Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aisyah Rifdatunnisa

No. BP : 1911312057

A. Metode REACH
1. Respect
Respect adalah sikap saling menghargai antar sesama, dan juga saling
menghormati. Tentu perawat harus menghargai dan menghormati pasiennya, misalkan
pasiennya lebih tua dari pasien, maka perawat memanggil pasien tersebut dengan
panggilan pak atau bu di setiap akhir kalimat yang diucapkan, kemudian berbicara
dengan lemah lembut, jika pasien lebih muda menggunakan panggilan “dik” di setiap
akhir kalimat yang diucapkan.

Contoh komunikasi : Selamat pagi bu, perkenalkan saya perawat Rifda yang akan
merawat ibu dari pukul 8 pagi sampai jam 2 siang, bagaimana perasaan ibu hari ini
bu?

2. Empathy
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi yang dihadapi
orang lain, disini kita menunjukkan rasa peduli kita terhadap pasien kita, kemudian
mendengarkan keluh kesah pasien, dan merespon dengan respon yang mendukung,
atau mensupport pasien, sehingga disini juga akan terbangun keterbukaan antara
perawat dengan pasien.

Contoh komunikasi : (Misalkan pasien nya menyampaikan keluh kesahnya tentang


kondisi kesehatannya kepada perawat) kemudian perawat mendengarkan keluh kesah
pasien tersebut. Kemudian perawat menunjukkan rasa empati dengan mengatakan
“Yang sabar ya bu, saya turut merasakan apa yang ibu rasakan, ibu yang semangat ya
dalam proses penyembuhan ini, semoga ibu lekas sembuh” sambil mengelus lengan
pasien, atau memegang tangan pasien

3. Audible
Audible disini maksudnya adalah pesan dapat diterima dan dimengerti oleh
pasien, jadi kita berkomunikasi kepada pasien menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.

Contoh komunikasi : Baiklah bu, hari ini saya akan memasukkan obat melalui
intravena (melalui pembuluh darah ibu) dikarenakan kondisi ibu saat ini tidak
memungkinkan untuk minum obat melalui oral (mulut)
Perawat menjelaskan kembali maksud dari istilah medis seperti intravena dan oral dan
juga menjelaskan alasan mengapa memberi obat melalui intravena

4. Clarity
Clarity adalah kejelasan, jadi pesan yang kita sampaikan harus jelas supaya tidak
terjadi salah penafsiran oleh pasien

Contoh komunikasi : Baiklah bu, karena besok ibu akan menjalani operasi, ibu harus
berpuasa sebelum operasi bu, dan puasa nya dimulai dari pukul 8 malam ya bu, jadi
setelah pukul 8 malam ibu tidak boleh makan atau minum lagi ya bu
Perawat menjelaskan detail jam mulai puasa pasien, karena jika tidak maka pasien
bisa saja beranggapan bahwa puasanya seperti puasa seperti biasanya yang sahur
sebelum subuh
5. Humble
Humble adalah sikap rendah hati, humble ini berkaitan dengan respect, untuk bisa
menghargai orang lain, maka kita harus punya dasarnya yaitu sikap rendah hati. Sikap
perawat kepada pasien harus ramah, berbicara dengan lemah lembut, tidak
menyombongkan diri, tidak boleh jijik kepada pasien

Contoh komunikasi : Selamat pagi bu, perkenalkan saya perawat Rifda yang akan
merawat ibu dari pukul 8 pagi sampai jam 2 siang, bagaimana perasaan ibu hari ini
bu? (sambil tersenyum). Hari ini saya akan melakukan perawatan luka ibu, saya akan
membersihkan dan mengganti perban luka ibu
Pasien berbicara dengan ramah dan lemah lembut dan memberi senyuman, kemudian
ketika membersihkan luka tidak boleh jijik

B. Metode SBAR
1. Situation
Merupakan penjelasan terkait kondisi terkini yang terjadi pada pasien dari perawat ke
perawat, ataupun dokter, biasanya antar perawat ketika melakukan overan

“Baiklah, saya akan melaporkan seorang pasien wanita bernama Ny. X usia 25 tahun,
masuk rumah sakit pada tanggal 23 Oktober 2019 pada pukul 16.00, dokter yang
bertanggung jawab adalah dokter Amanda. Pasien ini di diagnosis anemia, pasien
datang dengan keluhan pusing, tubuh terasa lemas, pandangan kabur dan butuh
bantuan keluarganya dalam beraktivitas.”

2. Background
Yaitu latar belakang yang dimiliki pasien seperti riwayat operasi, riwayat keluarga,
riwayat alergi, dan lain-lain. Juga menjelaskan bagaimana pengetahuan pasien dan
keluarga tentang kondisi pasien

“Intervensi yang sudah saya lakukan adalah melakukan transfusi darah kepada pasien,
dengan memantau reaksi transfusi darah dan tanda-tanda vital pasien. Pasien ini tidak
memiliki riwayat alergi obat, untuk riwayat kesehatan dahulu pasien sering
mengalami menstruasi berkepanjangan, lalu riwayat kesehatan keluarga, keluarga
pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti pasien. Kemudian intervensi yang
sudah saya lakukan juga adalah meninggikan kepala tempat tidur pasien, dan juga
memberi oksigen sesuai orderan dokter. Untuk pengetahuan pasien dan keluarga
sudah cukup baik, sehingga tidak ada kesulitan dalam mengedukasi pasien dan
keluarga pasien”

3. Assesment
Merupakan hasil pengkajian dari kondisi pasien, seperti tanda-tanda vital pasien,
kemudian kadar hemoglobin pasien, dan lain-lain. Assesment ini perlu dijelaskan
secara lengkap.

“Untuk pengkajian dari kondisi pasien, TD : 90/50 mmgHg, frekuensi nadi 68x/menit,
RR : 20x/menit, dan suhu tubuh 36,7 derajat. Dari hasil laboratorium, didapatkan
kadar hemoglobin pasien 7,7 mg/dL. Kadar hb pasien sangat rendah, maka dari itu
pasien sangat terlihat lemas, dan butuh bantuan keluarganya dalam beraktivitas.
4. Recommendation
Perawat merekomendasikan intervensi keperawatan yang sudah dan perlu dilanjutkan
termasuk discharge planning serta edukasi pasien dan keluarga.

“Sepertinya pasien perlu ditambahkan suplemen-suplemen yang mengandung vitamin


B-12, dan zat besi. Lalu edukasi kembali keluarga pasien terkait kondisi pasien, dan
mungkin cara membantu pasien beraktivitas dengan cara yang lebih efektif, dan juga
untuk segera memberitahu perawat jika terjadi sesuatu pada pasien. Terimakasih,
selamat bekerja, saya pulang dulu ya”

Anda mungkin juga menyukai