SAP Diabetic Foot
SAP Diabetic Foot
DIABETIC FOOT
Disusn oleh :
STIKES BANYUWANGI
UNIVERSITAS TRIBUANA TUNGGADEWI
BANYUWANGI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
STIKES BANYUWANGI
UNIVERSITAS TRIBUANA TUNGGADEWI
Mengetahui,
Pembimbing Institusi, Pembimbing Lahan,
( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga mampu
memahami tentang penyakit diabetes dan cara perawatan klien penderita
diabetes di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan, keluarga mampu untuk:
a. Menjelaskan pengertian Diabetes
b. Menyebutkan pengertian dan faktor penyebab Diabetes
c. Menyebutkan tanda-tanda penyakit Diabetes
d. Menyebutkan dampak dari penyakit Diabetes
e. Menjelaskan perawatan pasien penderita penyakit Diabetes
C. Metode
- Ceramah
- Diskusi/ tanya jawab
D. Media
- PPT
- Leaflet
E. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Penyuluh mempersiapkan metode, media yang akan dipakai
2. Peserta datang tepat waktu dan pada tempat yang telah ditentukan
3. Jumlah peserta minimal 5 orang
4. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu
b. Evaluasi Proses
1. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir
2. Peserta mengajukan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi
yang diberikan
3. Peserta mengikuti acara dengan antusias
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta memahami materi yang telah disampaikan, yaitu pengertian,
tujuan dan manfaat, tanda-tanda, dampak, dan perawatan pasien penyekit
Kanker
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh
3. Setelah dilakukan penyuluhan, terdapat perubahan perilaku yang
ditunjukkan peserta dalam merawat pasien kemoterapi
F. Materi (terlampir)
DAFTAR PUSTAKA
ADA, 2011, Standards of Medical Care for Patients With Diabetes Mellitus, Diabetes
Care 25.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2013.
Riset Kesehatan Dasar 2013, Jakarta : Laporan Nasional.
Black & Hawks, 2009. Medical Surgical Nursing, 7thed, St.Louis, Elsevier
Saunders.
Bustan, M.N, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Cetakan Kedua, Edisi
Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Kristianto, Heri. 2014. Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik Sistem Endokrin. Materi
Kuliah. Malang
PERKENI. 2011. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus
Tipe2 di Indonesia 2011
Smeltzer& Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Edisi 8, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Soegondo, S, dkk., 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Balai
Penerbit FKUI, Jakarta
MATERI PENYULUHAN
Perawatan Pasien dengan Diabetes
A. Pengertian Diabetes
Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat
dalam yang berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada
tungkai bawah, selain itu ada juga yang mendefinisikan sebagai kelainan
tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak terkendali dengan baik
yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan dan
infeksi (Black & Hawks, 2016).
Iskemia Neuropati
Gejala Klaudikasio Biasanya tidak nyeri
Nyeri saat istirahat Kadang nyeri neuropati
Inspeksi Tergantung rubor Lenngkung tinggi
Perubahan Tropik Kuku-kuku jari kaki
Tak ada perubahan
Palpasi Dingin tropic
Tak teraba nadi Hangat
Ulserasi Nyeri Nadi teraba
Tumit dan jari kaki Tak nyeri
Plantar
C. Etiologi
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Lama Menderita Diabetes Mellitus
4. Kontrol Glikemik
5. Dislipidemia
6. Obesitas
7. Hipertensi
8. Kebiasaan Merokok
9. Perjalanan Penyakit
Kaki diabetik terjadi diawali dengan adanya hiperglikemia yang
menyebabkan gangguan saraf dan gangguan aliran darah. Perubahan ini
menyebabkan perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki, kerentanan
terhadap infeksi meluas sampai ke jaringan sekitarnya. Faktor aliran darah
yang kurang membuat luka sulit untuk sembuh dan jika terjadi ulkus, infeksi
akan mudah sekali terjadi dan meluas ke jaringan yang lebih dalam bahkan
sampai ke tulang.
1. Neuropati Diabetik
a. Neuropati sensorik
b. Neuropati motorik
c. Neuropati otonom
2. Kelainan Vaskuler
a. Intermitten Caudication
Nyeri dan kram pada betis yang timbul saat berjalan dan hilang saat
berhenti berjalan, tanpa harus duduk. Gejala ini muncul jika Ankle-
Brachial Index < 0,75.
Apabila denyut kaki bisa di palpasi, maka PAP tidak ada. Jika
denyut dorsalis pedis dan tibial posterial tidak teraba maka dibutuhkan
pemeriksaan yang lebih lanjut.
b. Doppler flowmeter
3. Infeksi
12. Pencegahan