Anda di halaman 1dari 83

PERATURAN DIREKTUR UTAMA

RUMAH SAKIT CHARLIE HOSPITAL KENDAL

Nomor :

TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI GIZI

RUMAH SAKIT CHARLIE HOSPITAL KENDAL

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT CHARLIE HOSPITAL

Menimbang :
a. bahwa dalam kegiatan pelayanan gizi dibutuhkan pengorganisasian gizi
di rumah sakit yang dapat memfasilitasi tercapainya pelayanan yang
bermutu sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan terkini serta mengacu
pada falsafah dan tujuan Pengorganisasian gizi;
b. bahwa agar Pelayanan Instalasi Gizi di Rumah Sakit Charlie Hospital
Kendal dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Instalasi Gizi di Rumah Sakit Charlie Hospital Kendal;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Charlie
Hospital Kendal.

Mengingat :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2004 tentang
Kesehatan;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pengorganisasian Rumah
Sakit;
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
f. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/Menkes/SK/III/2007
tentang Standart Profesi Gizi;

g. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor.


23/KEP/M. Pan/4/2001 Tentang Jabatan Fungsional Nutritionis dan
Angka Kreditnya;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Keputusan Direktur RS CHARLIE HOSPITAL KENDAL Tentang Pedoman


Pengorganisasian Instalasi Gizi RS CHARLIE HOSPITAL KENDAL;

KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi RS CHARLIE HOSPITAL


KENDAL sebagaimana dimaksud Diktum kesatu sebagaimana terlampir
dalam lampiran keputusan ini.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di :

Pada tanggal :

Direktur,
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan direktur ini yang dimaksud dengan :
1) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat;
2) Pedoman pengorganisasian Instalasi Gizi adalah tolok ukur yang dipergunakan
sebagai acuan bagi tenaga Instalasi Gizi dalam menyelenggarakan pelayanan gizi;
3) Tenaga Instalasi Gizi adalah karyawan yang bertanggung jawab dalam seluruh
kegiatan pelayanan gizi;
4) Tenaga gizi terdiri dari Kepala Instalasi Gizi, Ahli Gizi Fungsional, juru masak, dan
pramusaji.

Pasal 2
Pengaturan Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi di Rumah Sakit bertujuan untuk:
1) Sebagai pedoman penyelenggaraan pengorganisasian Instalasi Gizi di Rumah Sakit
Charlie Hospital;
2) Untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi di Rumah Sakit Charlie Hospital;
3) Menjamin terciptanya koordinasi efektif anatar unit terkait dengan Instalasi Gizi
Rumah Sakit Charlie Hospital

Pasal 3

1) Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi meliputi:


a. Struktur Organisasi Instalasi Gizi;
b. Uraian Jabatan;
c. Tata Hubungan Kerja;
d. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
e. Kegiatan Orientasi;
f. Pertemuan/Rapat; dan
g. Pelaporan.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Pengorganisasian sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit ini.

Pasal 4
1) Penyelenggaraan Standar Pelayanan Gizi di Rumah Sakit harus didukung oleh
ketersediaan Sumber Daya Insani (tenaga gizi), pengorganisasian yang berorientasi
kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional;
2) Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus menggambarkan uraian
tugas, fungsi, dan tanggungjawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar
pelayanan gizi yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit;
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tenaga gizi dan pengorganisasian sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit ini.

Pasal 5

1) Setiap tenaga gizi yang menyelenggarakan pelayanan gizi di rumah sakit wajib
mengikuti Pedoman Organisasi Instalasi Gizi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Direktur Rumah Sakit ini;
2) Pemangku kepentingan terkait di bidang pelayanan gizi di rumah sakit harus mendukung
penerapan Pedoman Organisasi Instalasi Gizi Rumah Sakit.

Pasal 6
1) Dokumen Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi tercantum dalam Lampiran
Peraturan Direktur Utama ini, dijadikan acuan dalam menjalankan Instalasi Gizi dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Utama ini;
2) Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan;
3) Periode Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gizi adalah satu tahun dan akan dievaluasi
pada tahun berikutnya.

Ditetapkan di :
Pada tanggal :

Direktur Rumah Sakit Charlie Hospital

dr.M. Riza Setiawan MOSH


LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RS CHARLIE
HOSPITAL KENDAL
NOMOR ......
TENTANG PEDOMAN
PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN
INSTALASI GIZI

PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN INSTALASI GIZI


RUMAH SAKIT CHARLIE HOSPITAL KENDAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus
tetap mampu meningkakan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan ang setinggi-tingginya.
Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit diperlukann
Pedoman pengorganisasian untuk mengatur seluruh aspek yang berperan dalam
menjalankan rumah sakit.
Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit bertujuan untuk mewujudkan
organisasi Rumah Sakit yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam rangka mencapai
visi dan misi Rumah Sakit sesuai tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance).

A. RUANG LINGKUP
Agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakandengan penuh tanggung
jawab, untuk itu dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi dapat
meingkatkan ketrampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-
tugas yang dibebankan, sehingga diperlukan pedoman pengorganisasian rumah sakit.
B. DASAR HUKUM
a. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Agar program dan kegiatan dapat terlaksana secara efektif dan efisien
sesuai dengan sumber daya yang dimiliki
2. Pengawasan pelaksanaan pekerja dapat efektif dan efisiendan tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai
b. Tujuan Khusus
1. Pembagian tugas yang jelas dalam ternunit kerja dan unit kerja
2. Membantu pengawsan dengan menempatkan seorang anggota manajer
yang berkompetensi dalam setiap uit organisasi
3. Mempermudah dalam melakukan monitoring dan evaluasi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing
D. SASARAN
Sasaran dalam pedoman pengorganisasian SDM ini adalah semua sumber daya
manusia baik sebagai jabatan fungsional dan structural di Rumah Sakit Charlie
Hospital Kendal.
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. SEJARAH RUMAH SAKIT

Charlie Hospital sebagai rumah sakit swasta yang diresmikan pada tanggal 10 Juni
2019 sejarahnya diawali dari amanah almarhum bapak karli kepada ananda bapak
Junianto yang digagas pendirianya melalui PT Wahyu Agung dengan tujuan mulia yang
ingin menolong kesembuhan sesama dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sekitarnya
Di awali dengan Yayasan keluarga besar Junianto Charlie Hospital dengan Ketua
Yayasa ibu Wahyu Fitrianingsih, pondasi batu pertama di bangun hingga 2 tahun
kemudian berdirilah bangunan megah dan indah serta fungsional
Kemudian mengawali perijinan operasional Yayasan keluarga besar Junianto
menyerahkan kepada PT. Charlie Hospital Semarang untuk mempermudah proses
perijinan selanjutnya, karena Charlie Hospital bertekad sebagai wadah yang mengelola
Sumber Daya Manusia dari berbagai disiplin ilmu yang ada secara professional
Guna perbaikan managemen dan peningkatan kualitas pelayanan maka Charlie
Hospital akan segera melakukan akreditasi rumah sakit secara bertahap dan
berkelanjutan.
Secara umum identitas Rumah Sakit Charlie Hospital adalah sebagai berikut:
Nama rumah sakit : Rumah Sakit Charlie Hospital
Nomor ijin operasional :
Nomor ijin pendirian :
Alamat rumah sakit : Jalan Raya Ngabean kilometer 1 Boja
Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah 59567.
Nomor telepon/fax : (024)8600500 / (024)86005000
Website :-
Email : charliehospitalkdl@gmail.com
Nama lembaga pemilik : Swasta PT Charlie Hospital Semarang
Jenis lembaga pemilik : Perseroan terbatas
Tipe rumah sakit :D
Sarana dan fasilitas lain yang menunjang kegiatan pelayanan
kesehatan terbagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a) Unit pelayanan terdiri dari :
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bersalin dan Perinatal
5. Instalasi Perawatan Intensif
6. Instalasi Bedah
7. Instalasi Farmasi
8. Instalasi Rekam Medis
9. Instalasi Laboratorium
10. Instalasi Radiologi
11. Instalasi Gizi
b) Instalasi rawat jalan terbagi menjadi :
1. Klinik gigi
2. Klinik anak
3. Klinik kandungan
4. Klinik penyakit dalam
5. Klinik bedah
6. Klinik THT
7. Klinik mata
8. Klinik VCT
9. Klinik TB DOTS

c) Kapasitas tempat tidur pasien 45 bed.


BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, MOTTO, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT CHARLIE HOSPITAL

A. Visi

Visi Rumah Sakit adalah Terwujudnya rumah sakit yang mandiri dan profesionalisme
serta pelayanan bermutu dengan mengutamakan teknologi diagnosa yang akurat.

B. MISI
Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, melalui :
1) Pelaksanakan pelayanan kesehatan dengan unggulan kesehatan ibu dan anak.
2) Memperdayakan seluruh potensi yang ada dirumah sakit.
3) Mengembangkan pelayanan laboratorium unggulan sebagai pusat rujukan rumah
sakit di sekitarnya.
4) Mengembangakan pendidikan kesehatan dan penelitian teknologi rumah sakit
serta kemitraan yang seluas luasnya.
5) Mencapai kesejahteraan bersama masyarakat sekitar rumah sakit. Terciptanya
kesejahteraan pegawai.
C. FALSAFAH
Nilai dasar/ Falsafah Rumah Sakit Charlie Hospital adalah Pelayanan Prima Untuk
Kesembuhan Pasien.
D. MOTTO
Motto rumah Charlie Hospital adalah Melaksanakan Amanah Untuk Membantu
kesembuhan Sesama
E. TUJUAN
1) Tercapainya pelayanan kesehatan yang prima.
2) Meningkatnya kemampuan, etika dan profesionalisme SDM rumah sakit.
3) Menghasilkannya penelitian yang bermanfaat.

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GIZI


Instalasi Gizi Rumah Sakit Charlie Hospital dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi
Gizi. Kepala Instalasi Gizi dibantu oleh ahli gizi yang bertanggungjawab terhadap pelayanan
gizi, kegiatan administratif, serta penelitian dan pengembangan. Kepala Instalasi Gizi juga
membawahi pelaksana yang bersinggungan langsung dengan kegiatan penyelenggaraan
makanan yakni juru masak dan pramusaji. Masing-masing juru masak dan pramusaji ditunjuk
satu orang sebagai koordinator pelayanan yang menjadi tanggungjawabnya. Instalasi Gizi
termasuk ke dalam area Pelayanan dan Penunjang Medis yang dibawahi oleh Manajer
Pelayanan dan Penunjang Medis dan Direktur Medis.

Bagan struktur organisasi Instalasi Gizi adalah sebagai berikut:

DIREKTUR

MANAJER PELAYANAN
DAN PENUNJANG MEDIS

KEPALA INSTALASI GIZI

AHLI GIZI
FUNGSIONAL

KOORDINATOR KOORDINATOR
JURU MASAK PRAMUSAJI

PELAKSANA JURU PELAKSANA


MASAK PRAMUSAJI
BAB V
URAIAN JABATAN

Uraian Jabatan karyawan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Charlie Hospital terdiri dari Kepala
Instalasi Gizi, Ahli Gizi Fungsional, Koordinator Juru Masak, Koordinator Pramusaji, serta
Pelaksana Juru Masak dan Pelaksana Pramusaji. Rincian uraian jabatan tersebut antara lain:
I. Kepala Instalasi Gizi
II. Ahli Gizi Fungsional
III. Koordinator
a. Koordinator Juru Masak
b. Koordinator Pramusaji
IV. Pelaksana
c. Pelaksana Juru Masak
d. Pelaksana Pramusaji

I. Kepala Instalasi Gizi


A. Nama Jabatan: Kepala Instalasi Gizi
B. Persyaratan Jabatan
1. Persyaratan Umum
a. Sehat jasmani dan rohani.
b. Memiliki ijazah S1 Gizi diutamakan telah menempuh pendidikan profesi gizi
(Registered Dietisien) atau Nutrisionis Teregistrasi (NR).
c. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP) yang
masih berlaku.
d. Berkemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan berkomunikasi
dengan orang lain.
e. Berdedikasi dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
2. Persyaratan Khusus
a. Bidang Profesional
1) Pernah mengikuti seminar/ workshop yang berkaitan dengan bidang
keprofesian ahli gizi.
2) Memiliki sertifikat pelatihan Nutrition Care Process (NCP) dan Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP).
3) Berpengalaman bekerja di rumah sakit minimal selama 1 tahun.

C. Pertanggung Jawaban:
Kepala Instalasi Gizi bertanggung jawab kepada Manager Pelayanan dan Penunjang
Medis dalam memastikan seluruh proses pelayanan dan pengorganisasian di
Instalasi Gizi berjalan dengan semestinya.
D. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
1. Atasan Langsung : Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis
2. Atasan Tidak Langsung : Direktur Medis
3. Bawahan :
a. Ahli Gizi Fungsional
b. Koordinator Juru Masak
c. Koordinator Pramusaji
d. Pelaksana Juru Masak
e. Pelaksana Pramusaji
E. Tugas Pokok
Tugas pokok Kepala Instalasi Gizi adalah memimpin pelayanan di Instalasi Gizi dan
mengeksekusi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi, serta menindaklanjuti segala
permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan yang diselenggarakan di Instalasi
Gizi.
F. Uraian Tugas:
Uraian tugas kepala Instalasi Gizi adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan utama di Instalasi Gizi sesuai bidang keprofesian, antara
lain:
a. Melakukan kunjungan dan asuhan gizi kepada pasien rawat inap dan rawat
jalan;
b. Melakukan pengawasan/ supervisi kegiatan produksi dan distribusi
makanan;
c. Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan;
d. Bertindak sebagai penanggungjawab data pada pengukuran indikator mutu
instalasi.
2. Melakukan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Menyusun dan menetapkan garis besar dan kebijakan/ regulasi pelayanan
gizi;
b. Menyusun program kerja mengenai evaluasi, peningkatan, dan
pengembangan pelayanan gizi secara berkala;
c. Menyusun pedoman pengorganisasian tahunan;
d. Merencanakan sistem pelayanan gizi yang optimal dari sisi pengelolaan
sarana dan prasarana di Instalasi Gizi;
e. Menyusun rencana kebutuhan tenaga Instalasi Gizi meliputi kualifikasi,
jumlah, dan formasinya sesuai dengan regulasi yang ditetapkan Direktur
Utama;
f. Menyusun program pengembangan staf dan pelaksana di Instalasi Gizi
sesuai kebutuhan;
g. Menyusun siklus menu secara berkala (6 bulan sekali);
h. Menyusun standar diet dan standar porsi;
i. Menyusun spesifikasi bahan makanan;
j. Menyusun kebutuhan belanja bahan makanan harian , mingguan, dan
bulanan;
k. Menyusun program orientasi bagi karyawan baru;
l. Menyusun jadwal rapat Instalasi Gizi;
m. Menyusun rencana kebutuhan pengadaan peralatan sesuai kebutuhan;
n. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB);
o. Berperan serta dalam menyusun rencana pengembangan rumah sakit;
p. Menyusun program pengendalian mutu;
q. Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO);
r. Bersama staf dan pelaksana membantu proses penyusunan laporan bulanan
dan tahunan sesuai regulasi internal di waktu yang ditetapkan dan
diserahkan kepada atasan langsung maupun atasan tidak langsung.
3. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Menjamin kepatuhan jajaran karyawan di bawahnya kepada regulasi
nasional yang berlaku;
b. Menjamin kepatuhan jajaran pelaksana di bawahnya kepada regulasi
Persyarikatan Muhammadiyah yang berlaku dan diimplementasikan dalam
pelayanan gizi;
c. Menjamin kepatuhan jajaran pelaksana di bawahnya kepada regulasi
internal yang ditetapkan rumah sakit;
d. Terlibat penuh dalam peningkatan mutu pelayanan gizi dan menyusun
rekomendasi untuk proses peningkatan mutu tersebut;
e. Melaksanakan edukasi gizi atau promosi gizi kepada masyarakat luas
apabila diperlukan;
f. Memotivasi semua petugas di Instalasi Gizi untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan pengembangan diri;
g. Merespon dan atau menindaklanjuti permasalahan terkait SDM, fasilitas,
dan pelayanan secara mandiri maupun sesuai arahan atasan;
h. Menyelesaikan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung maupun
atasan tidak langsung yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai Kepala
Instalasi Gizi.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi:
a. Melakukan pengawasan di lingkungan Instalasi Gizi dalam menjalankan
pekerjaan dan tanggungjawab operasional harian masing-masing petugas;
b. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan Instalasi Gizi;
c. Memberikan arahan kepada staf dan pelaksana gizi dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan masing-masing;
d. Mengawasi disiplin kerja seluruh karyawan di Instalasi Gizi;
e. Mengawasi penggunaan peralatan, BHP, dan bahan makanan di Instalasi
Gizi.
5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu, meliputi :
a. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelayanan gizi;
b. Melakukan evaluasi terhadap disiplin kerja karyawan di Instalasi Gizi.
6. Mendukung budaya keselamatan dengan membudayakan budaya berani lapor,
budaya tidak sebut nama, serta budaya tidak saling menyalahkan.
G. Wewenang
1. Memberikan pengarahan dan bimbingan kepada karyawan di Instalasi Gizi
tentang pelaksanaan kebijakan pelayanan dan pengorganisasian yang ditetapkan
direksi;
2. Melakukan supervisi/ pengawasan atas kesesuaian prosedur kerja yang
dilakukan di Instalasi Gizi;
3. Melakukan penilaian kinerja karyawan di Instalasi Gizi;
4. Memberikan teguran lisan kepada karyawan di Instalasi Gizi;
5. Mengesahkan penilaian kinerja karyawan di Instalasi Gizi;
6. Mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelayanan di Instalasi Gizi;
7. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan;
8. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang
Instalasi Gizi;
9. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan
dengan sistem kerja di Instalasi Gizi;
10. Menentukan dan mengusulkan posisi jabatan dan penambahan tenaga di bagian
Instalasi Gizi sesuai dengan dasar perhitungan pola ketenagakerjaan yang
berlaku di Rumah Sakit;
11. Membuat kebijakan dan mengambil keputusan mengenai pelayanan gizi yang
bersifat internal;
12. Penyusunan sarana dan prasarana di Instalasi Gizi dan diusulkan kepada atasan
langsung dan tidak langsung;
13. Mengadakan rapat terkait penyelenggaraan pelayanan gizi.
H. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok Ukur Keberhasilan Kepala Instalasi Gizi adalah sebagai berikut.
1. Seluruh draft regulasi yang dibutuhkan untuk memandu pelayanan, pekerjaan
dan pengorganisasian di Instalasi Gizi tersusun dengan baik dan dievaluasi
berkala.
2. Program kerja seluruh Instalasi Gizi tersusun dengan baik, dilaksanakan dengan
baik, dan dievaluasi dengan tepat.
3. Seluruh karyawan yang baru ditugaskan di Gizi mendapatkan orientasi yang
bermutu dan menghasilkan karyawan pasca orientasi yang mumpuni dan
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
dapat menyelenggarakan pelayanan yang aman dan bermutu.
4. Penilaian kinerja terhadap jajaran karyawan Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
5. Pelayanan yang diselenggarakan di Instalasi Gizi dilaksanakan dengan mengacu
kepada regulasi internal dan nasional, serta memperhatikan rekomendasi dari
literatur-literatur yang berlaku, sahih, dan terkini.
6. Kegiatan pengukuran mutu, serta evaluasi termasuk di dalamnya analisis,
penyusunan rekomendasi, dan tindak lanjut dari rekomendasi di Instalasi Gizi
dapat berjalan dengan baik.
7. Budaya keselamatan dilaksanakan dengan baik dan kontinyu.
8. Sasaran keselamatan pasien dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
regulasi yang berlaku, dan mengacu kepada regulasi nasional.
10. Pengelolaan SDM dan fasilitas di Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
11. Pengelolaan, dan pemeliharaan alat oleh Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
12. Permasalahan yang muncul di area Instalasi Gizi dapat direspon secara tepat
waktu, dan diupayakan diselesaikan sesuai dengan kewenangannya, sesuai
dengan tingkat urgensitas masalahnya.
13. Segala tugas yang diberikan kepadanya yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai Kepala Instalasi Gizi terlaksana dengan baik.
II. Ahli Gizi Fungsional
A. Nama Jabatan:
Ahli Gizi Fungsional (Staf Gizi)
B. Persyaratan Jabatan
1. Persyaratan Umum
a. Sehat jasmani dan rohani.
b. Memiliki ijazah minimal D3 gizi.
c. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP) yang
masih berlaku.
d. Berkemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan berkomunikasi
dengan orang lain.
e. Berdedikasi dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
2. Persyaratan Khusus
a. Bidang Profesional
1) Pernah mengikuti seminar/ workshop yang berkaitan dengan bidang
keprofesian ahli gizi.
2) Memiliki sertifikat pelatihan Nutrition Care Process (NCP) dan Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP).
C. Pertanggung Jawaban:
Ahli Gizi Fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Gizi dalam
memastikan seluruh proses pelayanan di Instalasi Gizi dan kegiatan pelaporan harian
berjalan dengan semestinya.
D. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
1. Atasan Langsung : Kepala Instalasi Gizi
2. Atasan Tidak Langsung : Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis
3. Bawahan :
a. Koordinator Juru Masak
b. Koordinator Pramusaji
c. Pelaksana Juru Masak
d. Pelaksana Pramusaji
E. Tugas Pokok
Tugas pokok Ahli Gizi Fungsional adalah sebagai koordinator harian kegiatan
penyelenggaraan makanan dan melakukan asuhan gizi kapada pasien.
F. Uraian Tugas:
Uraian tugas Ahli Gizi Fungsional adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan utama di Instalasi Gizi sesuai bidang keprofesian, meliputi:
a. Melakukan kunjungan dan asuhan gizi kepada pasien rawat inap dan
rawat jalan;
b. Melakukan pengawasan kegiatan penerimaan, penyimpanan bahan
makanan, produksi makanan, hingga distribusi makanan;
c. Melakukan kegiatan pencatatan administrasi belanja dan gudang;
d. Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan;
e. Berkoordinasi dengan petugas produksi dan distribusi mengenai informasi
perubahan diet pasien rawat inap;
f. Melakukan kegiatan pengukuran indikator mutu Instalasi Gizi.
2. Melakukan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Melakukan pemesanan bahan makanan harian dan mingguan;
b. Membuat perencaan asuhan gizi kepada pasien;
c. Merencanakan sistem pelayanan gizi yang optimal dari sisi pengelolaan
sarana dan prasarana di Instalasi Gizi;
d. Menyusun rencana kebutuhan pengadaan peralatan;
e. Bersama pelaksana dan Kepala Instalasi Gizi membantu proses penyusunan
laporan bulanan dan tahunan sesuai regulasi internal dalam waktu yang
ditetapkan dan diserahkan kepada atasan langsung maupun atasan tidak
langsung.
3. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Menjamin kepatuhan Pelaksana Gizi kepada regulasi dan dokumen Instalasi
Gizi;
b. Terlibat penuh dalam peningkatan mutu pelayanan gizi dan menyusun
rekomendasi untuk proses peningkatan mutu tersebut;
c. Melaksanakan edukasi gizi atau promosi gizi kepada masyarakat luas
apabila diperlukan;
d. Memotivasi semua petugas di Instalasi Gizi untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan pengembangan diri;
e. Merespon dan atau menindaklanjuti permasalahan terkait SDM, fasilitas,
dan pelayanan secara mandiri maupun sesuai arahan atasan;
f. Menyelesaikan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung maupun
atasan tidak langsung yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai Ahli Gizi
Fungsional.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi:
a. Melakukan pengawasan di lingkungan Instalasi Gizi dalam menjalankan
pekerjaan dan tanggungjawab operasional harian masing-masing petugas;
b. Memberikan arahan kepada pelaksana gizi dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan masing-masing;
c. Mengawasi penggunaan peralatan, BHP, dan bahan makanan di Instalasi
5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu, meliputi :
a. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelayanan gizi;
b. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pengukuran indikator mutu
Instalasi Gizi.
G. Wewenang
1. Melakukan supervisi/ pengawasan kegiatan penyelenggaraan makanan sesuai
prosedur kerja yang dilakukan di Instalasi Gizi;
2. Menentukan intervensi gizi sesuai hasil asesmen dan diagnosis gizi pada pasien
rawat inap dan rawat jalan;
3. Bekerjasama dengan perawat dan dokter DPJP dalam menentukan terapi gizi
pasien rawat inap;
4. Memberikan teguran lisan kepada karyawan di Instalasi Gizi;
5. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan di Instalasi Gizi;
6. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan;
7. Menandatangani bukti penerimaan bahan makanan;
8. Menentukan sumber daya dan sumber dana dalam perencaan kegiatan penelitian
dan pengembangan;
9. Berkoordinasi dengan petugas terkait baik internal unit maupun antar unit
terkait keterlibatan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan;
10. Melakukan publikasi dan implementasi hasil penelitian guna peningkatan
pelayanan gizi;
11. Berkoordinasi dengan juru masak dan pramusaji terkait pencatatan berkala
peralatan gizi;
12. Berkoordinasi dengan rekanan terkait pemesanan bahan makanan. Apabila
barang yang datang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, maka staf
memiliki wewenang untuk menegur rekanan dan mengembalikan barang
tersebut;
13. Mengontrol jumlah pemakaian bahan makanan untuk kegiatan produksi
makanan.
14. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan
dengan pelayanan di Instalasi Gizi;
15. Menentukan dan mengusulkan posisi jabatan dan penambahan tenaga di bagian
Instalasi Gizi sesuai dengan dasar perhitungan pola ketenagakerjaan yang
berlaku di Rumah Sakit;
16. Penyusunan sarana dan prasarana di Instalasi Gizi dan diusulkan kepada atasan
langsung dan tidak langsung;
H. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok Ukur Keberhasilan Ahli Gizi Fungsional adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya pelayanan gizi yang berjalan sebagaimana mestinya, berdaya guna,
dan bermutu.
2. Tercapainya efektivitas alur pelayanan gizi.
3. Tercapainya target kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi > 80%.
4. Tercapainya target kunjungan ahli gizi >50%.
5. Tersedianya makanan bagi pasien yang sesuai dengan dietnya serta aman
dikonsumsi.
6. Tercapainya kepatuhan pasien dalam menjalani dietnya.
7. Pelaporan harian pelaksana gizi berjalan dengan baik.
8. Kegiatan pengukuran mutu, serta evaluasi termasuk di dalamnya analisis,
penyusunan rekomendasi, dan tindak lanjut dari rekomendasi di Instalasi Gizi
dapat berjalan dengan baik.
9. Budaya keselamatan dilaksanakan dengan baik dan kontinyu.
10. Sasaran keselamatan pasien dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
regulasi yang berlaku, dan mengacu kepada regulasi nasional.
11. Pengelolaan SDM dan fasilitas di Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
12. Pengelolaan, dan pemeliharaan alat oleh Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
13. Permasalahan yang muncul di area Instalasi Gizi dapat direspon secara tepat
waktu, dan diupayakan diselesaikan sesuai dengan kewenangannya, sesuai
dengan tingkat urgensitas masalahnya.
14. Segala tugas yang diberikan kepadanya yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai Staf Gizi terlaksana dengan baik.
III. Koordinator Juru Masak
A. Nama Jabatan : Koordinator Juru Masak
B. Persyaratan Jabatan
1. Persyaratan Umum
a. Sehat jasmani dan rohani.
b. Memiliki ijazah minimal SMK Boga / S1 Tata Boga
c. Berkemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan berkomunikasi
dengan orang lain.
d. Berdedikasi dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
2. Persyaratan Khusus
a. Bidang Profesional
1) Pernah mengikuti seminar/ kursus yang berkaitan dengan bidang
keprofesian juru masak.
2) Berpengalaman bekerja di industri jasa boga.
C. Pertanggung Jawaban:
Koordinator Juru Masak bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Gizi dalam
menghasilkan makanan kepada pasien sesuai dengan dietnya, bercitarasa tinggi,
bervariasi, menarik, serta aman dikonsumsi. Selain itu, koordinator juru masak juga
bertanggungjawab terhadap berjalannya kegiatan produksi makanan harian.
D. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
1. Atasan Langsung : Kepala Instalasi Gizi / Ahli Gizi fungsional
2. Atasan Tidak Langsung : Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis
3. Bawahan : Pelaksana Juru Masak
E. Tugas Pokok
Tugas pokok Koordinator Juru Masak adalah melakukan kegiatan penanganan
bahan makanan serta produksi makanan sesuai prosedur yang ditetapkan untuk
menjamin mutu dan keamanan menu makanan yang disajikan kepada pasien. Selain
itu, koordinator juru masak juga bertanggungjawab dalam kegiatan pelaporan
kegiatan produksi makanan harian.
F. Uraian Tugas:
Uraian tugas Koordinator Juru Masak adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan utama di Instalasi Gizi sesuai bidang keprofesian, meliputi:
a. Melakukan penerimaan bahan makanan meliputi penimbangan, pencocokan
bahan makanan, dan pencatatan bahan makanan;
b. Melakukan penyimpanan bahan makanan sesuai dengan prinsip yang
ditetapkan;
c. Melakukan persiapan bahan makanan sebelum diproduksi seperti mencuci,
mengupas, memotong, menyiangi, dll;
d. Melakukan produksi makanan biasa dan diet khusus;
e. Melakukan produksi snack (khusus juru masak snack);
f. Melakukan pemorsian makanan jadi;
g. Membantu pramusaji dalam kegiatan distribusi makanan kepada pasien;
h. Melakukan pencucian peralatan masak;
i. Melakukan penyimpanan peralatan masak;
j. Melakukan inventarisasi peralatan masak secara berkala;
k. Menjaga kebersihan diri dan area kerja;
l. Melakukan pelaporan harian jumlah porsi yang diproduksi;
m. Melakukan pencatatan harian bahan makanan yang digunakan.
2. Melakukan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Menyusun dan mengusulkan kegiatan pengembangan resep;
b. Melakukan perencanaan produksi harian disesuaikan dengan jumlah pasien
dan konsumen lain yang dilayani;
c. Melakukan perencaaan produksi menu pilihan VIP;
d. Menyusun rencana kebutuhan pengadaan peralatan sesuai kebutuhan.
3. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Terlibat penuh dalam peningkatan mutu pelayanan gizi dan menyusun
rekomendasi untuk proses peningkatan mutu tersebut;
b. Memotivasi semua petugas di Instalasi Gizi untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan pengembangan diri;
c. Merespon dan atau menindaklanjuti permasalahan terkait SDM, fasilitas,
dan pelayanan secara mandiri maupun sesuai arahan atasan;
d. Menyelesaikan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung maupun
atasan tidak langsung yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai Koordinator
Juru Masak.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi:
a. Melakukan pengawasan terhadap kualitas bahan makanan yang diterima;
b. Melakukan kontrol mandiri dan rekan satu shift terhadap jalannya proses
penyelenggaraan makanan;
c. Melakukan pengawasan sisa makanan/ porsi yang tidak terpakai akibat
pasien pulang;
d. Memberikan arahan kepada rekan satu shift dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan masing-masing;
e. Mengawasi penggunaan peralatan, BHP, dan bahan makanan di Instalasi
Gizi.
5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu, meliputi:
a. Melakukan evaluasi mandiri terhadap mutu makanan yang diproduksi;
b. Melakukan evaluasi mandiri terhadap kepuasan pasien terhadap menu yang
disajikan.
G. Wewenang
1. Menentukan teknik memasak selama masih sesuai dengan regulasi;
2. Melaporkan kepada atasan langsung terkait permasalahan yang terjadi ketika
melakukan pekerjaan;
3. Melaporkan kepada atasan langsung atas ketidaksesuaian spesifikasi bahan
makanan yang diterima;
4. Berkoordinasi dengan pramusaji dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan
makanan yang aman;
5. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan;
6. Menandatangani bukti penerimaan bahan makanan;
7. Menentukan sumber daya dan sumber dana dalam perencaan kegiatan
pengembangan resep;
Mengontrol jumlah pemakaian bahan makanan untuk kegiatan produksi
makanan.
Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan
dengan pelayanan di Instalasi Gizi;
Menentukan dan mengusulkan posisi jabatan dan penambahan tenaga di bagian
Instalasi Gizi sesuai dengan dasar perhitungan pola ketenagakerjaan yang
berlaku di Rumah Sakit;
Penyusunan sarana dan prasarana di Instalasi Gizi dan diusulkan kepada atasan
langsung dan tidak langsung;
H. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok Ukur Keberhasilan Pelaksana Juru Masak adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya kegiatan produksi makanan yang berjalan sebagaimana mestinya,
berdaya guna, dan bermutu.
2. Tercapainya target kepuasan pasien terhadap menu yang disajikan > 80%.
3. Tersedianya makanan bagi pasien yang sesuai dengan dietnya serta aman
dikonsumsi.
4. Pelaporan harian jumlah porsi dan penggunaan bahan makanan berjalan dengan
baik.
5. Budaya keselamatan dilaksanakan dengan baik dan kontinyu.
6. Sasaran keselamatan pasien dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
regulasi yang berlaku, dan mengacu kepada regulasi nasional.
7. Pengelolaan, dan pemeliharaan alat oleh Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
8. Permasalahan yang muncul di area Instalasi Gizi dapat direspon secara tepat
waktu, dan diupayakan diselesaikan sesuai dengan kewenangannya, sesuai
dengan tingkat urgensitas masalahnya.
9. Segala tugas yang diberikan kepadanya yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai Koordinator Juru Masak terlaksana dengan baik.

IV. Koordinator Pramusaji


A. Nama Jabatan: Koordinator Pramusaji
B. Persyaratan Jabatan
1. Persyaratan Umum
a. Beragama Islam.
b. Sehat jasmani dan rohani.
c. Memiliki ijazah minimal SMA/SMK semua jurusan (diutamakan jurusan
Tata Boga atau Akomodasi Perhotelan)
d. Berkemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan berkomunikasi
dengan orang lain.
e. Berdedikasi dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
2. Persyaratan Khusus
a. Bidang Profesional
1) Pernah mengikuti seminar/ kursus yang berkaitan dengan bidang
keprofesian pramusaji seperti Table Manner Course.
2) Berpengalaman di industri jasa boga atau perusahaan yang
mengedepankan ilmu komunikasi.
C. Pertanggung Jawaban:
Koordinator Pramusaji bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Gizi dalam
kegiatan pemorsian dan distribusi makanan kepada pasien sesuai dengan dietnya,
menarik, tepat waktu, dan mengutamakan keramahan dalam berkomunikasi dengan
pasien. Selain itu, koordinator pramusaji juga bertanggungjawab dalam pelaporan
harian kegiatan distribusi makanan dan pemelihaan peralatan makan.
D. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
1. Atasan Langsung : Kepala Instalasi Gizi / Ahli Gizi Fungsional
2. Atasan Tidak Langsung : Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis
3. Bawahan : Pelaksana Pramusaji
E. Tugas Pokok
Tugas pokok Koordinator Pramusaji adalah melakukan kegiatan pemorsian
makanan, distribusi makanan, dan pemeliharaan peralatan makan sesuai prosedur
yang ditetapkan untuk menjamin keamanan makanan dan kepuasan pasien.
F. Uraian Tugas:
Uraian tugas Koordinator Pramusaji adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan utama di Instalasi Gizi sesuai bidang keprofesian, meliputi:
a. Melakukan penerimaan bahan makanan (buah) meliputi penimbangan,
pencocokan, dan pencatatan bahan makanan;
b. Melakukan penyimpanan bahan makanan (buah) sesuai dengan prinsip
yang ditetapkan;
c. Melakukan rekapitulasi jumlah pasien yang dilayani;
d. Melakukan rekapitulasi jenis diet dan kelas perawatan pasien yang dilayani;
e. Melakukan persiapan buah seperti mencuci, mengupas, memotong, dll;
f. Melakukan pengemasan buah dan snack;
g. Melakukan pemorsian makanan jadi;
h. Membantu kegiatan distribusi makanan kepada pasien;
i. Melakukan pencucian peralatan makan;
j. Melakukan penyimpanan peralatan makan;
k. Melakukan inventarisasi peralatan makan secara berkala;
l. Menjaga kebersihan diri dan area kerja;
m. Melakukan pelaporan harian ketepatan waktu distribusi makanan;
n. Melakukan pelaporan harian peralatan makan;
o. Melakukan pelaporan harian sisa makanan pasien.
2. Melakukan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Melakukan perencanaan urutan pekerjaan harian dalam mendukung
pelayanan makanan yang efektif dan optimal;
b. Menyusun rencana pengadaan peralatan makan dan bahan habis pakai
(BHP ) sesuai kebutuhan.
3. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Terlibat penuh dalam peningkatan mutu pelayanan gizi dan menyusun
rekomendasi untuk proses peningkatan mutu tersebut;
b. Memotivasi semua petugas di Instalasi Gizi untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan pengembangan diri;
c. Merespon dan atau menindaklanjuti permasalahan terkait SDM, fasilitas,
dan pelayanan secara mandiri maupun sesuai arahan atasan;
d. Menyelesaikan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung maupun
atasan tidak langsung yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai Koordinator
Pramusaji.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi:
a. Melakukan pengawasan terhadap kualitas bahan makanan yang diterima;
b. Melakukan pengawasan terhadap kualitas makanan jadi yang akan
diporsikan;
c. Melakukan kontrol mandiri dan rekan satu shift terhadap jalannya proses
penyelenggaraan makanan;
d. Melakukan pengawasan harian terhadap peralatan makan yang dipakai oleh
pasien;
e. Melakukan pengawasan terhadap kecocokan identitas pasien dengan
dietnya, serta jumlah pasien yang dilayani;
f. Memberikan arahan kepada rekan satu shift dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan masing-masing;
d. Mengawasi penggunaan peralatan, bahan habis pakai (BHP ) di Instalasi
Gizi.
5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu, meliputi:
a. Melakukan evaluasi mandiri terhadap kualitas makanan yang diporsi dan
didistribusikan;
b. Melakukan evaluasi mandiri terhadap ketepatan diet dan waktu distribusi
makanan kepada pasien;
c. Melakukan evaluasi mandiri terhadap kepuasan pasien terhadap performa
pramusaji ketika berhadapan dengan pasien.
G. Wewenang
1. Menentukan teknik dan urutan kerja yang efektif dan memudahkan dalam
melakukan kegiatan sehari-hari (selama masih sesuai dengan regulasi);
2. Melaporkan kepada atasan langsung terkait permasalahan yang terjadi ketika
melakukan pekerjaan;
3. Melaporkan kepada atasan langsung atas ketidaksesuaian spesifikasi bahan
makanan yang diterima;
4. Melaporkan kepada atasan langsung atas ketidakcocokan identitas dan data diet
yang diterima dari perawat;
5. Melakukan kroscek langsung dengan perawat/ bidan terkait permasalahan
dalam penerimaan informasi pasien;
6. Berkoordinasi dengan juru masak dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan
makanan yang aman;
7. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan;
8. Menandatangani bukti penerimaan bahan makanan;
9. Mengontrol jumlah peralatan makan yang digunakan dalam distribusi makanan;
10. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan
dengan pelayanan di Instalasi Gizi;
11. Menentukan dan mengusulkan posisi jabatan dan penambahan tenaga di bagian
Instalasi Gizi sesuai dengan dasar perhitungan pola ketenagakerjaan yang
berlaku di Rumah Sakit;
12. Penyusunan sarana dan prasarana di Instalasi Gizi dan diusulkan kepada atasan
langsung dan tidak langsung.
H. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok Ukur Keberhasilan Koordinator Pramusaji adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya kegiatan distribusi makanan yang berjalan sebagaimana mestinya,
tepat waktu, berdaya guna, menarik, dan bermutu, serta mengedepankan
keramahan.
2. Tercapainya target kepuasan pasien terhadap performa pramusaji > 80%.
3. Tersedianya makanan bagi pasien yang sesuai dengan dietnya serta aman
dikonsumsi.
4. Pelaporan harian ketepatan waktu distribusi makanan;
5. Pelaporan peralatan makanan dilakukan secara berkala dan akurat;
6. Budaya keselamatan dilaksanakan dengan baik dan kontinyu.
7. Sasaran keselamatan pasien dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
regulasi yang berlaku, dan mengacu kepada regulasi nasional.
8. Pengelolaan, dan pemeliharaan alat oleh Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
9. Permasalahan yang muncul di area Instalasi Gizi dapat direspon secara tepat
waktu, dan diupayakan diselesaikan sesuai dengan kewenangannya, sesuai
dengan tingkat urgensitas masalahnya.
10. Segala tugas yang diberikan kepadanya yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai Koordinator Pramusaji terlaksana dengan baik.

V. Pelaksana Juru Masak


A. Nama Jabatan : Pelaksana Juru Masak
B. Persyaratan Jabatan
1. Persyaratan Umum
a. Sehat jasmani dan rohani.
b. Memiliki ijazah minimal SMK Boga.
c. Berkemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan berkomunikasi
dengan orang lain.
d. Berdedikasi tinggi.
2. Persyaratan Khusus
a. Bidang Profesional
1) Pernah mengikuti seminar/ kursus yang berkaitan dengan bidang
keprofesian juru masak.
2) Berpengalaman magang/ bekerja di industri jasa boga.
C. Pertanggung Jawaban:
Pelaksana Juru Masak bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Gizi dalam
menghasilkan makanan kepada pasien sesuai dengan dietnya, bercitarasa tinggi,
bervariasi, menarik, serta aman dikonsumsi.
D. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
1. Atasan Langsung : Kepala Instalasi Gizi / Ahli Gizi Fungsional
2. Atasan Tidak Langsung : Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis
3. Bawahan :-
E. Tugas Pokok
Tugas pokok Pelaksana Juru Masak adalah melakukan kegiatan penanganan bahan
makanan serta produksi makanan sesuai prosedur yang ditetapkan untuk menjamin
mutu dan keamanan menu makanan yang disajikan kepada pasien.
F. Uraian Tugas:
Uraian tugas Pelaksana Juru Masak adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan utama di Instalasi Gizi sesuai bidang keprofesian, meliputi:
a. Melakukan penerimaan bahan makanan meliputi penimbangan,
pencocokan, dan pencatatan bahan makanan;
b. Melakukan penyimpanan bahan makanan sesuai dengan prinsip yang
ditetapkan;
c. Melakukan persiapan bahan makanan sebelum diproduksi seperti mencuci,
mengupas, memotong, menyiangi, dll;
d. Melakukan produksi makanan biasa dan diet khusus;
e. Melakukan produksi snack (khusus juru masak snack);
f. Melakukan pemorsian makanan jadi;
g. Membantu pramusaji dalam kegiatan distribusi makanan kepada pasien;
h. Melakukan pencucian peralatan masak;
i. Melakukan penyimpanan peralatan masak;
j. Melakukan inventarisasi peralatan masak secara berkala;
k. Menjaga kebersihan diri dan area kerja;
l. Melakukan pencatatan harian bahan makanan yang digunakan.
2. Melakukan fungsi perencanaan, meliputi:
a. Melakukan perencanaan produksi harian disesuaikan dengan jumlah pasien
dan konsumen lain yang dilayani;
b. Melakukan perencaaan produksi menu pilihan VIP;
3. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Terlibat penuh dalam peningkatan mutu pelayanan gizi dan menyusun
rekomendasi untuk proses peningkatan mutu tersebut;
b. Memotivasi semua petugas di Instalasi Gizi untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan pengembangan diri;
c. Merespon dan atau menindaklanjuti permasalahan terkait SDM, fasilitas,
dan pelayanan secara mandiri maupun sesuai arahan atasan;
d. Menyelesaikan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung maupun
atasan tidak langsung yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai Pelaksana
Juru Masak.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi:
a. Melakukan pengawasan terhadap kualitas bahan makanan yang diterima;
b. Melakukan kontrol mandiri dan rekan satu shift terhadap jalannya proses
penyelenggaraan makanan;
c. Melakukan pengawasan sisa makanan/ porsi yang tidak terpakai akibat
pasien pulang;
d. Memberikan arahan kepada rekan satu shift dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan masing-masing;
e. Mengawasi penggunaan peralatan, bahan habis pakai (BHP ), dan bahan
makanan di Instalasi Gizi.
5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu, meliputi:
a. Melakukan evaluasi mandiri terhadap mutu makanan yang diproduksi;
b. Melakukan evaluasi mandiri terhadap kepuasan pasien terhadap menu yang
disajikan.
G. Wewenang
1. Menentukan teknik memasak selama masih sesuai dengan regulasi;
2. Melaporkan kepada atasan langsung terkait permasalahan yang terjadi ketika
melakukan pekerjaan;
3. Melaporkan kepada atasan langsung atas ketidaksesuaian spesifikasi bahan
makanan yang diterima;
4. Berkoordinasi dengan pramusaji dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan
makanan yang aman;
5. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan;
6. Menandatangani bukti penerimaan bahan makanan;
7. Menentukan sumber daya dan sumber dana dalam perencaan kegiatan
pengembangan resep;
8. Mengontrol jumlah pemakaian bahan makanan untuk kegiatan produksi
makanan.
9. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan
dengan pelayanan di Instalasi Gizi;
H. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok Ukur Keberhasilan Pelaksana Juru Masak adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya kegiatan produksi makanan yang berjalan sebagaimana mestinya,
berdaya guna, dan bermutu.
2. Tercapainya target kepuasan pasien terhadap menu yang disajikan > 80%.
3. Tersedianya makanan bagi pasien yang sesuai dengan dietnya serta aman
dikonsumsi.
4. Pelaporan harian jumlah porsi dan penggunaan bahan makanan berjalan dengan
baik.
5. Budaya keselamatan dilaksanakan dengan baik dan kontinyu.
6. Sasaran keselamatan pasien dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
regulasi yang berlaku, dan mengacu kepada regulasi nasional.
7. Pengelolaan, dan pemeliharaan alat oleh Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
8. Permasalahan yang muncul di area Instalasi Gizi dapat direspon secara tepat
waktu, dan diupayakan diselesaikan sesuai dengan kewenangannya, sesuai
dengan tingkat urgensitas masalahnya.
9. Segala tugas yang diberikan kepadanya yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai Pelaksana Juru Masak terlaksana dengan baik.

VI. Pelaksana Pramusaji


A. Nama Jabatan: Pelaksana Pramusaji
B. Persyaratan Jabatan
1. Persyaratan Umum
a. Beragama Islam.
b. Sehat jasmani dan rohani.
c. Memiliki ijazah minimal SMA/SMK semua jurusan (diutamakan jurusan
Tata Boga atau Akomodasi Perhotelan)
d. Berkemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan berkomunikasi
dengan orang lain.
e. Berdedikasi dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
2. Persyaratan Khusus
a. Bidang Profesional
1) Pernah mengikuti seminar/ kursus yang berkaitan dengan bidang
keprofesian pramusaji seperti Table Manner Course.
2) Berpengalaman di industri jasa boga atau perusahaan yang
mengedepankan ilmu komunikasi.
C. Pertanggung Jawaban:
Pelaksana Pramusaji bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Gizi dalam
kegiatan pemorsian dan distribusi makanan kepada pasien sesuai dengan dietnya,
menarik, tepat waktu, dan mengutamakan keramahan dalam berkomunikasi dengan
pasien.
D. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
1. Atasan Langsung : Kepala Instalasi Gizi / Ahli Gizi Fungsional
2. Atasan Tidak Langsung : Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis
3. Bawahan :-
E. Tugas Pokok
Tugas pokok Pelaksana Pramusaji adalah melakukan kegiatan pemorsian makanan,
distribusi makanan, dan pemeliharaan peralatan makan sesuai prosedur yang
ditetapkan untuk menjamin keamanan makanan dan kepuasan pasien.
F. Uraian Tugas:
Uraian tugas Pelaksana Pramusaji adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan utama di Instalasi Gizi sesuai bidang keprofesian, meliputi:
a. Melakukan penerimaan bahan makanan (buah) meliputi penimbangan,
pencocokan, dan pencatatan bahan makanan;
b. Melakukan penyimpanan bahan makanan (buah) sesuai dengan prinsip
yang ditetapkan;
c. Melakukan rekapitulasi jumlah pasien yang dilayani;
d. Melakukan rekapitulasi jenis diet dan kelas perawatan pasien yang dilayani;
e. Melakukan persiapan buah seperti mencuci, mengupas, memotong, dll;
f. Melakukan pengemasan buah dan snack;
g. Melakukan pemorsian makanan jadi;
h. Membantu kegiatan distribusi makanan kepada pasien;
i. Melakukan pencucian peralatan makan;
j. Melakukan penyimpanan peralatan makan;
k. Melakukan inventarisasi peralatan makan secara berkala;
l. Menjaga kebersihan diri dan area kerja;
m. Melakukan pencatatan sisa makanan pasien;
n. Melakukan pelaporan harian ketepatan waktu distribusi makanan;
2. Melakukan fungsi perencanaan, meliputi:
c. Melakukan perencanaan urutan pekerjaan harian dalam mendukung
pelayanan makanan yang efektif dan optimal;
d. Menyusun rencana pengadaan peralatan makan dan BHP (bahan habis
pakai) sesuai kebutuhan.
3. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Terlibat penuh dalam peningkatan mutu pelayanan gizi dan menyusun
rekomendasi untuk proses peningkatan mutu tersebut;
b. Memotivasi semua petugas di Instalasi Gizi untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan pengembangan diri;
c. Merespon dan atau menindaklanjuti permasalahan terkait SDM, fasilitas,
dan pelayanan secara mandiri maupun sesuai arahan atasan;
d. Menyelesaikan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung maupun
atasan tidak langsung yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai Pelaksana
Pramusaji.
4. Melaksanakan fungsi pengawasan, meliputi:
a. Melakukan pengawasan terhadap kualitas bahan makanan yang diterima;
b. Melakukan pengawasan terhadap kualitas makanan jadi yang akan
diporsikan;
c. Melakukan kontrol mandiri dan rekan satu shift terhadap jalannya proses
penyelenggaraan makanan;
d. Melakukan pengawasan harian terhadap peralatan makan yang dipakai oleh
pasien;
e. Melakukan pengawasan terhadap kecocokan identitas pasien dengan
dietnya, serta jumlah pasien yang dilayani;
f. Memberikan arahan kepada rekan satu shift dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan masing-masing;
f. Mengawasi penggunaan peralatan, bahan habis pakai (BHP ) di Instalasi
Gizi.
5. Evaluasi dan Pengendalian Mutu, meliputi:
a. Melakukan evaluasi mandiri terhadap kualitas makanan yang diporsi dan
didistribusikan;
b. Melakukan evaluasi mandiri terhadap ketepatan diet dan waktu distribusi
makanan kepada pasien;
c. Melakukan evaluasi mandiri terhadap kepuasan pasien terhadap performa
pramusaji ketika berhadapan dengan pasien.
G. Wewenang
1. Menentukan teknik dan urutan kerja yang efektif dan memudahkan dalam
melakukan kegiatan sehari-hari (selama masih sesuai dengan regulasi);
2. Melaporkan kepada atasan langsung terkait permasalahan yang terjadi ketika
melakukan pekerjaan;
3. Melaporkan kepada atasan langsung atas ketidaksesuaian spesifikasi bahan
makanan yang diterima;
4. Melaporkan kepada atasan langsung atas ketidakcocokan identitas dan data diet
yang diterima dari perawat;
5. Melakukan kroscek langsung dengan perawat/ bidan terkait permasalahan
dalam penerimaan informasi pasien;
6. Berkoordinasi dengan juru masak dan ahli gizi dalam memberikan pelayanan
makanan yang aman;
7. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan;
8. Menandatangani bukti penerimaan bahan makanan;
9. Mengontrol jumlah peralatan makan yang digunakan dalam distribusi makanan;
10. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan
dengan pelayanan di Instalasi Gizi;
11. Menentukan dan mengusulkan posisi jabatan dan penambahan tenaga di bagian
Instalasi Gizi sesuai dengan dasar perhitungan pola ketenagakerjaan yang
berlaku di Rumah Sakit;
12. Penyusunan sarana dan prasarana di Instalasi Gizi dan diusulkan kepada atasan
langsung dan tidak langsung.
H. Tolok Ukur Keberhasilan
Tolok Ukur Keberhasilan Pelaksana Pramusaji adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya kegiatan distribusi makanan yang berjalan sebagaimana mestinya,
tepat waktu, berdaya guna, menarik, dan bermutu, serta mengedepankan
keramahan.
2. Tercapainya target kepuasan pasien terhadap performa pramusaji > 80%.
3. Tersedianya makanan bagi pasien yang sesuai dengan dietnya serta aman
dikonsumsi.
4. Pelaporan harian ketepatan waktu distribusi makanan;
5. Pelaporan peralatan makanan dilakukan secara berkala dan akurat;
6. Budaya keselamatan dilaksanakan dengan baik dan kontinyu.
7. Sasaran keselamatan pasien dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
regulasi yang berlaku, dan mengacu kepada regulasi nasional.
8. Pengelolaan, dan pemeliharaan alat oleh Instalasi Gizi berjalan dengan baik.
9. Permasalahan yang muncul di area Instalasi Gizi dapat direspon secara tepat
waktu, dan diupayakan diselesaikan sesuai dengan kewenangannya, sesuai
dengan tingkat urgensitas masalahnya.
10. Segala tugas yang diberikan kepadanya yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai Pelaksana Pramusaji terlaksana dengan baik.
BAB VI

TATA HUBUNGAN KERJA

Dalam Tata hubungan kerja ini, Instalasi Gizi dengan unit terkait adalah melakukan
kerjasama dalam hal memberikan keterangan jumlah karyawan dinas untuk penyediaan
makanan bagi karyawan dan jumlah makanan untuk pasien sesuai kebutuhan pasien.

A. Tata Hubungan Kerja Internal


1. Hubungan internal di Instalasi Gizi didasari budaya saling menghargai, peduli,
dan kerjasama oleh masing-masing bagian.
2. Kepala Instalasi Gizi menyusun perencanaan menu termasuk siklus menu yang
kemudian dalam praktik implementasinya dilakukan oleh juru masak di bawah
pengawasan ahli gizi.
3. Pramusaji bekerjasama dengan juru masak memberikan rekap jumlah dan jenis
diet pasien yang dilayani sebagai acuan untuk produksi makanan.
4. Juru masak dan pramusaji bekerjasama dalam kegiatan pemorsian dan distribusi
makanan.
B. Tata Hubungan Kerja Antar Bagian
1. Direktur dan Wakil Direktur
a. Membuat kebijakan – kebijakan untuk Instalasi Gizi.
b. Instalasi Gizi membuat laporan bulanan kepada Direktur dan Wakil Direktur.
2. Pengadaan/logistic
Mengakomodir pengajuan kebutuhan bahan makanan harian dan bulanan, bahan
habis pakai (BHP), serta peralatan penunjang.
3. Administrasi
a. Mengakomodir konfirmasi tanbahan atau perubahan tarif makan pasien.
b. Mengakomodir konfirmasi tambahan tarif konseling maupun asuhan gizi
pasien.
c. Bekerjasama dalam pembayaran belanja pada rekanan pada waktu yang
ditentukan.
4. Keuangan
a. Mengakomodir pengajuan anggaran belanja bahan makanan bulanan pasien.
b. Mengakomodir pengajuan anggaran kebutuhan menu buka dan sahur
Ramadhan.
c. Bekerjasama dalam penunjukan atau pemutusan kerjasama vendor/rekanan.

5. Dokter
a. Bekerjasama dalam menentukan diat pasien serta memantau permasalahan
terkait gizi pasien seperti asupan makan pasien serta respon pasien terhadap
diet yang diberikan.
b. Menentukan rencana diet/advis diet awal, serta melakukan perubahan diet
apabila diperlukan.
c. Merujuk pasien untuk berkonsultasi dengan ahli gizi.

6. Perawat Poliklinik
a. Memberitahukan informasi pasien rujukan konsultasi gizi atau pasien
kunjungan ulang dengan ahli gizi pasca rawat inap.
b. Melakukan asesmen awal pasien yang dirujuk untuk konsultasi gizi dengan
ahli gizi.

7. Perawat Rawat Inap


a. Kerjasama dalam memberikan pelayanan/asuhan gizi kepada pasien.
b. Membantu pasien pada waktu makan (terutama pemberian makanan lewat
selang/sonde) dan menerima keluhan yang berhubungan dengan makanannya.
c. Bekerjasama dengan ahli gizi memantau masalah yang berkaitan dengan gizi
pasien.
d. Melakukan pemantauan dan pelaporan asupan makanan dan respon terhadap
diet yang diberikan.
e. Perawat melaporkan pasien baru kepada petugas gizi baik dengan
menyerahkan formulir permintaan diet maupun via telefon sesuai regulasi
internal dan SPO.
f. Perawat melaporkan perubahan diet pasien kepada petugas gizi baik dengan
menyerahkan formulir permintaan diet maupun via telefon sesuai regulasi
internal dan SPO.
g. Perawat melaporkan pasien pulang maupun rencana pulang kepada petugas
gizi sesuai SPO.
h. Perawat melaporkan permintaan konsultasi gizi pasien rawat inap kepada ahli
gizi sesuai SPO.
7. Instalasi Kamar Bersalin
a. Bidan melaporkan pasien baru kepada petugas gizi baik dengan menyerahkan
formulir permintaan diet maupun via telefon sesuai SPO.
b. Bidan melaporkan perubahan diet pasien kepada petugas gizi baik dengan
menyerahkan formulir permintaan diet maupun via telefon sesuai SPO.
c. Bidan melaporkan permintaan konsumsi dokter tindakan curetase kepada
petugas gizi sesuai SPO.
d. Bidan melakukan serah terima dengan pramusaji mengenai stok roti dan
minuman untuk pasien baru di luar jam distribusi instalasi gizi.
8. ICU
a. Kerjasama dalam memberikan pelayanan/asuhan gizi kepada pasien.
b. Membantu pasien pada waktu makan (terutama pemberian makanan lewat
selang/sonde) dan menerima keluhan yang berhubungan dengan makanannya.
c. Bekerjasama dengan ahli gizi memantau masalah yang berkaitan dengan gizi
pasien.
d. Melakukan pemantauan dan pelaporan asupan makanan dan respon terhadap
diet yang diberikan.
e. Perawat melaporkan pasien baru kepada petugas gizi baik dengan
menyerahkan formulir permintaan diet maupun via telefon sesuai SPO.
f. Perawat melaporkan perubahan diet pasien kepada petugas gizi baik dengan
menyerahkan formulir permintaan diet maupun via telefon sesuai SPO.
9. IGD
a. Perawat melaporkan dan memintakan diet pasien yang inden di IGD atau
belum mendapatkan ruang perawatan.
b. Dokter jaga IGD mendapatkan jatah makan dari Instalasi Gizi.
10. Teknik
Kerusakan peralatan dapur maupun fasilitas yang ada di instalasi gizi akan
dilaporkan dan diajukan perbaikan kepada bagian teknik sesuai prosedur
permintaan perbaikan dalam SPO.
11. Kesehatan Lingkungan
a. Bekerjasama dalam menciptakan higiene dan sanitasi di seluruh area Instalasi
Gizi.
b. Mengakomodir kebutuhan petugas dan sarana kebersihan di Instalasi Gizi.
12. Komite PMKP
a. Berkoordinasi dalam perumusan profil indikator mutu Instalasi Gizi.
b. Berkoordinasi dalam persiapan instrument pengukuran indikator mutu
Instalasi Gizi.
c. Berkoordinasi dalam evaluasi pencapaian indikator mutu Instalasi Gizi dan
merumuskan perencanaan strategis dalam memperbaiki indikator mutu yang
belum tercapai.
d. Berkoordinasi dalam kegiatan pelaporan pekanan dan bulanan indikator mutu
Instalasi Gizi.
13. Komite PPI
a. Berkoordinasi dalam identifikasi permasalah terkait higiene sanitasi
lingkungan di Instalasi Gizi serta petugas gizi.
b. Berkoordinasi dalam pembentukan budaya Hand Hygiene dan 5 Moments
oleh petugas gizi dalam setiap kegiatan pelayanan gizi sehari-hari.
c. Berkoordinasi dalam penyelesaian permasalahan terkait higiene dan sanitasi
di Instalasi Gizi.
d. Berkoordinasi dalam pelaksanaan audit internal perilaku petugas gizi dalam
menjalanlan Hand Hygiene dan 5 Moments dalam kegiatan pelayanan gizi
sehari-hari.
14. Humas dan PKRS
a. Berkoordinasi dalam kegiatan promosi kesehatan dan gizi rumah sakit.
b. Berkoordinasi dalam pembuatan media pendukung edukasi gizi kepada
pasien meliputi leaflet diet dan poster gizi.
BAB VII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Jenis Layanan atau Pekerjaan


Jenis layanan Instalasi Gizi antara lain asuhan gizi pasien rawat inap, asuhan pasien gizi
rawat jalan, serta penyelenggaraan makanan. Asuhan gizi rawat inap dan rawat jalan
dilakukan oleh ahli gizi, sementara penyelenggaraan makanan dilaksanakan oleh semua
karyawan Instalasi Gizi terutama yang berkaitan langsung dengan pelayanan makanan
yakni juru masak dan pramusaji.

B. Daftar Jenis Tenaga yang Dibutuhkan untuk Menyelenggarakan Layanan/Pekerjaan


No. Jenis Tenaga Jenis Pekerjaan
1. Ahli Gizi a. Asuhan gizi pasien rawat inap
b. Asuhan gizi pasien rawat jalan
c. Membuat regulasi internal Instalasi Gizi
d. Membuat dokumen bukti dan pelaporan harian
bulanan Instalasi Gizi
e. Melakukan perencanaan kebutuhan bahan
makanan
f. Melakukan pemesanan bahan makanan
g. Melakukan penerimaan dan pencatatan bahan
makanan
h. Melakukan penunjukan vendor/ rekanan, serta
evaluasi rekanan
i. Melakukan supervisi/pengawasan produksi dan
distribusi makanan
j. Melakukan penelitian dan pengembangan gizi
terapan
k. Melakukan pengukuran dan pelaporan indikator
mutu Instalasi Gizi
2. Juru Masak a. Melakukan penerimaan bahan makanan
b. Melakukan pencatatan bahan makanan keluar dan
masuk
c. Melakukan penyimpanan bahan makanan dan
makanan setengah jadi
d. Melakukan persiapan sayur, lauk, dan sayur
e. Melakukan persiapan pembuatan snack
f. Melakukan produksi/ pengolahan makanan
g. Melakukan
h. Melakukan pemorsian makanan jadi
i. Melakukan distribusi makanan
j. Melakukan pencucian dan penyimpanan peralatan
masak
3. Pramusaji a. Melakukan rekapitulasi jumlah pasien dan dietnya
b. Melakukan persiapan peralatan makan
c. Melakukan persiapa buah
d. Melakukan pemorsian makanan
e. Melakukan distribusi makanan
f. Melakukan pengambilan alat makan
g. Melakukan pembersihan sisa makanan
h. Melakukan pencucian dan penyimpanan peralatan
makan
i. Melakukan pengukuran indikator mutu Instalasi
Gizi

C. Pola Ketenagaan Standar


1. Analisis kebutuhan aktual untuk masing-masing
a. Berdasarkan Regulasi Nasional
Belum ada regulasi nasional tentang Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang
mengatur ketentuan jumlah tenaga di Instalasi Gizi.
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja
Berikut adalah perhitungan SDM Instalasi Gizi menggunakan metode WISN:
1) Langkah 1 : Penentuan Waktu Kerja
Menentukan waktu kerja karyawan, antara lain 5 (lima) hari kerja, 6 (enam)
hari, serta karyawan shift.
Untuk menentukan waktu kerja 6 hari kerja maupun 5 hari kerja, dilakukan
dengan cara menghitung hari kerja efektif per tahun, kemudian dikurangi
dengan jumlah cuti tahunan, pendidikan/pelatihan, hari libur nasional, rata-
rata ketidakhadiran dan faktor lain yang dapat mengurangi waktu kerja.
Satuan untuk waktu kerja adalah menit/tahun.

Penentuan Waktu Kerja 6 (enam) hari kerja


Kode FAKTOR KETARANGAN

A Hari kerja (365-hari ahad) 313 hari/tahun

*Jumlah hari ahad 52 hari

B Cuti Tahunan 12 hari/tahun

C Pendidikan/Pelatihan 5 hari/tahun

D Hari Libur Nasional 15 hari/tahun

E Ketidak hadiran rata-rata 2 hari/tahun

F Waktu Kerja 7 jam/hari (selama


Hari kerja tersedia (A-(B+C+D+E) 279 hari/tahun

Waktu kerja tersedia 1953 jam/Thn


(Hari kerja tersedia X F) 111.420 mnt/Thn
Penentuan Waktu Kerja 2 shift (Juru Masak dan Pramusaji)
Untuk menentukan waktu kerja karyawan 2 shift dapat dihitung dengan
langkah sebagai berikut:
a) Menghitung rata-rata jumlah shift pagi dan siang dalam satu bulan.
Dalam satu tahun terdapat total jadwal shift salah satu pelaksana juru
masak dan pramusaji adalah sebagai berikut, shift pagi 156 kali dan shift
siang 132 kali.
Berdasarkan soal diatas, maka rata-rata per shift adalah total jadwal shift
dibagi 12 bulan :
Shift pagi : 156/12: 13 hari/bulan
Shift siang : 132/12 : 11 hari/bulan
b) Menghitung waktu kerja tersedia
Menghitung waktu kerja tersedia untuk waktu kerja 2 (dua) shift dengan
cara mengalikan rata-rata shift pagi, siang dan malam dengan jam efektif
setelah itu menjumlahkannya.
Contoh:
Shift pagi : 13 x 7 jam = 91 jam/bulan
Shift siang : 11 x 7 jam = 77 jam/bulan
Total = 168 jam/bulan
= 2016 jam/tahun →120.960 menit

1) Langkah 2: Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM


Tujuan dari langkah ini adalah diperoleh data/ jenis unit kerja dan SDM
yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan/ tugas sesuai
dengan kompetensi, standar profesi dan standar layanan.
UNIT KERJA SUB UNIT KERJA KATEGORI SDM

Instalasi Gizi Kepala Instalasi Gizi D3 Gizi , D IV / S1 Gizi


Ahli Gizi Fungsional D3 Gizi / S1 Gizi
Supervisior D1, D3 Gizi
Pelaksana Juru masak D3 Tata boga
Assisten Juru masak SMK tata boga / D1 tata boga
Pelaksana Pramusaji SMK/SMA sederajat
Cuci Alat SMK / SMA sederajat

3) Langkah 3: Menyusun Standar Beban Kerja


Beban kerja di masing-masing posisi diidentifikasi dengan beberapa
kategori sebagai berikut:
a) Kegiatan pokok yang dilakukan masing-masing posisi
b) Rata-Rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap-tiap
kegiatan pokok, waktu ditulis dalam satuan menit.
c) Standar beban kerja per satu tahun pada masing-masing posisi.
Untuk menghitung beban kerja per tahun, digunakan rumus
sebagai berikut:
standar beban kerja = waktu kerja tersedia ( dlm menit )
rata − rata waktu kegiatan pokok
WAKTU STANDAR
KEGIATAN PENGERJAA WAKTU KERJA
POSISI POKOK N TERSEDIA/TAHUN BEBAN
( MENIT ) KERJA
Juru 1 Operan jaga 5 120960
Masak 24,192

2 Persiapan 10 120960
sayur 12,096

3 Persiapan lauk 10 120960


12,096

4 Persiapan 10 120960
bumbu 12,096

5 Persiapan 10 120960
produksi bubur 12,096

6 Menggoreng 15 120960
8,064

7 Produksi 15 120960
makan an 8,064
8 Mencuci 15 120960
peralatan 8,064
masak

9 Memorsi 20 120960
makanan 6,048

10 Operan 20 120960
makanan jadi 6,048
ke dalam troli

11 Membersihkan 10 120960
area kerja 12,096

Pramusaji 1 Operan jaga 5 120960


24,192

2 Kroscek diet 10 120960


pasien ke ruang 12,096
rawat inap

3 Menulis etiket 10 120960


diet 12,096

4 Merekap 5 120960
jumlah pasien 24,192
dan dietnya

5 Menyiapkan 10 120960
peralatan 12,096
makan

6 Menyiapkan 10 120960
buah 12,096

8 Memorsi 20 120960
makanan jadi 6,048

11 Operan 20 120960
makanan ke 6,048
dalam troli

12 Distribusi 30 120960
makanan 4,032

13 Clear-up / 20 120960
mengambil alat 6,048
makan dari
pasien
15 Membersihkan 20 120960
sisa makanan 6,048

16 Mencuci 30 120960
peralatan 4,032
makan

WAKTU STANDAR
KEGIATAN WAKTU KERJA
POSISI PENGERJAAN BEBAN
POKOK TERSEDIA/TAHUN
( MENIT ) KERJA

Ahli Gizi 1 Kroscek diet di 10 111420


Fungsiona ruang produksi 11,142
l
2 Kunjungan 15 111420
pasien non-diet 7,428

3 Konsultasi gizi 1 20 111420


pasien 5,571

4 Pengawasan 15 111420
produksi 7,428

5 Kunjungan 15 111420
pasien diet 7,428

6 Pencatatan dan 15 111420


administrasi 7,428

7 Input laporan 20 111420


harian 5,571

4) Langkah 4 : Kuantitas Kegiatan Pokok


Pada langkah ini, kita menghitung rata-rata jumlah kegiatan per
tahun.
RATA-
WAKTU RATA
POSISI KEGIATAN POKOK PENGERJA KEGIATA KEGIATAN
PER TAHUN
AN N PER
BULAN
Juru Masak 1 Operan jaga 5 120
1,440

2 Persiapan sayur 10 240


2,880

3 Persiapan lauk 10 240


2,880
4 Persiapan bumbu 10 240
2,880

5 Persiapan produksi bubur 10 240


2,880

6 Menggoreng 15 360
4,320

7 Produksi makan 15 360


4,320

8 Mencuci peralatan masak 15 360


4,320

9 Memorsi makanan 20 480


5,760

10 Operan makanan jadi ke 20 480


dalam troli 5,760

11 Membersihkan area kerja 10 240


2,880

Pramusaji 1 Operan jaga 5 120


1,440

2 Kroscek diet pasien ke ruang 10 240


rawat inap 2,880

3 Menulis etiket diet 10 240


2,880

4 Merekap jumlah pasien dan 5 120


dietnya 1,440

5 Menyiapkan peralatan makan 10 240


2,880

6 Menyiapkan buah 10 240


2,880

7 Memorsi makanan jadi 20 480


5,760

8 Operan makanan ke dalam 20 480


troli 5,760

9 Distribusi makanan 30 720


8,640

10 Clear-up / mengambil alat 20 480


makan dari pasien 5,760

11 Membersihkan sisa makanan 20 480


5,760
12 Mencuci peralatan makan 30 720
8,640

13 Pencatatan pelaporan harian 10 240


2,880

RATA-
WAKTU
RATA
POSISI KEGIATAN POKOK PENGERJA KEGIATAN KEGIATAN
AN PER PER TAHUN
( MENIT )
BULAN

Ahli Gizi 1 Kroscek diet di ruang 10 270


Fungsional produksi 3,240

2 Kunjungan pasien non-diet 15 405


4,860

3 Konsultasi gizi pasien 20 540


6,480

4 Pengawasan produksi 15 405


4,860

5 Kunjungan pasien diet 15 405


4,860

6 Pencatatan dan administrasi 15 405


4,860

7 Input laporan harian 20 540


6,480

5) Langkah 5: Menetapkan Standar Kelonggaran Waktu


Standar kelonggaran waktu berisi kegiatan karyawan yang tidak
terkait langsung dengan kegiatan pokok. Misalnya rapat, menghadiri
undangan, membuat laporan dan lain-lain. Menghitung standar
kelonggaran dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Standar Kelonggaran = rata – rata waktu per kelonggaran

Waktu kerja tersedia


Rata-rata waktu per kelonggaran dengan satuan jam/minggu
Rata-rata Jml waktu
Kategori Faktor waktu dlm kelonggaran Standart
SDM No. Kelonggaran jam/minggu dlm Kelonggaran
jam/tahun

Pelaksana Rapat
1 internal 3 36 0.0003

2 Sosialisasi 2 96 0.0008

Silaturahmi
3 Akbar 0.75 9 0.0001

JUMLAH 0.0012

6) Langkah 6: Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit


Kerja Rumus :
Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok + std. Kelonggaran
Standar beban Kerja

KEGIATAN STANDAR KEGIATAN STANDAR KEBUTUHAN


POSISI
POKOK BEBAN PER KELONGG SDM
KERJA TAHUN ARAN
Juru 1 Operan jaga 0.0012 0.06072381
Masak 24,192 1,440

2 Persiapan 0.0012 0.239295238


sayur 12,096 2,880

3 Persiapan lauk 0.0012 0.239295238


12,096 2,880

4 Persiapan 0.0012 0.239295238


bumbu 12,096 2,880

5 Persiapan 0.0012 0.239295238


produksi bubur 12,096 2,880

6 Menggoreng 0.0012 0.536914286


8,064 4,320

7 Produksi 0.0012 0.536914286


makan 8,064 4,320

8 Mencuci 0.0012 0.536914286


peralatan 8,064 4,320
masak

9 Memorsi 0.0012 0.953580952


makanan 6,048 5,760
10 Operan 0.0012 0.953580952
makanan jadi 6,048 5,760
ke dalam troli

11 Membersihkan 0.0012 0.239295238


area kerja 12,096 2,880

12 Menulis 0.0012 0.06072381


laporan porsi 24,192 1,440
dan gudang
harian

JUMLAH 4.835828571

Jadi kebutuhan total juru masak termasuk koordinator adalah 5


orang.

KEGIATAN STANDAR KEGIATAN STANDAR KEBUTUHAN


POSISI
POKOK BEBAN PER KELONGG SDM
KERJA TAHUN ARAN
Pramusaji 1 Operan jaga 0.0012 0.06072381
24,192 1,440

2 Kroscek diet 0.0012 0.239295238


pasien ke ruang 12,096 2,880
rawat inap

3 Menulis etiket 0.0012 0.239295238


diet 12,096 2,880

4 Merekap 0.0012 0.06072381


jumlah pasien 24,192 1,440
dan dietnya

5 Menyiapkan 0.0012 0.239295238


peralatan 12,096 2,880
makan

6 Menyiapkan 0.0012 0.239295238


buah 12,096 2,880

7 Memorsi 0.0012 0.953580952


makanan jadi 6,048 5,760

8 Operan 0.0012 0.953580952


makanan ke 6,048 5,760
dalam troli

9 Distribusi 0.0012 2.144057143


makanan 4,032 8,640
10 Clear-up / 0.0012 0.953580952
mengambil alat 6,048 5,760
makan dari
pasien

11 Membersihkan 0.0012 0.953580952


sisa makanan 6,048 5,760

12 Mencuci 0.0012 2.144057143


peralatan 4,032 8,640
makan

13 Pencatatan 0.0012 0.239295238


pelaporan 12,096 2,880
harian

JUMLAH 9.420361905

Jadi, kebutuhan total pramusaji termasuk koordinator adalah 9 orang.

KEGIATAN STANDAR KEGIATAN STANDAR KEBUTUHAN


POSISI
POKOK BEBAN PER KELONGG SDM
KERJA TAHUN ARAN
Ahli Gizi 1 Kroscek diet di 0.0012 0.291991599
ruang produksi 11,142 3,240

2 Kunjungan 0.0012 0.655481099


pasien non-diet 7,428 4,860

3 Konsultasi gizi 0.0012 1.164366397


1 pasien 5,571 6,480

4 Pengawasan 0.0012 0.655481099


produksi 7,428 4,860

5 Kunjungan 0.0012 0.655481099


pasien diet 7,428 4,860

6 Pencatatan dan 0.0012 0.655481099


administrasi 7,428 4,860

7 Input laporan 0.0012 1.164366397


harian 5,571 6,480

8 Pengawasan 0.0012 0.291991599


distribusi 11,142 3,240
JUMLAH 5.534640388

Jadi kebutuhan total ahli gizi fungsional adalah 5 orag


c. Berdasarkan Pemenuhan Jam Layanan
Pelayanan gizi belum dapat diselenggarakan selama 24 jam. Kegiatan pelayanan
makanan untuk makan pagi, siang, dan malam dapat terselenggara dengan 2
shift pada jam operasional 05.00 – 20.00 WIB. Maka, jumlah kebutuhan tenaga
di Instalasi Gizi harus memenuhi kebutuhan minimal untuk memenuhi
pelayanan tersebut. Analisis kebutuhan tenaga Instalasi Gizi berdasarkan
pemenuhan jam layanan adalah sebagai berikut.
Tabel Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Pemenuhan Jam
Layanan
No Jenis Tenaga Jam Layanan Kebutuhan Tenaga
Minimum

1 Ahli Gizi 15 Jam 2 orang (minimal 1


orang per shift)

2 Juru Masak 15 Jam 4 orang (minimal 2


orang per shift)

3 Pramusaji 15 Jam 6 orang (minimal 3


orang per shift)

Keterangan:
1) 4 orang juru masak & 6 orang pramusaji dibutuhkan untuk
memenuhi pola shift pagi-siang dengan kapasitas troli makanan 88
porsi.
2) 2 orang ahli gizi fungsional dibutuhkan untuk memberikan asuhan
gizi kepada pasien rawat inap dan rawat jalan. Sistem kerja ahli gizi
dapat mengikuti jam operasional kantor dengan 6 hari kerja.

d. Berdasarkan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan


Instalasi Gizi memiliki kegiatan pelayanan antara lain asuhan gizi rawat inap,
asuhan gizi rawat jalan, serta penyelenggaraan makanan. Berdasarkan jenis
pelayanan tersebut, kegiatan di Instalasi Gizi secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi kegiatan asuhan gizi, kegiatan produksi makanan,
dan distribusi makanan. Kebutuhan jumlah tenaga minimum untuk
berjalannya kegiatan pelayanan gizi adalah sebagai berikut:

Tabel Analisis Kebutuhan Tenaga Instalasi Gizi


No Jenis Pekerjaan Kualifikasi Jumlah

1 Asuhan gizi rawat jalan Ahli Gizi 1 orang

2 Asuhan gizi rawat inap Ahli Gizi 2 orang

4 Produksi makanan Juru Masak 4 orang


5 Distribusi makanan Pramusaji 6 orang
2. Analisis Komparasi Masing-Masing Posisi Untuk Kondisi Saat
Ini Tabel komparasi kebutuhan tenaga di Instalasi Gizi
No Jenis SDM A B C D Titik Temu

1 Kepala Instalasi Gizi - 1 1 - 1

2 Ahli Gizi Fungsional - 5 2 3 5

3 Pelaksana Juru Masak - 5 4 4 4

4 Pelaksana Pramusaji - 9 6 6 9

Total Jumlah Tenaga di Instalasi Gizi 19

Penjelasan Tabel:
A adalah kebutuhan regulasi nasional
B adalah hasil penghitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja
menggunakan rumus
C adalah kebutuhan berdasarkan pemenuhan jam layanan
D adalah kebutuhan berdasakan pemenuhan terselenggaranya layanan

Kebutuhan tenaga Instalasi Gizi


1. Kepala Instalasi Gizi
a. Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Tidak ada regulasi nasional yang menentukan jumlah Kepala Instalasi
Gizi secara spesifik.
b. Berdasarkan Penghitungan beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan perhitungan dengan rumus WISN, berdasarkan beban kerja
dengan memperhitungkan jumlah jam kerja tersedia dan beban kerja,
dibutuhkan 1 orang Kepala Instalasi Gizi.
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Dibutuhkan 1 orang untuk menjalankan fungsi struktural di Instalasi Gizi.
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Dibutuhkan 1 orang Kepala Instalasi Gizi untuk terselenggaranya sistem
pelayanan di Instalasi Gizi yang optimal.
2. Ahli Gizi Fungsional
a. Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
b. Tidak ada regulasi nasional yang menentukan jumlah Kepala Instalasi
Gizi secara spesifik.
c. Berdasarkan Penghitungan beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan perhitungan dengan rumus WISN, berdasarkan beban kerja
dengan memperhitungkan jumlah jam kerja tersedia dan beban kerja,
dibutuhkan 5 orang ahli gizi.
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Dibutuhkan minimal 2 orang ahli gizi untuk melakukan asuhan gizi pasien
rawat inap dan rawat jalan.
e. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Dibutuhkan 3 orang ahli gizi untuk terselenggaranya pelayanan gizi yang
optimal.
3. Juru Masak
a. Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Tidak ada regulasi yang menentukan juru masak untuk RS tipe D.
b. Berdasarkan Penghitungan beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan perhitungan dengan rumus WISN, berdasarkan beban kerja
dengan memperhitungkan jumlah jam kerja tersedia dan beban kerja,
dibutuhkan 5 orang juru masak.
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Berdasarkan kebutuhan pemenuhan jam layanan dibutuhkan 4 orang juru
masak.
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Berdasarkan kebutuhan pemenuhan terselenggaranya layanan diperlukan
minimal 4 orang juru masak.
4. Pramusaji
a. Berdasarkan Regulasi Nasional (A)
Tidak ada regulasi yang menentukan jumlah pramusaji untuk RS tipe D.
b. Berdasarkan Penghitungan beban Kerja (Rumus) (B)
Berdasarkan perhitungan dengan rumus WISN, berdasarkan beban kerja
dengan memperhitungkan jumlah jam kerja tersedia dan beban kerja,
dibutuhkan 9 orang pramusaji.
c. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Jam Layanan (C)
Berdasarkan kebutuhan pemenuhan jam layanan dibutuhkan 6 orang
pramusaji.
d. Berdasarkan Kebutuhan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan (D)
Berdasarkan kebutuhan pemenuhan terselenggaranya layanan diperlukan
minimal 6 orang pramusaji.

D. Pola Ketenagaan Untuk Prediksi Peningkatan Volume & Pengembangan Pelayanan,


terdiri dari
1. Analisis Kebutuhan Per Masing-Masing Profesi Untuk Prediksi Peningkatan
Volume & Pengembangan Pelayanan
a. Berdasarkan Regulasi Nasional
Tidak ada regulasi nasional yang mengatur tentang prediksi kebutuhan
tenaga Instalasi Gizi untuk peningkatan volume dan pengembangan
pelayanan.
b. Berdasarkan Penghitungan Beban Kerja
Kapasitas tenaga juru masak dan pramusaji di Instalasi Gizi saat ini adalah
menangani rata-rata 60 porsi tiap makan atau 180 porsi sehari, dengan rata-
rata total pasien terlayani setiap hari adalah 60 pasien. Berdasarkan prediksi
peningkatan volume pasien yang dirawat yakni maksimal 100 pasien, maka
analisis beban kerja berdasarkan rumus WISN perlu dilakukan.
WAKTU WAKTU
KEGIATA KEGIATAN STANDAR KEBUTUHA
POSIS N PENGER KERJA STANDAR KELONG N
I TERSEDI PER G
POKOK -JAAN A BEBAN SDM
TAHUN ARAN
(MENIT) /TAHUN KERJA

Juru 1 Operan jaga 5 120960 24,192 0.0012 0.060724


Masak 1,440

2 Persiapan 15 120960 0.0012 0.536914


sayur 8,064 4,320

3 Persiapan 15 120960 0.0012 0.536914


lauk 8,064 4,320

4 Persiapan 10 120960 12,096 0.0012 0.239295


bumbu 2,880

5 Persiapan 10 120960 12,096 0.0012 0.239295


produksi 2,880
bubur

6 Menggoreng 25 120960 0.0012 1.489295


4,838 7,200

7 Produksi 25 120960 0.0012 1.489295


makan 4,838 7,200

8 Mencuci 15 120960 0.0012 0.536914


peralatan 8,064 4,320
masak

9 Memorsi 20 120960 0.0012 0.953581


makanan 6,048 5,760

10 Operan 20 120960 0.0012 0.953581


makanan 6,048 5,760
jadi ke
dalam troli

11 Membersihk 10 120960 12,096 0.0012 0.239295


an area 2,880
kerja

12 Menulis 5 120960 24,192 0.0012 0.060724


laporan 1,440
porsi dan
gudang
harian
JUMLAH 7.335829

Jadi, kebutuhan juru masak untuk peningkatan volume pasien adalah 7 orang
Pram 1 Operan 5 120960 0.0012 0.060724
usaji jaga 24,192 1,440

2 Kroscek 10 120960 0.0012 0.239295


diet pasien 12,096 2,880
ke ruang
rawat inap

3 Menulis 10 120960 0.0012 0.239295


etiket diet 12,096 2,880

4 Merekap 5 120960 0.0012 0.060724


jumlah 24,192 1,440
pasien dan
dietnya

5 Menyiapka 10 120960 0.0012 0.239295


n peralatan 12,096 2,880
makan

6 Menyiapka 15 120960 0.0012 0.536914


n buah 8,064 4,320

7 Memorsi 25 120960 0.0012 1.489295


makanan 4,838 7,200
jadi

8 Operan 20 120960 0.0012 0.953581


makanan 6,048 5,760
ke dalam
troli

9 Distribusi 30 120960 0.0012 2.144057


makanan 4,032 8,640

10 Clear-up / 20 120960 0.0012 0.953581


mengambil 6,048 5,760
alat makan
dari pasien

11 Membersih 20 120960 0.0012 0.953581


kan sisa 6,048 5,760
makanan

12 Mencuci 40 120960 0.0012 3.810724


peralatan 3,024 11,520
makan
13 Pencatatan 10 120960 0.0012 0.239295
pelaporan 12,096 2,880
harian
JUMLAH

11.92036

Jadi, kebutuhan pramusaji untuk peningkatan volume pasien adalah 12 orang

WAKTU WAKTU
KEGIAT STANDAR
KEGIATAN PENGER KERJA STANDAR KEBUTUH
POSISI AN PER KELONGG
POKOK -JAAN TERSEDIA/ BEBAN AN SDM
TAHUN ARAN
(MNT) TAHUN KERJA

Ahli 1 Kroscek 10 111420 0.0012 0.291992


Gizi diet di 11,142 3,240
ruang
produksi

2 Kunjungan 25 111420 0.0012 1.818647


pasien non- 4,457 8,100
diet

3 Konsultasi 20 111420 0.0012 1.164366


gizi 1 5,571 6,480
pasien

4 Pengawasa 15 111420 0.0012 0.655481


n produksi 7,428 4,860

5 Kunjungan 15 111420 0.0012 0.655481


pasien diet 7,428 4,860

6 Pencatatan 15 111420 0.0012 0.655481


dan 7,428 4,860
administra
si

7 Input 20 111420 0.0012 1.164366


laporan 5,571 6,480
harian

8 Pengawasa 10 111420 0.0012 0.291992


n distribusi 11,142 3,240

JUMLAH 6.697807
Jadi, kebutuhan ahli gizi untuk peningkatan volume adalah 7 orang
c. Berdasarkan Pemenuhan Jam Layanan
Seiring dengan peningkatan volume pasien rawat inap, pelayanan gizi dapat
berjalan selama 24 jam, namun tenaga shift malam hanya bertugas untuk
produksi makanan. Sementara itu, kegiatan distribusi makanan dilaksanakan
seperti jadwal yang ditetapkan. Maka, jumlah kebutuhan tenaga di Instalasi
Gizi harus memenuhi kebutuhan minimal untuk memenuhi pelayanan
tersebut. Analisis kebutuhan tenaga Instalasi Gizi berdasarkan pemenuhan
jam layanan 24 jam adalah sebagai berikut.

Tabel Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Pemenuhan Jam


Layanan
No Jenis Tenaga Jam Layanan Kebutuhan Tenaga
Minimum

1 Ahli Gizi 15 Jam 7 orang (3 orang per


shift) untuk shift pagi
dan siang.

2 Juru Masak 24 jam 2 orang shift pagi


2 orang shift siang

3 Pramusaji 15 Jam 12 orang (minimal 5


orang per shift)

d. Berdasarkan Pemenuhan Terselenggaranya Layanan


Instalasi Gizi memiliki kegiatan pelayanan antara lain asuhan gizi rawat inap,
asuhan gizi rawat jalan, serta penyelenggaraan makanan. Berdasarkan jenis
pelayanan tersebut, kegiatan di Instalasi Gizi secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi kegiatan asuhan gizi, kegiatan produksi makanan,
dan distribusi makanan. Kebutuhan jumlah tenaga minimum untuk
berjalannya kegiatan pelayanan gizi adalah sebagai berikut:
Tabel Analisis Kebutuhan Tenaga Instalasi Gizi
No Jenis Pekerjaan Kualifikasi Jumlah

1 Asuhan gizi rawat jalan Ahli Gizi 2 orang

2 Asuhan gizi rawat inap Ahli Gizi 2 orang

3 Supervisi/pengawasan produksi Ahli Gizi 2 orang


dan distribusi makanan
4 Produksi makanan Juru Masak 6 orang

5 Distribusi makanan Pramusaji 12 orang


2. Analisis Komparasi Masing-Masing Profesi Untuk Prediksi Peningkatan Volume &
Pengembangan Pelayanan
Tabel komparasi kebutuhan tenaga di Instalasi Gizi untuk peningkatan volume dan
pengembangan layanan
No Jenis SDM A B C D Titik Temu

1 Kepala Instalasi Gizi - 1 1 - 1

2 Ahli Gizi - 7 7 6 7

3 Pelaksana Juru Masak - 7 6 6 6

4 Pelaksana Pramusaji - 12 12 12 12

Total Jumlah tenaga di Instalasi Gizi 26

Penjelasan Tabel:
A adalah kebutuhan regulasi nasional
B adalah hasil penghitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja
menggunakan rumus
C adalah kebutuhan berdasarkan pemenuhan jam layanan
D adalah kebutuhan berdasakan pemenuhan terselenggaranya layanan

3. Kesimpulan Untuk Prediksi Peningkatan Volume & Pengembangan Pelayanan.


Berdasarkan analisis di atas, apat disimpulkan bahwa prediksi kebutuhan tenaga
di Instalasi Gizi tahun 2019 adalah sebagai berikut:

No Jenis SDM Jumlah


Tenaga

1 Kepala Instalasi Gizi 1

2 Ahli Gizi 7

3 Juru masak 6

4 Pramusaji 12

Total 26
BAB VIII

PENILAIAN KINERJA

A. DASAR PENILAIAN
Penilaian produktivitas/ kinerja karyawan berpedoman pada Peraturan Direktur
Rumah Sakit Charlie Hospital tentang panduan dan SPO penilaian kinerja karyawan
Rumah Sakit Charlie Hospital.

B. TUJUAN
1. Sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja individu karyawan sehingga dapat
mencapai atau melampui standar kinerja yang ditetapkan.
2. Memberikan feedback kepada karyawan dalam upaya memperbaiki kinerja.
3. Digunakan sebagai pertimbangan promosi dan rotasi kinerja.
4. Digunakan sebagai sumber informasi mengenai kebutuhan pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan.

C. PARAMETER PENILAIAN
1. Penilaian Kinerja Secara Umum
a. Prestasi Kerja
Hal-hal yang dinilai dalam prestasi kerja adalah :
1) Hasil kerja
2) Pengetahuan akan pekerjaan
3) Kemandirian
4) Penyelesaian tugas

b. Sikap Kerja
Hal-hal yang dinilai dalam prestasi kerja adalah :
1) Ketelitian
2) Kerjasama
3) Komunikasi
4) Koordinasi
5) Ketaatan perintah tugas
6) Tanggung jawab
7) Dedikasi

c. Kedisiplinan
Tolak ukur pengertian kedisiplinan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1) Kepatuhan terhadap jam-jam kerja
2) Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan tata tertib
yang berlaku.
3) Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal
instansi.
4) Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan
kantor dengan penuh hati-hati.
5) Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.
Hal-hal yang dinilai dalam kedisiplinan kerja adalah:
1) Kelengkapan pakaian kerja
2) Pelaksanaan SPO
3) Absensi kehadiran
d. Kepemimpinan (Struktural)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau
kelompok dalam usahanya mencapai tujuan di dalam situasi tertentu. Hal-hal
yang dinilai dalam kepemimpinan adalah :
1) Panutan
2) Penentuan prioritas atas suatu tugas
3) Pengambilan keputusan
4) Kemampuan untuk memahami bawahan
5) Kemampuan untuk menjadi motivator

2. Penilaian Kinerja Profesi


Penilaian kinerja profesi berdasarkan pada standar kompetensi tenaga kesehatan
yang terdiri dari penilaian kinerja profesi antara lain:
a. Dokter
b. Perawat dan bidan
c. Radiografer
d. Analis Kesehatan
e. Fisioterapi
f. Ahli Gizi
g. Apoteker dan asisten apoteker
h. Perekam medis

D. WAKTU
PELAKSANAAN
Penilaian kinerja
dilakukan:
1. Pada saat karyawan dalam masa orientasi
2. Pada saat karyawan telah diangkat menjadi pegawai tetap, dilakukan penilaian
kinerja minimal 1 tahun sekali setiap akhir tahun.
BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

A. DASAR PENILAIAN
Peraturan Direktur Rumah Sakit Charlie Hospital Tentang Panduan dan SPO
Orientasi Pegawai Rumah Sakit Charlie Hospital.

B. TUJUAN
1. Orientasi Pegawai Baru
a. Tujuan Umum
1) Mengurangi kecemasan dalam memulai pekerjaannya dan menyiapkan
mental pegawai baru memasuki dunia kerja.
2) Menghilangkan hambatan psikologis dalam memasuki kelompok baru
dan selanjutnya dapat menjalin hubungan kerjasama dengan semua
petugas sehingga dapat menjadi satu tim dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
3) Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru.

b. Tujuan Khusus

1) Struktur organisasi, falsafah, visi, misi, dan tujuan dan sejarah rumah
sakit.
2) Arah dan kebijakan manajemen rumah sakit.
3) Pelayanan prima dan Service Excellent.
4) Peraturan-peraturan kepegawaian (peraturan-peraturan kepegawaian,
kewajiban dan hak-hak pegawai termasuk cuti, fasilitas kesehatan dan
sragam, hak mendapatkan pendidikan dan pelatihan, program pensiun,
dll).
5) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS)
6) Program Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(PMKP).
7) Mengenal lingkungan atau bagian-bagian RS Charlie Hospital
8) Kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan unit kerjanya.
9) Hal tugasnya, yaitu tempat tugas, uraian tugas, fungsi jabatan, sasaran
pekerjaan, ketrampilan awal teknik-teknik dasar pelaksanaan
pekerjaan, sarana prasaranan peralatan yang berhubungan dengan unit
kerjanya, hubungan dengan pekerjaan lain yang diperlukan.
10) Secara bertahap karyawan baru diharapkan terbiasa melakukan
kerjasama efektif dengan rekan kerjanya.

2. Orientasi Pegawai
Lama a. Tujuan
Umum
1) Menghilangkan hambatan psikologis dalam melakukan kelompok baru
dan selanjutnya dapat menjalain hubungan kerjasama dengan semua
petugas sehingga dapat menjadi satu tim dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
2) Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru
b. Tujuan Khusus
Karyawan mengetahui dan memahami :
1) Kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan unit kerjanya
2) Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan awal teknik-teknik dasar
pelaksanaan pekerjaan yang baru
3) Mengenal sarana prasarana dan peralatan yang berhubungan dengan unit
kerjanya
4) Secara bertahap pegawai baru diharapkan terbiasa melakukan kerjasama
efektif dengan rekan kerjanya.

C. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN ORIENTASI


1. Orientasi Karyawan Baru
a. Pengelolaan diklat menentukan waktu orientasi bagi pegawai baru
b. Memanggil karyawan baru yang diterima berdasarkan seleksi untuk
melaksanakan orientasi (melalui telpon dan surat tertulis).
c. Pengelola diklat (SDI) menyusun jadwal orientasi.
d. Pengelola diklat (SDI) membuat proposal orientasi karyawan baru ditunjukkan
kepada direktur
e. Pengelola diklat (SDI) mengirim surat permohonan kepada pihak terkait untuk
menjadi pembicara atau pembimbing orientasi karyawan baru sesuai jadwal
yang telah ditetapkan.
f. Pengelola diklat (SDI) mengkoordinasi jalannya orientasi di ruang pertemuan
bekerjasama dengan unit terkait.
g. Pengelola diklat (SDI) menyerahkan karyawan baru kepada unit kerja masing-
masing melalui atasan langsung untuk orientasi di unit kerja.
h. Lamanya orientasi masing-masing unit kerja disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing unit yang tertuang dalam pedoaman orientasi unit kerja.
i. Pengelola diklat (SDI) melaporkan hasil dan evaluasi pelaksanaan orientasi
kepada direktur.

2. Orientasi Karyawan Lama


a. Bagian SDI menyerahkan karyawan lama kepada unit kerja baru dengan
menyertakan bukti surat mutasi/rotasi dari direktur RS Charlie Hospital
b. Kepala unit kerja baru menerima karyawan mutasi/rotasi tersebut dan
memberikan penjelasan administrasi yang diperlukan berkaitan dengan unit
baru tersebut.
c. Karyawan hasil mutasi/rotasi menjalani orientasi unit kerja dibawah
bimbingan pembimbing yang ditujuk.
d. Kepala unit kerja melaporkan hasil orientasi kepada Bagian Diklat dan
Binabang SDI.
BAB X

PERTEMUAN / RAPAT

Instalasi Gizi merupakan satu kesatuan dengan instalasi/ bagian lain yang ada di Rumah
sakit. Dalam melaksanakan pelayanan gizi, maka segala informasi yang ada di Rumah Sakit
baik bersifat umum maupun khusus harus selalu disampaikan. Bentuk penyampaian
informasi bisa dilakukan melalui pertemuan rutin dan insidentil.

A. TUJUAN PROGRAM PERTEMUAN


1. Menyampaikan informasi berkaitan dengan pelayanan gizi yang berjalan.
2. Mengevaluasi pelayanan gizi dalam periode tertentu.
3. Menganalisis permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan pelayanan gizi serta
merumuskan rencana strategis untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

B. WAKTU PERTEMUAN
1. Pertemuan rutin diselenggarakan setiap 1 (satu) bulan sekali.
2. Pertemuan insidentil diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan.

C. METODE
1. Rapat/diskusi
2. Penyampaian informasi secara langsung
3. Presentasi

D. SASARAN
Seluruh karyawan di Instalasi Gizi.
XI

PELAPORAN

Seluruh kegiatan pelayanan di Instalasi Gizi dilaporkan kepada atasan langsung dan atasan
tidak langsung dalam periode waktu tertentu sesuai dengan ketentuan. Adapun jenis
laporannya adalah sebagai berikut:
A. LAPORAM HARIAN
Laporan per shift
1. Pelaporan jumlah porsi
2. Pelaporan pengukuran indicator mutu
3. Pelaporan penerimaan bahan makanan dan BHP
4. Pelaporan belanja
5. Pelaporan billing pasien rawat inap dan rawat jalan

B. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan Instalasi Gizi adalah hasil rekapitulasi seluruh pelaporan harian
pelayanan gizi. Laporan bulanan Instalasi Gizi antara lain:
1. Laporan Bulanan Instalasi Gizi
2. Laporan Indikator Mutu
3. Laporan KPI

C. LAPORAN TAHUNAN
Laporan tahunan Instalasi Gizi antara lain:
1. Laporan capaian produktivitas pelayanan gizi
2. Program kerja
BAB XII

PENUTUP

Demikian Pedoman Pengorganisasian Instalasi Kamar Bersalin dan Perinatal


Rumah Sakit Charlie Hospital ini dibuat sebagai acuan pengorganisasian staf dan
pimpinan di Ruang Perinatal. Tidak ada yang sempurna hasil ciptaan manusia
termasuk pedoman ini, karena kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan YME. Untuk
itu, masukan dan kritik membangun sangat kami harapkan demi perbaikan pedoman
ini dimasa yang akan datang.
Mudah – mudahan dengan adanya pedoman pengorganisasian ini, dapat lebih
memudahkan semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan dan
pelayanan internal maupun eksternal dengan tujuan meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien.
Akhirnya kami ucapkan puji syukur atas segala karunia dan nikmat yang diberikan
Tuhan YME.

Kendal,
Direktur
Rumah Sakit Charlie Hospital

dr. M. Riza Setiawan MOSH

Anda mungkin juga menyukai