Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan booklet Informasi Pemetaan Tematik Kehutanan Indonesia
dengan baik. Booklet ini merupakan salah satu bentuk publikasi untuk menyebarluaskan
data dan informasi pemetaan tematik kehutanan Indonesia yang tersedia pada Direktorat
Inventarisasi dan Pemantauan SDH, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Data dan informasi yang termuat dalam booklet ini antara lain penutupan lahan
Indonesia, deforestasi Indonesia serta kebijakan moratorium hutan Indonesia yaitu penundaan
pemberian izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut.
Diharapkan data dan informasi tersebut dapat memberikan gambaran umum kondisi hutan
di Indonesia serta dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan dan pembangunan kehutanan.
Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan booklet ini. Kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan booklet ini. Semoga publikasi ini bermanfaat.
Penyusun
Peta
Penutupan Peta Penutupan
Lahan Lahan di dalam
dan di luar
Kawasan Hutan
Peta
Kawasan
Hutan
Analisis/Penghitungan Luas
LuasLuas
Penutupan
PenutupanLahan
Lahan Indonesia Tahun
Indonesia Tahun 20172017
(Ribu(Ribu
Ha) Ha)
Luas Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2017 (Ribu Ha)
*
Ket. HK : Hutan Konservasi; HL: Hutan L indung; HPT: Hutan Produksi Terbatas; HP: Hutan Produksi Tetap;
Hutan tanaman berdasarkan
yang dapatpenafsiran citra
Arealadalah kelas
Lainpenutupan lahan yang merupakan hasil
budidaya manusia meliputi seluruh hutan tanaman baik Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT maupun
HPK : Hutan Produksi diKonversi; APL: Penggunaan
hutan tanaman yang merupakan hasil reboisasi/penghijauan yang berada di dalam maupun di luar
kawasan
* Hutan hutan;
* Hutanterlihat
tanaman dari citra
berdasarkan
tanaman berdasarkan mempunyai
penafsiran
penafsiran pola
citra
citra adalah tanam
penutupanyang
kelasadalah kelas teratur
lahan yangpenutupanpada
merupakan hasilarea
lahan datar,
budidaya yangsedangkan
manusia merupakan
meliputi untuk
hasil
budidaya
daerah bergelombang
manusia terlihat warna citra yang berbeda dengan lingkungan
meliputi seluruh hutan tanaman baik Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT maupun sekitarnya.
seluruh hutan tanaman baik Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT maupun hutan tanaman yang merupakan hasil reboisasi/
penghijauan yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan; terlihat dari citra mempunyai pola tanam yang teratur pada area
hutan tanamandatar, yang merupakan
sedangkan hasil reboisasi/penghijauan
untuk daerah bergelombang yang
terlihat warna citra yang berbeda dengan berada
lingkungan di dalam maupun di luar
sekitarnya.
3 | I P S untuk
DH
kawasan hutan; terlihat dari citra mempunyai pola tanam yang teratur pada area datar, sedangkan
daerah bergelombang terlihat warna citra yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 4
3 | I P S D H
90
80
70
Luas (Juta Ha)
60
50
40
30
Indonesia memiliki
Indonesia memiliki luas seluas
luas daratan daratan
187,75seluas
juta
ha,187,7 jutalahan
terdiri dari ha,berhutan
terdiri seluas
dari 93,95
lahanjuta berhutan
ha dan
20 seluas
lahan tidak 93,9 jutaseluas
berhutan ha dan
93,80lahan tidak berhutan
juta ha.
seluas 93,8 juta ha.
10
Luas penutupan lahan di dalam kawasan hutan
terdiri
Luasdari: 85,85 juta ha
penutupan (45,7%)
lahan di masih
dalamberhutan dan
kawasan
Kawasan H 34,54 juta ha (18,4%) merupakan lahan tidak berhutan
utan
apl
hutan terdiri dari: 85,8 juta ha (45,7%) masih
(non hutan).
berhutan dan 34,5 juta ha (18,4%)
Hutan Non Hutan merupakan lahan tidak berhutan (non
hutan).
23.911
25.000
21.266
20.000 17.347
Luas (Ribu Ha)
17.030
15.000
12.190
10.000
5.750
5.000 4.551 5.522
6.296 6.527
Berdasarkan fungsi kawasan,
Berdasarkan
penutupan lahan
fungsi kawasan,terbesar
berhutan penutupan
0
4 | I P S D H
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 5
Penutupan Lahan Berhutan pada 7 (Tujuh) Kelompok Pulau/Kepulauan Besar (Ribu Ha)
KAWASAN HUTAN APL
NO PULAU/KEPULAUAN HUTAN TETAP TOTAL
HPK Jumlah % Luas %
HK HL HPT HP Jumlah
1 SUMATERA 3.926,0 3.727,2 1.214,5 3.062,1 11.929,8 192,2 12.122,0 12,9 962,6 1,0 13.084,7
2 JAWA 392,3 523,6 263,9 1.002,9 2.182,7 - 2.182,7 2,3 1.050,8 1,1 3.233,5
3 KALIMANTAN 3.797,8 5.805,4 8.828,2 5.244,8 23.676,1 751,3 24.427,4 26,0 2.267,8 2,4 26.695,2
4 SULAWESI 1.543,4 3.530,3 2.404,1 664,7 8.142,5 256,0 8.398,6 8,9 813,6 0,9 9.212,2
5 BALI NUSA TGR 249,2 860,0 318,3 263,6 1.691,1 13,6 1.704,6 1,8 1.160,9 1,2 2.865,5
6 MALUKU 574,8 1.003,9 1.306,9 784,9 3.670,4 1.100,6 4.771,0 5,1 259,8 0,3 5.030,8
7 PAPUA 6.863,1 8.460,7 6.930,2 6.006,9 28.261,0 3.982,6 32.243,6 34,3 1.584,2 1,7 33.827,8
Total 17.346,6 23.911,2 21.265,9 17.030,0 79.553,7 6.296,2 85.849,9 91,4 8.099,9 8,6 93.949,7
Pulau Papua memiliki luas penutupan lahan berhutan di dalam kawasan hutan terbesar yaitu 32,24 juta ha atau 34,3 %
dari luasan total lahan berhutan di daratan Indonesia sebesar 93,95 juta ha, diikuti dengan Kalimantan seluas 24,43 juta
ha (26,0%), sedangkan luas terkecil adalah Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara seluas 1,70 juta ha (1,8%).
Penutupan lahan berhutan di dalam kawasan hutan per pulau/kepulauan (Ribu Ha) tahun 2017
HUTAN DI DALAM
PULAU/KEPULAUAN DARATAN %
KAWASAN HUTAN
SUMATERA 12.122,0 47.190,2 25,7
JAWA 2.182,7 13.316,8 16,4
KALIMANTAN 24.427,4 53.057,7 46,0
SULAWESI 8.398,6 18.463,1 45,5
BALI NUSA TENGGARA 1.704,6 7.269,5 23,4 Sumatera
MALUKU 4.771,0 7.752,8 61,5 papua 25,7%
PAPUA 32.243,6 40.701,8 79,2 79,2%
INDONESIA 85.849,9 187.751,8
JAWA 16,4 %
45,7
FORESTED INSIDE
ISLAND/ISLANDS GROUPS
FOREST AREA
LAND AREA % kalimantan
SUMATERA 12,122.0 47,190.2 25.7
46,0%
JAWA 2,182.7 13,316.8 16.4
Persentase Penutupan Lahan
KALIMANTAN 24,427.4 53,057.7 46.0
8,398.6 18,463.1 45.5
Berhutan di dalam Kawasan
SULAWESI
7,269.5 23.4
BALI NUSA TENGGARA 1,704.6 sulawesi
MALUKUHutan terhadap Luas Daratan
4,771.0 7,752.8 61.5 45,5%
PAPUA
masing-masing Pulau/
32,243.6 40,701.8 79.2
INDONESIA 85,849.9 187,751.8 45.7
Kepulauan Besar.
maluku
61,5%
51,0
32,7 14,6
13,5 13,5 19,2
14,1 22,1
3,6
36,2
DEFORESTASI
DEFORESTASI INDONESIA
INDONESIA
Penghitungan
Penghitungan deforestasi Indonesia
deforestasi Indonesiatelah dilakukan
telah secarasecara
dilakukan periodikperiodik
dimulai dari tahundari
dimulai 1990tahun
hingga1990
sekarang. Dalam
hingga
sekarang. Dalam setiap periode, angka deforestasi mengalami peningkatan atau pengurangan. Hal itu
setiap periode, angka deforestasi mengalami peningkatan atau pengurangan. Hal itu terjadi karena dinamisnya perubahan
terjadi karena
penutupan lahandinamisnya perubahan
akibat aktivitas penutupan
manusia dalam lahan lahan
memanfaatkan akibat aktivitas
sehingga manusia dalam
mengakibatkan memanfaatkan
hilangnya penutupan hutan
lahan sehingga mengakibatkan hilangnya penutupan hutan atau penambahan penutupan hutan karena
atau penambahan penutupan hutan karena penanaman.
penanaman.
Peta
Kawasan Hutan
Peta Peta
Penutupan Lahan OVERLAY
TUMPANG SUSUN Penutupan Lahan
2016 2017
Penghitungan
Deforestasi
Ø Data digital kawasan hutan (SK Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan)
7 | I P S D H
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 8
DEFORESTASI = DEFORESTASI (BRUTO)-REFORESTASI
Deforestasi Bruto :
Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan berhutan menjadi kelas
penutupan lahan tidak berhutan NETTO = DEFORESTASI BRUTO-REFORESTASI
DEFORESTASI
Reforestasi :
Deforestasi Bruto : Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan berhutan menjadi kelas penutupan
Perubahan
kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan tidak berhutan menjadi
lahan tidak berhutan
kelas penutupan lahan berhutan = DEFORESTASI (BRUTO)-REFORESTASI
DEFORESTASI
Reforestasi : Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan tidak berhutan menjadi kelas
Deforestasi Bruto :
penutupan lahan berhutan
Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan berhutan menjadi kelas
penutupan lahan tidak berhutan
Reforestasi :
Angka Deforestasi (Juta Ha)
Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan tidak berhutan menjadi
kelas penutupan lahan berhutan
Perkembangan Deforestasi
Perkembangan Indonesia
Deforestasi Tahun
Indonesia 1990-2017
Tahun 1990-2017
Pada
periode
Angka tahun sejak
deforestasi 2014-2015, sebesar
periode tahun 30% deforestasi
2011-2017 merupakanterjadi pada daerahdeforestasi
hasil penghitungan kebakaran hutan
netto yangdan
sudah
lahan.
mempertimbangkan
kegiatan reforestasi. Sementara perhitungan pada periode sebelumnya masih menggunakan deforestasi
Perkembangan
bruto. Pada periode tahun Deforestasi
2014-2015, Deforestasi
Indonesia
sebesar Indonesia
(Ribu Ha)
30% deforestasi Tahun
Tahun
terjadi 1990-2017
2016
pada daerah -2017 hutan dan lahan.
kebakaran
Pada periode tahun 2014-2015, sebesar 30% deforestasi terjadi pada daerah kebakaran hutan dan
lahan.
Deforestasi
Deforestasi Indonesia (Ribu
Indonesia (Ribu Ha)Ha) Tahun
Tahun 20162016
-2017-2017
8 | I P S D H
8 | I P S D H
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 9
Peta Deforestasi
Peta Deforestasi Indonesia Tahun
Indonesia Tahun 20162016
-2017-2017
Deforestasi Indonesia tahun 2016-2017 sebesar 0,48 juta ha (di dalam dan di luar kawasan hutan), dimana luas
deforestasi bruto sebesar 0,66 juta ha dikurangi dengan reforestasi sebesar 0,18 juta ha.
Deforestasi Indonesia tahun 2016-2017
182,8 :
38% 297,2 :
62%
Pada tahun 2016-2017, deforestasi tertinggi terjadi pada kawasan
hutan produksi sebesar 200,7 ribu ha (41,8%).
Pada tahun 2016-2017, deforestasi tertinggi terjadi pada
kawasan hutan produksi sebesar 200,7 ribu ha (41,8%).
250
200, 7
200
182, 8
Angka Deforestasi (Ribu Ha/Th)
150
100
59, 7
36, 8
50
Deforestasi per Fungsi Kawasan dan Bukan Kawasan Hutan
Deforestasi per Fungsi Kawasan dan2016
Bukan Kawasan Hutan Tahun 2016 -2017 (Ribu Ha)
Tahun -2017 (Ribu Ha)
Deforestasi
Deforestasipada
pada77(Tujuh) Kelompok Pulau/Kepulauan
(Tujuh) Kelompok Pulau/KepulauanBesar
Besar
di dalam dan di luar Kawasan Hutan (Ribu Ha)
di dalam dan di luar Kawasan Hutan (Ribu Ha)
Tahun
Tahun2016
2016-2017
-2017
150
132,7 Kawasan Hutan APL
130
Angka Deforestasi (Ribu Ha)
110
101,9 97,7
90
70
50
36,2
25,3
34,6
26,9
30
16,6 21,6
10
6,8
-2,9 -2,9 -8,9 -5,6
-10
SUMATERA JAWA KALIMANTAN SULAWESI BALI NUSA MALUKU PAPUA
Pulau/Kepulauan
TENGGARA
Pada tahun 2016-2017, kawasan hutan Pulau Kalimantan mengalami deforestasi tertinggi sebesar 132,7 ribu ha (27,6%) diikuti
dengan Pulau Sumatera sebesar 101,9 ribu ha (21,2%), sedangkan Pulau Jawa dan Kepulauan Bali Nusa Tenggara lebih banyak
mengalami reforestasi.
11 | I P S D H
Pada tahun 2016-2017, kawasan hutan Pulau Kalimantan mengalami deforestasi tertinggi
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 12
sebesar 132,7 ribu ha (27,6%) diikuti dengan Pulau Sumatera sebesar 101,9 ribu ha (21,2%),
PETA INDIKATIF PENUNDAAN PEMBERIAN IJIN BARU (PIPPIB)
Dalam rangka menyelesaikan upaya PENGECUALIAN DALAM PIPPIB
penyempurnaan tata kelola hutan alam 1. Izin prinsip dari Menteri Kehutanan sebelum Inpres No.10 Tahun
primer dan lahan gambut untuk penurunan 2011
emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, 2. Pembangunan nasional vital :
pemerintah melalui Inpres No. 10 tahun • panas bumi, minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan,
2011 mengeluarkan kebijakan penundaan • lahan untuk program kedaulatan pangan antara lain padi,
pemberian izin baru dan penyempurnaan tebu, jagung, sagu dan kedelai;
tata kelola hutan alam primer dan lahan 3. Perpanjangan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan
gambut. Inpres berlaku selama 2 (dua) kawasan hutan yang masih berlaku
tahun dan terakhir diperpanjang melalui 4. Restorasi ekosistem.
Inpres No. 6 tahun 2017.
10/2011 SK.323/Menhut-II/2011
SK.7416/Menhut-
VII/IPSDH/2011
SK.2771/Menhut-
SK.323/Menhut-II/2011
VII/IPSDH/2012
SK.6315/Menhut-
SK.323/Menhut-II/2011
VII/IPSDH/2012
20 Mei 2011 20 Juni 2011 20 Juni 2011 20 Juni 2011
22 Nov 2011 16 Mei 2012 19 Nov 2012
REVISI IV REVISI V REVISI VI REVISI VII
INPRES
SK. 2796/Menhut- SK. 6018/Menhut- SK. 3706/Menhut- SK.6982/Menhut-
6/2013 VII/IPSDH/2013
16 Mei 2013
VII/IPSDH/2013
13 Nov 2013
VII/IPSDH/2014
13 Mei 2014
VII/IPSDH/2014
13 Nov 2014
13 MEI 2013
REVISI VIII REVISI IX REVISI X REVISI XI
INPRES SK.2300/MenLHK- SK.6347/MenLHK-
SK.2312/Menhut- SK. 5385/MenLHK-
8/2015
PKTL/IPSDH/PLA.1/5/ PKTL/IPSDH/PLA.1/11/
VII/IPSDH/2015 PKTL/IPSDH/2015
2016 2016
27 Mei 2015 20 Nov 2015
13 MEI 2013 20 Mei 2016 21 November 2016
REVISI XII REVISI XIII REVISI XIV
INPRES SK.6559/MENLHK- SK.3588/MENLHK-
SK. 351/MENLHK/
6/2017
PKTL/IPSDH/PLA.1/12/ PKTL/IPSDH/PLA.1/5/
SETJEN/PLA.1/7/2017
2017 2018
31 Juli 2017
17 JULI 2017 4 Desember 2017 28 Mei 2018
14 | I P S D H
Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (Revisi XIV)
Luas Moratorium
Luas PIPPIBRevisi
Moratorium PIPPIB RevisiXIVXIV
Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (Revisi XIV)
No Kriteria Luas (Ha)
1 Moratorium pada Kawasan 51.461.402
2 Moratorium pada Lahan Gambut 5.348.765
3 Luas Moratorium PIPPIB Revisi XIV
Moratorium pada Hutan Alam Primer 9.476.900
JUMLAH 66.287.067
No Kriteria Luas (Ha)
1 Moratorium pada Kawasan 51.461.402
2 Moratorium pada Lahan Gambut 15 | I 5.348.765
PSDH
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 15
3 Moratorium pada Hutan Alam Primer 9.476.900
PERATURAN TERKAIT PEMETAAN TEMATIK KEHUTANAN
• Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan No. P.6/
PKTL/SETDIT/KUM.1/11/2017 tanggal 6 November 2017 tentang Petunjuk Teknis
Penggambaran dan Penyajian Peta Lingkungan Hidup dan Kehutanan
• Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan No. P.3/
PKTL/IPSDH/PLA.1/2017 tanggal 6 April 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Survei
Hutan Alam Primer dalam rangka Verifikasi Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin
Baru (PIPPIB)
• Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan No. P.1/VII-IPSDH/2015 tanggal
26 Mei 2015 tentang Pedoman Pemantauan Penutupan Lahan
Diterbitkan oleh:
Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan
Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gd. Manggala Wanabakti Blok I Lt 7
Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta 10270
Email: tu.ipsdh@gmail.com
Telp. (021) 5730335-5730292
Fax. (021) 5730335