Anda di halaman 1dari 12

JUDUL, BARIS KEPEMILIKAN, ABSTRAK, DAN

KATA KUNCI UNTUK ARTIKEL ILMIAH

Mien A. Rifai
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
n.a. “Herbarium Bogorience”, Puslit Biologi LIPI, Jalan Juanda 22, Bogor

*‘Kaidah kencana’ (golden rule) untuk selalu dipegang dalam menyiapkan tulisan
ilmiah, dapat diungkapkan dengan ABC
 A(ccurate) –– berketepatan tinggi,
 B(rief) –– singkat dan padat serta lugas
 C(lear) –– jelas, tak diragukan, tidak rancu, tanpa penafsiran lain
Tetapi ada pepatah Inggris yang menyatakan bahwa ‘the golden rule is that there is no
golden rule’!

*Kalau dibedah anatominya, secara umum tulisan ilmiah mengandung:


 judul
 baris kepemilikan
 abstrak
 kata kunci
 isi atau tubuh teks
 persantunan
 bibliografi
 lampiran

*Judul, baris kepemilikan, abstrak, dan kata kunci tulisan ilmiah umumnya hanya
tercantum pada halaman pertama naskah, sehingga merupakan suatu bagian kecil saja
daripada sebuah karya. Sebaliknya porsi tubuh teks dapat menempati keseluruhan
karya. Sekalipun demikian bagian-bagian depan tulisan tersebut memiliki arti sangat
penting untuk sebuah karya sehingga selalu menduduki posisi yang ditonjolkan dalam
penerbitannya.

*Dengan pelbagai macam variasi dan penamaan yang dimodifikasi sesuai dengan
tradisi bidang ilmunya, tubuh teks tulisan ilmiah umumnya mengikuti pola IMRD
 introduction = pendahuluan: perkenalkan masalah (= tinjauan pustaka),
tunjukkan rumpang yang ada, jelaskan tujuan yang melatarbelakangi (=
landasan teori) dilakukannya kegiatan yang dilaporkan – idealnya panjangnya
tidak melebihi 10% tulisan.

1
 methods = cara: tata kerja atau pendekatan (= kerangka pemikiran) serta macam
bahan dan instrumen yang dipakai, yang menjelaskan apa yang sudah
dikerjakan dalam mendapatkan data/informasi dan bagaimana melakukan
analisisnya serta penalaran dalam menarik simpulannya, terkadang kapan dan di
mana kegiatan dilakukan – kira-kira menempati 15% panjang naskah
 results = hasil: perincian data dan informasi yang ditemukan atau dikumpulkan
berikut analisis dan sintesisnya, dengan disertai komentar dan penjelasan dalam
kaitannya dengan tujuan penelitian beserta pemikiran yang mungkin
terkembangkan daripadanya – memakan sekitar 35% daripada keseluruhan
tulisan
 discussion = pembahasan, untuk menjelaskan makna yang terungkap dari hasil,
bagaimana arti ilmiahnya dibandingkan dengan pendapat atau teori yang
berlaku di kalangan sesama ilmuwan dan pandit, dan apa simpulan serta
perampatannya sampai terlihat besar (delta) sumbangan ilmiah yang dihasilkan
– panjangnya juga lebih-kurang 35% karya.
 references = acuan: pustaka mutakhir yang dirujuk – memanfaatkan sekitar 5%
ruangan naskah.

*JUDUL
 Judul merupakan jiwa, semangat, esensi, inti, dan citra keseluruhan isi sebuah
karya ilmiah
 Oleh karena itu judul lebih merupakan label alih-alih sebuah pernyataan, yang
secara ringkas menangkap dan mewadahi keseluruhan substansi subjek yang
ditangani

*Judul tulisan merupakan iklan yang bermanfaat dalam upaya menangkap minat dan
memikat perhatian semua orang yang berpotensi menjadi pembaca dan penggunanya.
Judul harus bisa berfungsi sebagai umpan ataupun suar untuk menarik perhatian
orang, dan sedapatdapatnya termanfatkan pula sebagai sumber ilham guna memajukan
ilmu melalui kegiatan selanjutnya.

*Ingat bahwa judul


 Merupakan bagian artikel yang paling banyak dibaca orang
 Sangat menentukan nasib suatu karya ilmiah selanjutnya:
a) apakah karya tadi akan ditelaah, dan diacu serta dimanfaatkan, atau
b) sama sekali tak diacuhkan, tidak dipedulikan, dan dilewati sehingga
tersia-sia terbuang begitu saja.
 Kalau bernasib malang, judul memang akan merupakan satu-satunya bagian
dari keseluruhan karya yang pernah dibaca orang.

*Sebagai akibatnya penulis harus menyediakan waktu khusus untuk memikirkan dan
menyiapkan formulasi judul karyanya dengan sebaikbaiknya, untuk memungkinkannya
 mengungkapkan isi keseluruhan artikel selengkapnya

2
 sekali dibaca sepintas langsung dimengerti isi, segera dipahami maksud, cepat
ditangkap kepentingan makna artikelnya
 menarik perhatian calon pembaca dan merangsang minatnya
 meningkatkan keingintahuan pencari informasi

*Oleh karena itu dalam menyusunnya, pilihlah hanya kata-kata yang kuat, positif,
penting, dan bersifat informatif
Pergunakan khazanah kosakata umum beserta peristilahan sesuai dengan bidang
ilmunya
Simak dan pelajari judul-judul artikel sejenis karya ilmuwan kondang tokoh
bidangnya

*Usahakan untuk selalu bersahaja dan ringkas dalam membuat judul, yang dapat
dicapai dengan jalan menggunakan sesedikitsedikitnya kata dan sekaligus
menanggalkan sebanyakbanyaknya kata yang tak diperlukan

*Judul yang baik idealnya hanya terdiri atas tidak lebih dari
 8 kata (untuk artikel dalam Bahasa Jerman)
 10 kata (Bahasa Inggris)
 12 kata (Bahasa Indonesia)
 atau 90 ketukan pada papan kunci
Tetapi terjadinya perkembangan spesifikasi perincian teknis banyak juga berkala ilmiah
yang bertoleransi untuk membiarkan penulis melebihinya.

*Jauhi kata-kata klise seperti


 Observasi terhadap . . .
 Pengamatan awal atas . . .
 Penelitian pendahuluan tentang . . .
 Studi perbandingan . . .
 Analisis efek . . .
 Pengaruh pemberian . . .

*Judul hendaklah tidak mengandung


 Singkatan dan akronim
 Kalimat lengkap terutama yang menggunakan kata kerja
a) Meneliti penggunaan tepung labu merah sebagai campuran terigu
dalam pembuatan mi instan bergizi tinggi
b) Penelaahan keanekaragaman genetika kultivar-kultivar kangkung
menggunakan penanda isoenzim
 Nama dagang

*Hindari penyebutan nama ilmiah makhluk (seperti padi, karet, kelapa sawit, sapi,
gurami) yang sudah sangat terkenal

3
Perlu diketahui bahwa kecuali untuk karya taksonomi, sejak tahun 2000 kode
tata nama ilmiah biologi melarang pencantuman nama pengarang sebuah nama Latin

*Ingat bahwa dalam menyusun judul


 Bombastik . . . TIDAK
 Artistik . . . BERTERIMA
 Provokatif . . . BOLEH

*Contoh judul artistik yang merangsang


 Does Hirneola auricula-judae occur in Indonesia?
 That was a Dayak day that was
 As the bountiful leavage marches on
Judul artistik sering dipakai dalam artikel ulasan atau pemaparan opini, jarang
dalam artikel penelitian orisinal

*Sekalipun perlu berpegang pada asas ABC, sadari bahwa judul


sangat pendek
 Pseudoaneurisme
atau pendek
 Dilema konsep sastra
 Antibiotic and typhoid fever
sering menjadikannya sangat umum sehingga hampir tidak bermakna.
Selain itu judul pendek dapat memberi kesan bahwa subjek/bahan yang bakal
disajikan merupakan artikel ulasan dan bukannya hasil penelitian orisinal

*Judul yang amat panjang


 Penciptaan bahan baku gerabah seni dengan memanfaatkan limbah bahan
campuran dengan teknik pengolahan silinder guna meningkatkan kualitas
bahan baku dan efisiensi produk –– tidak dapat segera ditangkap artinya dan
sulit dimengerti maksudnya sehingga sama sekali tidak efektif
 Evaluasi hasil angket pengembangan minat siswa terhadap pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam yang menggunakan pendekatan literasi sains berbasis
bahan ajar di kelas III Sekolah Dasar Negeri desa Muara, kecamatan
Tambang, kabupaten Kampar, Provinsi Riau tahun pelajaran 2005/2006” ––
terlalu ‘jelimet’ dalam menunjukkan segi-segi reniknya, hasil penelitiannya
sangat spesifik lokasi dan waktu, sehingga tidak dapat diimplikasikan ke tempat
dan periode lain

*Sekalipun penggunaannya dibenarkan, hindari subjudul (kecuali dalam artikel yang


berseri), karena kehadirannya akan membuat judul menjadi lebih panjang dan bertele-
tele yang sebenarnya mungkin tidak diperlukan
 Tradisi hagiografi Sufi Yasawi: Relasi tasawuf dan politik – Pendekatan
sejarah dalam studi Islam kontemporer menurut Devun Dewees

4
 Control study of comparative efficacy of isoniazid, streptomycin-isoniazid, and
streptomycin-para-amninosalycilic acid in pulmonary tuberculosis therapy:
Report on twenty-eight-week observations on 649 patients with streptomycin-
susceptible infection

*Untuk mendapatkan judul yang paling tepat dan sepenuhnya sesuai dengan isi
keseluruhan artikelnya, sangat dianjurkan agar penyiapan judul dilakukan setelah
keseluruhan artikel selesai disusun dengan tuntas.
Pengalaman pribadi menunjukkan bahwa sangat bermanfaat jika pelaksanaan
penulisasn artikel ilmiah dilakukan dengan urutan sebagai berikut: 1) bahan dan cara,
2) simpulan, 3) hasil, 4) pembahasan, 5) pendahuluan, 6) abstrak, dan baru terakhir 7)
judul.

*JUDUL PELARI DAN TANGGAL INFORMASI


Ada berkala yang di samping judul artikel masih meminta penyumbang naskah
untuk menyiapkan pula ‘judul pelari’ guna dicantumkan di sisi atas halaman-halaman
kanan artIkel tercetaknya.
Judul pelari merupakan singkatan judul yang umumnya terdiri atas 3–5 kata
atau tidak melebihi 50 ketuk di papan kunci, sering disajikan bersama nama pengarang
artikelnya.

*Contoh judul artikel bersubjudul yang dibenarkan karena berseri :


M.A. RIFAI. 1965. Discomycetes flora of Asia, Precursor III: Observations on
Javanese species of Trichoglossum. Lloydia 28:113–119.
Judul pelarinya:
RIFAI: Discomycetes Flora III (yang disiapkan penyunting, walaupun yang
diusulkan penulis adalah Javanese Trichoglossum)

*Terkadang informasi bertanggal dimunculkan pengelola berkala ilmiah di bagian awal


artikel yang diterbitkan untuk menunjukkan pemerosesan naskahnya, sehingga disebut
juga genesis artikel
 Berkala merasa perlu melaporkan tanggal sampainya naskah di meja redaksi,
umumnya lalu diikuti tanggal(-tanggal) revisi atau perbaikan naskah, dan
terutama tanggal diterima dan disetujuinya naskah untuk diterbitkan
 Dalam kasus-kasus sengketa di kemudian hari, tanggal-tanggal tersebut dapat
membantu untuk secara pasti menyatakan siapa yang pertama kali melakukan
penemuan sesuatu yang baru untuk ilmu
 Tanggal dapat dijadikan indikasi kapan suatu penelitian dilaksanakan, yang
mungkin penting kalau terjadi penundaan yang lama dalam penerbitannya.

*BARIS KEPEMILIKAN (BYLINE)


Baris kepemilikan merupakan bagian integral suatu artikel, dan merujuk pada
hak kepengarangannya (authorship – berada di tangan penulisnya), dan hak

5
kepemilikannya (ownership – kepunyaan lembaga tempat dilakukannya kegiatan yang
dilaporkan).

Dalam kaitan ini mohon disadari bahwa pemegang hak cipta (copyright holder)
atau hak untuk memerbanyak dan menyebarluaskan (serta menjual) suatu artikel ilmiah
adalah berkala tempat diterbitkannya artikel termaksud.

*Defini kamus ‘pengarang’ adalah orang yang menulis, menggubah, mencipta, atau
menyusun sebuah karya. Lalu apa batasan pengarang tulisan ilmiah? Siapa orang
istimewa ini? Kriteria apa ayng harus dipenuhi untuk menjadikan seseorang
berkualifikasi menjadi pengarang ilmiah?

*Umumnya seorang ‘pengarang’ adalah orang(-orang) yang secara nyata dianggap


mencetuskan gagasan, memformulasi masalah, melakukan perencanaan pendekatan,
melaksanakan dan merampungkan kegiatan, menyiapkan pelaporan, dan/atau ikut
memberikan sumbangan atau saham kecendekiaan berarti terhadap substansi isi suatu
artikel ilmiah terkait yang diterbitkan.

*Karena ternyata kepengarangan memunyai implikasi akademik, sosial, dan finansial,


maka konvensi dan pertimbangan etika telah dikembangkan orang untuk memandu
menjelaskan perihal yang agak rumit dan sensitif ini.

*Konvensi Vancouver 1996 mensyaratkan bahwa kredit kepengarangan sesuatu artikel


hendaklah diberikan pada orang yang mengerjakan (sehingga memunyai saham dalam)
semua kegiatan berikut:
 sumbangan substantif yang bermakna dan nyata pada konsepsi, rancangan,
pemerolehan data, analisis dan interpretasi data dan informasi (sehingga
meliputi sintesis, penyimpulan, dan perampatan yang dihasilkan kegiatan
penelitian)
 penulisan buram naskah, perevisian kritis, dan penyempurnaan kecendekiaan
penting pada substansi isinya
 penyuntingan akhir dan persetujuan final pada versi yang akan diterbitkan.

*Oleh karena itu, pemerolehan dana, pengumpulan data, pembimbingan umum suatu
kelompok peneliti, secara sendiri-sendiri tidak membenarkan pemberian hak
kepengarangan pada seseorang. Begitu pula orang yang hanya menyediakan bantuan
teknis semata (misalnya memelihara makhluk percobaan selama berlangsungnya
penelitian, menyiapkan foto, membuatkan gambar), bantuan penulisan atau
penyuntingan, atau ketua jurusan serta kepala laboratorium yang menyediakan
dukungan umum, tidaklah berkualifikasi untuk mendapatkan hak kepengarangan.
Demikian juga halnya dengan pakar peneliti peserta yang walaupun menyumbang
secara nyata tetapi hanya berfungsi sebagai penasihat ilmiah atau melakukan ulasan
kritis terhadap usulan penelitiannya.

6
*Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh pengarang banyak, apa pun yang mereka
sumbangkan setiap orang dari mereka harus ikut serta secara nyata dalam kegiatan
penelitian untuk mengemban tanggung wajib (accountability) dan tanggung jawab
(responsibility) publik untuk porsi yang sesuai yang dikandung artkel yang dilaporkan.
Dengan perkataan lain, setiap individu yang dicantumkan sebagai pengarang
peserta (co-authors) dalam suatu karya yang dilaksanakan oleh kelompok pelbagai
puslit yang besar harus memenuhi semua kriteria seperti dicantumkan dalam konvensi.
Semua orang yang dicantumkan sebagai pengarang wajib berkualifikasi mendapatkan
hak kepengarangan, dan sebaliknya semua orang yang berkualifikasi harus
diacntumkan.

*Kepangarangan hasil suatu uji coba pelbagai puslit dapat diberikan pada suatu
‘kelompok’. Semua anggota kelompok yang disebutkan sebagai pengarang harus
sepenuhnya memenuhi kriteria hak kepengarangan tersebut di atas. Dalam kaitan ini
istilah ‘guarantors’ dipakai untuk satu atau beberapa orang yang mengambil tanggung
jawab integritas atau martabat karya secara menyeluruh. Kalau memasukkan sebuah
naskah karya ‘kelompok’, si pengirim naskah harus menunjukkan sitasi kepengarangan
yang dipilihnya, dan juga secara jelas dan tegas mengidentifikasi semua individu
pengarang yang terlibat, beserta nama kelompoknya.

*Urutan kepengarangan yang dimunculkan dalam baris kepemilikan sesuatu artikel


seyogianya merupakan kesepakatan bersama pengarang-pengarangnya, yang sebaiknya
ditetapkan sebelum kegiatan projek dimulai.
Demi integritas ilmiah, para pengarang harus dapat menjelaskan makna peran
urutan posisinya dalam baris kepemilikan yang didaftar. Dengan demikian, ia harus
menguasai keseluruhan isi tulisan dan sepenuhnya ikut bertanggung jawab atas segala
sesuatu seputar artikel termaksud.

*Mungkinkah memecahkan persoalan pembagian hak kepengaranagn berdasarkan


besar kualitas dan kuantitas sumbangan yang diberikan seseorang sampai
menyebabkannya berkualifikasi untuk mendapatkan hak kepengarangan secara
objektif? Beberapa orang sudah mencoba menyusun kiat penentuan urutan hak
kepengarangan bersama sebuah karya tulis ilmiah berdasarkan besar sumbangan
kecendekiaan melalui suatu sistem skor.

*Untuk itu sumbangan kecendekiaan seseorang pada sebuah artikel yang terbit dapat
dapat dipecah-pecah menjadi beberapa masukan (intelektual, fisik, pemerosesan data,
kepakaran, keahlian, kesastraan), yang masing-masing lalu diskor sesuai dengan besar
sumbangan nisbi yang diberikan seseorang. Salah satu contohnya diterbitkan di berkala
ilmiah Nature 352: 187. 18 Juli 1991, yang berikut ini dicoba dimodifikasi untuk
keadaan di Indonesia.

*Sistem skor penentuan hak kepengarangan bersama


sebuah karya tulis ilmiah
7
1. Masukan intelektual
(identifikasi masalah, gagasan pendekatan, perencanaan, perancangan)

Tidak ada sumbangan secara berarti 0


Dua tiga kali diskusi 5
Beberapa kali diskusi terinci 10
Pertemuan dan pembicaraan berlama-lama 15
Pembahasan mendalam terus-menerus 20

*2. Masukan fisik


(penataan peranti, serta pengamatan, pengumpulan, perekaman,
dan penyarian data)

Tidak pernah terlibat secara berarti 0


Terlibat tidak langsung, hanya dua tiga kali 5
Keterlibatan langsung, beberapa kali 10
Keterlibatan berkali-kali, tak terhitung 15
Terlibat secara penuh dan terus-menerus 20

*3. Masukan pengolahan data


(pengorganisasian, pemerosesan, analisis, sintesis)

Tidak ada sumbangan secara berarti 0


Keterlibatan pendek, dua tiga kali 5
Beberapa kali terlibat 10
Ikut cukup lama 15
Terlibat terus-menerus dari awal sampai akhir 20

*4. Masukan kepakaran)


(konsultasi, nasihat, pandangan, pemikiran, pendapat dari bidang lain)

Tidak ada sumbangan secara berarti 0


Nasihat pendek merutin 5
Pandangan cukup bermakna 10
Bantuan pemikiran yang khusus dipersiapkan 15
Pendapat yang mendasari pendekatan dan penyimpulan 20

*5. Masukan keahlian


(penyimpulan, pengikhtisaran, perampatan, pencetusan teori)

Tidak ada sumbangan secara berarti 0


Penyimpulan bagian-bagian tertentu 5
Pengikhtisaran sebagian besar hasil 10
Perampatan menyeluruh 15

8
Pencetusan teori umum 20

*6. Masukan kesastraan


(sumbangan terhadap buram naskah lengkap pertama)

Tidak ada sumbangan secara berarti 0


Membaca dan memerbaiki sumbangan orang lain 5
Membantu menulis buram dua tiga bagian naskah 10
Ikut menulis buram sebagian besar naskah 15
Menulis buram hampir keseluruhan naskah 20

*Skor tertinggi yang bisa dicapai seseorang adalah 100 (karena butir 4
melibatkan pihak luar). Jumlah pengarang yang dapat berbagi hak kepengarangan suatu
naskah tidak terbatas, namun seseorang baru berhak ikut menjadi pengarang kegiatan
yang sedang ditangani kalau paling sedikit ia berhasil mengumpulkan skor 30.
Pencantuman nama pengarang(-pengarang) dilakukan dengan menggunakan peringkat
urutan sesuai dengan jumlah skor yang diraihnya. Kalau dua orang peserta meraih skor
yang sama, urutan alfabet nama seyogianya dipakai, dengan catatan bahwa pencetus
gagasan memunyai kelebihan untuk didahulukan.

*Oleh karena itu perlu dicamkan:


 Kecuali kalau pribadinya memang terlibat secara langsung, pencantuman
direktur atau kepala satuan kelembagaan dalam suatu artikel ilmiah sama sekali
tidak dapat dibenarkan.
 Penulis ‘siluman’ (ghost writer), kolega yang kepepet mau naik pangkat,
penyandang dana, dan perorangan sejenisnya juga tidak berhak untuk
dicantumkan sebagai pengarang.
 Semua penyumbang lain (terutama lembaag penyandang dana) yang tidak dapat
memenuhi kriteria hak kepengarangan dapat diakui darma bakti perannya dalam
bagian persantunan (acknowledgments)

*Untuk keperluan kearsipan, nama diri orang yang dimunculkan dalam baris
kepemilikan hendaklah konsisten penulisan penyingkatan dan pengejaannya, dengan
catatan adanya pola berbeda di beberapa negara.
M.A. Rifai (bentuk yang berterima di Inggris)
Mien A. Rifai (diperbolehkan di Indonesia dan Amerika Serikat)
Mien Ahmad Rifai (dipakai oleh penerbit buku Indonesia)

*Yang penting, dalam tata aturan internasional nama akhir (yang diperlakukan sebagai
nama keluarga) tidak boleh disingkat, sehingga tidak diperkenankan adanya bentuk-
bentuk:
Mien A.R.
M. Ahmad R.
Mien Ahmad R.

9
*Hampir semua berkala ilmiah saat ini umumnya menanggalkan gelar kebangsawanan,
gelar akademik, serta penyebutan pekerjaan, pangkat, atau jabatan dari nama pengarang

*Pengakuan lembaga sebagai pemilik artikel


 Nama dan alamat pos lembaga tempat karya yang dilaporkan dikerjakan harus
dilekatkan pada nama pengarang utama.
 Jika pengarang utama pindah lembaga, alamat lembaga tempat kegiatan
dilaksanakan itulah yang harus dicantumkan dan bukan alamatnya yang
sekarang. Kalau dikehendaki, alamat tetap/ alamat lembaga induk semula, atau
alamat lembaganya sekarang bisa ditambahkan dengan meletakkannya dalam
kurung atau melalui catatan kaki.
 Nama(-nama) dan alamat lembaga semua pengarang yang tercantum dalam
baris kepemilikan harus dilekatkan pada nama orang yang bersangkutan
 Beberapa berkala tidak hanya meminta alamat lengkap lembaga tetapi juga
alamat e-mail pengarang yang mengurus surat-menyurat artikel terkait,
sehingga pembaca dapat berkomunikasi untuk menanyakan informasi lebih
lanjut

*ABSTRAK
Abstrak adalah penyajian singkat keseluruhan artikel, dan merupakan bagian artikel
kedua yang paling banyak dibaca orang sesudah judul. Dengan demikian abstrak ikut
menentukan nasib artikel selanjutnya, apakah akan terus ditelaah keseluruhannya atau
lalu tidak dianggap perlu sehingga dapat ditinggalkan.

*Idealnya abstrak mengandung masalah pokok dan/atau tujuan penelitian,


menunjukkan pendekatan atau metode yang dipakai untuk memecahkannya, dan
menyuguhkan temuan penting serta simpulan yang dicapai. Abstrak artikel telaahan
atau tulisan ulasan harus mengetengahkan ringkasan pendek menyeluruh isi artikel
selengkapnya berikut gagasan pemikiran yang tersimpulkan.

*Instrumen akreditasi berkala ilmiah Indonesia mengharuskan disajikannya abstrak


dalam Bahasa Inggris yang baik dan benar sehingga harus dipersiapkan dengan cermat.
Siapa tidak akan mengelus dada dengan perasaan sedih penuh keprihatinan ketika
membaca kalimat seperti ‘. . . pregnant nutrient of the product . . .’ (yang dimaksud
adalah ‘kandungan hara produk’), ‘. . . al Qur’an was degraded by God . . .’
(terjemahan harfiah ‘Al Qur’an diturunkan oleh Allah’), dan ‘. . . observations were
conducted in unlucky area . . .’ (maksudnya ‘pengamatan telah dilakukan di daerah
Malang’) yang tersaksikan tercetak dalam abstrak beberapa berkala ilmiah Indonesia
yang diajukan ke DIKTI untuk diakreditasi?

*UNESCO merekomendasikan agar panjang sebuah abstrak tidak lebih dari 200 kata.
Beberapa berkala adakalanya menggunakan istilah ‘ringkasan’ (summary) untuknya,

10
akan tetapi sekarang umumnya disepakati bahwa ringkasan merupakan abstrak yang
diperluas dan terdiri atas 400 kata yang disuguhkan dalam beberapa paragraf,
sedangkan abstrak secara bertaat asas selalu disusun dalam satu paragraf. Akhir-akhir
ini beberapa berkala, terutama dalam bidang kedokteran, menghendaki disajikannya
abstrak terstruktur yang terbagi dalam beberapa subjudul/paragraf.

*Abstrak informatif yang disajikan secara kuantitatif (‘It was shown that fertilization of
peanut took place at 04:30 . . .’) lebih disukai daripada abstrak indikatif yang
disuguhkan secara kualitatif (‘The fertilization processes in peanut were observed
continuously throughout the night . . .’).

*Abstrak seyogianya tidak mengandung


 Kalimat-kalimat yang sudah terbaca dari judul (‘The aim of this research is to
find out the role of human resource strategy on the market performance . . .’),
atau ‘berbau’ pendahuluan artikel
 Informasi latar belakang penelitian yang berkepanjangan
 Pengacuan pada pustaka
 Singkatan atau istilah yang membingungkan pembaca
 Ilustrasi, tabel, atau perujukan padanya.

*Beberapa berkala––terutama yang menyediakan layanan lembar/kartu abtrak untuk


dirobek––meminta para penyumbang naskahnya untuk memasukkan judul artikelnya
dalam abstraknya. Keharusan ini sangat tepat untuk abstrak yang bahasanya lain
dengan bahasa yang dipakai dalam artikelnya sendiri.

*Contoh abstrak satu paragraf

RIFAI, M.A. 2008. Another note on Podoconis megasperma Boedijn (Hyphomycetes).


Reinwardtia 12 (4): 277–279. –– Exosporium megaspermum (Boedijn) Rifai and
Exosporium ampullaceum (Petch) M.B.Ellis are transferred to Neopodoconis Rifai, a
newly created genus extracted from Exosporium Link based on the nature of the true
septation of their rostrate conidia. Two new combinations, Neopodoconis ampullacea
(Petch) Rifai and Neopodoconis megasperma (Boedijn) Rifai, accordingly are
proposed.

*Contoh abstrak terstrutur

YULIDAR HAFIDH, DWI HIDAYAH, SUNYATANINGKAMTO. Factors affecting


mortality of neonatal sepsis in Moewardi Hospital, Surakarta. Paediatrica Indonesiana
47(2): 74–77. 2007.
BACKGROUND Mortality of neonatal sepsis is still a significant problem. It
may be affected by many factors.

11
OBJECTIVE The purpose of this study was to determine factors which affect
mortality of neonatal sepsis at neonatal ward of Moewardi Hospital, Surakarta.
METHODS Data of neonatal sepsis was obtained from medical record at
neonatal ward of Moewardi Hospital from December 2004 to November 2005. We
recorded data from 97 neonatal sepsis consisted of 46 males and 52 female babies.
Statistical analysis had been performed using univariate Chi-square and multivariate
multiple logistic regression analysis.
RESULTS Overall neonatal sepsis mortality was about 40%. There were no
significant difference in factors associated with mortality of neonatal sepsis such as
gender, referral patients, and bacterial growth culture, except for birth weight which
affected mortality (OR=6.29; 95% CI 2.57; 15.42)
CONCLUSION Birth weight affects mortality of neonatal sepsis in Moewardi
Hospital. Patients with positive bacterial growth culture has two times higher risk of
death, however it is not statistically significant.

*KATA KUNCI
Kata kunci merupakan sepilihan kata-kata bermakna dari sebuah dokumen yang dapat
dipakai untuk mengindeks kandungan isinya.

*Selain untuk indeks, sekarang kata kunci sengaja disajikan untuk membantu pembaca
yang sedang akan mencari artikel terkait dengan permasalahan yang sedang
dihadapinya. Untuk itu orang hanya perlu memasukkan kata-kata yang muncul di
benaknya karena diduganya terkait dengan persoalannya ke dalam mesin pencari di
internet. Jika kata kunci yang ditawarkan dalam artikel dan terpungut oleh mesin
pencari kebetulan persis sama dengan kata yang dimasukkan pencari informasi, artikel
termaksud akan terpancing dan ditampilkan.

*Karena kemanfaatannya yang besar, dalam tahun-tahun belakangan deretan kata kunci
menjadi fitur yang sering terpampang dalam artikel-artikel ilmiah yang diterbitkan
orang.
Umumnya deretan kata kunci tadi disajikan di bawah abstrak

*
 Jumlah kata kunci yang disajikan umumnya terdiri atas 3–8 kata (yang dapat
disusun dalam frase pendek)
 Kata-katanya sering dipilih dengan tidak mengulang judul
 Diperbolehkan menggunakan kata yang sama sekali tidak muncul dalam
keseluruhan artikel
 Beberapa berkala menyediakan daftar kata untuk dipilih oleh penyumbang
naskah
 Banyak berkala kedokteran menyarankan pemakaian istilah dari MeSH
(Medical Subject Heading terms)

12

Anda mungkin juga menyukai