Kelompok 10 - Sabun Scrub Kopi PDF
Kelompok 10 - Sabun Scrub Kopi PDF
OLEH
KELOMPOK 10
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari perencanaan proyek industri produk Sabun Scrub
Kopi ini, yaitu:
1. Untuk merencanakan proyek industry yang mampu bersaing, layak, dan menghasilkan
keuntungan maksimum
2. Untuk menanggulangi resiko kegagalan produksi dalam pembuatan industri di bidang
kosmetik
3. Untuk meningkatkan nilai tambah produk sekaligus meningkatkan pendapatan petani
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari perencanaan proyek industri produk Sabun Scrub
Kopi ini, yaitu:
1. Mahasiswa dapat memahami tahapan dalam proses perencanaan proyek industri hasil
pertanian
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu teknologi industri pertanian dalam merencanakan
proyek industri hasil pertanian
3. Mahasiswa dapat menganalisis kelayakan dari suatu proyek industri hasil pertanian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sabun
Sabun adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati
atau hewani yang berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa digunakan sebagai pembersih,
dengan menambahkan zat pewangi, dan bahan lainnya yang tidak membahayakan
kesehatan (SNI, 1994). Kandungan utama penyusun sabun adalah asam lemak dan alkali.
Asam lemak merupakan monokarboksilat berantai panjang dengan panjang rantai yang
berbeda-beda, tetapi bukan siklik atau bercabang. Pada umumnya monokarboksilat yang
ditemukan di alam tidak bercabang dan memiliki jumlah atom genap (Winarno, 1997).
Sabun yang baik harus memiliki daya bersih yang tinggi dan tetap efektif walaupun dipakai
pada temperatur dan tingkat kesadahan air yang berbeda-beda, (Shrivastava, 1982). Sabun
batang yang baik harus memiliki kekerasan yang cukup untuk memaksimalkan pemakaian
(user cycles) dan ketahanan yang cukup terhadap penyerapan air (water reabsorption)
ketika sedang tidak digunakan, dan pada saat yang sama juga mampu menghasilkan busa
dalam jumlah yang cukup untuk mendukung daya bersihnya (Hill, 2005). Sifat-sifat yang
dimiliki oleh sabun (Harnawi, 2004) adalah:
1. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suhu tinggi sehingga
akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
2. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan
menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah (air yang
mengandung garam). Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam Mg
atau Ca dalam air mengendap.
3. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid.
Sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang
bersifat polar maupun non polar.
Sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Saat dipakai mencuci sabun berperan
sebagai emulsifier sehingga sabun dikatakan dapat membersihkan lemak dan kotoran.
Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor
yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organik. Sedangkan COONa+
sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air. Struktur molekul
sabun dapat dilihat pada Gambar 1.
Manfaat sabun adalah sebagai pembersih saat mencuci atau saat mandi. Kotoran
yang menempel pada kulit umumnya adalah minyak, lemak dan keringat Zat-zat ini tidak
dapat larut dalam air karena sifatnya yang non polar. Sabun digunakan untuk melarutkan
kotorankotoran pada kulit tersebut. Sabun memiliki gugus non polar yaitu gugus (–R) yang
akan mengikat kotoran, dan gugus 8 (–COONa) yang akan mengikat air karena sama-sama
gugus polar. Kotoran dapat lepas karena terikat pada sabun dan sabun terikat pada air
(Cavith, 2001). Reaksi penyabunan (safonifikasi) dapat dilihat pada Gambar 2.
2.2 VCO
Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang
dibuat dari bahan baku kelapa segar, diambil minyaknya atau kernel-nya, diproses dengan
pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB.
Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial
yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam
laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur. Minyak kelapa murni, atau lebih
dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak
kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang
rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama
yaitu lebih dari 12 bulan.
Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan, yaitu:
• tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga
yang murah
• pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta
• penggunaan energi yang minimal, karena tidak menggunakan bahan bakar, sehingga
kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak.
Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan minyak
goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik.
Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah
tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi
ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak
kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan.
Minyak kelapa dapat dimanfaatkan secara langsung menjadi bahan bakar
selayaknya solar. Minyak kelapa memiliki kekentalan 50-60 centi stokes, sedangkan solar
5 centi stokes. Pada suhu antara 80-90 derajat celcius, minyak kelapa memiliki kekentalan
yang setara dengan solar. Salah satu inovasi yang dikembang Departemen Teknik
Pertanian IPB yaitu dengan memanfaatkan suhu knalpot untuk mengubah kekentalan
minyak kelapa agar sama dengan solar. Gas buang knalpot memiliki temperatur 350-360
derajat celcius sehingga diperlukan koil pendingin untuk menurunkan temperatur knalpot.
Kemudian minyak kelapa melalui sebuah selang dialirkan melalui knalpot sebelum menuju
ke ruang pembakaran mesin diesel.
Cara seperti ini tentunya lebih murah dibandingkan dengan memanfaatkan
kokodiesel, yaitu minyak kelapa yang telah melalui proses industri untuk diubah menjadi
biodiesel. Harga kokodiesel saat ini berkisar Rp. 10.000 per liter, sedangkan minyak kelapa
yang tidak melalui proses pengolahan bisa jauh lebih murah. Selain itu, kelapa merupakan
tanaman yang umum tumbuh di daerah pesisir, menjadikannya sumber bahan bakar yang
potensial bagi nelayan setempat yang cenderung mengalami kesulitan bahan bakar, baik
masalah harga maupun ketersediannya. Minyak kelapa yang dimanfaatkan adalah minyak
kelapa yang telah melalui proses pemanasan guna menghilangkan asam lemak bebasnya.
2.3 Kopi
Biji kopi adalah biji dari tumbuhan kopi dan merupakan sumber dari minuman kopi.
Warna bijinya adalah putih dan sebagian besar berupa endosperma. Setiap buah umumnya
memiliki dua biji. Buah yang hanya mengandung satu biji disebut dengan peaberry dan
dipercaya memiliki rasa yang lebih baik. Dua varietas yang paling banyak dibudidayakan
yaitu kopi arabika (75%) dan kopi robusta (20%). Kopi arabika mengandung sekitar 0.8-
1.4 persen kafeina, sedangkan kopi robusta 1.7- 4% kafeina. Kopi merupakan salah satu
tanaman perkebunan dan komoditas ekspor utama dari setengah negara berkembang di
dunia. Pohon kopi dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 10 meter. Tumbuhan kopi
umumnya ditanam dengan jarak antara pohon sekitar dua meter. Kopi arabika dan robusta
masingmasing memiliki kebutuhan lingkungan yang berbeda; kopi arabika mengutamakan
termperatur yang lebih dingin dan kopi robusta membutuhkan temperatur yang lebih
hangat.
Seperti halnya tumbuhan berbuah lainnya, kopi membutuhkan musim kering dan
matahari yang cukup banyak ketika mulai berbuah. Ketika buah mulai matang, umumnya
dipetik dengan tangan dan dibutuhkan ketelatenan petani dalam memilih buah yang benar-
benar matang. Selain pemetikan secara selektif, metode lain yaitu petani memetik seluruh
buah pada satu cabang, baik buah yang matang maupun tidak, untuk kemudian diseleksi di
tempat pengolahan. Di fasilitas pengolahan kopi, buah kopi melalui proses pemisahan
daging buah dari bijinya, lalu direndam dalam air selama dua hari untuk melarutkan sisa
daging buah dan pulp yang mungkin masih menempel pada biji. Selain menggunakan
metode perendaman, biji kopi juga dapat dijemur di bawah sinar matahari hingga kering
untuk memisahkan daging buah dan bijinya.
BAB III
PEMBAHASAN
- Jumlah bahan baku yang diperlukan setiap hari atau per produksi :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
=
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛
500 𝑘𝑔
=
0.7
= 714 𝑘𝑔/hari
Jadi, jumlah bahan baku yang diperlukan dalam satu hari proses produksi Sabun
Scrub Kopi yaitu sebanyak 714kg
3.4. Pemilihan Lokasi Terbaik
Pemilihan lokasi terbaik dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu, factor primer dan factor
sekunder. Pemilihan lokasi terbaik dilakukan dengan cara analisis secara kualitatif dengan
menggunakan metode perangkingan atau skoring. Tujuan dilakukan pemilihan lokasi terbaik
yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk memilih lokasi yang strategis dalam membangun
sebuah perusahaan/industry/pabrik. Adapun hasil analisis dari pemilihan lokasi terbaik
berdasarkan kedua factor tersebut, dapat dilihat sebagai berikut:
A. Faktor Primer
1. Bahan baku
Penentuan alternatif lokasi berdasarkan atas ketersediaan bahan baku. Bahan baku utama
pembuatan sabun scrub kopi yaitu kopi. Selain itu diperlukan bahan tambahan seperti asam
stearate, NaOH, KOH, gliserin, dan air.
Tabel 1. Data jumlah kopi yang dihasilkan per tahun
No. Alternatif Lokasi Jumlah Bahan Baku Nilai Bobot
1. Kabupaten Tabanan 900 Ton 15
2. Kabupaten Buleleng 622 Ton 10
3. Kabupaten Klungkung 708 Ton 10
Penentuan alternatif lokasi terbaik berdasarkan sumber daya yang dilihat dari
ketersediaan air yang terdapat di 3 lokasi alternative.
Tabel 6. Data jumlah penggunaan air bersih
No. Alternatif Lokasi Jumlah Penggunaan Air Nilai Bobot
Bersih
1. Kabupaten Tabanan 18.619.700 m3 8
2. Kabupaten Buleleng 9.345.000 m3 4
3. Kabupaten Klungkung 1.978.000 m3 4
Skala penentuan lokasi terbaik berdasarkan sumber daya yang tersedia
• 0 – 10.000.000 m3 = 4
• 11.000.000 – 20.000.000 m3 = 8
• 21.000.000 – 30.000.000 m3 =12
• 31.000.000 – 40.000.000 m3 = 16
• 41.000.000 – 50.000.000 m3 = 20
Berdasarkan data pada table 5 dan 6 serta nilai skala di atas, penentuan lokasi
terbaik berdasarkan sumber daya yang tersedia (listrik dan air) yang dipilih adalah
Kabupaten Tabanan karena memiliki bobot tertinggi baik pada sumber daya listrik maupun
air.
6. Hasil Pemilihan Lokasi Terbaik Berdasarkan Faktor Primer
Berdasarkan data yang sudah didapatkan semua data tersebut dibuatkan skala (skor)
pada masing-masing kriteria. Sehingga dasar dari pada tabel 7 di bawah ini diperoleh
berdasarkan atas data pemilihn lokasi terbaik point 1 (faktor bahan baku), point 2 (faktor
pasar), point 3 (faktor transportasi), point 4 (faktor tenaga kerja), point 5 (faktor sumber
daya). Dari hasil penetapan skala tersebut didapatkanlah data pada tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Hasil Pemilihan Lokasi Terbaik Berdasarkan Faktor Primer
No. Faktor Primer Alternatif Lokasi
Kota Kota Kota
Tabanan Singaraja Klungkung
1. Bahan baku 15 10 5
2. Pasar 20 5 10
3. Transportasi 15 10 5
4. Tenaga kerja 12 8 4
5. Sumber daya 10 6 4
Total nilai 72 39 28
Jadi, lokasi terbaik yang bisa dijadikan lokasi untuk pendirian pabrik berdasarkan
pada faktor-faktor yang sudah dipertimbangkan diatas, yang paling mendekati nilai ideal
adalah Kabupaten Tabanan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan hasil dari beberapa perhitungan perencanaan proyek pembangunan industri
sabun scrub kopi didapatkan kesimpulannya sebagai berikut : 1. Pemilihan pembuatan
sabun scrub kopi dinilai tepat karena memanfaatkan bahan baku kopi secara maksimal,
memberikan inovasi baru, dan memiliki pangsa pasar yang besar sebagai souvenir. 2.
Bali dipilih sebagai pasar utama produk sabun scrub kopi karena memiliki peluang
penjualan terbesar disbanding tempat wisata lainnya. 3. Permintaan efektif yang
didapat berkisar 721,097,203.2 kemasan 100g/tahun, dengan produksi produk sebesar
5000 kemasan 100 g/hari, dan memakai bahan baku sebanyak 714 kg. 4. Pemilihan
lokasi terbaik untuk pembangunan pabrik sabun scrub kopi berada di Tabanan karena
memiliki bobot terbesar yaitu 50 dibanding 2 lokasi lainnya (Buleleng 25 dan
Klungkung 25).
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional., 1994. Standar Mutu Sabun Mandi. SNI 06-3532-1994.
Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta.
BPS Kab. Kuningan. 2015. Kabupaten Kuningan dalam Angka (Kuningan Regency in
figure).Katalog BPS: 1102001.3208.
Kemenperin. 2016. Siaran Pers: Menperin Pacu Diversifikasi Kopi ke
NonPangan.http://kemenperin.go.id/artikel/14395/Menperin-Pacu-Diversifikasi-
Kopike-Non-Pangan.
Purnamawati, Debbi. 2006. Kajian Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan Asam Sitrat
terhadap Mutu Sabun Transparan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
BogorSpitz, L. 1996. Soap and Detergent, A Theoretical and Practical Review. Illinois:
AOCS Press.
Susanto, Panggah. 2014. Kebijakan Pemerintah Dalam Mendorong Industrialisasi Kopi,
Kakao, Dan Teh Di Indonesia.Roundtable Bidang Agribisnis dan Pangan
KADINIndonesia. Jakarta.