Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masalah pengelolaan keuangan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.


Keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan pengelolaan penggunaan dana (pembelanjaan
aktif) dan pengelolaan sumber-sumber dana(pembelanjaan pasif). Semakin tepat pengalokasian
dana ke berbagai aktiva, maka semakin besar kesempatan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan. Dengan kata lain, semakin efisien penggunaan dana, tentunya semakin baik bagi
perusahaan.

            Tersedia dana yang cukup merupakan suatu syarat agar perusahaan dapat melaksanakan
berbagai kegiatan sehari-hari dengan lancar. Cukup berarti tidak kekurangan dana dan tidak
kelebihan dana. Kekurangan dana dapat mengakibatkan pembelian bahan baku atau barang
dagangan serta pembayaran lainnya dapat terganggu. Akibat selanjutnya adalah kekecewaan
langganan tidak terlayani dengan baik. Sebaliknya, apabila kelebihan dana dapat mengakibatkan
investasi perusahaan terlalu besar. Hal itu selanjutnya menimbulkan beban tetap yang besar dari
waktu ke waktu.

            Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka sisi lain dituntut adanya
pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber-sumber dana. Jadi pada hakekatnya
fungsi Manajer Keuangan adalah menyeimbangkan kebutuhan dana dalam operasi perusahaan
dengan tersedianya dana dengan berbagai sumber dana. Dalam arti lebih luas ; meningkatkan
“nilai” perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa itu pembelanjaan perusahaan?
2) Apa itu modal?
3) Dari manakah sumber-sumber modal perusahaan?
4) Bagaimana cara pemenuhan kebutuhan modal perusahaan?

1
Pengantar Bisnis
1.3 Manfaat dan Tujuan
1) Agar mahasiswa atau pembaca dapat mengetahui tentang pembelanjaan perusahaan
2) Agar mahasiswa atau pembaca dapat mengetahui apa itu modal
3) Agar mahasiswa atau pembaca dapat mengetahui dari mana sumber-sumber modal
perusahaan
4) Agar mahasiswa atau pembaca dapat mengetahui cara pemenuhan kebutuhan modal suatu
perusahaan

2
Pengantar Bisnis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembelanjaan Perusahaan

Pembelanjaan perusahaan diartikan sebagai seluruh aktivitas yang bersangkutan


dengan usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya minimal dan syarat-
syarat yang paling menguntungkan dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut
seefisien mungkin. (Bambang Rianto 2002)

Dalam hal ini manajer keuangan perusahaan harus dapat melaksanakan efisiensi baik
dalam fungsi pengalokasian dana maupun fungsi pemenuhan kebutuhan dana. Dengan
demikian manajer keuangan harus dapat memilih beberapa alternatif investasi yang
menguntungkan perusahaan (alokasi dana).

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa fungsi pembelanjaan dalam


perusahaan meliputi :

1. Fungsi pengalokasian dana

2. Fungsi pemenuhan kebutuhan dana

Pembelanjaan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Pembelanjaan pasif
Merupakan aktivitas perusahaan dalam mencari sumber dana guna membelanjai
usahanya. Dana yang diperoleh tersebut dipilih yang syarat-syaratnya paling
menguntungkan.

2. Pembelanjaan aktif
Merupakan upaya untuk menyerahkan dana kepada debitur atau menanamkannya dalam
surat-surat berharga.

3
Pengantar Bisnis
Organisasi Pembelanjaan Perusahaan

Pada umumnya, terutama perusahaan besar, ada tiga golongan yang bertanggung jawab
dalam segala masalah yang berhubungan dengan pembelanjaan, yaitu :
1. Direktur Keuangan, yang bertanggung jawab tentang perencanaan umum
pembelanjaan perusahaan dan bertindak sebagai instansi teratas untuk masalah yang
menyangkut kegiatan-kegiatan dalam pembelanjaan/biaya pada umumnya.
2. Pengawas Keuangan, yang bertanggung jawab dalam memelihara pembelanjaan dan
keuangan sehingga setiap tindakan yang berhubungan dengan masalah keuangan
dapat selalu diawasi.
3. Bendahara Keuangan, yang bertanggung jawab dalam penyediaan dana yang
diperlukan untuk pembelanjaan operasi perusahaan serta menjaga keseimbangan arus
perputaran dana perusahaan.

Unsur-unsur Kontinuitas/Daya Tahan Perusahaan

Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, maka pimpinan harus menjaga


unsur-unsur berikut :
1. Rasio Likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang
telah jatuh tempo. Likuiditas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Likuiditas extern, dimana perusahaan mempunyai kemampuan untuk
memenuhi kewajibannya dengan pihak luar.
2. Likuiditas intern, dimana perusahaan mempunyai kemampuan untuk
menjamin proses produksinya.

Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :


1. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar.
Rumus menghitung Current Ratio:

Aktiva Lancar
Current Ratio =
Hutang Lancar
x 100 %

4
Pengantar Bisnis
2. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan
berikut surat berharga atau efek jangka pendek.
Rumus menghitung Cash Ratio:

Kas+Surat Berharga
Cash Ratio =
Hutang Lancar
x 100%

3. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva
lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).
Rumus menghitung Quick Ratio:

Kas+Surat Berharga + Piutang


Quick Ratio = x 100%
Hutang Lancar

Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid (mampu membayar utangnya) jika ratio
likuiditasnya minimal 200%.

2. Rasio Solvabilitas, ialah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua


kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Kewajiban tersebut baik berupa hutang
jangka panjang maupun hutang jangka pendek.

Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :


1. Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
Rumus menghitung Total Debt to Assets Ratio:

Total hutang
Total Debt to Assets Ratio = x 100%
Total aktiva

5
Pengantar Bisnis
2. Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.
Rumus menghitung Total Debt to Equity Ratio:

Total hutang
Total Debt to Assets Ratio = x 100%
Modal sendiri
Jika rationya lebih besar dari 100% maka perusahaan dianggap solvabel, artinya dapat
membayar semua utangnya jika pada saat itu perusahaan dilikuidasi.
3. Rasio Rentabilitas, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau
profit dengan sejumlah modal yang ada di dalam perusahaan. Rentabilitas dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba kotor dari penjualan.
Rumus menghitung Gross Profit Margin:

Penjualan bersih−HPP
Gross Profit Margin = x100%
Penjualan bersih

2. Operating Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Rumus menghitung Operating Income Ratio:

HPP+Total biaya operasi


Operating Income Ratio = x 100%
Penjualan bersih

3. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur emampuan perusahaan dalam


mendapatkan laba bersih dari penjualan.
Rumus menghitung Net Profit Margin:

Lababersih setelah pajak


Net Profit Margin = x100%
Penjualanbersih

6
Pengantar Bisnis
4. Earning Power of Total Investment, rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang
saham.
Rumus menghitung Earning Power of Total Investment:

Lab a sebelum bungan dan pajak


Earning Power of Total Investment = x 100%
Total aktiva

5. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan pendapatan bersih.
Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):

Lababersih sesudah pajak


Rate of Return Investment (ROI) = x 100%
Total aktiva

6. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk


menghasilkan pendapatan bersih.
Rumus menghitung Return on Equity (ROE):

Lababersih sesudah pajak


Return on Equity (ROE) = x 100%
Total equity

7. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk
mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan
pendapatan bagi pemegang saham.
Rumus menghitung Rate of Return on Net Worth:

Lababersih sesudah pajak


Rate of Return on Net Worth = x 100%
Modal sendiri

7
Pengantar Bisnis
4. Rasio Aktivitas
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya yang dimilikinya. 
Ada beberapa jenis rasio aktivitas antara lain :
1. Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva
terhadap penjualan.
Rumus menghitung Total Assets Turn Over Ratio:

Penjualan bersih
Total Assets Turn Over Ratio = x 100%
Total aktiva

2. Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja
bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode
siklus kas dari perusahaan.
Rumus menghitung Working Capital Turn Over Ratio:

Penjualan bersih
Working Capital Turn Over Ratio = x 100%
Modal kerjabersih

3. Inventory Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan


perputaran persediaan yang dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan
persediaan yang efisien.
Rumus menghitung Inventory Turn Over Ratio:

Harga pokok penjualan


Inventory Turn Over Ratio = x 100%
persediaan barang
2.2 Pengertian Modal

Modal adalah sumber daya yang diciptakan oleh manusia dan digunakan sebagai alat
untuk memproduksi barang dan jasa. Istilah modal dalam pembelanjaan perusahaan dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu : modal aktif dan modal pasif. Modal aktif merupakan kekayaan
atau penggunaan dana, sedangkan modal pasif merupakan sumber dana.
8
Pengantar Bisnis
2.3 Sumber-sumber Penawaran Modal
Keputusan mengenai pemenuhan kebutuhan dana berbicara tentang bagaimana
perusahaan memperoleh dana untuk membiayai pengadaan asset/aktiva dengan syarat-syarat
yang paling menguntungkan. Masalah ini dikenal dengan istilah Pembelanjaan Aktif.
Klasifikasi sumber-sumber dana ditinjau dari mana dana tersebut diperoleh :
Sumber-sumber Penawaran Modal Menurut Asalnya
1. Sumber Intern (internal Sources)

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang di bentuk
atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan.”Alasan perusahaan menggunakan sumbar
dana intern yaitu:
1.   Dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban
untuk membayar bunga maupun dana yang di pakai.
2. Setiap saat tersedia jika diperlukan.
3.  Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana perusahaan.
4.  Biaya pemakaian relatif murah.
Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam
perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).
1. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah laba bersih yang di simpan untuk diakumulasikan dalam suatu
bisnis setelah deviden dibayarkan. Juga di sebut laba yang tidak dibagikan
(undistributed profits) atau surplus yang diperoleh (earned surplus).
2.  Depresiasi
Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang
masa manfaat yang di estimasi.Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke
pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Besarnya laba yang ditahan selain tergantung pada laba yang diperoleh pada
periode tertentu juga tergantung pada dividend policy dan plowing-back
policy.Pelaksanaan plow-back policy didasarkan pada pedoman sebagai berikut :

9
Pengantar Bisnis
1. Plow back hendaknya dijalankan selama dapat diinvestasikan dengan rate
of return yang lebih tinggi dari pada cost of capital-nya.
2. Plow back hendaknya dapat menstabilisasikan deviden.
3. Plow back hendaknya merupakan persiapan untuk menghadapi keadaan
darurat/ekspansi.
Dalam menahan laba, pada umumnya bertujuan untuk :
1. Stabilisasi
2. Ekspansi
3. Memperbaiki struktur finansial

Pada umunya membuat cadangan bertujuan untuk :

1. Menjaga agar modal yang ditetapkan jangan sampai berkurang


2. Melunasi utang
3. Memenuhi kebutuhan modal badan usaha yang semakin meningkat
2. Sumber Ekstern (external sources)
Modal ini berasal dari luar perusahaan yakni dari para kreditur yang merupakan
hutang bagi perusahaan dan disebut modal asing.Modal ini berasal pula dari
pemilik perusahaan yang disebut modal sendiri.Maka modal dari sumber ekstern
terdiri dari modal asing dan modal sendiri.Perbedaan modal asing dengan modal
sendiri:

No Modal Asing Modal Sendiri


1 Modal yang utama memperhatikan Modal utama yang tertarik dan
kepada kepentingan sendiri yang berkepentingan terhadap kontinuias,
kreditur. kelancaran dan keselamatan perusahaan
2 Modal yang tidak mempunyai Modal yang dengan kekuasaannya
pengaruh terhadap penyelenggaraan dapat mempengaruhi politik perusahaan
perusahaan.
3 Modal dengan beban bunga yang Modal yang mempunyai ha katas laba
tetap tanpa memandang adanya sesudah pembayaran Bungan kepada
keuntungan atau kerugian. Modal Asing.
4 Modal yang hanya sementara turut Modal yang digunakan untuk jangka
bekerja sama dalam perusahaan. waktu tak terbatas/tertentu.

10
Pengantar Bisnis
5 Modal yang dijamin, yang Modal yang menjadi jaminan, dan
mempunyai hak preferen sebelum haknya adalah sesudah modal asing di
modal sendiri dilikuidasikan. dalam likuidasi.

3. Penyedia, Bank dan Pasar Modal sebagai Sumber Dana Ekstern Utama

Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau modal yang utama dapat
digolongkan menjadi :

1.Penyedia

Penyedia memberikan dana pada suatu perusahaan di dalam suatu bentuk


penjualan barang secara kredit untuk jangka waktu yang pendek maupun jangka
waktu menengah.

2.Bank

Dalam dunia perbankan kita mengenal 3R dan 5C dalam pemberian kredit di


samping syarat kredit yang biasa misalnya segi yuridisnya.
Pedoman 3R itu adalah :
1. Returns
Menunjukkan hasil yang diharapkan dapat diperoleh daro
penggunaan kredit.
2. Repaymet Capacity
Bank harus menilai kemampuan perusahaan untuk dapat melunasi
pinjamannya pada saat kredit harus dilunasi.
3. Risk Bearing Ability
Bank pun harus menilai apakah perusahaan mempunyai cukup dana
untuk menanggung resiko kegagalan dengan penggunaan kredit
tersebut.

Sedangkan pedoman 5C tersebut adalah :

11
Pengantar Bisnis
1. Character
 Data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi,
kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang
keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah
nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi
kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.
2. Capacity
Kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat
dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business
record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah
mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan).
Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan
dalam membayar.
3. Capital
Kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal
ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-
ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on
investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon
pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan
yang layak diberikan.
4. Collateral
 Jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan
benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini
diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu
kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa
menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.
5. Conditions
Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi
ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu
usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu
perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan.

12
Pengantar Bisnis
3.Pasar Modal

Pasar Modal dalam arti abstrak adalah tempat bertemunya penawaran dan
permintaan dana jangka panjang. Fungsi pasar modal adalah mengalokasikan
secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan
kepada unit ekonomi yang mempunyai deficit tabungan.
Dalam rangka pelaksanaan pembentukan pasar modal yang dibentuk pemerintah
tahun1997 telah membentuk 3 badan yaitu :
1. Badan Pembina Pasar Modal
Bertugas memberi pengarahan dan pertimbangan kebijakan kepada
Menteri Keuangan di bidang pasar modal.
2. Badan Pelaksana Pasar Modal
Bertugas mengadakan penelitian dan penilaian keadaan perusahaan yang
akan menjual sahamnya di bursa.
3. PT Danareksa
Bertugas melakukan pembelian di bursa pasar modal dan lalu
menjualnya kepada masyarakat dalam bentuk pecahan saham kecil.
Untuk membantu pelaksanaan fungsi pasar modal secara efisien diperlukan
adanya lembaga keuangan yang disebut Invetsment Bank atau Underwrite
company yang prinsipnya akan menjadi perantara penyediaan dana-dana.
Fungsi Underwrite Companyadalah :
1. Risk Bearing
2. Menjual efek pada investor
3. Advising
4. Bersama dengan perusahaan yang mengeluarkan securities
5. Stabilisator pasar

Lembaga keuangan yang telah diberi izin oleh Menteri Keuangan yaitu antara
lain :

1. Indovest

13
Pengantar Bisnis
2. PT. Bahana
3. PT. Inter Pacific
4. MIFC
5. ASEAM

Dalam surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tersebut juga


disebutkanusaha lembaga keuangan meliputi :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dengan jalan mengeluarkan saham.


2. Membantu perusahaan dalam penerbitan surat berharga yakni :
1. Mempersiapkan penerbitan dan penjualannya.
2. Sebagai pinjaman terjualnya surat berharga yang bersangkutan.
3. Menjualkan surat berharga yang diterbitkan oleh badan tersebut.
3. Mengadakan penyehatan modal di dalam perusahaan-perusahaan dengan
ketentuan bahwa penyehatan tersebut bersifat sementara samapi
sahamnya dapat diperjual-belikan di pasar modal.
4. Bertindak sebagai Broker dan dealer surat-surat berharga.
5. Memeberikan garansi
6. Bertindak sebagai perantara bagi perusahaan :
1. Dalam mendapatkan peserta untuk mengadakan joint venture
2. Dalam mendapatkan tenaga ahli
3. Untuk mendapatkan pinjaman baik dari dalam maupun dari luar
negeri.
7. Memberikan nasehat-nasehat keahlian dalam bidang pembiayaan
investasi dan manajemen.

Sumber-sumber Penawaran Modal menurut Cara Terjadinya


Menurut cara terjadinya dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Tabungan

14
Pengantar Bisnis
Tabungan adalah pendapatan yang tidak dikonsumsikan.Tabungan dapat digunaan
untuk keperluan konsumsi dan dapat pula untuk investasi. Tabungan yang
digunakan untuk konsumsi tidak akan memperbesar modal tapi tabungan yang
digunakan untuk investasi akan memperbesar modal.
2. Penciptaan atau kreasi uang/kredit oleh bank
Yang dapat menciptakan uang selain Bank Sirkulasi juga Bank Dagang dengan
menciptakan uang giral.
3. Intensifikasi daripada penggunaan uang
Cara ini dilakukan oleh Bank dengan meminjamkan kembali uang-uangnya yang
dipercayakan atau disimpan oleh masyarakat di bank.

Cara Pemindahan Modal

Pemindahan Modal dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. . Cara
langsung ialah dimana pembentuk modal langsung memberikan modalnya kepada
perusahaan yang membutuhkan. Sedang cara tidak langsung adalah dimana pembentuk
modal secara tidak langsung memberikan modalnya tetapi penyerahannya melalui
lembaga kredit.

Penyerahan kekayaan/modal dari 3 sumber untuk investasi menurut J.L. Meij adalah

2.4 Cara Pemenuhan Kebutuhan Modal

Cara pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

15
Pengantar Bisnis
1. Pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan
masing-masing aktiva yang akan dibiayai, disebut juga Pembelanjaan Parsial.
2. Pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang semua
kebutuhan sebagai satu kesatuan dan satu kelompok. Disebut juga system
Pembelanjaan Total.

Modal dana yang sifatnya konstan disebut modal konstan dan modal dana yang berubah-
ubah disebut modal variabel. Faktor konstan dan variabel ini terdapat pada aktiva lancer dan
tetap. Faktor konstan dari dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar disebut aktiva lancar
permanen/modal kerja permanen.

Pemenuhan Kebutuhan dana ditinjau dari sudut likuiditas dan rentabilitas

Pedoman pembelanjaan sebagai berikut :

1) Untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan kredit jangka pendek yang
jangka waktu atau umurnya tak lebih pendek daripada terikatnya dana dalam
aktiva lancar tersebut.
2) Untuk aktiva tetap yang tidak berputar (tanah) pada prinsipnya dibiayai
dengan modal sendiri, karena untuk jenis aktiva ini tidak diadakan depresiasi.
3) Untuk aktiva tetap yang berputar secara berangsur-angsur (gedung, mesin,
kendaraan, dsb) dapat dibiayai dengan kredit jangka panjang atau modal
sendiri. Kalau digunakan kredit jangka panjang hendaknya jangka waktu atau
umurnya kredit yang akan ditarik itu jangan lebih pendek daripada waktu
terikatnya dana dalam aktiva tetap tersebut.

Pedoman pembelanjaan ditinjau dari sudut likuidasi sebagai berikut :

1. Kebutuhan dana yang permanen (modal konstan).


Pada prinsipnya harus dibiayai dengan modal sendiri atau kredit jangka
panjang.
2. Kebutuhan dana yang berubah-ubah jumlahnya di atas inti konstan (modal
variabel).

16
Pengantar Bisnis
Pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek yang jangka waktunya
tidak lebih pendek daripada kebutuhannya.

Masalah optimum modal adalah masalah pemenuhankebutuhan dana,


mana yang lebih menguntungkan antara pemenuhan dengan kredit jangka pendek
dan kredit jangka panjang atau kombinasi berapa bagian dana yang dipenuhi
dengan kredit jangka panjang. Kombinasi didasarkan pada kombinasi biayanya
yang paling kecil.Masalah optimum modal ini timbul karena adanya tingkat
bunga yang berbeda-beda untuk kredit jangka pendek dan kredit jangka panjang.
Untuk mengetahui besarnya modal optimum harus ditetapkan dulu jangka waktu
kritis.Jangka waktu dimana biaya untuk kredit jangka panjang sama besarnya
dengan kredit jangka pendek.

Rumus J.L. Meij Jangka waktu kritis :

Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari sudut solvabilitas dan rentabilitas


Untuk menarik dana yang dibutuhkan perusahaan selain mendasar pada
“keinginan” juga harus memperhatikan “kemungkinan”-nya untuk meapat dana tersebut.
Masalah pembelanjaan tidak hanya merupakan masalah bagi perusahaan yang
membutuhkan dana saja, melainkan pemberi modal sehinga dengan demikian pemberi
modal juga mempunyai kepentingan.

17
Pengantar Bisnis
Prof.Dr.Njoo Hong Hwie mengemukakan skema Pembelanjaan dari sudut
Solvanibilitas :

1. Modal dari golongan pesimis tulen ditarik dengan memberikan hak preferen
atas barang-barang tertentu dari perusahaan lipotik atau gadai.
2. Golongan pesimis biasa, dapat ditarik dengan menempatkan mereka sebagai
kreditur, tetapi tidak disertai hak preferen sehingga dapat digolongkan dengan
kreditur konkuren.
3. Modal dari golongan optimis tulen, ditarik supaya mereka turut mengambil
bagian di dalam perusahaan, yang tidak mempunyai hak preferen.
4. Modal dari golongan optimis biasa, ditarik supaya mereka turut mengambil
bagian dalam perusahaan, tetapi mempunyai hak preferen.

Diantara ke-4 golongan tersebut yang paling banyak dimasyarakat adalah


golongan 2 dan 4.

Dalam sistem ini pun juga berlaku aturan bahwa pemenuhan kebutuhan
dana bukan hanya mempertimbangkan dari sisi solvablenya saja atau dari
kemampuan pengembalian kredit jangka panjangnya, tetapi juga melihat dari sisi
keuntungannya. Dalam sistem ini terdapat dua sumber dana yaitu dari modal
asing dan modal sendiri. Setiap tambahan modal asing akan selalu menurunkan
tingkat solvabilitasnya, dan setiap penambahan modal sendiri akan selalu
menaikkan tingkat solvabilitasnya. Berhubung dengan itu, maka apabila suatu
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modalnya hanya mendasarkan pada
pertimbangan solvabilitasnya saja, maka pemenuhan modalnya haruslah selalu
dipenuhi dengan modal sendiri. Karena makin besarnya modal sendiri berarti
makin tinggi pula tingkat solvabilitasnya, dan akan semakin besar jaminan bagi
kreditur.

Hal itu tentulah berbeda jika rentabilitas juga menjadi pertimbangan,


karena setiap tambahan modal sendiri yang selalu dibenarkan menurut
pertimbangan solvabilitas, belum tentu mempertinggi tingkat rentabilitas modal
sendiri. Caranya adalah bergantung kepada 2 faktor, yaitu :

18
Pengantar Bisnis
1. Earning power dari tambahan modal tersebut
2. tingkat bunga dari modal asing.

Apabila earning power dari tambahan modal lebih kecil daripada tingkat
bunga, maka tambahan modal itu akan lebih menguntungkan apabila dipenuhi
dengan modal sendiri daripada dengan modal asing. Dalam hal ini penambahan
modal sendiri akan dibenarkan oleh pertimbangan solvabilitas ( karena akan
mempertinggi tingkat solvabilitas) dan juga akan dibenarkan menurut
pertimbangan rentabilitas modal sendiri (karena rentabilitas modal sendiri dengan
tambahan modal sendiri akan lebih besar daripada rentabilitas modal sendiri
dengan tambahan modal asing).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

19
Pengantar Bisnis
Untuk membangun sebuah usaha diperlukan modal.Modal adalah sumber daya yang
diciptakan oleh manusia dan digunakan sebagai alat untuk memproduksi barang dan jasa.Oleh
karena itu peran modal sangat penting dalam perusahaan. Dengan adanya modal dan sumber
daya lainnya, perusahaan akan dapat berjalan.

Sumber-sumber modal berasal dari Sumber Intern (internal Sources)Modal ini dihasilkan


sendiri dalam perusahaan. Sumber intern yang utama dalam perusahaan adalah laba yang
ditahan dan akumulasi penyusutan dan Sumber Ekstern (external sources).Modal ini berasal
dari luar perusahaan yakni dari para kreditur yang merupakan hutang bagi perusahaan dan
disebut modal asing.Serta Penyedia, Bank dan Pasar Modal sebagai Sumber Dana Ekstern
Utama.

Pembelanjaan perusahaan adalah seluruh aktivitas yang bersangkutan dengan usaha


untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya minimal dengan syarat-syarat yang
paling menguntungkan dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut seefisien
mungkin. Perusahaan melakukan pembelanjaan aktif dan pasif. Dalam pembelanjaan aktif,
perusahaan berupaya untuk menyerahkan dana kepada debitur atau menanamkannya dalam
surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. Sedangkan dalam pembelanjaan pasif,
perusahaan berupaya mencari sumber dana guna membelanjai usahanya.

Pemimpin perusahaan perlu memperhatikan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio


rentabilitas dan rasio soliditas guna mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan
juga akan lebih maju jika memiliki sekuritas dan melakukan investasi yang menguntungkan
dimasa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2010. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sumarni, Murti & Suprihanto, John. 2014. Pengantar Bisnis ( Dasar-Dasar Ekonomi
Perusahaan). Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
20
Pengantar Bisnis
Nilasari, Irma & Wiludjeng, Sri. 2006. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Aditya Lukman Pradana, 2010, Fungsi Keuangan.


http://ensikloditya.blogspot.co.id/2010/11/fungsi-keuangan.html. Diakses pada tanggal 10
November 2016.

Meme Bali,2013,Fungsi Keuangan. http://memebali.blogspot.co.id/2013/05/pengantar-bisnis-


fungsi-keuangan.html. Diakses pada tanggal 10 Nivember 2016.

MdK16, 2013, Pemenuhan Kebutuhan


Modal.https://mdk16.wordpress.com/2013/04/28/pemenuhan-kebutuhan-modal-resume-bab12-
ekonomi-pembangunan.Diakses pada tanggal 12 November 2016.

Ariezkiawan,2013, Sumber-sumber Modal.http://awalrezkiawan.blogspot.co.id/2013/05/sumber-


sumber-modal.html. Diakses pada tanggal 12 November 2016.

21
Pengantar Bisnis

Anda mungkin juga menyukai