Anda di halaman 1dari 3

Hama dan Penyakit Padi Varietas Pandan Wangi

1. Penggerek Batang Padi


Penggerek batang padi merupakan hama yang paling sering menimbulkan kerusakan
berat pada tanaman padi. Padi Pandanwangi mempunyai umur yang lama yaitu lebih kurang
enam bulan, umur hidup yang lama membuat tanaman padi Pandanwangi beresiko tinggi
terhadap serangan OPT. Penggerek batang padi adalah salah satu hama yang palig sering
menyerang tanaman padi dengan intensitas serangan sampai 90%. Hama ini menyerang
tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan mulai dari fase vegetatif sampai generatif.
Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama penggerek batang secara umum ada 2 jenis,
yaitu sundep dan beluk.
Untuk gejala sundep, serangan dimulai dengan larva ngengat merusak sistem
pembuluh tanaman padi sebelum memasuki fase vegetatif dan gejalanya mulai terlihat ketika
tanaman padi berumur 21 hari setelah pindah tanam. Dampak visualnya yaitu pucuk batang
padi menjadi kering kekuningan serta mudah dicabut. Sedangkan untuk gejala beluk,
serangannya terjadi pada fase generatif (masa pembentukkan malai). Dampak serangan yang
ditimbulkan menyebabkan bulir padi menjadi hampa akibat proses pengisian bijinya tidak
berjalan sempurna karena kerusakan pada pembuluh batang padi. Maka dari itu, upaya
pengendalian OPT perlu dilakukan untuk mencegah kerugian akibat serangan penggerek
batang (Syamsiah dan Dikri, 2020).
Teknik pengendalian dapat dilakukan dengan pengaturan pola tanam dengan
penanaman serentak agar semua padi berda pada fase yang sama sehingga perkembangan
serta penyebaran sumber hama di lapangan dapat ditekan. Pergiliran tanaman selain padi juga
dapat memutus siklus hidup hama. Selain itu juga dapat dilakukan dengan lampu perangkap,
musuh alami,serta penggunaan insektisida saat tanaman padi berumur 2-3 minggu.
2. Wereng Batang Coklat (WBC)
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hama padi yang paling berbahaya dan
merugikan. Wereng coklat mulai menyerang tanaman padi pada umur 15 hst dan gejala
serangan akan nampak pada umur tanaman 20-40 hst. Tidak hanya menghisap cairan batang
tanaman padi, hama wereng coklat juga menularkan virus pada tanaman, sehingga tanaman
terjangkit penyakit virus kerdil rumput dan virus kerdil hampa. Serangan Virus Kerdil Hampa
dicirikan dengan bengkoknya daun sehingga pertumbuhan tanaman nampak tidak normal,
daun berwarna hijau gelap dan tinggi tanaman kerdil. Serangan Virus Kerdil Rumput
dicirikan banyaknya anakan yang muncul, sedangkan daun berwarna kekuningan, lebar daun
sempit seperti rumput, serangan diawal pertumbuhan mengakibatkan tanaman seperti
terbakar. Kemungkinan 80% gagal panen jika tanaman mulai terserang sejak umur 10 – 15
Hst. Dengan kondisi lahan yang lembab, selalu tergenang air, lahan ternaungi memicu
perkembangan hama wereng semakin tinggi.
Teknik pengendalian hama wereng coklat dengan menggunakan varietas tahan seperti
IR74, Ciherang, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 31 dan Inpari 33.
Penggunaan pestisida dengan bahan aktif imidakloprid (Contoh Merk Confidor 5WP), dosis
0.5Kg/Ha dapat mengurangi populasi hama wereng sebesar 20,1 – 52,4% Penggunaan
pestisida kontak lambung dengan bahan aktif BPMC (Contoh Merk Sidabas 500 EC), dosis
1,5 L/Ha dapat mengurangi populasi hama wereng coklat sebesar 9,2 – 26,4%.
3. Hawar daun padi
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo).
Karakteristik gejala yang timbul pada fase vegetatif yaitu terdapat garis bercak kebasahan
pada bagian daun, kemudian berkembang luas dan berwarna hijau keabuan, keriput, layu dan
helaian daun menggulung. Gejala hawar fase generatif yaitu bercak kebasahan berwarna
kebasahan disatu atau kedua sisi daun, bercak meluas ke ujung dan pangkal daun dan daun
berwana agak keabuan dan agak menggulung (Nuryanto, dan Kendri, 2012).
Penyakit ini tersebar melalui benih yang telah terinfeksi, ketahanaha vaietas yang
kurang, pupuk dengan N yang berlebihan, dan pengairan. Teknik Pengendaliannya berupa
penggunaan varietas tahan, penggunaan benih yang sehat dan sistem jajar legowo yang
renggang agar penyakit tidak dapat berkembang dengan baik, pemupukan dengan dosis yang
cukup serta sanitasi yang baik (Nuryanto, dan Kendri, 2012).
4. Virus Tungro
Penyakit tungro disebabkan oleh virus RTSV (rice tungro spherical virus) dan RTBV
(rice tungro baciliform virus) yang dibawa oleh wereng hijau (Nephotettix virescens).
Karakteristik Gejala berupa daun padi yang berwarna orange seperti terbakar, kering, kerdil,
jumlah anakan sedikit. Penyebarannya melalui vektor wereng hijau yang dapat menyebabkan
ledakan penyakit tungro, kondisi lingkungan yang mendukung, dan varietas yang tidak tahan
menjadi penyebab ledakan penyakit ini (Praptana dan Yasin, 2008). Teknik Pengendaliannya
dengan memperhatikan intesitas populasi dari penyakit tungro, penggunaan varietas tahan
terhadap penyakit tungro, dan insektisida (Praptana dan Yasin, 2008).

Kesimpulan
Hama dan Penyakit yang menyerang tanaman padi varietas pandanwangi bermacam – macam
namun untuk hama yang paling banyak menyerang yaitu hama penggerek batang padi dan
wereng batang coklat. Sedangkan, untuk penyakit yaitu hawar daun padi dan penyakit tungro.
Semua hama dan penyakit yang menyerang memiliki karaktristik gejala yang berbeda disertai
dengan teknik pengendalian berdasarkan serangan hama dan penyakit tersebut.

Dapus
Praptana, R. H., dan M. Yasin. 2008. Epidemologi dan Strategi Pengendalian Penyakit
Tungro. Tanaman Pangan, 3(2) : 184-204.
Nuryanto, S. B., dan T. S. Kadir. 2012. Epidemologi, Patotipe, dan Strategi Pengendalian
Hawar Daun Bakteri pada Padi. IPTEK Tanaman Pangan, 7(2) : 79-87.
Syamsiah, M., dan Aditya, F. D. 2020. Penggunaan Beberapa Perangkap Untuk
Mengendalikan Hama Penggerek Batang Padi Pandanwangi (Oryza Sativa Var . Aromatic)
Pada Fase Generatif. Pro stek, 1(1): 51-59.

Anda mungkin juga menyukai