Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PERENCANAAN PROYEK INDUSRI PROYEK PEMBANGUNAN INDUSTRI

SABUN SCRUB KOPI

OLEH

KELOMPOK 10

NI MADE DWINING PURWANTI 1710521010

ERNA SRI RAHAYU 1710521020

FITRA AYU SITANGGANG 1710521032

LUH PUTU AYU SUMANTINING 1710521043

MISBACH BAIHAQI ZEN 1710521054

PUTU WIDYA SENA 1710521066

LINTANG MANDAN MADANI 1710521077

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kosmetik sudah menjadi bahan kebutuhan sehari-hari baik digunakan oleh kaum wanita
maupun pria. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan penggunaan kosmetik,
menyebabkan terjadi peningkatan permintaan kosmetik dari tahun ke tahun. Salah satu
kosmetik yang digunakan untuk memenuhi tujuan tersebut adalah kosmetik perawatan kulit.
Kosmetik yang termasuk dalam kosmetik perawatan kulit antara lain kosmetik pembersih,
pelembab (moisturizer) dan pelindung seperti tabir surya. Kosmetik pembersih merupakan
produk perawatan kulit untuk membersihkan minyak, kotoran dan polutan lain. Kosmetik
pembersih biasa tidak sanggup untuk mengangkat sel-sel yang sudah mati dipermukaan kulit.
Bahan yang agak kasar diperlukan untuk dapat melepaskannya dari kulit, seperti butiran
butiran kasar. Bahan-bahan dasar scrub sama dengan krim pembersih kulit pada umumnya
yang mengandung lemak. Pembersih dimasukkan butiran-butiran kasar yang bersifat sebagai
abrasiver agar bisa mengangkat sel-sel yang sudah mati dari epidermis. Dengan dilakukannya
pengelupasan dapat menyegarkan kulit, membuat rileks dan santai kulit. Jika regenerasi kulit
terlambat, kulit menjadi kering, keriput, kusam, dan tidak elastis, terutama dibagian siku, lutut,
dan tumit. Chemical Peeling adalah suatu metode peeling atau scrub dengan bantuan larutan
kimia yang dapat menyebabkan kulit mati akhirnya mengelupas. Tetapi metode ini cukup
beresiko bila digunakan pada kulit sensitif. Oleh sebab itu dalam penelitian ini dimasukkan
beberapa bahan alami yang dapat digunakan sebagai peeling atau scrub. Berdasarkan hasil
percobaan, banyak bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk merawat
kecantikan kulit salah satunya yaitu kopi.
Kopi merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan dalam perawatan kecantikan,
selain memiliki manfaat antioksidan untuk menetralkan kerusakan radikal bebas dalam kulit,
juga menghaluskan kulit. Menggunakan kopi dalam perawatan kecantikan adalah cara yang
mengagumkan untuk menetralisir kerusakan kulit agar tetap terlihat muda untuk jangka waktu
lebih lama. Dalam Rapat Pengembangan Nasional Kopi Nasional Tahun 2016 di Lampung,
Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan bahwa diversifikasi produk kopi tidak hanya
sebagai minuman tetapi dikembangkan dalam berbagai jenis produk lainnya seperti kosmetik,
herbal, farmasi, hingga essen makanan. Maka, mata rantainya makin panjang, beragam dan
memberi nilai tambah yang dapat dinikmati petani sampai industri. Industri pengolahan kopi
nasional selama ini baru mampu menyerap sekitar 35% produksi kopi dan sisanya sebesar 65%
masih diekspor. Sedangkan tingkat konsumsi kopi masyarakat Indonesia relatif masih rendah,
rata-rata hanya 1,1 kg perkapita/tahun. Untuk meningkatkan serapan kopi oleh industri, strategi
yang perlu dilakukan adalah memperluas ragam pemanfaatan atau diversifikasi produk kopi
dari sebelumnya terbatas produk minuman lantas dikembangkan ke industri lainnya seperti
kosmetik.
Perkebunan kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan Indonesia yang
memiliki peranan penting terhadap sektor ekonomi. Indonesia adalah negara penghasil kopi
terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam dengan produksi pada tahun 2013 sebesar
692 ribu ton atau 8% dari produksi kopi dunia. Sebagian besar kopi yang diproduksi di
Indonesia adalah jenis Robusta (75-80%). Pada tahun 2013 diperkirakan 60% bahan baku kopi
Indonesia ditujukan untuk pasar ekspor dan sisanya sebesar 40% atau diolah di dalam negeri.
Beberapa kawasan kopi yang ada di Bali khususnya di Pupuan, tabanan sebagai sentra produksi
kopi belum terklaster dengan baik seperti sebaran varietas, produksi, lokasi yang strategis, jenis
produk olahan, jalur transportasi, rendahnya kualitas tenaga kerja atau sumberdaya manusia
(SDM) dan Standar Oprerasional Prosedur (SOP) yang benar. Pengklasteran tidak akan
optimal apabila tidak dibarengi dengan adanya strategi-strategi pengembangan dalam upaya
pencapaian Sistem Indikasi Geografis yang bermuara pada peningkatan nilai tambah kopi di
kabupaten Tabanan. Kopi Bali yang sudah terkenal di manca Negara, perlu dikembangkan
secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan produksi, kualitas dan kontinuitas kopi
sebagai unggulan daerah Bali. Berdasarkan hal tersebut diatas perlu dilakukan penelitian
penguatan klastering dan pengembangan kopi di kabupaten Tabanan Provinsi Bali. Tujuan dari
penelitian ini yaitu mengembangkan kopi tabanan sebagai campuran kosmetika sabun scrub.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari perencanaan proyek industri produk Sabun Scrub
Kopi ini, yaitu:
1. Untuk merencanakan proyek industry yang mampu bersaing, layak, dan menghasilkan
keuntungan maksimum
2. Untuk menanggulangi resiko kegagalan produksi dalam pembuatan industri di bidang
kosmetik
3. Untuk meningkatkan nilai tambah produk sekaligus meningkatkan pendapatan petani

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari perencanaan proyek industri produk Sabun Scrub
Kopi ini, yaitu:
1. Mahasiswa dapat memahami tahapan dalam proses perencanaan proyek industri hasil
pertanian
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu teknologi industri pertanian dalam merencanakan
proyek industri hasil pertanian
3. Mahasiswa dapat menganalisis kelayakan dari suatu proyek industri hasil pertanian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sabun
Sabun adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati
atau hewani yang berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa digunakan sebagai pembersih,
dengan menambahkan zat pewangi, dan bahan lainnya yang tidak membahayakan
kesehatan (SNI, 1994). Kandungan utama penyusun sabun adalah asam lemak dan alkali.
Asam lemak merupakan monokarboksilat berantai panjang dengan panjang rantai yang
berbeda-beda, tetapi bukan siklik atau bercabang. Pada umumnya monokarboksilat yang
ditemukan di alam tidak bercabang dan memiliki jumlah atom genap (Winarno, 1997).
Sabun yang baik harus memiliki daya bersih yang tinggi dan tetap efektif walaupun dipakai
pada temperatur dan tingkat kesadahan air yang berbeda-beda, (Shrivastava, 1982). Sabun
batang yang baik harus memiliki kekerasan yang cukup untuk memaksimalkan pemakaian
(user cycles) dan ketahanan yang cukup terhadap penyerapan air (water reabsorption)
ketika sedang tidak digunakan, dan pada saat yang sama juga mampu menghasilkan busa
dalam jumlah yang cukup untuk mendukung daya bersihnya (Hill, 2005). Sifat-sifat yang
dimiliki oleh sabun (Harnawi, 2004) adalah:
1. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suhu tinggi sehingga
akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
2. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan
menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah (air yang
mengandung garam). Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam Mg
atau Ca dalam air mengendap.
3. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid.
Sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang
bersifat polar maupun non polar.
Sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Saat dipakai mencuci sabun berperan
sebagai emulsifier sehingga sabun dikatakan dapat membersihkan lemak dan kotoran.
Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor
yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organik. Sedangkan COONa+
sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air. Struktur molekul
sabun dapat dilihat pada Gambar 1.

Manfaat sabun adalah sebagai pembersih saat mencuci atau saat mandi. Kotoran
yang menempel pada kulit umumnya adalah minyak, lemak dan keringat Zat-zat ini tidak
dapat larut dalam air karena sifatnya yang non polar. Sabun digunakan untuk melarutkan
kotorankotoran pada kulit tersebut. Sabun memiliki gugus non polar yaitu gugus (–R) yang
akan mengikat kotoran, dan gugus 8 (–COONa) yang akan mengikat air karena sama-sama
gugus polar. Kotoran dapat lepas karena terikat pada sabun dan sabun terikat pada air
(Cavith, 2001). Reaksi penyabunan (safonifikasi) dapat dilihat pada Gambar 2.

2.2 VCO
Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang
dibuat dari bahan baku kelapa segar, diambil minyaknya atau kernel-nya, diproses dengan
pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB.
Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial
yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam
laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur. Minyak kelapa murni, atau lebih
dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak
kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang
rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama
yaitu lebih dari 12 bulan.
Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan, yaitu:
• tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga
yang murah
• pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta
• penggunaan energi yang minimal, karena tidak menggunakan bahan bakar, sehingga
kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak.

Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan minyak
goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik.
Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah
tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi
ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak
kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan.
Minyak kelapa dapat dimanfaatkan secara langsung menjadi bahan bakar
selayaknya solar. Minyak kelapa memiliki kekentalan 50-60 centi stokes, sedangkan solar
5 centi stokes. Pada suhu antara 80-90 derajat celcius, minyak kelapa memiliki kekentalan
yang setara dengan solar. Salah satu inovasi yang dikembang Departemen Teknik
Pertanian IPB yaitu dengan memanfaatkan suhu knalpot untuk mengubah kekentalan
minyak kelapa agar sama dengan solar. Gas buang knalpot memiliki temperatur 350-360
derajat celcius sehingga diperlukan koil pendingin untuk menurunkan temperatur knalpot.
Kemudian minyak kelapa melalui sebuah selang dialirkan melalui knalpot sebelum menuju
ke ruang pembakaran mesin diesel.
Cara seperti ini tentunya lebih murah dibandingkan dengan memanfaatkan
kokodiesel, yaitu minyak kelapa yang telah melalui proses industri untuk diubah menjadi
biodiesel. Harga kokodiesel saat ini berkisar Rp. 10.000 per liter, sedangkan minyak kelapa
yang tidak melalui proses pengolahan bisa jauh lebih murah. Selain itu, kelapa merupakan
tanaman yang umum tumbuh di daerah pesisir, menjadikannya sumber bahan bakar yang
potensial bagi nelayan setempat yang cenderung mengalami kesulitan bahan bakar, baik
masalah harga maupun ketersediannya. Minyak kelapa yang dimanfaatkan adalah minyak
kelapa yang telah melalui proses pemanasan guna menghilangkan asam lemak bebasnya.

2.3 Kopi
Biji kopi adalah biji dari tumbuhan kopi dan merupakan sumber dari minuman kopi.
Warna bijinya adalah putih dan sebagian besar berupa endosperma. Setiap buah umumnya
memiliki dua biji. Buah yang hanya mengandung satu biji disebut dengan peaberry dan
dipercaya memiliki rasa yang lebih baik. Dua varietas yang paling banyak dibudidayakan
yaitu kopi arabika (75%) dan kopi robusta (20%). Kopi arabika mengandung sekitar 0.8-
1.4 persen kafeina, sedangkan kopi robusta 1.7- 4% kafeina. Kopi merupakan salah satu
tanaman perkebunan dan komoditas ekspor utama dari setengah negara berkembang di
dunia. Pohon kopi dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 10 meter. Tumbuhan kopi
umumnya ditanam dengan jarak antara pohon sekitar dua meter. Kopi arabika dan robusta
masingmasing memiliki kebutuhan lingkungan yang berbeda; kopi arabika mengutamakan
termperatur yang lebih dingin dan kopi robusta membutuhkan temperatur yang lebih
hangat.
Seperti halnya tumbuhan berbuah lainnya, kopi membutuhkan musim kering dan
matahari yang cukup banyak ketika mulai berbuah. Ketika buah mulai matang, umumnya
dipetik dengan tangan dan dibutuhkan ketelatenan petani dalam memilih buah yang benar-
benar matang. Selain pemetikan secara selektif, metode lain yaitu petani memetik seluruh
buah pada satu cabang, baik buah yang matang maupun tidak, untuk kemudian diseleksi di
tempat pengolahan. Di fasilitas pengolahan kopi, buah kopi melalui proses pemisahan
daging buah dari bijinya, lalu direndam dalam air selama dua hari untuk melarutkan sisa
daging buah dan pulp yang mungkin masih menempel pada biji. Selain menggunakan
metode perendaman, biji kopi juga dapat dijemur di bawah sinar matahari hingga kering
untuk memisahkan daging buah dan bijinya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pemilihan Produk Beserta Pertimbangan


Kopi merupakan salah satu jenis komoditi yang memiliki aroma yang khas. Karena
memiliki aroma yang khas, kopi dapat dimanfaatkan sebagai sabun scrub kopi. Sabun scrub
kopi merupakan inovasi produk sabun yang sekaligus memiliki fungsi scrub seperti lulur, dan
bahan yang ditambahkan yaitu kopi. Pemilihan produk sabun scrub kopi dilakukan dengan
beberapa pertimbangan diantaranya yaitu
1. Pemanfaatan sabun scrub kopi memiliki nilai tambah tersendiri yaitu yang biasanya kopi
hanya diolah untuk diminum saja, kopi kini dapat dimanfaatkan sebagai sabun scrub.
2. Melihat bali sebagai sektor wisata, yang mana setiap tahun mengalami kenaikkan
wisatawan sabun scrub kopi ini juga memiliki nilai jual sebagai souvenir atau oleh-oleh
khas bali.
3. Melihat dari banyaknya pecinta kopi akan aromanya, pecinta kopi dapat menikmati kopi
dengan bentuk lain yaitu sebagai sabun scrub kopi.
Inovasi sabun scrub kopi ini terbentuk karena Peningkatan serapan kopi oleh industri
merupakan strategi yang perlu dilakukan dalam memperluas diversifikasi produk kopi.
Serapan kopi produksi Indonesia berkisar sekitar 35% dan sisanya masih diekspor. Penjualaan
kopi oleh para petani secara langsung hanya dalam kondisi segar. Oleh karena itu, perlu
dilakukannya suatu usaha untuk memvariasikan produk olahan kopi. Salah satu usaha tersebut
adalah memanfaatkan potensi pengetahuan dan keterampilan mengenai wirausaha dan
teknologi tepat guna proses pembuatan sabun scrub kopi yang dapat dijadikan produk souvenir
komoditas lokal.

3.2 Daerah Pemasaran


Daerah pemasaran yang akan dijadikan sebagai target pemasaran produk sabun scrub kopi
ini yaitu seluruh daerah di Bali, khususnya daerah bali yang terdapat toko yang menjual
souvenir atau oleh-oleh. Sasaran pemasaran untuk produk sabun scrub kopi ini sendiri
disasarkan pada pembeli lokal mapupun manca negara yang berkunjung ke bali ataupun warga
lokal bali sendiri.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Provinsi Bali, jumlah
penduduk Provinsi Bali saat ini kurang lebih berjumlah 4.643.618 jiwa. Namun banyaknya
jumlah penduduk Provinsi Bali tersebut belum terhitung dengan wisatwan yang berkunjung ke
Bali yang meningkat setiap tahun. Berdasarkan hal tersebut, daerah pemasaran yang akan
dituju yaitu :
1. Gender : Pria dan wanita
2. Area : Seluruh wilayah Bali baik lokal, wisatawan lokal dan manca negara
3. Usia : 9 tahun ke atas
4. Kelas Ekonomi : Semua kalangan

3.3 Luas Produksi


Dalam menghitung luas produksi produk Sabun Scrub Kopi yang akan dibuat,
diperlukan beberapa data maupun asumsi. Adapun data dan perhitungan yang diperlukan,
adalah sebagai berikut:
• Asumsi penduduk yang menggunakan sabun
- Jumlah penduduk Provinsi Bali tahun 2020 = 4.380.800 jiwa
- Rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk per tahun = 1,1%
- Asumsi penduduk yang menggunakan sabun yaitu 99% dari jumlah penduduk.
Sehingga, 99% x 4.380.800 jiwa = 4.336.992 jiwa yang menggunakan Sabun
• Pangsa pasar produk Sabun
- Jumlah merek sabun terbaik yang sudah beredar di pasaran sekitar 12 merek. Jumlah
pangsa pasar potensial yang didapat dihitung dengan cara membagi jumlah penduduk
yang menggunakan sabun dengan jumlah merek yang ada di pasaran. Adapun hasilnya
yaitu sebagai berikut:
4.336.992
= 361.416 jiwa
12

• Asumsi permintaan efektif


Diperlukan data jumlah permintaan efektif Sabun Scrub untuk menentukan jumlah
peluang pasar yang ada. Adapun rumus perhitungan permintaan efektif Sabun Scrub
adalah sebagai berikut:
• Rata-Rata Jumlah pendapatan perkapita Provinsi Bali tahun 2020 : 29,928,000/tahun
• Harga Sabun Scrub = Rp15.000,-/ 100g
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒖𝒅𝒖𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒃𝒖𝒏 𝑺𝒄𝒓𝒖𝒃 ×𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏
• 𝑷𝑬 = 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑺𝒂𝒃𝒖𝒏 𝑺𝒄𝒓𝒖𝒃
361.416 Orang×Rp29.928.000,−
= 𝑅𝑝15.000,−

= 721,097,203.2 kemasan 100g/tahun


= 72.109.720.320 gr/tahun

• Jumlah produksi Sabun Scrub Kopi


Untuk produksi awal (2021), perusahaan akan mulai memproduksi Sabun Scrub
Kopi sebanyak 0.25% dari peluang pasar Sabun Scrub.
Jumlah produksi tahun 2021 = 0.0025 x 72.109.720.320 gr/tahun
= 180.274.300,8 gr/tahun
= 15.022.858,4 gr/bulan
= 15.023 kg/bulan
= 500 kg/hari
= 5000 kemasan 100 g/hari
Jadi, jumlah Sabun Scrub Kopi yang akan dihasilkan dalam sehari yaitu 500 kg.
Apabila Sabun Scrub Kopi dikemas dengan kemasan ukuran 100 g, maka perusahaan
akan menghasilkan produk sebanyak 5000 kemasan/hari.
• Jumlah Bahan Baku
- Diasumsikan dalam 1 kg bahan baku sesuai formulasi mampu menghasilkan
700gram Sabun Scrub Kopi
700
- Nilai rendemen = 1000 = 70% = 0.7

- Jumlah bahan baku yang diperlukan setiap hari atau per produksi :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
=
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛
500 𝑘𝑔
=
0.7
= 714 𝑘𝑔/hari
Jadi, jumlah bahan baku yang diperlukan dalam satu hari proses produksi Sabun
Scrub Kopi yaitu sebanyak 714kg
3.4. Pemilihan Lokasi Terbaik

Pemilihan lokasi terbaik dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu, factor primer dan factor
sekunder. Pemilihan lokasi terbaik dilakukan dengan cara analisis secara kualitatif dengan
menggunakan metode perangkingan atau skoring. Tujuan dilakukan pemilihan lokasi terbaik
yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk memilih lokasi yang strategis dalam membangun
sebuah perusahaan/industry/pabrik. Adapun hasil analisis dari pemilihan lokasi terbaik
berdasarkan kedua factor tersebut, dapat dilihat sebagai berikut:
A. Faktor Primer
1. Bahan baku
Penentuan alternatif lokasi berdasarkan atas ketersediaan bahan baku. Bahan baku utama
pembuatan sabun scrub kopi yaitu kopi. Selain itu diperlukan bahan tambahan seperti asam
stearate, NaOH, KOH, gliserin, dan air.
Tabel 1. Data jumlah kopi yang dihasilkan per tahun
No. Alternatif Lokasi Jumlah Bahan Baku Nilai Bobot
1. Kabupaten Tabanan 900 Ton 15
2. Kabupaten Buleleng 622 Ton 10
3. Kabupaten Klungkung 708 Ton 10

Penentuan skala pemilihan alternative lokasi berdasarkan ketersediaan bahan baku:


• 0 – 590 Ton = 5
• 600 – 790 Ton = 10
• 800 – 990 Ton = 15
• 1.000 – 1.900 Ton = 20
Berdasarkan data pada tabel dan nilai skala diatas, lokasi penghasil kopi terbesar dihasilkan
oleh Kabupaten Tabanan dengan jumlah 1.247 ton/Tahun, dengan skala 15, jadi lokasi
yang dipilih adalah Kabupaten Tabanan jika berdasarkan faktor ketersediaan bahan baku.
2. Pasar
Penentuan alternatif lokasi berdasarkan area pemasaran yang dilihat dari jarak pemasok
bahan baku produk kopi di 3 alternatif lokasi.
Tabel 2. Data jarak pemasok bahan baku dengan alternative lokasi pembangunan pabrik
No. Alternatif Lokasi Jarak Pasar Nilai Bobot
1. Tabanan - Tabanan 2 Km 20
2. Tabanan - Buleleng 66 Km 5
3. Tabanan - Klungkung 44 Km 10

Penentuan skala pemilihan alternative berdasarkan atas jarak areal pemasaran :


• 61 – 80 km = 5
• 41 – 60 km = 10
• 21 – 40 km = 15
• 0 – 20 km = 20
Berdasarkan data pada tabel dan nilai skala diatas, jarak areal pemasaran terdekat yang
dipilih adalah Kabupaten Tabanan karena berada di satu wilayah dengan bahan baku (jarak
0 km – 2 km dari bahan baku) dan memiliki nilai bobot tertinggi (20).
3. Transfortasi
Penentuan alternatif lokasi berdasarkan dengan transportasi yang dilihat dari jarak jalan
teraspal di 3 Kabupaten terpilih.
Tabel 3. Data panjang jalan teraspal
No. Alternatif Lokasi Jumlah Transportasi Nilai Bobot
1. Kabupaten Tabanan 502 km 15
2. Kabupaten Buleleng 366 km 10
3. Kabupaten Klungkung 200 km 5

Penentuan skala pemilihan alternatif berdasarkan atas transportasi:


• 0 – 200 Km = 5
• 201 – 400 Km = 10
• 401 – 600 Km = 15
• 601 – 800 Km = 20
Berdasarkan data pada tabel dan nilai skala diatas, jalan teraspal terpanjang yang digunakan
untuk menentukan faktor transportasi yang dipilih adalah Kabupaten Tabanan dengan nilai
bobot 15.
4. Tenaga Kerja
Penentuan alternative lokasi berdasarkan dengan tenaga kerja yang dilihat dari
asumsi tenaga kerja usia produktif yang terdapat di 3 alternatif lokasi.
Tabel 4. Data jumlah tenaga kerja usia produktif
No. Alternatif Lokasi Jumlah Tenaga Kerja Nilai Bobot
Usia Produktif
1. Kabupaten Tabanan 289.015 Jiwa 12
2. Kabupaten Buleleng 154.685 Jiwa 8
3. Kabupaten Klungkung 101.010 Jiwa 8
Skala penentuan lokasi terbaik berdasarkan tenaga kerja :
• 0 – 99.999 jiwa = 4
• 100.000 – 199.999 jiwa = 8
• 200.000 – 299.999 jiwa = 12
• 300.000 – 399.999 jiwa = 16
• 400.000 – 499.999 jiwa = 20
Berdasarkan data pada table dan nilai skala di atas, jumlah tenaga kerja usia
produktif yang digunakan untuk menentukan faktor tenaga kerja yang dipilih adalah
Kabupaten Tabanan dengan nilai bobot 12.
5. Sumber Daya
Penentuan alternatif lokasi berdasarkan sumber daya yang dilihat dari ketersediaan
listrik dan air yang terdapat di 3 alternatif lokasi.
Tabel 5. Data jumlah listrik yang tersedia
No. Alternatif Lokasi Jumlah Listrik yang Nilai Bobot
Tersedia
1. Kabupaten Tabanan 93.060 pelanggan 12
2. Kabupaten Buleleng 56.232 Pelanggan 8
3. Kabupaten Klungkung 35.009 pelanggan 4
Skala penentuan lokasi terbaik berdasarkan sumber daya yang tersedia
• 0 – 39.999 pelanggan = 4
• 40.000 – 79.999 Pelanggan = 8
• 80.000 – 129.999 Pelanggan =12
• 130.000 – 159.999 Pelanggan = 16
• 169.000 – 199.999 Pelanggan = 20

Penentuan alternatif lokasi terbaik berdasarkan sumber daya yang dilihat dari
ketersediaan air yang terdapat di 3 lokasi alternative.
Tabel 6. Data jumlah penggunaan air bersih
No. Alternatif Lokasi Jumlah Penggunaan Air Nilai Bobot
Bersih
1. Kabupaten Tabanan 18.619.700 m3 8
2. Kabupaten Buleleng 9.345.000 m3 4
3. Kabupaten Klungkung 1.978.000 m3 4
Skala penentuan lokasi terbaik berdasarkan sumber daya yang tersedia
• 0 – 10.000.000 m3 = 4
• 11.000.000 – 20.000.000 m3 = 8
• 21.000.000 – 30.000.000 m3 =12
• 31.000.000 – 40.000.000 m3 = 16
• 41.000.000 – 50.000.000 m3 = 20
Berdasarkan data pada table 5 dan 6 serta nilai skala di atas, penentuan lokasi
terbaik berdasarkan sumber daya yang tersedia (listrik dan air) yang dipilih adalah
Kabupaten Tabanan karena memiliki bobot tertinggi baik pada sumber daya listrik maupun
air.
6. Hasil Pemilihan Lokasi Terbaik Berdasarkan Faktor Primer
Berdasarkan data yang sudah didapatkan semua data tersebut dibuatkan skala (skor)
pada masing-masing kriteria. Sehingga dasar dari pada tabel 7 di bawah ini diperoleh
berdasarkan atas data pemilihn lokasi terbaik point 1 (faktor bahan baku), point 2 (faktor
pasar), point 3 (faktor transportasi), point 4 (faktor tenaga kerja), point 5 (faktor sumber
daya). Dari hasil penetapan skala tersebut didapatkanlah data pada tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Hasil Pemilihan Lokasi Terbaik Berdasarkan Faktor Primer
No. Faktor Primer Alternatif Lokasi
Kota Kota Kota
Tabanan Singaraja Klungkung
1. Bahan baku 15 10 5
2. Pasar 20 5 10
3. Transportasi 15 10 5
4. Tenaga kerja 12 8 4
5. Sumber daya 10 6 4
Total nilai 72 39 28
Jadi, lokasi terbaik yang bisa dijadikan lokasi untuk pendirian pabrik berdasarkan
pada faktor-faktor yang sudah dipertimbangkan diatas, yang paling mendekati nilai ideal
adalah Kabupaten Tabanan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan hasil dari beberapa perhitungan perencanaan proyek pembangunan industri
sabun scrub kopi didapatkan kesimpulannya sebagai berikut : 1. Pemilihan pembuatan
sabun scrub kopi dinilai tepat karena memanfaatkan bahan baku kopi secara maksimal,
memberikan inovasi baru, dan memiliki pangsa pasar yang besar sebagai souvenir. 2.
Bali dipilih sebagai pasar utama produk sabun scrub kopi karena memiliki peluang
penjualan terbesar disbanding tempat wisata lainnya. 3. Permintaan efektif yang
didapat berkisar 721,097,203.2 kemasan 100g/tahun, dengan produksi produk sebesar
5000 kemasan 100 g/hari, dan memakai bahan baku sebanyak 714 kg. 4. Pemilihan
lokasi terbaik untuk pembangunan pabrik sabun scrub kopi berada di Tabanan karena
memiliki bobot terbesar yaitu 50 dibanding 2 lokasi lainnya (Buleleng 25 dan
Klungkung 25).

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional., 1994. Standar Mutu Sabun Mandi. SNI 06-3532-1994.
Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta.
BPS Kab. Kuningan. 2015. Kabupaten Kuningan dalam Angka (Kuningan Regency in
figure).Katalog BPS: 1102001.3208.
Kemenperin. 2016. Siaran Pers: Menperin Pacu Diversifikasi Kopi ke
NonPangan.http://kemenperin.go.id/artikel/14395/Menperin-Pacu-Diversifikasi-
Kopike-Non-Pangan.
Purnamawati, Debbi. 2006. Kajian Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan Asam Sitrat
terhadap Mutu Sabun Transparan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
BogorSpitz, L. 1996. Soap and Detergent, A Theoretical and Practical Review. Illinois:
AOCS Press.
Susanto, Panggah. 2014. Kebijakan Pemerintah Dalam Mendorong Industrialisasi Kopi,
Kakao, Dan Teh Di Indonesia.Roundtable Bidang Agribisnis dan Pangan
KADINIndonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai