Anda di halaman 1dari 26

JEMBATAN WHEATSTONE

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FISIKA DASAR LANJUTAN

Oleh
Nama / NIM : Rizky Wildan M /191810201047
Kelompok : IIIA
Asisten : Oki Firmansyah
Tanggal Praktikum/Jam : 9 April 2020 / 07.00 - 09.40

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
Daftar gambar.......................................................................................................
Daftar tabel...........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................
BAB 3 METODE EKSPERIMEN..........................................................................
3.1 Alat dan Bahan....................................................................................
3.2 Desain Eksperimen..............................................................................
3.2.1 Variabel Eksperimen...................................................................
3.2.2 Prosedur Eksperimen..................................................................
3.3 Metode Analisis Data........................................................................
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................
4.1 Hasil...................................................................................................
4.2 Pembahasan.......................................................................................
BAB 5 PENUTUP ..............................................................................................
5.1 Kesimpulan........................................................................................
5.2 Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Gambar rangkaian jembatan wheatstone……….....................................


Gambar 3.1 Gambar rangkaian eksperimen jembatan wheatstone...........................
DAFTARiiiTABEL

Tabel 4.1 Pengukuran tegangan dan kuat arus listrik...................................................


1

BAB 1 PENDAHULUAN
iv

1.1 Latar Belakang


Jembatan wheatstone adalah suatu metode atau cara yang sering digunakan
untuk menentukan nilai hambatan dengan nilai hambatan yang sedang di cari atau
belum diketahui dengan perhitungan yang teliti. Jembatan whetastone menggunakan
nilai panjang kawat antara ujung kawat dengan panjang kawat. Resistor digunakan
untuk menghambat suatu arus dan tegangan pada penghantar suatu rangkaian.
Jembatan wheatstone dikatakan seimbang apabila nilai yang ditunjukan skala pada
galvanometer sama dengan nol. Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur dan mendeteksi adanya arus dalam suatu rangkaian yang sedang terjadi
(Yohanes, 2010).
Percobaan jembatan wheatstone ini dilakukan dengan cara menggeser kontak
geser yang ada pada lensa geser yang ada di dalam rangkaian. Kontak geser digeser
dengan tujuan untuk menghasilkan panjang untuk perbandingan. kontak geser yang
dikumpulkan digeser, hingga skala pada galvanometer menjadi nol dan itu artinya
jembatan wheatstone dalam keadaan setimbang. Sumber daya dinyalakan setelah
rangkaian selesai dibuat. Rangkaian dalam percobaan jembatan whetstone ini
disederhanakan dengan menggunakan kawat geser karena besar hambatan bergantung
pada panjang penghantar.
Jembatan whetstone menggunakan cara yang sederhan dan teliti untuk
menghitung hambatan yang memiliki nilai perubahan yang kecil. Penggunaan
jembatan wheatstone dapat digunakan mengukur regangan material pada baja atau
beton. Baja atau beton memiliki regangan yang sangat kecil., sehingga dibutuhkan
metode pengukuran yang sangat teliti seperti halnya jembatan wheatstone.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Jembatan Wheatstone adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara menentukan nilai hambatan sebuah resistor dengan menggunakan
metode jembatan wheatstone

1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktikum Jembatan Wheatstone adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat menentukan nilai hambatan sebuah resistor dengan
menggunakan metode jembatan wheatstone

1.4 Manfaat
Manfaat dalam praktikum Jembatan Whetstone dalam kehidupan sehari – hari
adalah untuk membantu pekerjaan dalam segi pembangunan pada penentuan
regangan pada baja. Manfaat lainnya yaitu dapat menghitung hambatan dengan teliti
dalam dunia elektronika. Aktivitas manusia akan terganggu tanpa metode Jembatan
Wheatstone.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang di temukan oleh Samuel Hunter
Christie pada 1833 dan meningkat kemudian di populerkan oleh Samuel Sir Charles
Wheatstone pada tahun 1843. Jembatan Wheatstone di gunakan untuk mengukur
suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari
rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen di ketahui kerjanya mirip
dengan aslinya potensiometer. Jembatan Wheatsone adalah suatu alat pengukur, alat
ini dipergunakan untuk memeperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran
terhadap suatu tahanan yang nilainya nrelatif kecil sekali, umpamanya saja suatu
kebocoran dari kabel tanah atau kartsluiting dan sebagainya (Dedy, 2012).
Menurut (Hough, 2003), jembatan wheatstone merupakan suatu susunan
rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya atau
besarnya. Kegunaan dari jembatan wheatstone adalah untuk mengukur suatu
hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol. Cara
kerja dari jembatan wheatstone adalah sirkuit listrik empat tahanan dan sumber
tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua titik diagonal
yang lain dimana galvanometer ditempatkan seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 Jembatan Wheatstone


(Sumber : Fisika Universitas, 2003)
Jembatan wheatstone atau memiliki nama lain yaitu Jembatan DC bertipe nol,
dengan empat lengan yang terdiri dari sebuah hambatan yang belum di ketahui
nilainya (Rx), dua hambatan yang bernilai sama (R2 dan R3) serta hambatan variabel
(Rv) . Tegangan DC ditempakan diantara titik AC serta hambatan variabel diatur
sedemikian rupa sehingga tegangan yang terukur pada titik BD sama dengan nol.
Titik nol biasanya diukur dengan galvanometer yang mempunyai sensivitas tinggi
(Pramono, 2014).
Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk
pengukuran tahan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 ohm. Jembatan
Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahana tersebut merupakan tahanan
yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur. Jika konduktor pengalir arus
ditempatkan dalam medan magnet dihasilkan gaya pada konduktor yang cenderung
menggerakkan konduktor itu dalam arah tegak lurus medan. Prinsip ini digunakan
dalam instrument pendeteksi arus. Instrumen pendeteksi arus yang peka di sebut
galvanometer (Tipler,2001)
Jembatan Wheatstone mengacu pada hukum Ohm dan hukum Kirchoff I &
II.Hukum Ohm menyatakan bahwa kuat arus I dalam sebatang kawat berbanding
lurus dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan tahanan R. Secara
matematis Hukum Ohm dapat ditulis

V
I= (1)Hukum Kirchoff I menyatakan bahwa jika pada suatu titik bertemu
R
beberapa penghantar berarus, maka jumlah kuat arus yang masuk sama dengan
jumlah arus yang keluar. Dengan katalain,ΣI = 0 .Galvanometer merupakan
instrument sangat peka dan dapat mengukur arus yang sangat lemah. Galvanometer
terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak yang ditempatkan dalam sebuah
medan magnet begitu rupa sehingga garis – garis medan akan menimbulkan kopel
pada kumparan apabila melalui kumparan ini ada arus (Flink, 1984).
BAB 3 METODE EKSPERIMEN
3.1 Alat dan Bahan
Praktikum Jembatan Wheatstone menggunakan alat dan bahan sebagai
berikut.
1. Catu daya,dan kabel penghubung berfungsi untuk menyediakan energi listrik
pada rangkaian atau perangkat listrik lainnya,
2. Capit Buaya berfungsi sebagai pengatur energi listrik,dan sumber daya ke
adaptor atau penghubung alat
3. Kabel Capit buaya berfungsi sebagai penghubung antara capit buaya dengan
peralatan
4. Galvanometer berfungsisebagai alat ukur listrik yang digunakan untuk
mengukur kuat arus
5. Kawat nikelin dan papan berfungsi sebagai elemen pemanas.
6. Papan rangkaian, sebagai media untuk merangkai rangkaian listrik dan
perangkat listrik lainnya,
7. Saklar 1 kutub, berfungsi untuk memutuskan dan menyambungkan suatu
rangkaian listrik 1 kutub,
8. Meteran berfungsi sebagai alat pengukur panjang bahan.
9. Multimeter, berfungsi untuk mengukur arus, tegangan, dan hambatan listrik
pada rangkaian,
10. Resistor 47 Ω, untuk mengatur jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian yang besarnya 47 Ω,
11. Resistor 56 Ω, untuk mengatur jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian yang besarnya 56 Ω,
12. Resistor 100 Ω, untuk mengatur jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian yang besarnya 100 Ω.

3.2 Desain Eksperimen


Desain eksperimen dari praktikum Jembatan Wheatstone adalah sebagai
berikut.
R1 B Rx

L1 C L2

i E S

i Gambar 3.1
(Sumber : Tim Penyusun Fisika Dasar Lanjutan, 2020)

Keterangan:
G = Galvanometer
L1 dan L2 = Panjang kawat besi mempunyai penampang lintang pada sepanjang kawat.
B = Kontak geser
R1 = Hambatan Standart
Rx = Hambatan yang akan diukur besarnya
E = Sumber daya DC
S = Saklar.

3.2.1 Variabel Eksperimen


Variable eksperimen dari praktikum Jembatan Wheatstone adalah sebagai
berikut.
Variabel bebas : Nilai hambatan pada tahanan geser
Variabel terikat : Panjang kawat
Variabel control : Resistor and tegangan

3.2.2 Prosedur Eksperimen


Prosedur eksperimen dari praktikum Jembatan Wheatstone adalah sebagai
berikut.
Mulai

Susun Rangkaian
R1=56Ω (Gambar 3.1.) R1=100Ω

R1=47Ω

Hubungkan dengan
Catu Daya
6V

3V

Hidupkan Saklar

Geser kontak geser sepanjang kawat


hingga skala Galvanometer menunjuk
angka 0

Hitung panjang L1 dan L2

Hitung Hambatan pada Rx

Hasil

Selesai

Flowchart Percobaan Jembatan Wheatstone.

Percobaan jembatan wheatstone dilakukan dengan menyusun


rangkaian seperti gambar 3.1. terlebih dahulu. Gunakan resistor
pada R1 sebesar 100 Ω, setelah itu hubungkan pada catu daya
dengan tegangan sebesar 3 V. Sentuhkan kontak geser pada kawat
tanpa menjepitkan penjepit buaya tersebut pada kawat nikolin.
Geser kontak geser sepanjang kawat hingga skala pada
galvanometer

menunjukkan atau mendekati angka nol (0). Gunakan


kedudukan kontak geser untuk menentukan pajang L1 dan L2 pada
kawat nikolin. Lepaskan resistor Rx dari rangkain dan hitung besar
hambatannya dengan menggunakan multimeter. Ulangi langkah
sebelumnya dengan menggunakan rasistor 47Ω dan 56 Ω dan
ulangi langkah sebelumnya dengan merubah tegangan pada catu
daya sebesar 6 V untuk masing masing resistor.

3.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada praktikum jembatan wheatsone


adalah :

Pengukuran besar Rx dengan substitusi kawat sepanjang L sebagai variabel


pengganti dari R3 dan R4.Hal yang akan dianalisis adalah perbandingan antara nilai
tahanan hasil perhitungan dengan nilai tahanan bila diukur dengan
ohmmeter(multimeter).Selain itu,faktor penyebab selisih yang besar antara nilai Rx
perhitungan dengan Rx pengukuran dijelaskan.Hal lain yang perlu dianalisis adalah
hubungan antara besarnya lama pengukuran dengan besarnya kesalahan relative.
Ralat yang digunakan dalam praktikum jembatan wheatstone antara lain sebagai
berikut:

1
∆ R1 = nst=2 Ω
2
1
∆ L1=∆ L2= nst=0,1
2

∆ R x =√ Σ ¿

L2 R −R1 L2
| || | | || | |
L1
∆ R 1 + 1 ∆ L2 +
L1 L21 |
|∆ L1|

R 1 L2
R x=
L1

∆ Rx
I= x 100 %
Rx

K=100 %−I

∆ Rx
Ap=1−log
Rx
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari praktikum Jembatan Wheatstone adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Perbandingan hasil perhitungan Rx dengan referensi


Rx
R1 ( Rx ± ΔRx ) (Ω)
(referensi)
Ω Ω 3V 6V
47,9882 ±
51.7395
47 47 0,21013
53,89021 ±
48,012 ± 0,10577
47 56 0,118157
49,47723 ±
45.9854
47 100 0,27406
58,7633 ±
56 47 58.61798 0,60147
59,32372 ±
56 56 0,596476 57,6368 ± 0,2524
57,92821 ± 56,0553 ±
56 100 0,208756 0,26661
104,2242 ±
100 47 0,532319 112.864
109,485 ± 0,25547 ±
100 56 0,26769 0,25547
106,2708 ± 104,166 ±
100 100 0,190514 0,45625

4.2 Pembahasan
Jembatan wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk
mengukur suatu tahapan yang tidak diketahui besarnya. Kegunaan dari Jembatan
Wheatstone adalah untuk mengukur suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir
pada galvanometer sama dengan nol, karena potensial ujungnya sama besar.
Praktikum jembatan wheatstone dilakukan untuk menghitung resistansi yang tidak
dikeahui dengan bantuan dari rangkaian jembatan.
Perbandingan nilai tahanan hasil perhitungan dengan nilai tahanan bila diukur
dengan ohmmeter rentang atau selisihnya tidak terlalu besar atau jauh.Faktor yang
dapat menyebabkan selisih antar nilai Rx perhitungan dengan nilai Rx pengukuran
salah satunya adalah goyangnya kabel kabel penghubung yang digunakan saat
praktikum serta kurang telitinya praktikan dalam menggunakan alat misalnya
membaca pada ohmmeter.Faktor yang lain yang apat menyebabkan selisih antara Rx
perhitungan dan Rx pengukuran adalah pada perhitungan tidak ada sumber tegangan.
Pengaruh variasi tegangan terhadap hasil pengukuran Rx berdasarkan hasil
percobaan adalah dari tabel hasil dapat disimpulkan bahwa variasi tegangan sangat
berpengaruh terhadap hasil pengukuran Rx.Tegangan dengan hambatan Rx memiliki
nilai yang berbanding terbalik,apabila suatu tegangan tersebut kecil maka nilai
hambatan Rx akan menghasilkan nilai yang besar begitu pula sebaliknya. Pengaruh
variasi R1 terhadap pengukuran Rx berdasarkan hasil percobaan.Berdasarkan hasil
praktikum didapatkan bahwa pemberian R1 yang bervariasi dapat berpengaruh
terhadap hasil pengukuran Rx.Hal ini terjadi karena kesetimbangan jembatan
wheatstone dipengaruhi oleh R1 yang diberikan pada kondisi setimbang.Berdasarkan
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya arus yang berbeda paa rangkaian juga
dipengaruhi oleh besar hambatan yang diberikan.Variasi tahanan juga berpengaruh
terhadap panjang L yang didapatkan.Hal ini dapat terjadi karena salah satu syarat dari
kesetimbangan jembatan wheatstone adalah besarnya hambatan yang diberikan
berpengaruh terhadap panjang kawat yang dihasilkan dan nilai Rx yang didapatkan.
Hubungan antara lama pengukuran saat power supply hidup dengan besarnya
kesalahan relatif yaitu semakin lama digunakan maka kawat homogen pada jembatan
wheatstone akan memuai dikarenakan adanya energy panas yang ditimbulkan aliran
listrik.Pemuaian panjang kawat homogen mengakibatkan pengukuran menjadi tidak
efektif dan hasil yang dihasilkan pada hambatan geser berbeda dengan pengukuran
menggunakan multitester.Pengaruh Panjang L1 dan L2 terhadap Rx adalah semakin
panjang L1 maka L2 semakin pendek,dan semakin panjang L1 maka semakin kecil
harga Rx,begitupun dengan L2 semakin panjang L2 semakin besar harga Rx , karena
lamanya power supply hidup mempengaruhi hasil dari Rx percobaan,itu berarti
semakin besar perbedaan atau selisih antara Rx percobaan dengan Rx teori maka
kesalahan relatif nya semakin besar.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum Jembatan Wheatstone adalah :
1. Jembatan wheatstone dapat digunakan untuk mencari besar
hambatan yang tidak diketahui pada sebuah resisitor.
Menentukan besar hambatan yang tidak diketahui pada
jembatan wheatstone dapan dilakukan dengan melakukan
perbandingan terhadap hambatan yang sudah diketahui
hambatannya. Pada penghantar yang berupa kawat dapat
ditentukan dengan mencari kesetimbangannya (skala
galvanometer menunjuk angka nol).

5.2 Saran
Praktikum Jembatan Wheatstone perlu adanya ketelitian dan kecermatan
sebelum praktikum, alat alat praktikum seharusnya dicek terlebih dahulu. Power
supply DC yang digunakan harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan . Praktikan juga
harus lebih teliti dalam mengambil data agar tidak terjadi kesalahan perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA

Dedy. 2012. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga


Flink, R.J dan O.G Brink. 1984. Dasar Ilmu Instrumentasi. Jakarta : Bina
Cipta
Hough, D Young. 2003. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga
Pramono, Hadi. 2014. Panduan Praktikum Semester 2. Cirebon : Pusat
Laboratorium IAIN
Pratama, Zulfi. 2004. Jembatan Wheatstone . Jakarta : Erlangga
Tim Penyusun. 2020. Modul Praktikum Fisika Dasar Lanjutan. Jember :
Universitas Jember
TIPLER, Paul.a. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN
Tabel Hitung Rx untuk V = 3V

Tabel 1

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 47 47 47.6 52.4 51.7395
2 47 47 47.6 52.4 51.7395
3 47 47 47.6 52.4 51.7395
4 47 47 47.6 52.4 51.7395
5 47 47 47.6 52.4 51.7395
Rata-
rata 51.7395
ΔRx 0
Tabel 2

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 47 56 51 49 53.80392
2 47 56 51 49 53.80392
3 47 56 50.9 49.1 54.01965
4 47 56 51 49 53.80392
5 47 56 50.9 49.1 54.01965
Rata- 53.89021
rata
ΔRx 0.118157
Tabel 3

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 47 100 66.7 33.3 49.92504
2 47 100 66.9 33.1 49.47683
3 47 100 67 33 49.25373
4 47 100 67 33 49.25373
5 47 100 66.9 33.1 49.47683
Rata-
49.47723
rata
ΔRx 0.27406

Tabel 4

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 56 47 44.5 55.5 58.61798
2 56 47 44.5 55.5 58.61798
3 56 47 44.5 55.5 58.61798
4 56 47 44.5 55.5 58.61798
5 56 47 44.5 55.5 58.61798
Rata-
rata 58.61798
ΔRx 0

Tabel 5

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 56 56 48.9 51.1 58.51943
2 56 56 48.2 51.8 60.18257
3 56 56 48.5 51.5 59.46392
4 56 56 48.6 51.4 59.22634
5 56 56 48.6 51.4 59.22634
Rata-
59.32372
rata
ΔRx 0.596476

Tabel 6

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 56 100 63.4 36.6 57.72871
2 56 100 63.2 36.8 58.22785
3 56 100 63.4 36.6 57.72871
4 56 100 63.3 36.7 57.97788
5 56 100 63.3 36.7 57.97788
Rata-
57.92821
rata
ΔRx 0.208759

Tabel 7

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 100 47 31 69 104.6129
2 100 47 31 69 104.6129
3 100 47 31.2 68.8 103.641
4 100 47 31 69 104.6129
5 100 47 31.2 68.8 103.641
Rata-
104.2242
rata
ΔRx 0.532319

Tabel 8

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 100 56 33.8 66.2 109.6805
2 100 56 33.8 66.2 109.6805
3 100 56 33.9 66.1 109.1917
4 100 56 33.8 66.2 109.6805
5 100 56 33.9 66.1 109.1917
Rata-
109.485
rata
ΔRx 0.26769

Tabel 9

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 100 100 48.5 51.5 106.1856
2 100 100 48.5 51.5 106.1856
3 100 100 48.4 51.6 106.6116
4 100 100 48.5 51.5 106.1856
5 100 100 48.5 51.5 106.1856
Rata-
106.2708
rata
ΔRx 0.190514

Tabel Hitung Rx untuk V = 6V

Tabel 10

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 47 47 49.4 50.6 48.1417
2 47 47 49.4 50.6 48.1417
3 47 47 49.6 50.4 47.75806
4 47 47 49.4 50.6 48.1417
5 47 47 49.6 50.4 47.75806
Rata-
47.98825
rata
ΔRx 0.210126
Tabel 11

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 47 56 53.8 46.2 48.08922
2 47 56 53.8 46.2 48.08922
3 47 56 53.9 46.1 47.8961
4 47 56 53.8 46.2 48.08922
5 47 56 53.9 46.1 47.8961
Rata-
48.01197
rata
ΔRx 0.105774
Tabel 12

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 47 100 68.5 31.5 45.9854
2 47 100 68.5 31.5 45.9854
3 47 100 68.5 31.5 45.9854
4 47 100 68.5 31.5 45.9854
5 47 100 68.5 31.5 45.9854
Rata-
45.9854
rata
ΔRx 0

Tabel 13

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 56 47 44.5 55.5 58.61798
2 56 47 44.6 55.4 58.38117
3 56 47 44 56 59.81818
4 56 47 44.5 55.5 58.61798
5 56 47 44.6 55.4 58.38117
Rata-
58.76329
rata
ΔRx 0.60147

Tabel 14

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 56 56 49.2 50.8 57.82114
2 56 56 49.4 50.6 57.36032
3 56 56 49.2 50.8 57.82114
4 56 56 49.2 50.8 57.82114
5 56 56 49.4 50.6 57.36032
Rata-
57.63681
rata
ΔRx 0.252398

Tabel 15

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 56 100 64.2 35.8 55.76324
2 56 100 64 36 56.25
3 56 100 64 36 56.25
4 56 100 64 36 56.25
5 56 100 64.2 35.8 55.76324
Rata-
56.0553
rata
ΔRx 0.26661

Tabel 16

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 100 47 29.4 70.6 112.8639
2 100 47 29.4 70.6 112.8639
3 100 47 29.4 70.6 112.8639
4 100 47 29.4 70.6 112.8639
5 100 47 29.4 70.6 112.8639
Rata-
112.8639
rata
ΔRx 0

Tabel 17

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 100 56 34.6 65.4 105.8497
2 100 56 34.6 65.4 105.8497
3 100 56 34.7 65.3 105.3833
4 100 56 34.6 65.4 105.8497
5 100 56 34.7 65.3 105.3833
Rata-
105.6631
rata
ΔRx 0.255472

Tabel 18

n Rx-ref R1 L1 L2 Rx
hitung
1 100 100 49.1 50.9 103.666
2 100 100 48.9 51.1 104.499
3 100 100 48.9 51.1 104.499
4 100 100 49.1 50.9 103.666
5 100 100 48.9 51.1 104.499
Rata-
104.1658
rata
ΔRx 0.456247

Anda mungkin juga menyukai