Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

DISUSUN OLEH :

KURNIA FADILA
18190000042

PROGAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2020
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KEOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI SENSORIK (HALUSINASI) SESI II

A. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan
sensori presepsi sensori : Halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menarik
diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga
semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK stimulus persepsi merupakan sebuah
terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduruan orientasi,
menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi
perilaku maladaftif. 
Setiap peserta membutuhkan terapi aktivitas kelompok, dimana aktivitas ini
memungkinkan peserta agar berorientasi dengan orang lain dan mengenal lingkungan di sekitar
mereka. Dimana pengertian kelompok itu sendiri adalah kumpulan individu yang lain,saling
tergantung dan memiliki norma yang sama. (stuart dan laraia,2010).
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
klien gangguan jiwa. Klien merasakan sensasi berupa suara, pengecapan, penglihaan, perabaan,
atau penghidupan tanpa disertai dengan stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2011).
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok
(TAK) klien dengan gangguan presepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya, tentu saja klien mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak
menggangu anggota kelompok yang lain. Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di ruang
Anggrek sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karna itu, perlu diadakan terapi
aktivitas kelompok tentang halusinasi.

B. TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulus Persepsi Sensori : Halusinasi Sesi II
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam
kelompok secara bertahap.
2. Tujuan khusus
a. Klien mengontrol halusinasi dengan cara pertama yaitu menghardik.

D. LANDASAN TEORITIS
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah  gangguan persepsi sensori:
Halusinasi merupakan persepsi yang salah (seperti tanpa stimulus eksternal) atau
persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realitas(kenyataan) seperti melihat bayangan atau
suara-suara yang sebenarnya tidak pernah ada. Pencerapan tanpa adanya rangsangan apapun
oleh panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terjaga yang disebabkan
oleh psikotik, gangguan fungsional, histerik atau organic, (Wijayaningsih, 2015).
Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak
mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu
dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi
halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait
dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Di TAK
Stimulasi Persepsi Sensori ini pasien akan dievaluasi dan ditingkatkan kemampuan persepsi
tentang realita. Dengan TAK ini, diharapkan respon dalam kehidupan menjadi adaptif Di
Ruang Anggrek.

E. PASIEN
1. Karakteristik/kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran.
c. Klien yang sudah mulai kooperatif.
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan
TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

F. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
Tanggal : 17 Maret 2020
Hari : Jum’at
Jam : 16:00 WIB
Waktu yang dibutuhkan untuk tindakan 40 menit :
Fase Orientasi : 10 Menit
Fase Kerja : 20 Menit
Terminasi : 10 Menit
2. Tim Terapis
SESI II
a. Leader :
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
4) Memberi respon atau tanggapan yang sesuai dengan perilaku pasien
5) Meminta respon dari klien atas permainan yang sudah dilakukan
6) Menyimpulkan kegiatan yang sudah dilaksanakan 
b. Observer :
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga
evaluasi kelompok

3. Metode dan media


a. Metode
1) Diskusi/Tanya jawab
2) Bermain peran/ stimulasi
b. Media
1) Papan nama
2) Spidol
3) Tikar
4) Speaker

4. Setting tempat
Gambar setting tempat

K K

K K
T

K K

K K
O

Keterangan Gambar
L
: : Leader O
: Observer

: Klien : Tikar
K T

G. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam teraupetik
1) Salam teraupetik
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Leader menanyakan perasaan kien saat ini
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan : latihan cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
2) Menjeaskan aturan main
a. Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada leader
b. Lama kegiatan 40 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Tahap kerja
a. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilalukan pada saat mengalami
halusinasi dan bagaimana hasilnya apakah hal tersebut bisa mengatasinya. Ulangi
sampai semua pasien mendapat giliran secara berururan searah jarum jam.
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita dan mengajak klien lainnya tepuk tangan.
c. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi pada saat
halusinasi muncul
d. Co-leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu : tutup mata, tutup telinga”
pergi, pergi jangan ganggu saya kamu tidak nyata kamu suara palsu ”
e. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi
f. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap klien
memperagakan menghardik halusinasi.

3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Leader menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halusinasi muncul
2) Memasukan kegiatan menghardik kedalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak
1) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap dengan orang lain
2) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

4. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
a. Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
b. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
c. Untuk TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi 2, kemampuan yang
diharapkan adalah klien melakukan tindakan menghardik untuk mengontrol halusinasi
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti  TAK stimulasi persepsi : halusinasi sesi
II. Klien mampu memperagakan cara menghardik. Anjurkan klien untuk melakukan
kegiatan untuk mencegah halusinasi.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

SESI II TAK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Cara Menghardik

ASPEK YANG DINILAI


Menyebutkan Mempergakan
NO Nama Klien Menyusun jadwal Menyebutkan 2 cara
kegiatan yang kegiatan yang
kegiatan harian mengontrol halusinasi
biasa dilakuakan biasa dilakukan
1
2
3
4
5

10

11

12

13

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang biasa
dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal kegiatan harian dan
menyebutkan cara mencegah atau mengontrol halusinasi, beri tanda √ jika klien mampu
dan tanda X jika klien tidsak mampu.

DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2011. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas kelompok. Jakarta:
EGC. Proposal TAK Halusinasi 
Purwaningsih dan Karlina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:Mitra Cendeka.
Stuart, GW, Laraia, M.T., 2010, Principle and Practice of Pshychiatric Nursing, Edisi 7, Mosby,
Philadelpia.
Wijayaningsih. 2015. Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Trans
Info Media.

Anda mungkin juga menyukai