim pada ummnya lebih kecil bila dibandingkan dengan
kantor atau industri. Lapangan sepak bola, mempunyai ukuran sekitar 80 m x
100 m.
4. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra fotografi atau
pengulangan rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara
individual. Contoh pengenalan objek berdasarkan tekstur: Hutan bertekstur
kasar. Belukar bertektus sedang.
5. Pola
Pola adalah hubungan susunan spasial objek. Contoh: Pola aliran
sungai sering menandai bagi struktur geologi, litologi, dan jenis tanah.
Pabrik/industri, beberapa gedung sering bergabung atau berjaraj rapat (hemat
lahan).
6. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di
daerah gelap. Contoh pengenalan objek berdasarkan bayangan: Cerobong asap
dipasang tinggi akan lebih tampak dari bayangan. Lereng terjal tampak lebih
jelas dengan adanya bayangan.
7. Situs
Situs atau lokasi objek dalam hubungannya dengan objek yang lain
dapat sangat berguna untuk membantu pengenalan suatu objek. Contoh
pengenalan objek berdasarkan situs: Situs kebun kopi terletak di tanah miring
karena tanaman kopi menghendaki pengatusan air yang baik. Situs
pemukiman memanjang pada umumnya pada igir beting pantai, pada tanggul
alam, atau sepanjang tepi jalan.
Di dalam pengenalan objek yang tergambar pada foto udara, ada tiga
rangkaian kegiatan yang diperlukan, yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis.
Tahap deteksi ialah pengamatan atas adanya suatu objek, misalnya pada
gambaran sungai terdapat objek yang bukan air. Identifikasi ialah upaya
mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang
cukup. Sehubungan dengan contoh tersebut maka berdasarkan bentuk, ukuran,
dan letaknya, objek yang tergambar pada foto udara tersebut disimpulkan
sebagai perahu dayung. Pada tahap analisis dikumpulkan keterangan lebih
lanjut, misalnya dengan mengamati jumlah penumpangnya, sehingga dapat
disimpulkan bahwa perahu tersebut berupa perahu dayung yang berisi tiga
orang (Lintz Jr dan Simonett, 1976 dalam Sutanto).
Deteksi berarti penentuan ada atau tidak adanya sesuatu objek pada
foto udara. Ia merupakan tahap awal dalam interpretasi foto udara. Keterangan
yang diperoleh pada tahap deteksi bersifat global. Keterangan yang diperoleh
pada tahap interpretasi selanjutnya, yaitu pada tahap identifikasi, bersifat
setengah rinci. Keterangan rinci diperoleh dari tahap akhir interpretasi, yaitu
tahap analisis (Lintz Jr dan Simonett, 1976 dalam Sutanto).
Pada dasarnya kegiatan interpretasi foto udara terdiri dari dua tingkat,
yaitu tingkat pertama yang berupa pengenalan objek melalui proses deteksi
dan identifikasi, dan tingkat kedua yang berupa penilaian atas pentingnya
objek yang telah dikenali tersebut, yaitu arti pentingnya tiap objek dan
keterkaitan antar objek itu. Tingkat pertama berarti perolehan data, sedang
tingkat kedua berupa interpretasi atau analisis data. Di dalam upaya
otomatisasi, hanya tingkat pertamalah yang dapat dikomputerkan. Tingkat
kedua harus dilakukan oleh orang yang berbekal ilmu pengetahuan cukup
memadai pada disiplin tertentu.
III. METODE PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
1. Siapkan foto udara pankromatik hitam putih skala besar dan skala kecil,
foto udara pankromatik berwarna, dan foto udara inframerah.
2. Tutup setiap lembar foto udara dengan plastik transparan dan diletakkan
dengan selotipe pada keempat sisinya.
3. Buat garis tepi dengan spidol warna hitam, dicatat informasi tepinya di
luar batas tepi serta dicatat nama, NIM, nama asisten dan tanggal
praktikum.
4. Dilakukan deteksi 6 macam obyek yang terekam pada tiap-tiap lembar foto
udara.
5. Gunakan spidol OHP fine warna hijau, diberi tanda berupa angka pada
plastik transparant tersebut 6 macam obyek yang dideteksi.
6. Dilakukan identifikasi pada masing-masing obyek yang terdeteksi dan
dicatat pada buku tulis yang disediakan.
7. Dilakukan interpretasi visual pada semua foto udara yang tersedia dan buat
simpulan sederhana dari interpretasi yang dilakukan.
8. Tentukan dua titik obyek yang teridentifikasi dan hubungkan kedua titik
tersebut dengan spidol warna merah. Diukur jarak kedua titik tersebut,
misal : 7,6 cm.
9. Berdasarkan skala foto udaranya, dihitung luas daerah liputan foto udara
dan panjang jarak kedua titik tersebut dilapang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Rona/
No Bentuk Ukuran Tekstur Pola Situs Asosiasi Simpulan
Warna
Tak Meng
Abu- Vege
1. beratura Besar Kasar gero Jalan Hutan
abu tasi
n mbol
Kotak
Abu- Terau Huta Saluran
2. beratura Sedang Halus Sawah
abu r n irigasi
n
Kotak
Abu- Tidak
tidak Atap Permuki
3. abu Luas Kasar teratu Jalan
beratura rumah man
gelap r
n
Abu- Tidak
Berkelo Perbu Dataran Lahan
4. abu Luas Halus teratu
k kitan tinggi kosong
cerah r
Terse
Abu- Tidak bar Dataran
Perbukita
5. Kerucut abu Tinggi Kasar teratu tidak dan
n
cerah r merat gunung
a
Menuju
Abu-
Memanj Linea Perbu titik
6. abu Panjang Halus Sungai
ang r kitan aliran
gelap
pusat
Identitas tepi:
Wilayah : NTT (Nusa Tenggara Timur)
Sumber : Bakosurtanal
Tanggal : 18-9-91
Running : AY15-NTT 55-3
Lembar : 000023
Camera : WILD 15/4 UAƟA-F
Lensa : Nr.13123
Fokus : 152,90
Skala : 1:25.000
= 11 cm x 25.000
= 275.000 cm
= 2,75 km
Rona/
No Bentuk Ukuran Tekstur Pola Situs Asosiasi Simpulan
Warna
Sema
Meny
Tak k, Banyak
ebar,
1. beratura Gelap Luas Kasar tajuk, pepohon Hutan
menj
n poho an
ari
n
Tak
Terse Ada Diapit
2. beratura Hitam Kecil Sedang Rawa
bar air hutan
n
Terse
Tak Hitam Koso
bar, Semak
3. beratura keabu- Kecil Sedang ng/ke Gambut
menj belukar
n abuan ring
ari
4. Melebar Abu- Luas Halus Terat Perm Semak Lahan
abu ukim
ur belukar kosong
cerah an
Tak Abu-
Meny Vege Pematan
5. beratura abu Sedang Sedang Tegalan
ebar tasi g
n cerah
Kotak
Abu- Terat Huta Saluran
6. beratura Sedang Halus Sawah
abu ur n irigasi
n
Identitas tepi:
Wilayah : Kalimantan Tengah
Sumber : Bakosurtanal
Tanggal : 3-8-81
Running : 15.15A.8
Lembar : 0995
Camera : WILD 15/4 UAƟ
Lensa : Nr.13017
Fokus : 152,29
Skala : 1:60.000
= 18,7 cm x 60.000
= 1.122.000 cm
= 11,22 km
Identitas tepi:
Wilayah : Cilacap
Tanggal : 19-05-1999
Running : 14/No.12
Lembar : 0997
Skala : 1:20.000
= 4,1 cm x 20.000
= 82.100 cm
= 0,821 km
Rona/
No Bentuk Ukuran Tekstur Pola Situs Asosiasi Simpulan
Warna
Banguna
Terat Jalan n oval
1. Kotak Cerah Sedang Halus Lapangan
ur raya mengitar
i kotak
Perm
ukim
Tak
Kotak- an Atap Permuki
2. Cerah Sedang Kasar teratu
kotak dan bergaris man
r
jalan
raya
Abu- Terat Jalan
3. Persegi Sedang Halus Jalan Parkiran
abu ur raya
Terat Jalan Lapanga
4. Oval Putih Besar Halus Stadion
ur raya n
Diapi
Putih
Terat t Jalan
5. Lurus kehita Kecil Halus Jalan
ur gedu raya
man
ng
Menuju
Abu-
Memanj Linea Perbu titik
6. abu Panjang Halus Sungai
ang r kitan aliran
gelap
pusat
Identitas tepi :
Wilayah : Perkotaan
Skala : 1:5.000
No.lembar : K1
= 19,7 cm x 5.000
= 98.500 cm
= 0,985 km
B. Pembahasan
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA