Anda di halaman 1dari 60

ALAT INDUSTRI GULA I

Nama : Muhamad Alwy Davin


NIM : 1901001
Materi :
1. Alat kerja pendahuluan
2. Alat pemerahan nira
3. Alat pemurnian nira
4. Alat penguapan nira
5. Alat kristalisasi
6. Alat pemutaran
7. Alat pengering gula
8. Alat pengemasan dan penyimpanan

RESUME
1. Alat kerja pendahuluan
Alat ini bertujuan untuk mempersiapkan tebu sebelum diperas di unit gilingan. Alat ini
bekerja dengan cara memotong, memecah dan menyayat tebu sehingga tebu menjadi
potongan-potongan kecil sehingga diharapkan memperingan kerja gilingan dan
meningkatkan ekstraksi.
a. Pisau Tebu (Cane Leveller)
Alat ini berfungsi untuk memotong tebu menjadi bagian-bagian yang lebih pendek dan
dipasang searah dengan gerakan batang tebu.
Tabel data cane laveller

Uraian Data-data
Diameter piringan 380 mm
Tebal bahan 240 mm
Panjang pisau 300 mm
Lebar pisau 100 mm
Jumlah piringan 10 buah
Jumlah pisau tiap piringan 4 buah
Jumlah pisau total 40 buah
Penggerak Elektro
motor
Kecepatan 1.490 rpm
Tenaga 355 KW
Clearent 300 mm
Berat 2,8 Ton
Fungsi bagian :
1) Mata pisau : Sebagai alat pemotong dan pencacah batang tebu
2) Baut pengikat : Sebagai pengait pisau dengan piringan
3) Disc : Tempat menempelnya piringan
4) Poros : Tempat kedudukan/penyusunan piringan
5) Piringan : Tempat dipasangnya pisau-pisau pemotong
6) Bearing : Penahan poros agar dapat berputar stabil
Cara Kerja
Tebu yang berada di meja tebu selanjutnya dibawa oleh krepyak tebu/cane carrier
menuju pisau tebu. Oleh pisau tebu dipotong-potong dan dicacah menjadi bagian kecil-kecil,
sehingga sel-sel tebu terbuka dan pemerahan nira lebih mudah.
Pisau dipasang pada ujung atas tangkai pisau, tangkai pisau dikaitkan pada piringan
yang terdapat pada disc dengan menggunakan tiga baut. Arah ujung pisau sama dengan
arah putaran piringan.
b. Unigrator
Alat ini berfungsi sebagai perusak struktur tebu, membuka sel-sel batang tebu
sehingga nira yang terdapat dalam batang tebu dapat diambil dengan sempurna. Bekerja
dengan cara memotong, memukul dan menghaluskan batang tebu.
Tabel data unigrator
Uraian Data-data
Jumlah hammer 32 buah
Jumlah Piringan 8 buah
Anvil 1 buah
Penggerak Elektro motor
Kecepatan 1.490 rpm
Jumlah 1 unit
Tenaga 450 KW
Clearent 250mm

Keterangan :
1.Poros 5. Anvil
2.Baut pengikat 6. Pengatur Anvil
3.Disc 7. Cane Carrier Tebu
4.Hummer Tip 8. Deflector plate
Fungsi bagian :
1. Poros : As yang berhubungan dengan elektromotor sebagaipusat perputaran
2. Baut pengikat : Baut untuk mengikat/menempelkan pisau
3. Disc : Tempat diikatnya/ditempelkannya pisau
4. Hummer Tip : Bagian yang berfungsi memukul-mukul tebu sehingga sel-selnya terbuka
5. Anvil : Jarak antara hammer dengan dasar
6. Pengatur Anvil : Pengatur jarak anvil
7. Cane Carrier tebu : Carrier untuk membawa/menggerakkan tebu
8. Deflector plate : Untuk mengatur agar serpihan tebu mengikuti arah putaran dari hammer
Cara Kerja :
Pemukul/hammer pada unigrator terbagi menjadi empat deret selang-seling dan
saling tegak lurus, sehingga bersamaan unigrator bekerja denganputaran tinggi hammer
memecah tebu.Rumah unigrator dibuat sedemikian rupa sehingga tebu dapat dipukul oleh
hammer secara optimal. Anvil untuk pengaturan jarak terdapat pada bagian bawah rumah
unigrator.Tebu yang keluar dari unigrator dalam keadaan hancur sehingga luas permukaan
sel-sel yang terbuka menjadi besar. Keberhasilan kerja alat ini ditentukan dengan hasil
analisa PI yang besarnya sekitar ± 86 %.
2. Alat pemerahan nira
Yaitu alat yang digunakan alat untuk memerah nira dalam tebu/ampas sebanyak-
banyaknya sehingga diharapkan pol ampas sekecil-kecilnya.
a. Gilingan
alat untuk memerah nira dalam tebu/ampas sebanyak-banyaknya sehingga diharapkan
pol ampas sekecil-kecilnya. Umumnya, PG menggunakan 5 unit gilingan yang tiap unit terdiri
dari rol atas, rol depan, rol belakang dan rol pengumpan/feeding rol, tapi pada gilingan 1
terdapat 4 unit rol yakni rol tambahan yang berfungsi menambah daya pemerahan agar
mendapat nira lebih banyak.
Tabel data gilingan

Data Spesifikasi I II III IV V


Diameter Atas 870,00 840,00 815,00 815,00 815,00
luar (mm) Depan 846,00 819,00 784,00 796,00 791,00
Belakang 890,00 825,00 793,00 815,00 804,00
Koreksi alur Atas 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00
(k) Depan 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00
Belakang 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00
Diameter Atas 820,00 790,00 765,00 765,00 765,00
koreksi Depan 796,00 769,00 734,00 746,00 741,00
Belakang 840,00 775,00 743,00 765,00 754,00
Panjang L 1524 1524 1524 1524 1524
mantel
Putaran L 169,00 160,00 160,00 160,00 175,00
rol/jam
Tekanan L 175,00 165,00 165,00 165,00 175,00
hidraulik
Putaran L 51 52 60 52 54
mesin/meni
t

Keterangan :
1. Feeding roll 5. Roll atas 9. Ampas plat
2. Plat peluncur 6. Skrap ampas 10. Standart gilingan
3. Pipa minyak 7. Roll depan 11. Bed plat
4. Metal gilingan 8. Roll belakang

Fungsi Bagian :
1. Feeding roll : Rol pengumpan ampas yang masuk pada gilingan
2. Plat peluncur : Laluan ampas menuju gilingan
3. Pipa minyak : Saluran minyak hydrolis penekan gilingan
4. Metal gilingan : Sebagai bantalan as gilingan agar berputar padasumbunya
5. Roll atas : Memberikan tekanan pada ampas tebu yang masukterhadap rol depan saat
pemerahan pertama danmemberikan tekanan pemerahan kedua saat masukterhadap
roll belakang
6. Skrap ampas : Membersihkan ampas yang menempel pada rollgilingan
7. Roll depan : Melakukan pemerahan pertama terhadap roll atas
8. Roll belakang : Melakukan pemerahan kedua terhadap roll atas
9. Ampas plat : Jembatan ampas dari pemerahan pertama menujupemerahan kedua
10. Standard gilingan : Sebagai tempat tumpuan ketiga roll gilingan
11. Bed plat : Plat bagian bawah / bak penampung nira hasilpemerahan

Cara kerja :
Cacahan tebu yang masuk ke celah antara roll gilingan atas dan depan,akan
mendapatkan tekanan dari roll gilingan atas dan roll gilingan depan tadi, mengakibatkan
nira yang ada dalam sel-sel tebu keluar, selanjutnya ampas hasil pemerahan pertama
melalui plat ampas masuk ke celah antara roll gilingan atas dan belakang yang
mempunyai celah lebih sempit dibandingkan dengan celah antara roll gilingan atas dan
depan, sehingga ampas yang volumenya lebih kecil tetap mendapatkan tekanan yang
besar,maka nira yang masih tertinggal dalam sel tebu dapat keluar.
b. Alat Penekanan Roll Gilingan
Fungsi alat penekanan gilingan untuk mendapatkan tekanan pada rol atasyang
konstan terhadap tebal tipisnya ampas yang biasanya dengan tekanan ±200 kg/cm 2.

Keterangan :
1. Bola berisi gas nitrogen 8. Ruang minyak
2. Tabung accumulator 9. Piston
3. Katup minyak 10. Packing
4. Pompa minyak 11. Standard gilingan
5. Tangki minyak 12. Metal gilingan
6. Pipa pengembalian minyak 13. As rol gilingan
7. Manometer 14. Pipa minyak ke penekan rol sisi lain
Fungsi bagian :
1. Bola berisi gas nitrogen : Sebagai alat penekan keseimbangan tekanan
2. Tabung accumulator : Tabung besi yang berisi gas nitrogen dan minyak
3. Katup minyak : Sebagai pengatur keluar masuknya minya khidrolis
4. Pompa minyak : Untuk memompa minyak pada accumulator saat pengisian
5. Tangki minyak : Tempat menampung minyak hidrolis
6. Pipa pengembalian minyak : Sebagai saluran minyak yang masuk kembali ke tangki
7. Manometer : Sebagai alat pengukur tekanan minyak hidrolis pada metal rol atas
gilingan
8. Ruang minyak : Ruang berisi minyak hidrolis
9. Piston : Sebagai alat mekanis penekan metal rol atas gilingan
10. Packing : Pencegah terjadinya bocoran minyak padagerak mekanis piston
11. Standard gilingan : Tempat tumpuan roll gilingan
12. Metal gilingan : Sebagai penahan as gilingan agar tetap berputar pada sumbunya
13. As rol gilingan : Poros gilingan yang mendapat tekanan darialat penekan
14. Pipa minyak ke penekan : Saluran minyak hidrolis ke penekan sisi lainroll sisi lain

Uraian Data-data
Tekanan kerja maks 200 kg/cm2
Tinggi angkat 4 mm
System pelumasan Hidrolik

Cara kerja :
Gas nitrogen dimasukkan pada tabung accumulator, kemudian minyak
dipompa ke ruang minyak pada tekanan yang sama, yaitu ditunjukkan oleh
manometer kemudian aflsuiter/valve pipa tekan dan pipa isap ditutup. Bila ampas
yang masuk tebal, rol gilingan atas menekan metal diteruskan oleh torak yang akan
menekan minyak ke accumulator, gas nitrogen akan memberi tekanan kontra
sehingga tekanan tetap stabil, apabila ampas yang masuk tipis accumulator memberi
tekanan yang sama seperti saat ampas yang masuk tebal (tekanan tetap stabil).
c. Roll Gilingan
Untuk Gilingan 3, 4, dan 5 Ukuran Roll 32” X 60’’
Keterangan :
1. As roll gilingan
2. As Hals
3. Saflend
4. Alur nira
5. As Rounsel
6. Kopel A
c. Cakar Ampas (Intermediate Carrier)
Alat ini berfungsi untuk mengantarkan ampas dari gilingan no.1 sampaike gilingan
no.5 dengan sudut kemiringan 45 0 , selanjutnya ampas darigilingan no.5 dibawah oleh
bagasse carrier untuk dikirim ke stasiun ketel.
Fungsi bagian :
1. Plat samping : Sebagai penutup samping kiri/kanan
2. Cakar ampas : Untuk mencakar ampas yang jatuh dari rollgilingan untuk dibawah ke
gilingan berikutnya
3. Plat dasar : Sebagai penutup bagian bawah carrier jugasebagai tempat jalannya ampas
4. Bantalan cakar : Sebagai tempat/kedudukan cakar
5. Rantai : Sebagai tempat penyusunan deretan cakar ampas
6. Gear Box : Tempat roda gigi melakukan transmisi/perubahanputaran
7. Roda gigi/sproket : Roda gigi yang menggerakkan rantai cakar ampas
8. Elektromotor : Sebagai penggerak roda melalui gear box
Tabel data intermediate carrier

Gilingan Kecepatan motor( rpm) Tenaga Kecepatan (m/mnt)


I/II 1400 22 10,5
II/III 1480 22 10,5
III/IV 960 22 10,5
IV/V 1460 22 10,5

Cara kerja :
Sebagai penggerak digunakan elektromotor, sehingga kecepatan carrier konstan,
roda gigi penggerak dihubungkan dengan roda gigi sprokret yang akan menarik rantai cakar
yang dibawahnya terdapat bantalan, cakar dapat berputar sehingga ampas yang ada diplat
dasar dapat terbawa sampai puncak dan ampas jatuh ke peluncur menuju ke gilingan
berikutnya. Untuk mengimbangi banyaknya ampas yang masuk maka operator dapat
menyesuaikan putaran gilingan.
d. Bagan I mbibisi “Majemuk” (air dan nira yang telah diencerkan)

Keterangan :
Imbibisi air : Air sebagai pengencer
Imbibisi nira : Nira yang sudah encer dikembalikan sebagai pengencer
Pemberian imbibisi yang tujuannya untuk melarutkan nira yang tertinggal di dalam
ampas. Pemberian imbibisi akan efektif bila sel tebu terbuka dan pencampuran sempurna.
Dalam sistim imbibisi majemuk, air imbibisi yang digunakan mempunyai suhu sekitar > 80 0 C.
Metode penambahan air imbibisi dapat menggunakan pipa yang dilubangi dan pengaturan
air imbibisi dilakukan dengan pengaturan afsluiter sedangkan jumlahnya diukur dengan
menggunakan timbangan imbibisi, sehingga pemakain per jam dapat diketahui dari jumlah
baknya.
e. Talang Getar
Keterangan :
1. Talang nira 4. Penampung
2. Talang getar 5. Bak tunggu
3. Kayu 6. Saput ampas/Reclaimer
Fungsi bagian :
1. Talang Nira : Saluran nira masuk
2. Talang getar : Saringan yang bergetar sehingga dapat memisahkan nira dengan
ampas yang terbawa
3. Kayu : Sebagai per yang dapat bergetar
4. Penampung : Bak penampung
5. Bak tunggu : Tempat nira untuk di pompa ke Stasiun Pemurnian
6. Saput ampas / Reclaimer : Saput yang membawa ampas hasil saringan untuk
dikembalikan ke gilingan
Tabel data talang getar

Uraian Data-data
Panjang 3m
Lebar 0.7 m
Luas 2.1 m
Diameter lubang 1 mm
Kecepatan 380 rpm
Jumlah/inchi 8 x 10

Cara Kerja :
Nira dari gilingan I dan II mengalir ke talang getar, dengan getaran talang akibat dari
per yang digerakkan oleh elektromotor maka nira akan jatuh kebawah dan ampas
yang terbawah nira akan bergerak kedepan sampai ke sabut ampas dan dikembalikan
ke ampas gilingan I untuk diperah lagi. Nira hasil dari saringan talang getar selanjutnya
dipompa ke St.Pemurnian menuju saringan nira mentah (DSM Screen) sebelum masuk
timbangan.
f. Rotary Juice Screen (Cush-cush)
Rotary cush-cush merupakan saringan berbentuk silinder yang berputar dimana ujung
yang satu sebagai saluran input, saluran yang satunya sebagai output ampas yang terjebak
dari dalam saringan. Pada sisi bawah terdapat bak penampung yang terdapat saluran
pompa untuk mengirim nira tersaring ke timbangan boulogne di St. Pemurnian. Sedangkan
ampasnya melalui talang ulir dikembalikan ke unit gilingan.
Fungsi Bagian :
1. Saringan ( mesh) : Terbuat dari stainless steel untuk menyaring nira.
2. Pipa nira : Saluran untuk pemasukan nira yang akan disaring.
3. Talang ampas : Sebagai penampung ampas hasil penyaringan.
4. Screw/poros ulir : Untuk menggaruk ampas (mengaliri ampas kembali masuk gilingan II)
5. Corong penampung nira : Saluran nira hasil penyaringan menuju boulogne.
6. Motor penggerak : Digunakan untuk menggerakkan drum penyaringnira melalui gigi
penghubung.
7. Bantal rol tumpuan : Rol yang digunakan untuk menyangga drum.
8. Rantai penggerak :Rantai yang digunakan untuk membantumenggerakan drum penyaring
nira.
Cara Kerja
Nira dari bak nira gilingan I dan II di pompa ke dalam drum yang berputarsecara
kontinyu yang digerakkan motor. Ampas halus yang terikut nira akantertahan oleh saringan,
sedangkan nira akan lolos masuk kedalam penampungnira. drum rotary dipasang dengan
kemiringan 150 agar ampas dapat jatuh ketalang ampas dan di kembalikan ke gilingan II
melalui screw.
3. Alat pemurnian nira
Alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dan unsur bukan gula yang masih
terdapat dalam nira, serta menekan kerusakan sukrosa danmonosakarida sekecil-kecilnya.
a. Flowmeter
Tujuan flowmeter nira mentah adalah untuk mengetahui berat nira mentah yang
dihasilkan atau diperah oleh stasiun gilingan. Dengan mengetahui berat nira mentah dapat
membantu dalam pengawasan proses, yaitu dengan meninjau jumlah yang diolah dan yang
dihasilkan.

Keterangan:
1. Saluran masuk nira mentah
2. Saluran keluar nira mentah
3. Sensor
4. Kabel sensor ke layar monitor
5. Layar monitor
6. Kabel ke power suply
Fungsi bagian:
1. Saluran masuk nira mentah : Saluran masuknya nira mentahmenuju alat sensor
2. Saluran keluar nira mentah : Saluran keluarnya nira mentah darialat sensor
3. Sensor : Alat pendeteksi aliran nira
4. Kabel sensor ke layar monitor : Kabel yang menghubungkan hasilpembacaan sensor ke
layar monitor
5. Layar monitor : Alat untuk membaca jumlah beratnira mentah
6. Kabel ke power suply : Kabel yang menghubungkan layarmonitor ke power supply
Cara Kerja
Nira mentah yang masuk melalui saluran masuk nira mentah akan dibacaoleh alat sensor
berupa bahasa elektronik, dan diteruskan ke layarmonitor dan diubah dalam bentuk digital.
Besarnya debit nira yang akanmenuju ke VLJH dapat di setting dengan pompa inverter.
b. Vapour Line Juice Heater ( VLJH )

Cara Kerja :
Sebelum masuk ke dalam VLJH, nira yang melalui peti nira ditimbang terlebih dahulu
pada flowmeter, untuk mengetahui berapa banyak debit nira yang akan di proses
selanjutnya. Setelah itu nira masuk ke dalam VLJH untuk dilakukan pemanasan pertama
dengan suhu tidak terlalu tinggi, yaitu suhu berkisar antara 60 – 65 o C. Cara kerja VLJH
adalah dengan cara nira masuk melalui pipa dan turun ke bawah, pada saat nira mulai
masuk ke badan VLJH dan akan keluar lagi proses pemanasan terjadi dengan cara
ditabrakan dengan uap saat uap pemanas (Uap dari BP akhir) masuk melalui pipa uap.
Sambil uap tersebut memanaskan nira, nira melalukan sirkulasi. Karena suhu uap yang
masuk lebih besar, maka akan terjadi proses pemindahan panas dan uap panas
mengalami kondensasi. Hasil peristiwa ini akan mengakibatkan nira menjadi naik
suhunya sedangkan yang lain terbentuk air konden yang dapat digunakan keperluan air
pengisi boiler atau air proses.
VLJH ini bersifat memanaskan sementara, karena dari pada uap yang berlebih
dibuang secara percuma lebih baik digunakan untuk memanaskan nira di dalam VLJH,
dan juga VLJH ini memperingan kinerja jet condensor. Setelah pemanasan pertama
pada VLJH nira akan diteruskan ke TJH yang dipanaskan kembali dengan suhu yang lebih
tinggi. Agar pemanas pendahuluan dapat bekerja dengan baik, harus diperhatikan:
a. Pengeluaran air embun dapat berlangsung dengan baik
b. Pembuangan udara dari sisi uap (pemanas) maupun sisi nira dapat berlangsung
dengan baik suhu awal 60 – 65o C
c. Turbular Juice Heater ( TJH )
Berfungsi untuk memanaskan nira sampai suhu 75 o C untuk mempersiapkan proses
defekasi – sulfitasi agar berlangsung sempurna. Proses berlangsung secara sulfitasi
alkalis, gula reduksi pada pH > 7,0 akan mengalami perpecahan yang menimbulkan zat
warna demikian pula pada suhu yang tinggi dan waktu yang lama. Suhu 75 o C
merupakan suhu ideal.
Sumber pemanas untuk pemanas pendahuluan I adalah uap nira dari dari BP
pertama,khusus untuk VLJH sumber pemanas memakai uap nira BP akhir, sedangkan
untuk pemanas pendahuluan II dan III dari uap nira BP pertama.Untuk menghilangkan
gas tak terembunkan, gas dari ruang nira dikeluarkan melalui valve pada katup atas,
sedangkan untuk gas dari pipa pemanas dengan melalui pipa amonia.
Keterangan:
1. Kran pengeluaran gas/udara 8. Pemasukan uap bekas
2. Penutup atas/bawah 9. Ruang pemanas
3. Pipa amoniak 10. Pipa embun
4. Pemberat 11.Thermometer
5. Pipa keluar masuk nira 12. Sekat nira
6. Pipa nira 13. Lubang kurasan
7. Pemasukan uap nira/bleding

NO. SPESIFIKAS ITEKNIK KETERANGAN


1 Luas Pemanas 200 m ²
2 Sirkulasi 22
3 Diameter Pipa Masuk 160 mm
4 Diameter Pipa amoniak 25 mm
5 Panjang Pipa 2950 mm
6 Jumlah Pipa 726
Fungsi bagian :
1. Kran pengeluaran gas/udara : Merupakan jalan keluarnya gas/udara yang berada
di ruang sisi atas
2. Penutup atas/bawah : Sebagai penutup sisi atas/bawah
3. Pipa amoniak : Pipa pengeluaran gas yang tak terembunkan/condens pada sisi uap
4. Pemberat : Alat kesetimbangan dengan penutup bila sewaktu-waktu dibuka
5. Pipa keluar masuk nira : Merupakan pipa tempat pemasukandan pengeluaran nira
6. Pipa nira : Pipa sebagai tempat nira dalam juiceheater (bersirkulasi)
7. Pemasukan uap nira/bleding : Tempat masuknya pemanas berupa uapnira/bleding
8. Pemasukan uap bekas : Tempat masuknya pemanas berupa uapbekas
9. Ruang pemanas : Ruang sisi luar pipa sebagai tempat pipa pemanas masuk
10. Pipa embun : Pipa pengeluaran uap yang terembunkan / kondensat
11. Thermometer : Alat ukur suhu nira dalam juice heater
12. Sekat nira : Pengatur sirkulasi nira dalam alat pemanas
13. Lubang kurasan : Pembuangan untuk pembersihan
Cara Kerja :
Nira masuk pada lubang pemasukkan atas (double afsluiter), dan turun kebawah.
Setalah sampai di bawah akan berbentuk aliran karena adanya sekat-sekat pembagian,
naik ke atas kembali sampai mencapai ruang sirkulasi bagian atas. Dibagian atas nira
akan turun kembali, demikian seterusnya.
Proses pemanasan terjadi saat uap pemanas (uap nira dari BP I) masuk pada badan
pemanas dan memanaskan pipa-pipa yang berisi nira, sambil nira melakukan sirkulasi.
Karena suhu nira dalam pipa lebih rendah di banding dengan suhu ruang yang diluar
pipa pemanas, maka akan terjadi proses pemindahan panasdan uap pemanas
mengalami kondensasi. Hasil peristiwa ini akan mengakibatkan nira menjadi naik
suhunya sedang pada hal lain terbentuk air konden yang dapat digunakan untuk
keperluan imbibisi pada gilingan.
Agar pemanas pendahuluan dapat bekerja dengan baik, harus diperhatikan:
a. Pengeluaran air embun dapat berlangsung dengan baik
b. Pembuangan udara dari sisi uap (pemanas) maupun sisi nira dapat berlangsung
dengan baik suhu yang dicapai 75ο C untuk pemanas I, 105 ο C untuk pemanas IIdan
100 ο C untuk pemanas III.
d. Sulf Reactor
Sulf Reactor adalah proses dimana pencampuran antara susu kapur dengan gas
belerang pada satu tempat yaitu berada dalam sulf reactor. Pada proses inisusu kapur dan
gas belerang pengaturan dengan Juice Flow Stabilisation System.PH Nira mentah sebelum
masuk pada sulf reactor adalah 6,2, setelah ituditambahkan susu kapur untuk menaikan pH
hingga menjadi pH final 7,(standard) dan juga gas belerang untuk memucatkan warna.
Cara Kerja :
Cara kerja alat ini yaitu nira masuk melalui pipa yang berada diatas atau yang tertera
pada nomer 1. Kemudian nira turun melalui jalur yang berada diri, Secara bersamaan
ditambahkan susu kapur sesuai kebutuhan. Setelah itu masuk kedalam dan ditambahkan
gas belerang, sama seperti susu kapur, penambahan gas belerang juga sesuai dengan
kebutuhan, karena jika terlalu banyak juga pH bisa rendah. Didalam sulf reactor hanya untuk
memucatkan warna. Selanjutnya nira mentah akan dipanaskan kembali masuk ke TJH atau
pemanas II dengan suhu yang lebih tinggi.

No KETERANGAN
1 Pipa Nira Masuk
2 Pipa Penambahan Susu Kapur
3 Lubang Orang
4 Pipa Gas Belerang
5 Pipa Nira Keluar

JFSS berguna untuk mengukur nira mentah mentah yang tertimbang dengan
Flowmeter,Angka tersebut kemudian otomatis terlihat di dalam layar komputer. Selain
untuk Flowmeter, JFSS berguna untuk mengontrol susu kapur dan gas belerang yang akan
masuk ke dalam Sulf Reactor, jadi pengontrolannya menggunakan pH yang di inginkan.
e. Direct Contact Heater

Cara Kerja :
Direct Contact Heater adalah pemanas dengan cara kontak langsung. Disini yang dimaksud
kontak langsung yaitu dengan cara nira masuk ke dalam DCH langsung ditabrakan dengan
uap tanpa perantara pipa yang ada didalamnya. Nira masuk melalui saluran yang ada di
bagian atas sedangkan uap yang masuk ada dibagian bawah, jadi pada saat nira sudah di
bawah langsung bertabrakan dengan uap dan uap itu menjadi satu dengan nira kemudian
nira terjun bebas ke bawah. Letak DCH ini harus lebih tinggi karena nira yang masuk akan
bergerak bebas dan cepat, karena tanpa adanya pipa didalamnya seperti VLJH dan TJH.
f. Flash Tank
Alat ini berfungsi untuk mengeluarkan gas-gas dalam nira agar tidak mengganggu
proses pengendapan di door clarifier. Nira tersulfitir dari DCH 1mengalir ke bejana
pengembang secara tangensial dengan maksud untuk memperluas bidang pengeluaran gas-
gas dan waktu yang cukup untuk mengeluarkan gas-gas dalam nira.

Keterangan :
1. Pipa pengeluaran gas
2. Pipa pemasukan nira
3. Man Hole
4. Pipa pengeluaran nira
Fungsi bagian :
1. Pipa pengeluaran gas : Sebagai saluran pengeluaran udara dan gas-gasdalam nira
2. Pipa pemasukan nira : Sebagai saluran masuknya nira ke dalam
3. Man Hole : Sebagai tempat masuknya manusia
4. Pipa pengeluaran nira : Sebagai saluran pengeluaran nira dari Flash Tank

Uraian Keterangan
Kapasitas 2,5 m3/dtk
Diameter 2500 mm
Tinggi 3600 mm
Tinggi kerucut 600 mm
Diameter pipa outlet 6 Inch

g. Snow Balling Tank


Alat ini berfungsi untuk membentuk partikel yang lebih besar dan berbentuk bola salju
sehingga mempermudah proses pengendapan. Di alat ini ditambahkan flokulant untuk
mengikat kotoran-kotoran yang melayang sehingga diameter partikel tersebut menjadi
besar, menjadikan pengendapan lebih mudah dan cepat.

Fungsi bagian :
1. Saluran nira masuk : Saluran pemasukan nira dari flash tank kedalam snow balling
tank
2. Saluran nira keluar : Saluran pengeluaran nira dari snow ballingtank
3. Pipa flokulan : Pipa tempat pemasukan flokulan
4. Saluran tap-tapan : Saluran untuk tap nira saat pembersihansnow balling tank
5. Talang : Saluran nira menuju door clarifier

Uraian Keterangan
Tinggi bejana 1200 mm
Diameter badan 1000 mm
Diameter badan dalam 500 mm
Diameter pipa inlet 6 inch
Diameter pipa outlet 12 inch
Volume 1,77 m3

h. Door Clarifier
Door Clarifier berfungsi sebagai tempat pengendapan dan pemisahankotoran yang
terdapat dalam nira. Dorr clarifier ini mempunyai pengaduk yang berada ditengah
dengan lubang pemasukan pada tiap – tiap kompartemen. Pada poros ini juga terdapat
pengaduk yang berfungsi sebagai pengumpul kotoran nira ke bagian tengah clarifier
yang akan dikeluarkan secara kontinyu. Arah putaran pengaduk ini searah dengan
pemasukan nira, ini bertujuanagar tidak terjadi aliran turbulensi yang mengganggu
pengendapan dan kecepatan berputar poros ini juga sangat lamban sekali. Setelah
mengalami pengendapan, maka akan terjadi pemisahan antara nira jernih dan nira
kotor. Nira jernihnya menuju DSM Screen, sedangkan nira kotornya dipompa menuju
RVF (Rotary Vacuum Filter) Proses dipengaruhi oleh diameter partikel endapan,
densitas dan viscositas larutan. Kecepatan pengendapan akan baik bila diameter
endapan besar.Pengendapan juga dipengaruhi oleh suhu.
Keterangan :
1. Pipa nira masuk 8.Ruang nira kotor tiap-tiap tray
2. Telescope 9.Scrapper kotoran
3. As / poros 10.Lubang pengisian
4. Elektromotor 11. Pipa bak nira kotor tiap-tiap tray
5. Pompa membran 12.Pipa overflow bak nira kotor
6. Pipa nira kotor 13. Inlet nira kotor
7. Ruang flokulasi
Fungsi bagian :
1. Pipa nira masuk : Saluran masuknya nira
2. Telescope : Penampung over flow nira jernih dari tiap tray
3. As/poros : Sebagai pengaduk dan tempat masuk nira ke tray
4. Elektromotor : Motor penggerak as / poros
5. Pompa membran : Pompa pengeluaran nira kotor
6. Pipa nira kotor : Saluran pengeluaran nira kotor untuk selanjutnyamenuju RVF
7. Ruang flokulasi : Ruang terbentuknya endapan karena pemberian floculant
8. Ruang nira kotor : Tempat nira kotor terkumpul
9. Scrapper kotoran : Pengarah endapan menuju ke ruang nira kotor
10. Lubang pengisian : Jalan masuk nira ke dalam tray
11. Pipa bak N.kotor : Aliran nira menuju telescope dan pipa contoh
12. Pipa overflow N.kotor: Saluran pengeluaran nira jernih menuju CJT
13. Inlet N.kotor tiap-tiap tray: Lubang pengeluaran nira jernih yang masukada tray
pipa kapiler
Cara kerja :
Alat ini berupa silinder yang besar dan bagian dalam dari silinder dibagi
dalam empat kompartemen, di bagian tengah terdapat as vertikal, pada as dipasang
pengaduk yang berputar sangat lambat ± RPM 0,15. Pada pengaduk dipasang pula
skraper yang berfungsi menggaruk kotoran. Nira mentah dari PP II masuk ke flash
tank, kemudian nira masuk ke snow balling tank dengan sistem tangensial, pada alat
ini diberikan flokulant dengan dosis 2-2,5 ppm, dengan sistem tangensial flokulan
bereaksi lebihsempurna. Nira masuk Door Clarifier melalui lubang pada as/poros tiap
kompartemen (tray) dan mengisi kompartemen yang paling bawah. Setelah
kompartemen paling bawah penuh maka kompartemen di atasnya akan terisinira. Di
dalam tray ini nira diaduk dengan pelan dan nira kotor disisihkan oleh skraper
sehingga nira jernih dan nira kotor akan terpisahkan. Nira jernih dikeluarkan melalui
pipa bagian atas masing-masing tray dengan cara luapan, kemudian ditampung
dalam tangki nira jernih (clear juice tank) yang sebelumnya disaring untuk
menghilangkan kotoran yang masih terikut, sedangkan nira kotor dikeluarkan
dengan menggunakan pompa diafragma ke rotary vacuum filter. Permukaan nira
kotor diamati secara kontinyu untuk mengetahui posisi level kotoran masing-masing
tray, maka tray dilengkapi dengan 4 (empat) buah tangki pengontrol. Dengan
bantuan kran tersebut level ketinggian nira kotor dapat diketahui, selanjutnya nira
kotor dipompa ke Rotary Vacuum Filter untuk proses penapisan.

Uraian Keterangan
Type Kawasaki 444
Volume 199,6412 m3
Diameter 5480 mm
Tray 4 (multi tray)
Tinggi 6700 mm
Rate time 2 jam
i. Saringan Nira Encer ( DSM SCREEN )
Berfungsi untuk menyaring nira yang keluar dari door clarifier . Hasil saringan berupa
nira jernih. Kotoran hasil penyaringan akan masuk ke bak penampung nira kotor. Saringan
terbuat dari Stainles stell berukuran 160 x 160 mesh. Cara membersihkan kotoran adalah
dengan cara digaruk secara manual menggunakan sorok.

Keterangan
1. Pipa pemasukan nira jernih
2. Saringan
3. Pipa pengeluaran nira jernih
4. Pipa pengeluaran kotoran
Fungsi bagian :
1. Pipa pemasukan nira jernih : Sebagai saluran pemasukan niraencer
2. Saringan : Untuk menyaring nira encer
3. Pipa pengeluaran nira jernih : Saluran nira tersaring
4. Pipa pengeluaran kotoran : Sebagai saluran pengeluaran kotoran yang tersaring

Uraian Keterangan
Model Parabolis
Tebal bahan plat 9 mm
Panjang 2000 mm
Lebar 3000 mm
Sudut 45o

j. Rotary Vacuum Filter (Alat Penapisan)


Nira kotor yang diperoleh dari peti pengendapan/Dorr Clarifier masih mengandung
kadar gula di dalamnya, hal ini masih dapat dipisahkan antara kotoran padat/blotong dari
cairannya dengan proses penapisan, dengan syarat lubang penapisan harus lebih kecil dari
ukuran endapan. Prinsip kerja penapisan adalah perbedaan tekanan pada dinding penapis.

Keterangan:
1. Drum saringan hampa 7. Pipa air siraman
2. Scraper 8. Drain pipe nira kotor
3. Pipa luapan 9. Poros pengaduk
4. Agitator 10. Saringan / screen
5. Bak nira kotor 11. Pipa vacum tinggi
6. Tangki pemasukan nira kotor 12. Pipa vacum rendah
Fungsi bagian :
1. Drum saringan hampa : Penyaring nira kotor
2. Scrapper : Pelepas lapisan blotong di permukaan saringan
3. Pipa luapan : Mengalirkan nira kotor berlebih
4. Agitator : Pengadduk nira kotor agar homogen
5. Bak nira kotor : Penampung nira kotor yang akanditapis
6. Tangki pemasukan nira kotor : Tempat penampungan sementaara nira kotor
7. Pipa air siraman : Saluran air penyiram blotong
8. Drainpipe nira kotor : Saluran pengeluaran nira kotor
9. Poros Penggerak : As penggerak drum
10. Saringan/ Screen : Menapis kotoran dalam nira
11. Pipa Vacum Tinggi : Menyedot nira dalam blotong saat fase penyiraman
12. Pipa Vacum Rendah : Menyedot nira kotor dalam bak penampung
Cara Kerja :
Nira yang keluar dari Door Clarifier ditampung dalam mixer bagasilo dengan
penambahan ampas halus sebagai media penapisan dan membentuk kerangka blotong
diaduk kemudian dialirkan ke rotary drum vacuum filter, ampas halus diberikan apabila nira
kotor terlalu encer.Pada penapisan disiram air dengan suhu ± 70 0 C agar gula dalam blotong
larut. Saringan yang digunakan dengan diameter lubang ± 0,5 mm yang berada dipermukaan
silinder yang berputar dan bagian bawah silinder akan tercelup nira kotor. Pada saat itu
terjadi pengisapan nira kotor dengan vacuum rendah 25-30 cmHg, kemudian akan berputar
terus masuk ketekanan vacuum tinggi 45 cmHg dibagian atas diberi siraman air pencuci dan
akan masukdalam pori – pori blotong. Karena tarikan vacuum nira akan keluar dari blotong
selanjutnya silinder akan masuk daerah bebas vacum dimana blotong akan terlepas dengan
bantuan scraper dan ditampung dalam bak blotong dan diangkut keluar oleh truk.
Sedangkan nira hasil tapisan dikembalikan bercampur dengan nira mentah untuk diproses
lagi, selanjutnya silinder akan berputar seperti semula dan berjalan terus menerus hingga
blotong yang dihasilkan tiap harinya mencapai 15 truk (setiap truk memuat 4-5 ton blotong).

Uraian Keterangan
Merk Yord
Ø Drum 2438 cm
Siklus 2 menit 26 detik
Panjang Drum 4267 cm
Luas tapis 32,8 m2

Uraian Keterangan
1. Tangki mixer bagasilo
Tinggi 1000 mm
Lebar 750 mm
Panjang 3000 mm

2. Siklon
Tinggi 3000 mm
Diameter 1500 mm
3. Kondensor vacuum
Tinggi 1500 mm
Diameter 900 mm
4. Peti nira tapis
Tinggi 1200 mm
Diameter 700 mm
5. Tangki nira kotor
Tinggi 1250 mm
Diameter 650 mm

k. Sulfitator Nira Kental


N KETERANGAN
O
1 Pipa Nira Masuk
2 Sekat Parabolis
3 Pipa Gas SO2
4 Bak Luapan
5 Pipa Pengeluaran
6 Pipa Luapan
7 Pembagi Gas SO2
8 Gas/Udara

Bagian dan Tugasnya :


1. Pipa masuk nira : Saluran nira kental masuk kedalam peti sulfitasi
2. Sekat parabolis : Untuk sirkulasi nira dalam peti sehingga nira dapat bercampur
dengan gas SO2 secara sempurna
3. Pipa gas SO2 : Untuk memasukkan gas SO2 yang berasal daritabung kedalam peti
Sulfitasi
4. Bak luapan : Untuk meluapkan nira dari peti sulfitasi agar tinggi nira dalam peti sama
peti luapan (stabil)
5. Pipa pengeluaran : Untuk mengeluarkan nira tersulfitier dari dalam peti
6. Pipa luapan : Untuk mengeluarkan nira tersulfitier dari dalampeti bak luapan
7. Pembagi gas SO2 : Yaitu yang berupa pipa di beri lubang- lubangyang berfungsi untuk
meratakan gas SO2 dalam peti sulfitasi
Cara Kerja Sulfitator Nira Kental :

 Nira kental masuk ke peti sulfitier dinetralkan hingga pH 5,6 dengan cara
menghembuskan gas SO2 yang di produksi pada tobong belerang
 Tahap selanjutnya nira kental tersulfitier masuk ke stasiun masakan
Fungsi Sulfitator Nira Kental :
Untuk penambahan gas SO 2 sampai pH netral dan endapan CaSO 3 menyerap
kotoran dalam nira kental.
Spesifikasi Sulfitator Nira Kental :
Diameter : 1900 mm
Tinggi : 3800 mm
Tinggi Kerucut : 300 mm
l. Alat Pembuat Susu Kapur
Kapur tohor dimasukkan dalam tromol pemadam kapur yang berputar sambil diberikan
air panas agar dihasilkan dispersitas yang baik.
Tromol merupakan silinder yang digerakkan oleh elektro motor yang didalamnya
terdapat sekat-sekat, susu kapur yang keluar dari tromol disaring dalam saringan getar
untuk dipisahkan dari kerikil atau kotoran kemudian susu kapur yang sudah bersih meluap
masuk bak pengaduk atau peti tunggu sampaikekentalan 6 0Be yang diukur dengan
menggunakan Beaum Wager.
Alat untuk penjatahan susu kapur dilakukan cara yaitu susu kapur yang dipompa dari
bak pengaduk dialirkan ke peti penampung susu kapur, untuk pengaturan penjatahan
digunakan model cocor bebek yang digerakkan secara manual, jika terjadi kelebihan susu
kapur tersebut dialirkan kembali ke bak tunggu. Setiap 8 jam kapur yang dibutuhkan 1,5 ton.
Keterangan :
1. Tobong kapur 6. Talang getar
2. Elektro Motor 7. Talang alir
3. Tuas 8. Bak pengendap
4. Kapur 9. Bak pengendap
5. Air 10. Pompa
Fungsi bagian :
1. Tobong kapur : Tempat pemutaran kapur agar membentuk emulsi
2. Elektro Motor : Sebagai penggerak alat pembuat susu kapur
3. Tuas : Penghantar dari peralatan untuk bekerja
4. Kapur : Bahan pembantu dalam proses pemurnian
5. Air :Pengencer kapur agar dapat membentuk emulsi atau larut
6. Talang getar :Talang dengan dasar berlubang yang berfungsimemisahkan antara
kotoran/kerikil dengan emulsiyang terdapat dalam kapur yang bekerja
dengangaya getar
7. Talang alir :Talang tempat mengalirnya emulsi kapur menujubak pengendap
8. Bak pengendap : Bak untuk mengendapkan kotoran yang masih bercampur dengan
emulsi seperti pasir halus
9. Peti pelarutan : Peti tempat pelarutan emulsi sebelum bereaksidengan nira
10. Pompa : Pompa untuk mengalirkan susu kapur menujudefekator
Cara kerja :
Mula-mula kapur dinaikan ke talang yang ada didepan tobong kapur,kemudian air
panas dialirkan, maka kapur akan mengalir masuk kedalam tobong yang mempunyai
kecepatan putaran 5-6 rpm. Dengan gerakkan berputar dan hempasan dari tobong maka
kapur akan menjadi hancur berbentuk emulsi. Untuk memisahkan emulsi dengan kotoran
kasar dengan cara mengalirkan pada talang getar yang dasarnya berupa saringan. Larutan
emulsi hasil pemisahan dialirkan ke peti pengendap dengan tujuan untuk memisahkan
kotoran yang masih terikut, selanjutnya masuk ke peti pelarutan 1, 2, 3 yang dilengkapi
dengan pengaduk agar susu kapur tidak mengalami pengendapan dan yang terakhir dengan
menggunakan pompa dialirkan ke defekator.

Uraian Keterangan
1. Tromol pemadam susu kapur
Jumlah 1 buah
Panjang 2390 mm
Diameter 813 mm
Kapasitas 3,7 ton
2. Saringan getar
Jumlah 1 buah
Panjang 2300 mm
Lebar 600 mm
3. Pompa plunyer
Jumlah 2 buah
Type Piston pump
Kecepatan 130 putaran/menit
Kapasitas 130 liter/menit
4. Bak pengendap pasir
Jumlah 1 buah terbagi 2
Bentuk Segi empat
Panjang 1200 mm
Lebar 230 mm
5. Bak tarik susu kapur
Bentuk Tangki silinder berpengaduk
Jumlah 2 buah
Ø tangki 1 1250 mm
Ø tangki 2 1500 mm
Tinggi tangki 2 1100 mm
Tinggi tangki 1 1000 mm
6. Tangki penampung susu kapur
Bentuk Tangki silinder
Diameter 700 mm
Tinggi 750 mm
Tinggi kemiringan 200 mm
Ø pipa inlet 3inchi
jumlah 2 buah
7. Tangki pengatur
Bentuk Tangki silinder model cocor bebek
Diameter 650 mm
Tinggi 800 mm
Tinggi kemiringan 20 m
Ø pipa outlet 3 inchi
Ø pipa inlet 4 inchi

m. Tobong Belerang
Belerang yang digunakan dalam sulfitasi berupa gas SO 2 . Tujuan pemberian gas SO 2 ini
untuk menetralkan kelebihan pemberian susu kapur dan mendapatkan endapan CaSO 3.
Supaya tidak terjadi pembentukan SO 4 , ruang bakar dijaga agar tidak terjadi panas yang
berlebihan. Maka diatas tobong belerang diberi air pendingin sehingga air pendingin
menjadi 70 – 800 C.
Fungsi gas SO2 :
a. Sebagai blacing (pemucat)
b. Sebagai penetral kelebihan kapur
c. Menurunkan viskositas
Keterangan:
1. Kaca pengliat 10. Steam masuk
2. Pintu laci 11. Watermantel
3. Laci 12. Pemasukan air pendingin
4.Pemasukan belerang 13. Pengeluaran air pendingin
5. Afsluiter belerang 14. Sublimator
6. Pipa gas ke sublimator 15. Afsluiter buangan gas
7. Tempat pembakaran awal 16. Gas SO2 ke bejana sulfitasi
8. Air pendingin 17. Batu bata
9. Termometer clock 18. Sekat penahan batu bata
Fungsi bagian :
1. Kaca penglihat : Kaca untuk melihat pembakaran yang terjadi dalam tobong
2. Pintu laci : Pintu untuk mengeluarkan laci bila akandibersihkan
3. Laci : Tempat terjadinya pembakaran belerang
4. Pemasukan belerang : Tempat pemasukan belerang
5. Afsluiter belerang : Afsluiter untuk mengatur banyak sedikit belerang yang
masuk dalam ruang pembakaran
6. Pipa gas kesublimator: Pipa tempat mengalirnya gas belerang menuju sublimator
7. Tempat pembakaran awal: Tempat awal pembakaran/pertama kaliawal
pembakaran
8. Air pendingin : Digunakan untuk menekan suhu yang terjadisecara
berlebihan
9. Termometer clock : Alat ukur untuk mengetahui suhu air setelah diberikan pada
tobong dan dijaga ± 800 C
10. Steam masuk : Tempat masuknya steam yang berfungsi untukpembakaran
dengan pelelehan
11. Watermantel : Pendingin sublimator
12. Pemasukan air pendingin: Tempat masuknya air pendingin tobong agar pendingin
suhunya tidak berlebihan
13. Pengeluaran airpendingin: Tempat keluarnya air pendingin setelah pendingin
mendinginkan tobong
14. Sublimator : Tempat untuk mengembunkan/menyublimkangas belerang yang
berupa gas
15. Afsluiter buangangas: Afsluiter untuk membuang sementara gas SO 2 pada saat di
bersihkan atau oper
16. Gas SO2 ke bejana sulfitasi: Pipa pengeluaran gas SO2 menuju bejana sulfitasi
17. Batu bata : Bahan untuk menyaring antara SO2 yang berupa gas dan uap
18. Sekat penahan batu : Sekat antara batu bata dan ruang gas belerangbata

A : Penyaringan udara agar udara yang dihasil adalah udara kering


B : Pompa udara untuk memompa udara kering ke tobong belerang
C : Ketel angin mengatur tekanan udara yang dikehendaki
Cara kerja :
Belerang padat dimasukkan dalam dapur tobong belerang dan dilakukan proses
pembakaran dimana terjadi perubahan fase dari padat ke cair. Kemudian pemanasan
berlanjut sampai menghasilkan gas SO2 . Suhu tobong tidak boleh lebih dari 400 0 C agar
tidak terbentuk SO4- . Pada pipa pengeluaran gas SO2 juga diberi air pendingin agar suhu gas
tidak terlalu tinggi. Kelebihan uap belerang yang ikut terbentuk di embunkan/disublimkan di
sublimator.
Agar tobong dapat bekerja dengan baik ketentuannya adalah :
1. Udara harus diatur, untuk itu diperlukan tekanan tetap didalam ketel angindan
kran pengatur dimuka tobong.
2. Udara dikeringkan agar tidak terbentuk gas belerang yang dapatmenyebabkan
korosi dan kebuntuan dalam perpipaan. Untuk mengeringkanudara, udara
dilewatkan pada pengering udara yang berisi kapur yang belumdipadamkan.
3. Air pendingin harus cukup banyak agar gas cepat didinginkan dibawah 200 0C
untuk menghindarkan pembentukan SO3 , suhu air yang dikeluarkan dari pendingin
tidak boleh lebih dari 800 C.
n. Melter
Melter adalah sebuah bejana untuk mencairkan serpihan belerang yang masih utuh
untuk selanjutnya dibuat proses pemurnian yang terdapat pada Sulf Reactor. Untuk
mencairkan belerang tersebut membutuhkan suhu antara 120 – 125 0 C. Selanjutnya akan
diteruskan ke dalam dapur belerang untuk suhu yang lebih tinggi.

o. Dapur Belerang
NO KETERANGAN
1 Pipa Masuk Cairan Belerang
2 Pipa Gas SO2 Keluar
3 Lubang
Dapur Belerang adalah proses pembuatan gas SO 2 yang sebelumnya dicairkan
didalam melter, karena didalam bejana ini suhu lebih tinggi antara 250 – 400 0C.
Kemudian gas SO2 ini yang digunakan untuk memucatkan warna nira mentah di dalam
Sulf Reactor.
p. Pompa centrifugal
Keterangan:
1. Pemasukan cairan 4. As Impeller
2. Pengeluaran cairan 3. Impeller
Cara kerja :
Air yang telah terembunkan dalam tromol dengan gaya centrifugal akan ditarik keluar
oleh pompa yang didalamnya berupa impeller. Pompa ini biasanya dipakai pada badan
penguap I dan II juga untuk memperkuat atau membantu kerja mekalispot pada badan
penguapan IV dan V.
q. Pompa Plugner
Fungsi pompa Plugner :
Memindahkan zat cair dengan viskositas tinggi.
Di pabrik gula digunakan untuk :
1. Memompa susu kapur dari tempat pembuatan atau penampungan menuju ke stasiun
pemurnian.
2. Memompa nira kotor dari bak penampung nira kotor menuju Rotary Vacuum Filter.
Keterangan.
1. Gearbox 4. Elektromotor
2. Plugner 5. Belt
3. Kempu / tabung
Fungsi bagian :
1. Gearbox : Sebagai penggerak plugner dengan perantarastang plugner
2. Plugner : Sebagai klep penghisap dan penekan cairan
3. Kempu/tabung : Sebagai tandon bahan
4. Elektromotor : Sebagai penggerak gearbox
5. Belt : Sebagai penghubung antara elektromotor dangearbox

4. Alat penguapan nira


Nira encer hasil dari proses pemurnian masih mengandung air yang cukup banyak, untuk
mengurangi kandungan air nira encer diuapkan di stasiun penguapan. Penguapan dilakukan
hingga nira kental 30- 32˚ Be, untuk menguapkan air dalam badan penguapan menggunakan
uap bekas yang bertekanan +0,7 Kg/cm 2 dengan suhu ± 120˚ C. Apabila uap bekas kurang
mencukupi, maka dapat di supplysi dari uap baru yang direduser. Penguapan dapat
berlangsung dengan memberikan panas pada nira hingga terjadi perubahan fase air menjadi
uap, untuk menghemat penggunaan uap maka uap hasil penguapan dari badan pertama
digunakan untuk memanasi badan berikutnya.
Proses pemisahan air dalam pabrik ada 2 tahap :
1) Stasiun penguapan : untuk menguapkan air
2) Stasiun kristalisasi : menguapkan lanjut yang diikuti denganpembentukan kristal.
Syarat-syarat didalam stasiun penguapan :
1) Waktu penguapan sangat pendek
2) Tidak terjadi kerusakan gula
3) Proses penguapan harus efektif dan efisien (dengan pemakaian biaya yangpaling
rendah)
a. Badan Penguapan (Evaporator Semi Kestner)
Keterangan :
1. Steam inlet conn 13. Sight glass
2. Vapour outlet 14. Light glass
3. Juice inlet 15. Caustic soda conn
4. Juice outlet 16. Nox gas outlet conn (internal)
5. Condensate outlet 17. Nox gas outlet header (internal)
6. Nox gas outlet conn (external) 19. Safety valve spring loaded
7. Nox gas outlet header (external) 20. Vapour release valve
8. Washout conn 21. Juice recirculation conn
9. Air vent with dummy flange 22. Sight & Light glass
10. Water conn 23. Return line conn
11. Temperatur gauge capilary 24. Drain conn
12. Manhole

Uraian Evaporator SK
Luas pemanas (m²) 2000
Panjang pipa (mm) 4000
Panjang pipa jiwa (mm) 203
Jumlah pipa (bh) 4658
Diameter pipa (mm) 34,8/36
Diameter badan (mm) 4480
Tinggi badan (mm) 8100

b. Badan Penguapan (Evaporator Robert)


Keterangan :
1. Man hole. 14. Corong dan pipa pengeluaran.
2. Pipa inlet steam. 15. Pipa pengeluaran kondensat.
3. Pipa outlet uap nira. 16. Pipa soda.
4. Separator. 17. Sight glass.
5. Pipa pengambilan udara. 18. Termometer uap pemanas.
6. Pipa pengembalian nira. 19. Termometer ruang nira.
7. Pipa amoniak. 20. Manometer uap pemanas.
8. Gelas penduga. 21. Manometer uap nira.
9. Ruang uap pemanas. 22. Pipa nira.
10. Pipa outlet nira. 23. Pipa jiwa.
11. Pipa inlet nira encer. 24. Pipa pengaman tekanan ( safety valve ).
12. Pipa kuras.
13. Pipa inlet air.

Fungsi bagian – bagian evaporator :


1. Man hole: Untuk masuk dan keluarnya orang pada saat pembersihan.
2. Pipa alat steam: Sebagai saluran pemasukan uap pemanas kekalandria evaporator.
3. Pipa pengeluaran uapnira : Untuk saluran keluarnya uap nira ke badan uap berikutnya
dan untuk keperluan bleeding atau kekondesor.
4. Separator (penangkap nira) : Untuk menangkap percikan – percikan nira yang terbawa
oleh uap ( carry over ).
5. Pipa pengembalian nira: Untuk saluran pengembalian nira yang tertangkap oleh separator
ke ruang nira.
6. Pipa pengembalianudara: Untuk menyamakan tekanan ruang uap denganudara luar.
7. Pipa amoniak : Untuk mengeluarkan gas – gas tak terembunkan agar tidak mengganggu
transfer panas.
8. Gelas penduga: Untuk mengontrol level nira dalan ruang nira.
9. Ruang uap pemanas: Sebagai tempat terjadinya proses pindah panas dari uap pemanas
ke pipa – pipa pemanas.
10. Pipa inlet nira encer: Sebagai saluran masuknya nira encer yangakan diuapkan.
11. Pipa outlet nira: Sebagai saluran keluarnya nira menuju badan penguap berikutnya.
12. Pipa kuras: Sebagai saluran keluar air kuras bila badan penguap dibersihkan.
13. Corong dan pipa outlet : Sebagai saluran masuknya air untukmembersihkan badan
penguap.
14. Corong dan pipa outlet :Sebagai tempat keluarnya nira hasil penguapan dalam pipa
jiwa menuju badan penguap berikutnya.
15. Pipa pengeluaran kondensat: Untuk mengeluarkan kondensat yang dihasilkanakibat
kondensasi pada ruang uap pemanas.
16. Pipa pengaman tekanan: Untuk mengeluarkan tekanan apabila terjaditekanan berlebih
pada ruang uap pemanas.
17. Sight glass: Untuk mengontrol kondisi nira dalam ruang nirabaik level maupun hasil kerja
dari badan penguap.
18. Termometer uap panas: Untuk mengukur suhu kalandria badan penguap.
19. Termometer ruang nira: Untuk mengukur suhu ruang nira (shell) badan penguap.
20. Manometer uap pemanas: Untuk mengukur tekanan ruang pemanas(kalandria).
21. Manometer uap nira: Untuk mengatur tekanan ruang nira badan penguap.
22. Pipa nira: Untuk sirkulasi nira dalam ruang nira badan penguap selama proses pemanas.
23. Pipa jiwa: Untuk keluarnya nira dari ruang nira menuju ruang nira badan penguap
berikutnya.
24. Pipa soda: Untuk mengalirkan soda ke dalam ruang nira badan penguap bila dibersihkan.
Cara kerja:
Afsluiter pipa uap nira pada penguap no I yang dihubungkan dengan jet kondensor
dibuka dahulu, sehingga badan penguap no IV menjadi hampa. Selanjutnya afsluiter pipa
uap nira badan penguap pipa no I, II, III, IV dan Vdibuka, pipa afsluiter pemasukan nira
dibuka. Apabila sudah memenuhi ± 1/3badan penguap, kemudian afsluiter pipa uap dibuka
sehingga uap masuk ke badan penguap sebagai pemanas nira. Sehingga suhu nira naik dan
uap dari badan penguap I digunakan sebagai badan pemanas berikutnya. Secara perlahan-
lahan kondensat akan melalui pipa pengeluaran kondensat. Dan untuk gas yang tak
terembunkan yang ada dalam badan penguap dikeluarkan melalui pipa amonia.
Pengeluaran gas – gas tak terembunkan diatur sesuai dengan tekanan pada masing-masing
badan penguap.
c. Pipa Amonia

Pipa amonia berfungsi untuk mengeluarkan gas-gas yang tak terembunkan di ruang
pemanas agar tidak menghambat perpindahan panas dari uap pemanas ke nira.
Pemasangan pipa amonia dipasang melalui bawah ruang uap untuk mengeluarkan gas
dengan berat jenis lebih besar dari uap sedangkan bagian atas ruang uap untuk
mengeluarkan gas dengan berat jenis lebih kecil dari uap.
d. Penangkap Nira Di Badan Penguap

Keterangan
1. Ruang hidup
2. Aliran uap nira
3. Pipa pengembalian nira
4. Sudu-sudu/penangkap nira
5. Pipa pengeluaran uap nira
Fungsi bagian :
1. Ruang hidup : Ruang tempat uap hasil proses penguapan
2. Aliran uap nira : Aliran uap nira dari ruang uap ke penangkap nira
3. Pipa pengembalian : Saluran pengembalian nira hasil kerja Penangkap nira nira
4. Sudu-sudu/penangkap : Untuk menangkap nira, tersusun dari plat nira sehingga terjadi
aliran berputar-putar
5. Pipa pengeluaran uap : Tempat pengeluaran uap nira dari badan nira penguapan.
Cara kerja:
Percikan nira yang terjadi selama penguapan ada kemungkinan terbawa oleh uap
nira dan hal ini tidak diinginkan. Untuk mencegah terbawanya nira bersama uap hingga ke
badan penguapan berikutnya atau ke jet kondensor maka digunakan penangkap nira.
Penangkap nira terdiridari sudu – sudu, sehingga pada saat uap mengalir akan menabrak
sudu – sudu tersebut, nira yang terbawa oleh uap akan menempel pada bagian – bagian
penangkap nira yang tertabrak oleh aliran uap. Nira yang tertahanakan tertampung pada
bagian dasar dari penangkap nira dan melalui pipa pengembalian nira, nira dimasukan
kedalam ruang nira kembali.
e. Verkliker
Keterangan :
1. Badan penguapan terakhir 4. Clear juice tank
2. Verkliker 5. Jet kondensor
3. Pipa uap nira 6. VLJH
Verkliker merupakan penangkap nira, akan tetapi pemasangannya diluar dari badan
penguap. Verkliker dipasang pada pipa uap nira badan akhir dan pan masakan yang menuju
ke jet kondensor. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kehilangan gula bersama air
jatuhan. Nira yang tertangkap oleh verkliker pada evaporator dikembalikan ke clear juice
tank, sedangkan pada pan masakan dikembalikan pada ruang nira.
f. Bejana Pengembun (Jet Kondensor)
Keterangan :
1. Water inlet 6. line Strainer 11. Tail pipe
2. Hand hole 7. Drain line 12. Tail pipe clamp
3. Manhole 8. Ms belt 13. Tail pipe diffuser
4. Hinge 9. Spray nozzles
5. Jet nozzles 10. Condenser reducer
Cara kerja:
Jet kondensor merupakan sebuah bejana pengembunan yang berfungsi untuk
mengembunkan uap nira badan terakhir sehingga dapat terbentuk kondisi vakum pada
ruang nira. Proses kondensasi pada jet kondensor menggunakan air injeksi. Suhu air injeksi
sangat berpengaruh terhadap proses kondensasi, semakin rendah suhu air injeksi maka
kebutuhan air injeksi akan semakin rendah (kg air/kg uap semakin rendah) untuk mencapai
tingkat kevakuman tertentu. Alat ini bekerja karena adanya spray nozzles yang berguna
untuk menyemprotkan air sehingga bertabrakan langsung dengan uap. Serta dilengkapi
dengan jet nozzles menghadap kebawah yang berfungsi sebagai pendorong uap yang telah
disemprot dengan spraynozzles. Dengan begini maka maka uap akan terbawa sampai
kedasar kolam dengan suhu sekitar 45˚C . Uap yang dialirkan kebejana ini adalah uap dari
badan evaporator terakhir yang sebelumnya juga melalui verkliker yaitu alat penangkap nira
dan VLJH.
g. Cooling Tower

Cara kerja :
Setelah melalui jet kondenser, temperatur air akan naik karena menyerap sejumlah
kalor dari refrigerant di jet kondenser tersebut. Air panas ini kemudian masuk melalui hot
water inlet port pada coolingtower untuk seterusnya naik kebagian atas cooling tower
tersebut. Air kemudian keluar melalui lubang-lubang yang ada pada sprinkler. Sprinkler akan
berputar sambil melepaskan air dan mendistribusikannya secara merata di bagian atas
cooling tower. Air yang keluar dari sprinkler ini kemudian masuk ke water column dan
bersinggungan dengan aliran udara yang arahnya berlawanan (air panas turun ke bagian
bawah cooling tower, sementara udara masuk dari bagian bawah untuk seterusnya keluar
dari bagian atas). Pada saat persinggungan antara air dan udara ini,sejumlah kalor akan
dilepaskan dari air yang bertemperatur lebih tinggi ke udara yang bertemperatur lebih
rendah. Akibatnya temperatur air akan turun. Temperatur air yang sudah dingin ini
kemudian ditampung dibagian bawah cooling tower (basin) untuk kemudian disirkulasikan
lagi menuju ke jet kondenser agar bisa menyerap kalor lagi.
h. Spray pond
Cara kerja :
Air jatuhan jet kondensor deng an suhu ± 44˚C masuk ke spray pond yang kemudian
disemprotkan keatas sehingga air tersebut bertabrakan langsung dengan udara. Hal
tersebut mengakibatkan kehilangan air ± 5% karena karena proses penyemprotan air ke
udara. Suhu air setelah penyemprotan ± 35˚ C dan ditampung di bagian bawah spray pond
yang kemudian di sirkulasikan kembali ke jet kondensor. Keuntungan menggunakan spray
pond dibandingkan dengan cooling tower yaitu volume kehilangan air yang lebih sedikit
serta biaya cleaning yang lebih murah.
i. Alat Pengeluaran Air Embun
Fungsi bagian :
1. Pipa air embun : Pipa tempat keluarnya air embun
2. Pipa pengimbang : Pipa yang dapat menyebabkan tekanan pada Calandria sama dengan
Recevier sehingga air embun dapat keluar
3. Recevier : Penampung air embun sebelum ditarik keluar oleh pompa atau mechalispot
4. Pipa hisap : Pipa sebagai jalan air embun yang terhisap
5. Pipa tekan : Pipa sebagai jalan air embun tertekan menuju tempat penampung.
Air embun yang dihasilkan oleh badan penguapan akan dibawa ke boiler dan proses.
Untuk mengetahui lancar atau tidaknya pengeluaran air embun dapat dilihat pada gelas
penduga yang ada pada pipa inlet. Bila air berjalan lancar maka permukaan air menunjukan
level yang tetap dan apabila air terus naik berarti pompa air embun tidak jalan. Kalau air
dalam gelas penduga turun sampai batas minimum berarti pengeluaran air embun dari
badan penguap tidak lancar.
j. Safety Valve/Pengaman Steam
Keterangan.
1. Steam masuk 4. Katup
2. Mur penyetel pegas 5. Steam keluar
3. Pegas 6. Pengaman
Fungsi bagian :
1. Mur penyetel pegas : Mur untuk mengatur besar tekanan untuk pengaman
2. Pegas : Bagian yang didorong oleh tekanan steam
3. Katup : Katup/tutup laluan tekanan steam
4. Steam keluar : Saluran keluarnya steam bila tekanan berlebih
5. Pengaman manual : Pengaman steam secara manual
Cara kerja :
Bila ada tekanan lebih dalam badan penguap di ruang uap, makauap yang
bertekanan lebih akan mendorong klep ke atas sehingga uap yang mempunyai tekanan lebih
akan keluar melalui pipa pengeluaran. Apabila tekanan telah kembali normal maka klep
akan menutup kembali karena didorong oleh pegas yang bertekanan lebih besar dari
tekanan didalam ruang uap. Alat ini berfungsi sebagai pengaman tekanan yang berlebihan
dalam suatu ruang tertutup.
5. Alat kristalisasi
Proses kristalisasi bertujuan untuk mengubah sacharosa dari bentuk larutan menjadi
kristal sebanyak mungkin dengan meminimalisir kehilangan gula dalam bentuk tetes. Selain
itu, tujuan kristalisasi dalam gula adalah merubah gula yang ada dalam larutan nira kental
kedalam bentuk yang mempunyai ukuran diameter,keteraturan atau kerataan ukuran dan
kemurnian seperti yang diinginkan.

a. Afsluiter Nira

Fungsi bagian :
1. Stang pemutar : Untuk membuka dan menutup klep
2. Kontra mur : Mur penekan packing agar tidak bocor
3. Lubang pemasukan : Saluran pemasukan nira
4. Klep : Untuk membuka dan menutup aliran nira
5. Lubang pengeluaran : Saluran pengeluaran nira
b. Afsluiter uap
Keterangan.
1. Stang pemutar 4. Lubang pemasukan
2. Kontra mur 5. Klep
3. Packing 6. Lubang pengeluaran
Fungsi Bagian :
1. Stang pemutar : Untuk membuka dan menutup klep
2. Kontra mur : Mur penekan packing agar tidak bocor
3. Packing : Mencegah kebocoran pada valve
4. Lubang pemasukan : Saluran pemasukan uap
5. Klep : Untuk membuka dan menutup aliran uap
6. Lubang pengeluaran : Saluran pengeluaran uap
c. Afsluiter Penurunan Masakan
Keterangan:
1. Stang pemutar 4. Bagian bawah vacuum pan
2. Klep 5. Stang klep
3. Lubang pengeluaran 6. Pipa stang klep
Fungsi bagian :
1. Stang pemutar : Untuk membuka dan menutup klep
2. Klep : Untuk membuka dan menutup aliran masakan
3. Lubang pengeluaran : Saluran pengeluaran masakan
4. Bagian bawah Vacuum Pan
5. Stang klep : Untuk menarik dan menekan klep
6. Pipa stang klep : Sebagai penahan agar stang klep dapat naik dan turun.

d. Palung pendingin
Palung pendingin berfungsi sebagai penampung dan mendinginkan masakan sebelum
diproses lebih lanjut, dan sebagai tempat terjadinya kristalisasi lanjut.Proses kristalisasi
lanjut terjadi karena penurunan suhu sehingga kelarutan akan menurun dan molekul-
molekul suchrosa dari larutan induk akan menempel/melapisi pada kristal yang telah
ada.Palung pendingin dilengkapi dengan pengaduk yang berputar denganmaksud:
a. Masakan agar dapat bercampur dengan homogen
b. Masakan tidak mengeras akibat penurunan suhu
c . Proses pendinginan berjalan lebih cepat

Fungsi Bagian :
1. Sirip pengaduk : Untuk mengaduk (sebagai mixer) masakan agar tercampur rata dan
tidak mengeras dan suhu tidak turun
2. Roda gigi : Bagian yang berhubungan degan roda pulli
3. Roda pulli : Bagian yang berhubungan dangan roda gigi dan penghantar as besi
selanjutnya akan digerakkan berputar oleh elmo
4. Pintu pengeluaran : Pintu tempat pengeluaran masakan selanjutnya dipompa ke
putaran
5. Tempat kamprat : Sebagai tempat kamprat yang berfungsi untuk memperkuat
cengkraman antara roda gigi dan pulli
6. Poros pengaduk : Tempat kedudukan pengaduk
Palung pendingin seluruhnya berjumlah 12 buah, masing-masing 5 buahu ntuk
masakan D, 2 buah untuk masakan C dan 5 buah untuk masakan A. Palung pendingin A
berisi antara 250 sampai 300 Hl, waktu pemutaran langsung tanpa pendinginan.Palung
pendingin C berisi antara 220 sampai 250 Hl, waktu pemutaran setelah pendinginan ± 4
sampai 8 jam dengan suhu 60 sampai 65ºC. Palung pendingin D berisi antara 220 sampai
250 Hl.
6. Alat pemutaran
Tujuan Stasiun Pemutaran : memisahkan butir kristal gula dari larutan induknya (stroop dan
klare) dengan cara penyaringan menggunakan tenaga putaran (gaya sentrifugal) sebagai gaya
dorongannya.

Proses penyaringan:

1. Larutan induk (stroop atau klare yang bebas dari kristal gula) akan keluar lebih dahulu
melalui saringan dalam basket dengan adanya gaya sentrifugal.

2. Stroop yang masih berada diantara kristal akan terpisah dengan adanya gaya
sentrifugal melewati sela-sela kristal dan menembus saringan pada talang.

3. Stroop yang masih menempel pada kristal akan dipisahkan dengan air pencuci. Air
pencuci yang diberikan di dalam puteran bersuhu dingin yang berfungsi agar gula
tidak larut kembali.
1. Putaran High Grade Fugal (HGF)

Berfungsi untuk memutar masakan dengan kemurnian (HK) tinggi, yaitu gula
SHS dan masakan A. PG Ngadiredjo mempunyai 5 unit single touring.

 HK gula A min 98 %

 % pol gula SHS min 99,80 %

 Warna gula SHS < 150 ICUMSA atau Colour typr < 5

 Air pengencer dalam magma mingler menggunakan air dingin bersih dan air panas
(situational).

 Air pencuci gula menggunakan air kondensat suhu ± 80 0C atau air superheated
suhu ± 105 - 1100C dengan tekanan ± 80 psi (5 – 6 kg/ cm2).

 Uap steam untuk pencucian gula menggunakan saturated steam tekanan 2 – 5 kg/
cm2 (30 – 70 psi).
 Rpm HGF sesuai standart alat (1000 -1500 rpm).

Putaran High Grade Fugal (HGF)

2. Putaran Low Grate Fugal (LGF)

Berfungsi untuk memutar masakan dengan kemurnian (HK) rendah, yaitu


masakan C, masakan D dan masakan D1. Selain itu, juga sebagai pemisah masakan
menjadi gula dan stroop. LGF mempunyai basket berbentuk kerucut dengan
kemiringan 34° dan bekerja secara kontinyu dengan kecepatan putaran tetap dan
pengisian secara terus – menerus.

 Masakan C hanya diputar sekali, sedangkan masakan D siputar dengan 2 tahap yaitu
puteran D1 dan D2 dengan maksud untuk menekan kehilangan gula dan
memperbaiki kualitas kristal gula.

 HK gula C > 94 % dengan pemutaran sekali, rpm LGF sesuai standart 1500 – 2200
rpm.

 HK gula D1 > 84%, HK tetes < 32 % dan brix tetes ≥ 90 %

 HK gula D2 > 93 %, Rpm LGF sesuai standart (1500 – 2200) rpm.

 Tetes yang keluar dari LGF D1 harus tertimbang dan langsung dipompa ke tangki
penampung tetes.
Putaran Low Grate Fugal (LGF)

1. Alat Pengering Gula (Sugar Dryer)


Gula SHS yang dihasilkan dari pemutaran masih sedikit agak basah dan suhunya
masih tinggi sebagai akibat adanya pemberian air dan uap baru selama diputar. Agar gula
yang dihasilkan rata-rata kadar airnya dibawah 0,25 % maka kandungan air ini harus
diuapkan sehingga gula menjadi kering. Kadar basah dari suatu hasil produksi
merupakan salah satu syarat gula produk, apabila kadar basah tersebut terlampaui maka
gula perlu diadakan pengeringan.
Operasi pengeringan kristal gula sangat menentukan kualitas SHS. Gula yang
mengandung air akan lebih mudah rusak atau lembab baik karena sifat alaminya maupun
karena kerja mikroorganisme. Alat pengering gula model lama calorifere, terdiri dari
sebuah silinder (drum) yang berputar dengan kisi- kisi di dalamnya.
Dari alat pengering dan pendingin, gula dituangkan pada sugar screen (pemisah
gula) yang berupa ayakan bergetar dan terletak sedikit lebih rendah dari alat pengering
dan pendingin gula tersebut.
Alat ini memisahkan gula halus dan yang berupa debu serta krikilan (gula yang
bergumpal), agar gula hasilnya bersih dan terdiri dari butir – butir dengan ukuran tertentu
(biasanya sekitar 0,8 – 1 mm).

2. Alat pengemasan dan penyimpanan


Hasil gula yang telah dikeringkan dan didinginkan serta telah dipisahkan antara butir
– butir yang kasar dan yang halus, kemudian ditransfer ke atas hingga mencapai
ketinggian letaknya bagian atas sugar bin (peti penampung gula) menggunakan alat yang
dinamakan elevator gula atau biasa disebut sebagai bucket elevator (elevator ember atau
elevator timba).
Elevator ini terdiri dari suatu tower tertutup yang didalamnya terdapat bukets (ember
– ember) yang berbentuk persegi, dan dikaitkan pada rantai sebagai
penghantarnya.kecepatan rantai berkisar antara 5 – 10 meter/ menit, tergantung dari
besarnya kapasitas yang diperlukan.
Sementara menunggu penjualannya, gula yang dihasilkan dari stasiun putaran perlu
disimpan di Gudang. Umumnya gula yang dihasilkan mempunyai kadar air antara 0,5 –
2%. Oleh karena itu, kondisi Gudang gula harus dijaga sesuai dengan ketentuan dan
syarat – syaratnya.
kondisi ruangan Gudang selain harus bersih, juga perlu diperhatikan suhunya harus
berkisar antara 20 – 40oC saja dengan kelembaban ruangan 50 – 75%. Ruangan Gudang
dengan kelembaban yang lebih tinggi akan mengakibatkan naiknya kadar air pada gula
(gulanya menjadi basah).

Anda mungkin juga menyukai