Nomor :
Menimbang :
a. bahwa dalam kegiatan pelayanan gizi dibutuhkan pengorganisasian gizi
di rumah sakit yang dapat memfasilitasi tercapainya pelayanan yang
bermutu sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan terkini serta mengacu
pada falsafah dan tujuan Pengorganisasian gizi;
b. bahwa agar Pelayanan Instalasi Gizi di Rumah Sakit Charlie Hospital
Kendal dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Instalasi Gizi di Rumah Sakit Charlie Hospital Kendal;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Charlie
Hospital Kendal.
Mengingat :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2004 tentang
Kesehatan;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Direktur,
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan direktur ini yang dimaksud dengan :
1) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat;
2) Pedoman pengorganisasian Instalasi Gizi adalah tolok ukur yang dipergunakan
sebagai acuan bagi tenaga Instalasi Gizi dalam menyelenggarakan pelayanan gizi;
3) Tenaga Instalasi Gizi adalah karyawan yang bertanggung jawab dalam seluruh
kegiatan pelayanan gizi;
4) Tenaga gizi terdiri dari Kepala Instalasi Gizi, Ahli Gizi Fungsional, juru masak, dan
pramusaji.
Pasal 2
Pengaturan Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi di Rumah Sakit bertujuan untuk:
1) Sebagai pedoman penyelenggaraan pengorganisasian Instalasi Gizi di Rumah Sakit
Charlie Hospital;
2) Untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi di Rumah Sakit Charlie Hospital;
3) Menjamin terciptanya koordinasi efektif anatar unit terkait dengan Instalasi Gizi
Rumah Sakit Charlie Hospital
Pasal 3
Pasal 4
1) Penyelenggaraan Standar Pelayanan Gizi di Rumah Sakit harus didukung oleh
ketersediaan Sumber Daya Insani (tenaga gizi), pengorganisasian yang berorientasi
kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional;
2) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus menggambarkan uraian
tugas, fungsi, dan tanggungjawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar
pelayanan gizi yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit;
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tenaga gizi dan pengorganisasian sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit ini.
Pasal 5
1) Setiap tenaga gizi yang menyelenggarakan pelayanan gizi di rumah sakit wajib
mengikuti Pedoman Organisasi Instalasi Gizi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Direktur Rumah Sakit ini;
2) Pemangku kepentingan terkait di bidang pelayanan gizi di rumah sakit harus mendukung
penerapan Pedoman Organisasi Instalasi Gizi Rumah Sakit.
Pasal 6
1) Dokumen Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi tercantum dalam Lampiran
Peraturan Direktur Utama ini, dijadikan acuan dalam menjalankan Instalasi Gizi dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Utama ini;
2) Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan;
3) Periode Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi adalah satu tahun dan akan dievaluasi
pada tahun berikutnya.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
A. RUANG LINGKUP
Agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakandengan penuh tanggung
jawab, untuk itu dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi dapat
meingkatkan ketrampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-
tugas yang dibebankan, sehingga diperlukan pedoman pengorganisasian rumah sakit.
B. DASAR HUKUM
a. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Agar program dan kegiatan dapat terlaksana secara efektif dan efisien
sesuai dengan sumber daya yang dimiliki
2. Pengawasan pelaksanaan pekerja dapat efektif dan efisiendan tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai
b. Tujuan Khusus
1. Pembagian tugas yang jelas dalam ternunit kerja dan unit kerja
2. Membantu pengawsan dengan menempatkan seorang anggota manajer
yang berkompetensi dalam setiap uit organisasi
3. Mempermudah dalam melakukan monitoring dan evaluasi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing
D. SASARAN
Sasaran dalam pedoman pengorganisasian SDM ini adalah semua sumber daya
manusia baik sebagai jabatan fungsional dan structural di Rumah Sakit Charlie
Hospital Kendal.
BAB II
Charlie Hospital sebagai rumah sakit swasta yang diresmikan pada tanggal 10 Juni
2019 sejarahnya diawali dari amanah almarhum bapak karli kepada ananda bapak
Junianto yang digagas pendirianya melalui PT Wahyu Agung dengan tujuan mulia yang
ingin menolong kesembuhan sesama dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sekitarnya
Di awali dengan Yayasan keluarga besar Junianto Charlie Hospital dengan Ketua
Yayasa ibu Wahyu Fitrianingsih, pondasi batu pertama di bangun hingga 2 tahun
kemudian berdirilah bangunan megah dan indah serta fungsional
Kemudian mengawali perijinan operasional Yayasan keluarga besar Junianto
menyerahkan kepada PT. Charlie Hospital Semarang untuk mempermudah proses
perijinan selanjutnya, karena Charlie Hospital bertekad sebagai wadah yang mengelola
Sumber Daya Manusia dari berbagai disiplin ilmu yang ada secara professional
Guna perbaikan managemen dan peningkatan kualitas pelayanan maka Charlie
Hospital akan segera melakukan akreditasi rumah sakit secara bertahap dan
berkelanjutan.
Secara umum identitas Rumah Sakit Charlie Hospital adalah sebagai berikut:
Nama rumah sakit : Rumah Sakit Charlie Hospital
Nomor ijin operasional :
Nomor ijin pendirian :
Alamat rumah sakit : Jalan Raya Ngabean kilometer 1 Boja
Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah 59567.
Nomor telepon/fax : (024)8600500 / (024)86005000
Website :-
Email : charliehospitalkdl@gmail.com
Nama lembaga pemilik : Swasta PT Charlie Hospital Semarang
Jenis lembaga pemilik : Perseroan terbatas
Tipe rumah sakit :D
Sarana dan fasilitas lain yang menunjang kegiatan pelayanan
kesehatan terbagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a) Unit pelayanan terdiri dari :
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bersalin dan Perinatal
5. Instalasi Perawatan Intensif
6. Instalasi Bedah
7. Instalasi Farmasi
8. Instalasi Rekam Medis
9. Instalasi Laboratorium
10. Instalasi Radiologi
11. Instalasi Gizi
b) Instalasi rawat jalan terbagi menjadi :
1. Klinik gigi
2. Klinik anak
3. Klinik kandungan
4. Klinik penyakit dalam
5. Klinik bedah
6. Klinik THT
7. Klinik mata
8. Klinik VCT
9. Klinik TB DOTS
A. Visi
Visi Rumah Sakit adalah Terwujudnya rumah sakit yang mandiri dan profesionalisme
serta pelayanan bermutu dengan mengutamakan teknologi diagnosa yang akurat.
B. MISI
Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, melalui :
1) Pelaksanakan pelayanan kesehatan dengan unggulan kesehatan ibu dan anak.
2) Memperdayakan seluruh potensi yang ada dirumah sakit.
3) Mengembangkan pelayanan laboratorium unggulan sebagai pusat rujukan rumah
sakit di sekitarnya.
4) Mengembangakan pendidikan kesehatan dan penelitian teknologi rumah sakit
serta kemitraan yang seluas luasnya.
5) Mencapai kesejahteraan bersama masyarakat sekitar rumah sakit. Terciptanya
kesejahteraan pegawai.
C. FALSAFAH
Nilai dasar/ Falsafah Rumah Sakit Charlie Hospital adalah Pelayanan Prima Untuk
Kesembuhan Pasien.
D. MOTTO
Motto rumah Charlie Hospital adalah Melaksanakan Amanah Untuk Membantu
kesembuhan Sesama
E. TUJUAN
1) Tercapainya pelayanan kesehatan yang prima.
2) Meningkatnya kemampuan, etika dan profesionalisme SDM rumah sakit.
3) Menghasilkannya penelitian yang bermanfaat.
BAB IV
DIREKTUR
MANAJER PELAYANAN
DAN PENUNJANG MEDIS
AHLI GIZI
FUNGSIONAL
KOORDINATOR KOORDINATOR
JURU MASAK PRAMUSAJI
Uraian Jabatan karyawan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Charlie Hospital terdiri dari Kepala
Instalasi Gizi, Ahli Gizi Fungsional, Koordinator Juru Masak, Koordinator Pramusaji, serta
Pelaksana Juru Masak dan Pelaksana Pramusaji. Rincian uraian jabatan tersebut antara lain:
I. Kepala Instalasi Gizi
II. Ahli Gizi Fungsional
III. Koordinator
a. Koordinator Juru Masak
b. Koordinator Pramusaji
IV. Pelaksana
c. Pelaksana Juru Masak
d. Pelaksana Pramusaji
C. Pertanggung Jawaban:
Kepala Instalasi Gizi bertanggung jawab kepada Manager Pelayanan dan Penunjang
Medis dalam memastikan seluruh proses pelayanan dan pengorganisasian di
Instalasi Gizi berjalan dengan semestinya.
D. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
1. Atasan Langsung : Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis
2. Atasan Tidak Langsung : Direktur Medis
3. Bawahan :
a. Ahli Gizi Fungsional
b. Koordinator Juru Masak
c. Koordinator Pramusaji
d. Pelaksana Juru Masak
e. Pelaksana Pramusaji
E. Tugas Pokok
Tugas pokok Kepala Instalasi Gizi adalah memimpin pelayanan di Instalasi Gizi dan
mengeksekusi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi, serta menindaklanjuti segala
permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan yang diselenggarakan di Instalasi
Gizi.
F. Uraian Tugas:
Uraian tugas kepala Instalasi Gizi adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan utama di Instalasi Gizi sesuai bidang keprofesian, antara
lain:
a. Melakukan kunjungan dan asuhan gizi kepada pasien rawat inap dan rawat
jalan;
b. Melakukan pengawasan/ supervisi kegiatan produksi dan distribusi
makanan;
c. Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan;
d. Bertindak sebagai penanggungjawab data pada pengukuran indikator mutu
instalasi.
2. Melakukan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Menyusun dan menetapkan garis besar dan kebijakan/ regulasi pelayanan
gizi;
b. Menyusun program kerja mengenai evaluasi, peningkatan, dan
pengembangan pelayanan gizi secara berkala;
c. Menyusun pedoman pengorganisasian tahunan;
d. Merencanakan sistem pelayanan gizi yang optimal dari sisi pengelolaan
sarana dan prasarana di Instalasi Gizi;
e. Menyusun rencana kebutuhan tenaga Instalasi Gizi meliputi kualifikasi,
jumlah, dan formasinya sesuai dengan regulasi yang ditetapkan Direktur
Utama;
f. Menyusun program pengembangan staf dan pelaksana di Instalasi Gizi
sesuai kebutuhan;
g. Menyusun siklus menu secara berkala (6 bulan sekali);
h. Menyusun standar diet dan standar porsi;
i. Menyusun spesifikasi bahan makanan;
j. Menyusun kebutuhan belanja bahan makanan harian , mingguan, dan
bulanan;
k. Menyusun program orientasi bagi karyawan baru;
l. Menyusun jadwal rapat Instalasi Gizi;
m. Menyusun rencana kebutuhan pengadaan peralatan sesuai kebutuhan;
n. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB);
o. Berperan serta dalam menyusun rencana pengembangan rumah sakit;
p. Menyusun program pengendalian mutu;
q. Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO);
r. Bersama staf dan pelaksana membantu proses penyusunan laporan bulanan
dan tahunan sesuai regulasi internal di waktu yang ditetapkan dan
diserahkan kepada atasan langsung maupun atasan tidak langsung.
3. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Menjamin kepatuhan jajaran karyawan di bawahnya kepada regulasi
nasional yang berlaku;
b. Menjamin kepatuhan jajaran pelaksana di bawahnya kepada regulasi
Persyarikatan Muhammadiyah yang berlaku dan diimplementasikan dalam
pelayanan gizi;
c. Menjamin kepatuhan jajaran pelaksana di bawahnya kepada regulasi
internal yang ditetapkan rumah sakit;
d. Terlibat penuh dalam peningkatan mutu pelayanan gizi dan menyusun
rekomendasi untuk proses peningkatan mutu tersebut;
e. Melaksanakan edukasi gizi atau promosi gizi kepada masyarakat luas
apabila diperlukan;
f. Memotivasi semua petugas di Instalasi Gizi untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan pengembangan diri;
g. Merespon dan atau menindaklanjuti permasalahan terkait SDM, fasilitas,
dan pelayanan secara mandiri maupun sesuai arahan atasan;
h. Menyelesaikan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung maupun
atasan tidak langsung yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai Kepala
Instalasi Gizi.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi:
a. Melakukan pengawasan di lingkungan Instalasi Gizi dalam menjalankan
pekerjaan dan tanggungjawab operasional harian masing-masing petugas;
b. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan Instalasi Gizi;
c. Memberikan arahan kepada staf dan pelaksana gizi dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan masing-masing;
d. Mengawasi disiplin kerja seluruh karyawan di Instalasi Gizi;
e. Mengawasi penggunaan peralatan, BHP, dan bahan makanan di Instalasi
Gizi.
5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu, meliputi :
a. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelayanan gizi;
b. Melakukan evaluasi terhadap disiplin kerja karyawan di Instalasi Gizi.
6. Mendukung budaya keselamatan dengan membudayakan budaya berani lapor,
budaya tidak sebut nama, serta budaya tidak saling menyalahkan.
G. Wewenang
1. Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada karyawan di Instalasi Gizi
tentang pelaksanaan kebijakan pelayanan dan pengorganisasian yang ditetapkan
direksi;
2. Melakukan supervisi/ pengawasan atas kesesuaian prosedur kerja yang
dilakukan di Instalasi Gizi;
3. Melakukan penilaian kinerja karyawan di Instalasi Gizi;
4. Memberikan teguran lisan kepada karyawan di Instalasi Gizi;
5. Mengesahkan penilaian kinerja karyawan di Instalasi Gizi;
6. Mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelayanan di Instalasi Gizi;
7. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan;
8. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang
Instalasi Gizi;
9. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan
dengan sistem kerja di Instalasi Gizi;
10. Menentukan dan mengusulkan posisi jabatan dan penambahan tenaga di bagian
Instalasi Gizi sesuai dengan dasar perhitungan pola ketenagakerjaan yang
berlaku di Rumah Sakit;
11. Membuat kebijakan dan mengambil keputusan mengenai pelayanan gizi yang
bersifat internal;
12. Penyusunan sarana dan prasarana di Instalasi Gizi dan diusulkan kepada atasan
langsung dan tidak langsung;
13. Mengadakan rapat terkait penyelenggaraan pelayanan gizi.
H. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok Ukur Keberhasilan Kepala Instalasi Gizi adalah sebagai berikut.
1. Seluruh draft regulasi yang dibutuhkan untuk memandu pelayanan, pekerjaan
dan pengorganisasian di Instalasi Gizi tersusun dengan baik dan dievaluasi
berkala.
2. Program kerja seluruh Instalasi Gizi tersusun dengan baik, dilaksanakan dengan
baik, dan dievaluasi dengan tepat.
3. Seluruh karyawan yang baru ditugaskan di Gizi mendapatkan orientasi yang
bermutu dan menghasilkan karyawan pasca orientasi yang mumpuni dan
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
dapat menyelenggarakan pelayanan yang aman dan bermutu.
4. Penilaian kinerja terhadap jajaran karyawan Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
5. Pelayanan yang diselenggarakan di Instalasi Gizi dilaksanakan dengan mengacu
kepada regulasi internal dan nasional, serta memperhatikan rekomendasi dari
literatur-literatur yang berlaku, sahih, dan terkini.
6. Kegiatan pengukuran mutu, serta evaluasi termasuk di dalamnya analisis,
penyusunan rekomendasi, dan tindak lanjut dari rekomendasi di Instalasi Gizi
dapat berjalan dengan baik.
7. Budaya keselamatan dilaksanakan dengan baik dan kontinyu.
8. Sasaran keselamatan pasien dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
regulasi yang berlaku, dan mengacu kepada regulasi nasional.
10. Pengelolaan SDM dan fasilitas di Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
11. Pengelolaan, dan pemeliharaan alat oleh Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
12. Permasalahan yang muncul di area Instalasi Gizi dapat direspon secara tepat
waktu, dan diupayakan diselesaikan sesuai dengan kewenangannya, sesuai
dengan tingkat urgensitas masalahnya.
13. Segala tugas yang diberikan kepadanya yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai Kepala Instalasi Gizi terlaksana dengan baik.
II. Ahli Gizi Fungsional
A. Nama Jabatan:
Ahli Gizi Fungsional (Staf Gizi)
B. Persyaratan Jabatan
1. Persyaratan Umum
a. Sehat jasmani dan rohani.
b. Memiliki ijazah minimal D3 gizi.
c. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP) yang
masih berlaku.
d. Berkemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan berkomunikasi
dengan orang lain.
e. Berdedikasi dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
2. Persyaratan Khusus
a. Bidang Profesional
1) Pernah mengikuti seminar/ workshop yang berkaitan dengan bidang
keprofesian ahli gizi.
2) Memiliki sertifikat pelatihan Nutrition Care Process (NCP) dan Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP).
C. Pertanggung Jawaban:
Ahli Gizi Fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Gizi dalam
memastikan seluruh proses pelayanan di Instalasi Gizi dan kegiatan pelaporan harian
berjalan dengan semestinya.
D. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
1. Atasan Langsung : Kepala Instalasi Gizi
2. Atasan Tidak Langsung : Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis
3. Bawahan :
a. Koordinator Juru Masak
b. Koordinator Pramusaji
c. Pelaksana Juru Masak
d. Pelaksana Pramusaji
E. Tugas Pokok
Tugas pokok Ahli Gizi Fungsional adalah sebagai koordinator harian kegiatan
penyelenggaraan makanan dan melakukan asuhan gizi kapada pasien.
F. Uraian Tugas:
Uraian tugas Ahli Gizi Fungsional adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan utama di Instalasi Gizi sesuai bidang keprofesian, meliputi:
a. Melakukan kunjungan dan asuhan gizi kepada pasien rawat inap dan
rawat jalan;
b. Melakukan pengawasan kegiatan penerimaan, penyimpanan bahan
makanan, produksi makanan, hingga distribusi makanan;
c. Melakukan kegiatan pencatatan administrasi belanja dan gudang;
d. Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan;
e. Berkoordinasi dengan petugas produksi dan distribusi mengenai informasi
perubahan diet pasien rawat inap;
f. Melakukan kegiatan pengukuran indikator mutu Instalasi Gizi.
2. Melakukan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Melakukan pemesanan bahan makanan harian dan mingguan;
b. Membuat perencaan asuhan gizi kepada pasien;
c. Merencanakan sistem pelayanan gizi yang optimal dari sisi pengelolaan
sarana dan prasarana di Instalasi Gizi;
d. Menyusun rencana kebutuhan pengadaan peralatan;
e. Bersama pelaksana dan Kepala Instalasi Gizi membantu proses penyusunan
laporan bulanan dan tahunan sesuai regulasi internal dalam waktu yang
ditetapkan dan diserahkan kepada atasan langsung maupun atasan tidak
langsung.
3. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Menjamin kepatuhan Pelaksana Gizi kepada regulasi dan dokumen Instalasi
Gizi;
b. Terlibat penuh dalam peningkatan mutu pelayanan gizi dan menyusun
rekomendasi untuk proses peningkatan mutu tersebut;
c. Melaksanakan edukasi gizi atau promosi gizi kepada masyarakat luas
apabila diperlukan;
d. Memotivasi semua petugas di Instalasi Gizi untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan pengembangan diri;
e. Merespon dan atau menindaklanjuti permasalahan terkait SDM, fasilitas,
dan pelayanan secara mandiri maupun sesuai arahan atasan;
f. Menyelesaikan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung maupun
atasan tidak langsung yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai Ahli Gizi
Fungsional.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi:
a. Melakukan pengawasan di lingkungan Instalasi Gizi dalam menjalankan
pekerjaan dan tanggungjawab operasional harian masing-masing petugas;
b. Memberikan arahan kepada pelaksana gizi dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan masing-masing;
c. Mengawasi penggunaan peralatan, BHP, dan bahan makanan di Instalasi
5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu, meliputi :
a. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelayanan gizi;
b. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pengukuran indikator mutu
Instalasi Gizi.
G. Wewenang
1. Melakukan supervisi/ pengawasan kegiatan penyelenggaraan makanan sesuai
prosedur kerja yang dilakukan di Instalasi Gizi;
2. Menentukan intervensi gizi sesuai hasil asesmen dan diagnosis gizi pada pasien
rawat inap dan rawat jalan;
3. Bekerjasama dengan perawat dan dokter DPJP dalam menentukan terapi gizi
pasien rawat inap;
4. Memberikan teguran lisan kepada karyawan di Instalasi Gizi;
5. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan di Instalasi Gizi;
6. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan;
7. Menandatangani bukti penerimaan bahan makanan;
8. Menentukan sumber daya dan sumber dana dalam perencaan kegiatan penelitian
dan pengembangan;
9. Berkoordinasi dengan petugas terkait baik internal unit maupun antar unit
terkait keterlibatan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan;
10. Melakukan publikasi dan implementasi hasil penelitian guna peningkatan
pelayanan gizi;
11. Berkoordinasi dengan juru masak dan pramusaji terkait pencatatan berkala
peralatan gizi;
12. Berkoordinasi dengan rekanan terkait pemesanan bahan makanan. Apabila
barang yang datang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, maka staf
memiliki wewenang untuk menegur rekanan dan mengembalikan barang
tersebut;
13. Mengontrol jumlah pemakaian bahan makanan untuk kegiatan produksi
makanan.
14. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan
dengan pelayanan di Instalasi Gizi;
15. Menentukan dan mengusulkan posisi jabatan dan penambahan tenaga di bagian
Instalasi Gizi sesuai dengan dasar perhitungan pola ketenagakerjaan yang
berlaku di Rumah Sakit;
16. Penyusunan sarana dan prasarana di Instalasi Gizi dan diusulkan kepada atasan
langsung dan tidak langsung;
H. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok Ukur Keberhasilan Ahli Gizi Fungsional adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya pelayanan gizi yang berjalan sebagaimana mestinya, berdaya guna,
dan bermutu.
2. Tercapainya efektivitas alur pelayanan gizi.
3. Tercapainya target kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi > 80%.
4. Tercapainya target kunjungan ahli gizi >50%.
5. Tersedianya makanan bagi pasien yang sesuai dengan dietnya serta aman
dikonsumsi.
6. Tercapainya kepatuhan pasien dalam menjalani dietnya.
7. Pelaporan harian pelaksana gizi berjalan dengan baik.
8. Kegiatan pengukuran mutu, serta evaluasi termasuk di dalamnya analisis,
penyusunan rekomendasi, dan tindak lanjut dari rekomendasi di Instalasi Gizi
dapat berjalan dengan baik.
9. Budaya keselamatan dilaksanakan dengan baik dan kontinyu.
10. Sasaran keselamatan pasien dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
regulasi yang berlaku, dan mengacu kepada regulasi nasional.
11. Pengelolaan SDM dan fasilitas di Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
12. Pengelolaan, dan pemeliharaan alat oleh Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
13. Permasalahan yang muncul di area Instalasi Gizi dapat direspon secara tepat
waktu, dan diupayakan diselesaikan sesuai dengan kewenangannya, sesuai
dengan tingkat urgensitas masalahnya.
14. Segala tugas yang diberikan kepadanya yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai Staf Gizi terlaksana dengan baik.
III. Koordinator Juru Masak
A. Nama Jabatan : Koordinator Juru Masak
B. Persyaratan Jabatan
1. Persyaratan Umum
a. Sehat jasmani dan rohani.
b. Memiliki ijazah minimal SMK Boga / S1 Tata Boga
c. Berkemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan berkomunikasi
dengan orang lain.
d. Berdedikasi dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
2. Persyaratan Khusus
a. Bidang Profesional
1) Pernah mengikuti seminar/ kursus yang berkaitan dengan bidang
keprofesian juru masak.
2) Berpengalaman bekerja di industri jasa boga.
C. Pertanggung Jawaban:
Koordinator Juru Masak bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Gizi dalam
menghasilkan makanan kepada pasien sesuai dengan dietnya, bercitarasa tinggi,
bervariasi, menarik, serta aman dikonsumsi. Selain itu, koordinator juru masak juga
bertanggungjawab terhadap berjalannya kegiatan produksi makanan harian.
D. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
1. Atasan Langsung : Kepala Instalasi Gizi / Ahli Gizi fungsional
2. Atasan Tidak Langsung : Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis
3. Bawahan : Pelaksana Juru Masak
E. Tugas Pokok
Tugas pokok Koordinator Juru Masak adalah melakukan kegiatan penanganan
bahan makanan serta produksi makanan sesuai prosedur yang ditetapkan untuk
menjamin mutu dan keamanan menu makanan yang disajikan kepada pasien. Selain
itu, koordinator juru masak juga bertanggungjawab dalam kegiatan pelaporan
kegiatan produksi makanan harian.
F. Uraian Tugas:
Uraian tugas Koordinator Juru Masak adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan utama di Instalasi Gizi sesuai bidang keprofesian, meliputi:
a. Melakukan penerimaan bahan makanan meliputi penimbangan, pencocokan
bahan makanan, dan pencatatan bahan makanan;
b. Melakukan penyimpanan bahan makanan sesuai dengan prinsip yang
ditetapkan;
c. Melakukan persiapan bahan makanan sebelum diproduksi seperti mencuci,
mengupas, memotong, menyiangi, dll;
d. Melakukan produksi makanan biasa dan diet khusus;
e. Melakukan produksi snack (khusus juru masak snack);
f. Melakukan pemorsian makanan jadi;
g. Membantu pramusaji dalam kegiatan distribusi makanan kepada pasien;
h. Melakukan pencucian peralatan masak;
i. Melakukan penyimpanan peralatan masak;
j. Melakukan inventarisasi peralatan masak secara berkala;
k. Menjaga kebersihan diri dan area kerja;
l. Melakukan pelaporan harian jumlah porsi yang diproduksi;
m. Melakukan pencatatan harian bahan makanan yang digunakan.
2. Melakukan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Menyusun dan mengusulkan kegiatan pengembangan resep;
b. Melakukan perencanaan produksi harian disesuaikan dengan jumlah pasien
dan konsumen lain yang dilayani;
c. Melakukan perencaaan produksi menu pilihan VIP;
d. Menyusun rencana kebutuhan pengadaan peralatan sesuai kebutuhan.
3. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Terlibat penuh dalam peningkatan mutu pelayanan gizi dan menyusun
rekomendasi untuk proses peningkatan mutu tersebut;
b. Memotivasi semua petugas di Instalasi Gizi untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan pengembangan diri;
c. Merespon dan atau menindaklanjuti permasalahan terkait SDM, fasilitas,
dan pelayanan secara mandiri maupun sesuai arahan atasan;
d. Menyelesaikan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung maupun
atasan tidak langsung yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai Koordinator
Juru Masak.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi:
a. Melakukan pengawasan terhadap kualitas bahan makanan yang diterima;
b. Melakukan kontrol mandiri dan rekan satu shift terhadap jalannya proses
penyelenggaraan makanan;
c. Melakukan pengawasan sisa makanan/ porsi yang tidak terpakai akibat
pasien pulang;
d. Memberikan arahan kepada rekan satu shift dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan masing-masing;
e. Mengawasi penggunaan peralatan, BHP, dan bahan makanan di Instalasi
Gizi.
5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu, meliputi:
a. Melakukan evaluasi mandiri terhadap mutu makanan yang diproduksi;
b. Melakukan evaluasi mandiri terhadap kepuasan pasien terhadap menu yang
disajikan.
G. Wewenang
1. Menentukan teknik memasak selama masih sesuai dengan regulasi;
2. Melaporkan kepada atasan langsung terkait permasalahan yang terjadi ketika
melakukan pekerjaan;
3. Melaporkan kepada atasan langsung atas ketidaksesuaian spesifikasi bahan
makanan yang diterima;
4. Berkoordinasi dengan pramusaji dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan
makanan yang aman;
5. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan;
6. Menandatangani bukti penerimaan bahan makanan;
7. Menentukan sumber daya dan sumber dana dalam perencaan kegiatan
pengembangan resep;
Mengontrol jumlah pemakaian bahan makanan untuk kegiatan produksi
makanan.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan
dengan pelayanan di Instalasi Gizi;
Menentukan dan mengusulkan posisi jabatan dan penambahan tenaga di bagian
Instalasi Gizi sesuai dengan dasar perhitungan pola ketenagakerjaan yang
berlaku di Rumah Sakit;
Penyusunan sarana dan prasarana di Instalasi Gizi dan diusulkan kepada atasan
langsung dan tidak langsung;
H. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok Ukur Keberhasilan Pelaksana Juru Masak adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya kegiatan produksi makanan yang berjalan sebagaimana mestinya,
berdaya guna, dan bermutu.
2. Tercapainya target kepuasan pasien terhadap menu yang disajikan > 80%.
3. Tersedianya makanan bagi pasien yang sesuai dengan dietnya serta aman
dikonsumsi.
4. Pelaporan harian jumlah porsi dan penggunaan bahan makanan berjalan dengan
baik.
5. Budaya keselamatan dilaksanakan dengan baik dan kontinyu.
6. Sasaran keselamatan pasien dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
regulasi yang berlaku, dan mengacu kepada regulasi nasional.
7. Pengelolaan, dan pemeliharaan alat oleh Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
8. Permasalahan yang muncul di area Instalasi Gizi dapat direspon secara tepat
waktu, dan diupayakan diselesaikan sesuai dengan kewenangannya, sesuai
dengan tingkat urgensitas masalahnya.
9. Segala tugas yang diberikan kepadanya yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai Koordinator Juru Masak terlaksana dengan baik.
Dalam Tata hubungan kerja ini, Instalasi Gizi dengan unit terkait adalah melakukan
kerjasama dalam hal memberikan keterangan jumlah karyawan dinas untuk penyediaan
makanan bagi karyawan dan jumlah makanan untuk pasien sesuai kebutuhan pasien.
5. Dokter
a. Bekerjasama dalam menentukan diat pasien serta memantau permasalahan
terkait gizi pasien seperti asupan makan pasien serta respon pasien terhadap
diet yang diberikan.
b. Menentukan rencana diet/advis diet awal, serta melakukan perubahan diet
apabila diperlukan.
c. Merujuk pasien untuk berkonsultasi dengan ahli gizi.
6. Perawat Poliklinik
a. Memberitahukan informasi pasien rujukan konsultasi gizi atau pasien
kunjungan ulang dengan ahli gizi pasca rawat inap.
b. Melakukan asesmen awal pasien yang dirujuk untuk konsultasi gizi dengan
ahli gizi.
C Pendidikan/Pelatihan 5 hari/tahun
2 Persiapan 10 120960
sayur 12,096
4 Persiapan 10 120960
bumbu 12,096
5 Persiapan 10 120960
produksi bubur 12,096
6 Menggoreng 15 120960
8,064
7 Produksi 15 120960
makan an 8,064
8 Mencuci 15 120960
peralatan 8,064
masak
9 Memorsi 20 120960
makanan 6,048
10 Operan 20 120960
makanan jadi 6,048
ke dalam troli
11 Membersihkan 10 120960
area kerja 12,096
4 Merekap 5 120960
jumlah pasien 24,192
dan dietnya
5 Menyiapkan 10 120960
peralatan 12,096
makan
6 Menyiapkan 10 120960
buah 12,096
8 Memorsi 20 120960
makanan jadi 6,048
11 Operan 20 120960
makanan ke 6,048
dalam troli
12 Distribusi 30 120960
makanan 4,032
13 Clear-up / 20 120960
mengambil alat 6,048
makan dari
pasien
15 Membersihkan 20 120960
sisa makanan 6,048
16 Mencuci 30 120960
peralatan 4,032
makan
WAKTU STANDAR
KEGIATAN WAKTU KERJA
POSISI PENGERJAAN BEBAN
POKOK TERSEDIA/TAHUN
( MENIT ) KERJA
4 Pengawasan 15 111420
produksi 7,428
5 Kunjungan 15 111420
pasien diet 7,428
6 Menggoreng 15 360
4,320
RATA-
WAKTU
RATA
POSISI KEGIATAN POKOK PENGERJA KEGIATAN KEGIATAN
AN PER PER TAHUN
( MENIT )
BULAN
Pelaksana Rapat
1 internal 3 36 0.0003
2 Sosialisasi 2 96 0.0008
Silaturahmi
3 Akbar 0.75 9 0.0001
JUMLAH 0.0012
JUMLAH 4.835828571
JUMLAH 9.420361905
Keterangan:
1) 4 orang juru masak & 6 orang pramusaji dibutuhkan untuk
memenuhi pola shift pagi-siang dengan kapasitas troli makanan 88
porsi.
2) 2 orang ahli gizi fungsional dibutuhkan untuk memberikan asuhan
gizi kepada pasien rawat inap dan rawat jalan. Sistem kerja ahli gizi
dapat mengikuti jam operasional kantor dengan 6 hari kerja.
4 Pelaksana Pramusaji - 9 6 6 9
Penjelasan Tabel:
A adalah kebutuhan regulasi nasional
B adalah hasil penghitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja
menggunakan rumus
C adalah kebutuhan berdasarkan pemenuhan jam layanan
D adalah kebutuhan berdasakan pemenuhan terselenggaranya layanan
Jadi, kebutuhan juru masak untuk peningkatan volume pasien adalah 7 orang
Pram 1 Operan 5 120960 0.0012 0.060724
usaji jaga 24,192 1,440
11.92036
WAKTU WAKTU
KEGIAT STANDAR
KEGIATAN PENGER KERJA STANDAR KEBUTUH
POSISI AN PER KELONGG
POKOK -JAAN TERSEDIA/ BEBAN AN SDM
TAHUN ARAN
(MNT) TAHUN KERJA
JUMLAH 6.697807
Jadi, kebutuhan ahli gizi untuk peningkatan volume adalah 7 orang
c. Berdasarkan Pemenuhan Jam Layanan
Seiring dengan peningkatan volume pasien rawat inap, pelayanan gizi dapat
berjalan selama 24 jam, namun tenaga shift malam hanya bertugas untuk
produksi makanan. Sementara itu, kegiatan distribusi makanan dilaksanakan
seperti jadwal yang ditetapkan. Maka, jumlah kebutuhan tenaga di Instalasi
Gizi harus memenuhi kebutuhan minimal untuk memenuhi pelayanan
tersebut. Analisis kebutuhan tenaga Instalasi Gizi berdasarkan pemenuhan
jam layanan 24 jam adalah sebagai berikut.
2 Ahli Gizi - 7 7 6 7
4 Pelaksana Pramusaji - 12 12 12 12
Penjelasan Tabel:
A adalah kebutuhan regulasi nasional
B adalah hasil penghitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja
menggunakan rumus
C adalah kebutuhan berdasarkan pemenuhan jam layanan
D adalah kebutuhan berdasakan pemenuhan terselenggaranya layanan
2 Ahli Gizi 7
3 Juru masak 6
4 Pramusaji 12
Total 26
BAB VIII
PENILAIAN KINERJA
A. DASAR PENILAIAN
Penilaian produktivitas/ kinerja karyawan berpedoman pada Peraturan Direktur
Rumah Sakit Charlie Hospital tentang panduan dan SPO penilaian kinerja karyawan
Rumah Sakit Charlie Hospital.
B. TUJUAN
1. Sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja individu karyawan sehingga dapat
mencapai atau melampui standar kinerja yang ditetapkan.
2. Memberikan feedback kepada karyawan dalam upaya memperbaiki kinerja.
3. Digunakan sebagai pertimbangan promosi dan rotasi kinerja.
4. Digunakan sebagai sumber informasi mengenai kebutuhan pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan.
C. PARAMETER PENILAIAN
1. Penilaian Kinerja Secara Umum
a. Prestasi Kerja
Hal-hal yang dinilai dalam prestasi kerja adalah :
1) Hasil kerja
2) Pengetahuan akan pekerjaan
3) Kemandirian
4) Penyelesaian tugas
b. Sikap Kerja
Hal-hal yang dinilai dalam prestasi kerja adalah :
1) Ketelitian
2) Kerjasama
3) Komunikasi
4) Koordinasi
5) Ketaatan perintah tugas
6) Tanggung jawab
7) Dedikasi
c. Kedisiplinan
Tolak ukur pengertian kedisiplinan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1) Kepatuhan terhadap jam-jam kerja
2) Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan tata tertib
yang berlaku.
3) Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal
instansi.
4) Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan
kantor dengan penuh hati-hati.
5) Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.
Hal-hal yang dinilai dalam kedisiplinan kerja adalah:
1) Kelengkapan pakaian kerja
2) Pelaksanaan SPO
3) Absensi kehadiran
d. Kepemimpinan (Struktural)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau
kelompok dalam usahanya mencapai tujuan di dalam situasi tertentu. Hal-hal
yang dinilai dalam kepemimpinan adalah :
1) Panutan
2) Penentuan prioritas atas suatu tugas
3) Pengambilan keputusan
4) Kemampuan untuk memahami bawahan
5) Kemampuan untuk menjadi motivator
D. WAKTU
PELAKSANAAN
Penilaian kinerja
dilakukan:
1. Pada saat karyawan dalam masa orientasi
2. Pada saat karyawan telah diangkat menjadi pegawai tetap, dilakukan penilaian
kinerja minimal 1 tahun sekali setiap akhir tahun.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A. DASAR PENILAIAN
Peraturan Direktur Rumah Sakit Charlie Hospital Tentang Panduan dan SPO
Orientasi Pegawai Rumah Sakit Charlie Hospital.
B. TUJUAN
1. Orientasi Pegawai Baru
a. Tujuan Umum
1) Mengurangi kecemasan dalam memulai pekerjaannya dan menyiapkan
mental pegawai baru memasuki dunia kerja.
2) Menghilangkan hambatan psikologis dalam memasuki kelompok baru
dan selanjutnya dapat menjalin hubungan kerjasama dengan semua
petugas sehingga dapat menjadi satu tim dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
3) Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru.
b. Tujuan Khusus
1) Struktur organisasi, falsafah, visi, misi, dan tujuan dan sejarah rumah
sakit.
2) Arah dan kebijakan manajemen rumah sakit.
3) Pelayanan prima dan Service Excellent.
4) Peraturan-peraturan kepegawaian (peraturan-peraturan kepegawaian,
kewajiban dan hak-hak pegawai termasuk cuti, fasilitas kesehatan dan
sragam, hak mendapatkan pendidikan dan pelatihan, program pensiun,
dll).
5) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS)
6) Program Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(PMKP).
7) Mengenal lingkungan atau bagian-bagian RS Charlie Hospital
8) Kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan unit kerjanya.
9) Hal tugasnya, yaitu tempat tugas, uraian tugas, fungsi jabatan, sasaran
pekerjaan, ketrampilan awal teknik-teknik dasar pelaksanaan
pekerjaan, sarana prasaranan peralatan yang berhubungan dengan unit
kerjanya, hubungan dengan pekerjaan lain yang diperlukan.
10) Secara bertahap karyawan baru diharapkan terbiasa melakukan
kerjasama efektif dengan rekan kerjanya.
2. Orientasi Pegawai
Lama a. Tujuan
Umum
1) Menghilangkan hambatan psikologis dalam melakukan kelompok baru
dan selanjutnya dapat menjalain hubungan kerjasama dengan semua
petugas sehingga dapat menjadi satu tim dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
2) Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru
b. Tujuan Khusus
Karyawan mengetahui dan memahami :
1) Kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan unit kerjanya
2) Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan awal teknik-teknik dasar
pelaksanaan pekerjaan yang baru
3) Mengenal sarana prasarana dan peralatan yang berhubungan dengan unit
kerjanya
4) Secara bertahap pegawai baru diharapkan terbiasa melakukan kerjasama
efektif dengan rekan kerjanya.
PERTEMUAN / RAPAT
Instalasi Gizi merupakan satu kesatuan dengan instalasi/ bagian lain yang ada di Rumah
sakit. Dalam melaksanakan pelayanan gizi, maka segala informasi yang ada di Rumah Sakit
baik bersifat umum maupun khusus harus selalu disampaikan. Bentuk penyampaian
informasi bisa dilakukan melalui pertemuan rutin dan insidentil.
B. WAKTU PERTEMUAN
1. Pertemuan rutin diselenggarakan setiap 1 (satu) bulan sekali.
2. Pertemuan insidentil diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan.
C. METODE
1. Rapat/diskusi
2. Penyampaian informasi secara langsung
3. Presentasi
D. SASARAN
Seluruh karyawan di Instalasi Gizi.
XI
PELAPORAN
Seluruh kegiatan pelayanan di Instalasi Gizi dilaporkan kepada atasan langsung dan atasan
tidak langsung dalam periode waktu tertentu sesuai dengan ketentuan. Adapun jenis
laporannya adalah sebagai berikut:
A. LAPORAM HARIAN
Laporan per shift
1. Pelaporan jumlah porsi
2. Pelaporan pengukuran indicator mutu
3. Pelaporan penerimaan bahan makanan dan BHP
4. Pelaporan belanja
5. Pelaporan billing pasien rawat inap dan rawat jalan
B. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan Instalasi Gizi adalah hasil rekapitulasi seluruh pelaporan harian
pelayanan gizi. Laporan bulanan Instalasi Gizi antara lain:
1. Laporan Bulanan Instalasi Gizi
2. Laporan Indikator Mutu
3. Laporan KPI
C. LAPORAN TAHUNAN
Laporan tahunan Instalasi Gizi antara lain:
1. Laporan capaian produktivitas pelayanan gizi
2. Program kerja
BAB XII
PENUTUP
Kendal,
Direktur
Rumah Sakit Charlie Hospital