Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MANUSIA

KESANGGUPAN / DAYA TAHAN / ENDURANCE TUBUH

(PHYSICAL FITNESS)

DISUSUN OLEH :

CANDRA AGUSDI
NPM: 183112620120002

PRODI BIOMEDIK
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2018
KESANGGUPAN DAYA TAHAN TUBUH / DAYA TAHAN /
ENDURANCE TUBUH (PHYSICAL FITNESS)

A. TUJUAN LATIHAN
Latihan ini bertujuan untuk menetapkan indeks kesanggupan tubuh,
kesanggupan otot, kesanggupan kardiovaskuler, maupun respirasi, dengan
berbagai cara dan menggolongkan orang kedalam golongan hiperreaktor atau
hiporeaktor.

B. DASAR TEORI

Definisi dan Komponen Kebugaran Fisik

Kebugaran fisik adalah suatu kondisi fungsional tubuh yang ditandai


dengan kemampuan tubuh untuk toleransi beban latihan fisik. Contoh beban
latihan fisik bisa dicontohkan dari hal yang paling sederhana, yaitu berjalan
kaki, berlari, atau bahkan mengangkat beban sebesar puluhan kilogram .
Kebugaran fisik sendiri terdiri dari berbagai komponen, yaitu:

a. Kekuatan otot (muscular strength & muscular power) : kemampuan


otot untuk menghasilkan tenaga selama kontraksi.
b. Daya tahan otot (muscular endurance) : kemampuan otot rangka
untuk bertahan terhadap kontraksi yang terus menerus dan berulang.
c. Daya tahan jantung-paru (cardiorespiratory endurance) :
kemampuan paru-paru untuk proses pertukaran gas serta kemampuan
jantung dan pembuluh darah untuk mengedarkan darah ke seluruh
tubuh.
d. Fleksibilitas (flexibility) : kemampuan untuk memaksimalkan
jangkauan gerakan sendi.
e. Komposisi tubuh (body composition) : proporsi tubuh yang terdiri dari
lemak, mineral, protein, dan air.
f. Ketangkasan (agility) : kemampuan untuk mengubah arah dengan
cepat pada saat bergerak.
Komponen-komponen ini penting dan berbeda dalam tiap jenis latihan
fisik. Misalnya pada lari maraton jarak jauh, komponen yang sangat
dibutuhkan adalah daya tahan otot, daya tahan jantung-paru dan komposisi
lemak yang rendah dalam tubuh. Sedangkan pada angkat beban, kompenen
yang terpenting adalah kekuatan otot. Lain halnya pada seorang penari,
komponen yang sangat dibutuhkan adalah fleksibilitas dan ketangkasan.

Respon Tubuh terhadap Latihan Fisik

Selama melakukan aktifitas fisik, sejumlah besar ATP harus terus


dibentuk agar dapat dipergunakan oleh otot untuk latihan fisik yang lebih
lama dan lebih berat. Ada dua cara untuk pemecahan glukosa, yaitu dengan
cara aerob dan anaerob. Respirasi anaerob menghasilkan beberapa
molekul ATP dan 2 molekul asam piruvat. Lalu asam piruvat akan dipecah
lagi menjadi asam laktat. Apabila laktat ini dibiarkan terakumulasi di
dalam otot, maka akan menyebabkan kelelahan otot (muscle fatigue).
Oleh karena itu, pada saat melakukan aktifitas fisik atau olahraga,
respirasi aerob lah yang dibutuhkan agar tidak menimbulkan kelelahan otot.
Respirasi aerob menghasilkan banyak energi yang hanya dibatasi oleh
kemampuan tubuh dalam menyediakan oksigen dan nutrisi penting lainnya.

Tujuan utama dari sistem respirasi adalah menyediakan oksigen


untuk jaringan dan mengeliminasi karbon dioksida. Selama melakukan
aktifitas fisik, sistem respirasi bekerja lebih banyak karena konsumsi
oksigen, ventilasi pulmonal dan alveolar serta kapasitas difusi oksigen
meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi terutama pada
otot rangka.

Karena kebutuhan oksigen yang diperlukan pada otot selama


melakukan aktifitas fisik meningkat, maka sistem kardiovaskuler pun harus
meningkatkan tekanan darah, volume sekuncup (stroke volume), denyut
jantung (heart rate), dan cardiac output untuk memenuhi kebutuhan oksigen
yang diperlukan oleh jaringan otot. Agar hal tersebut terpenuhi, maka pada
saat yang sama, tubuh mengurangi aliran darah ke organ-organ yang
tidak terlalu aktif selama melakukan latihan fisik, seperti ginjal, hati dan
organ-organ pada saluran pencernaan. Latihan fisik yang dilakukan secara
teratur akan membuat sistem kardiovaskuler lebih efisien dalam hal
memompa darah dan mengantarkan oksigen ke otot-otot yang
dipergunakan saat berolahraga.

Gambar 1. Distribusi cardiac output selama istirahat dan berolahraga


Sistem peredaran darah manusia
Peredaran darah manusia paling kompleks dan sempurna dibandingkan
hewan lain. Alat peredaran nya terdiri dari jantung dan pembuluh darah.
Jantung manusia terdiri dari ruang yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan
dan bilik kiri. Keempat ruang jantung tersebut dibatasi oleh sekat yang
sempurna. Sementara sistem peredaran darah manusia merupakan sistem
peredaran darah yang tertutup. (Saktiyono, 2004)

Curah jantung

Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa masuk aorta setiap
menitnya. Ini sama dengan jumlah darah yang dipompakan keluar pada setiap
denyut jantung (volume sekuncup) dikalikan jumlah denyutan permenit.

Curah jantung = volume sekuncup x jumlah denyut /menit

Saat volume sekuncup normalnya kira-kira 70ml, dan denyut per menit
70 – 75 kali, maka curah jantung normal adalah 5 L / menit. Namun setelah
latihan jumlah ini meningkat sampai 15 L / menit. Curah jantung tergantung
pada frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kecepatan kembalinya darah ke
jantung – aliran balik vena.

Otot-otot jantung berespon pada peningkatan regangan dengan


meningkatkan kekuatan kontraksinya. Makin distensi jantung oleh aliran vena
yang masuk, makin kuat jantung berkontraksi untuk mengeluarkannya.
Karenanya jantung cenderung secara automatis sesuai dengan curah jantung
pada aliran balik vena dan kemudian distensi vena berlebihan dapat dihindari.

Kesanggupan Kardiovaskuler
Pada manusia dan mamalia lain berkembang  mekanisme pengaturan
kardiovaskuler multipel. Mekanisme ini meningkatkan suplai darah ke jaringan
aktif dan menurunkan kehilangan panas dari tubuh dengan redistribusi darah.
Dalam menghadapi masalah seperti ni pendarahan mekanisme
mempertahankan aliran darah ke jantung dan otak. Bila masalah yang terjadi
berat, aliran ke organ vital dipertahankan dengan mengurangi sirkulasi ke
bagian lain tubuh. Penyesuaian sirkulasi dipengaruhi dengan mengubah
keluaran pompa (jantung) mengubah diameter pembuluh tahanan ( terutama
arteriol) ) atau mengubah jumlah darah yang berkumpul  dalam pembuluh
kapasitas (Vena).

Perubahan besar pada aliran darah dapat disebabkan oleh naik atau
turunnya rangsangan simpatis pada pembuluh darah tepi. Hambatan
rangsangan simpatis akan meningkatkan dilatasi pembuluh dan dapat
meningkatkan aliran darah sebanyak 2x lipat atau lebih. Sebaliknya,
rangsangan simpatis yang sangat kuat dapat menimbulkan konstriksi pembuluh
begitu kuat, sehingga aliran darah dapat menurun sampai nol dalam waktu
singkat meskipun tekanan arteri tinggi. (Ganong, 2002)

Kontraktilitas
Kontraktilitas atau keadaan inotropik miokard merupakan kekuatan
kontraksi miokard yang tidak tergantung pada faktor hemodinamik lainnya.
Seperti denut jantung, reload atau afterload. Kontraktilitas diketahui dapat
meningkat dengan stimulasi adrenergik, kalsium, atau agen inotropik positif
lainnya seperti digloksin atau dobutamin, sementara agen seperti penyekat β
dan penyekat saluran kalsium adalah agen inotrop negatif menurunkan
kontraktilitas. Karena pengukuran kontraktilitas harus terbebas dari faktor
hemodinamik lain, hampir tidakmungkin mengukur kontraktilitas dalam kondisi
klinis. (Gray, 2002)

Tekanan Darah
Tekanan Darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat
mengalir dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh
manusia. Darah dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh. Fungsi sangat
penting sebagai media pengangkut oksigen dan serta zat-zat lain yang
diperlukan bagi kehidupan sel-sel tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sarana
pengangkut sisa hasil metabolisme yang tidak berguna lagi dari jaringan tubuh.

Istilah tekanan darah berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran
darah sistemik dalam tubuh manusia. Tekanan darah dibedakan antara tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah
tekanan darah pada waktu jantung menguncup (sistole). Sedangkan tekanan
darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali
(diastole). Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih
tinggi daripada tekanan darah diastolik. (Gunawan, 2001)

Tekanan darah dapat dibagi menjadi 3 kelompok:

a. Tekanan darah rendah (hipotensi)


b. Tekanan darah normal (normotensi)
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

HAVARD STEP TEST

Harvard Step Test adalah salah satu jenis test stress jantung untuk
mendeteksi dan atau mendiagnosa kelainan kardiovaskuler. test ini juga bagus
untuk kebugaran dan kemampuan untuk pulih dari olahraga berat. semakin
cepat jantung kembali normal maka semakin bugar tubuhnya.

Saat berolahraga, terjadi peningkatan metabolism dalam tubuh. hal ini


mempengaruhi tekanan darah, dan termasuk sebagai pengaruh local kimiawi.
sebab olahraga menyebabkan:

1. Penurunan O2 oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolisme


menggunakan lebih banyak O2 untuk fossorilisasi oksidatif untuk
menghasilkan ATP
2. Peningkatan CO2 sebagai produk sampingan fosforilasi oksidatif

3. Peningkatan asam – lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan dari


peningkatan produksi CO2 akibat peningkatan aktivitas metabolic. juga
terjadi penimbunan asam laktat apabila yang digunakan untuk
menghasilkan ATP adalah glikolitik.

4. Peningkatan K+ potensial aksi yang terjadi berulang–ulang dan


mengalahkan kemampuan pompa Na 2+ untuk mengembalikan gradient
konsentrasi istirahat, menyebabkan peningkatan K + di cairan jaringan.

5. Peningkatan osmolaritas ketika metabolism sel meningkat karena


meningkatnya pembentukan partikel-partikel yang secara osmosis aktif.

6. Pengeluaran adenosine sebagai respon terhadap peningkatan aktivitas


metabolisme atau kekurangan O2, terutama di otot jantung.

7. Pengeluaran prostaglandin. (Mackenzie,2007).

C. CARA KERJA
a. Harvard step test
1. Orang percobaan (OP) berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci
sambil mendengarkan detakan metronom dengan frekuensi 120x /
menit.
2. OP menempatkan salah satu kakinya di bangku tepat pada suatu
detakan metronom.
3. Pada detakan berikutnya kaki lainnya dinaikkan ke bangku sehingga
orang percobaan berdiri tegak di atas bangku.
4. Pada detakan ketiga, kaki yang pertamam kali naik, diturunkan.
5. Pada detakan ke empat,kaki yang masih di atas bangku diturunkan
pula sehingga OP berdiri tegak lagi di depan bangku.
6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi,
tetapi tidak lebih dari 5 menit. Catatlah berapa lama percobaan
tersebut dilakukan menggunakan stopwatch.
7. Segera setelah OP disuruh duduk, hitung dan catat frekuensi denyut
nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1’ –
1’30”, dari 2’ – 2’30”, dan dari 3’ – 30”.
8. Hitung indeks kesanggupan OP serta berikan penilaian menurut
cara :

a. Cara lambat
Indeks kesanggupan badan =

lama naik turun bangku dalam detik × 100


2× jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30 detik

Penilaian : < 55 : kesanggupan kurang

55 – 64 : kesanggupan sedang
65 – 79 : kesanggupan cukup
80- 89 : kesanggupan baik
> 90 : kesanggupan sangat baik
b. Percobaan menahan nafas
1. OP inspirasi dan ekspirasi sedalam dalam nya sebanya dua kali
2. Kemudian OP melakukan inspirasi biasa dan dilanjutkan dengan
menahan nafas selama mungkin
3. Tentukan lamanya OP dapat menahan nafasnya
4. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali, hitung rata-rata nya
Penilaian :
< 50” = kesanggupan kurang
>50” = kesanggupan baik

c. Percobaan lorenz
1. Tentukan denyut nadi selama 5 menit (keadaan basal)
2. OP melakukan kegiatan jongkok berdiri 20 kali dengan lutut
membuka keluar selama 20 detik
3. Setelah duduk kembali tentukan frekuensi nadi setelah menit
pertama, kedua, ketiga dst (cukup dihitung tiap 30”) sampai
kembali pada frekuensi denyut nadi semula.
Penilaian :
Pemulihan setelah 2 menit = kesanggupan baik
2 – 3 menit = kesanggupan sedang
>3 menit = kesanggupan kurang

d. Cold pressor test


1. OP berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit untuk
mendapatkan keadaan basal.
2. Selama menunggu, pasanglah manset sphygmomanometer pada
lengan atas OP.
3. Setelah OP berbaring selama 20 menit tetapkanlah tekanan
darahnya setiap 5 menit sampai terdapat hasil yang sama 3 kali
berturut-turut (tekanan basal).
4. Tanpa membuka manset, OP memasukkan tangannya kedalam
air es ± 4 OC sampai pergelangan tangan.
5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah
tekanan sistolik dan diastoliknya.
6. Catat hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan.
Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih dari 20 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg dari tekanan basal,
maka OP termasuk golongan hipereaktor. Bila tekanan darah OP
masih dibawah angka-angka tersebut diatas, maka OP termasuk
golongan hiporeaktor.

e. Indeks jantung
1. Ukur tinggi badan dan berat OP
2. Tentukan luas permukaan tubuhnya dengan normogram atau
dengan rumus
3. Hitung indeks jantung, bila diketahui rata-rata curah jantung orang
dewasa 4,5 liter

Rumus Luas Permukaan tubuh = BB 0,425 x TB 0,725 x 71,84 cm2

D. HASIL
1. Havard Step Test

Nama OP : Anna Setiyani


Jenis kelamin :♀
Lama naik turun bangku : 5 menit (300 detik)
Frekuensi nadi pada : 1’ – 1’30” = 40 kali
2’ – 2’30” = 49 kali
3’ – 3’30” = 36 kali

300 x 100
Cara lambat = = 120
2 x (40+49+36)
300× 100
Cara cepat dengan rumus = = 136,36
5,5 × 40
Cara cepat dengan daftar = 130

Penilaian : kesanggupan sangat baik

2. Percobaan menahan nafas


Nama OP : Annisa ramadani
Jenis kelamin :♀
Lamanya menahan nafas : percobaan 1 = 46 detik
Percobaan 2 = 46 detik
Percobaan 3 = 52 detik
46+ 46+52
Rata-rata = = 48 detik
3
Penilaian : Kesanggupan kurang
3. Percobaan Lorenz
Nama OP : Candra agusdi
Jenis kelamin :♂
Denyut nadi setelah duduk 5’ : 52 x/menit
Denyut nadi setelah percobaan : 92 x/menit, 80 x/menit, 65x/menit, 51
x/30 detik
Pemulihan : 3,5 menit
Penilaian : kesanggupan kurang

4. Cold Pressor Test


Nama OP : Kokom komala
Jenis kelamin : ♀
Tekanan darah basal
1. 100/70 mmHg
2. 100/70 mmHg
3. 100/70 mmHg
Rata-rata : 100/70 mmHg
Tekanan darah setelah tangan dimasukkan kedalam air es 4 oC
Detik ke 30 = 110/80 mmHg
Detik ke 60 = 110/80 mmHg

Kenaikan tekanan darah : 10/10 mmHg (Hiporeaktor)


5. Indeks jantung
Orang percobaan
Nama : Paramita minwarini
Jenis kelamin :♀
TB / BB : 161 cm / 96 Kg
Acuan CO orang dewasa = 4,5 L
LP = BB 0,425 x TB 0,725 x 71,84 cm2
= 161 0,725 x 96 0,425 x 71,84
= 6,96 x 39,81 x 71,84
= 19.905,25 cm2
= 1,99 m2

Indeks jantung = CO/LP


4,5
=
1,99
= 2,26 L/m2

E. PEMBAHASAN
a. HARVARD STEP TEST
Tes ini dilakukan oleh seorang wanita yang bernama Anna setyani
(sebagai orang percobaan), tes ini berguna untuk mengetahui daya
tahan vaskuler sesorang dengan cara naik turun bangku (19 inci)
dengan irama yg tetap menggunakan metronom 120x/menit dan
dilakukan sampai orang percobaan (OP) tidak kuat lagi (tetapi tidak
boleh lebih dari 5 menit). Dari percobaan latihan ini didapatkan
kesanggupan sangat baik dapat ditunjukkan pada kertas hasil
bahwa selama 5 menit (300 detik) naik-turun tangga dengan irama
konstan, dengan rata-rata denyut nadi yang didapat adalah 125 kali.

b. PERCOBAAN MENAHAN NAFAS


Percobaan menahan nafas dilakukan oleh seorang wanita bernama
Annisa ramadani, tes percobaan menahan nafas, dimana OP harus
menahan nafas selama mungkin didapatkan kesanggupan kurang
dengan rata-rata menahan nafas sekitar 48 detik.

c. PERCOBAAN LORENZ
Pada percobaan ini dilakukan oleh seorang pria bernama Candra
agusdi. Pada percobaan ini OP dihitung denyut nadinya dalam
keadaan basal 52 x/menit, kemudian OP melakukan test dengan cara
jongkok kemudian berdiri sebanyak 20 kali dalam 20 detik. OP
memelukan pemulihan dalam waktu 3,5 menit dan tergolong dalam
kesanggupan kurang untuk kembali ke denyut nadi semula. Pada
saat melakukan aktivitas ini, organ tubuh lain akan membutuhkan
suplai O2 dan nutrisi yang di dapatkan dari jantung. Oleh sebab itu
kardiak output inilah yang berperan, dimana darah akan lebih banyak
dipompa melalui aorta sehingga berpengaruh dalam peningkatan
tekanan darah di dan peningkatan darah yang terjadi mengakibatkan
gelombang tekanan yang berjalan di sepanjang arteri semakin cepat
dan selanjutnya akan mengakibatkan denyut nadi meningkat.

d. COLD PRESSOR TEST


Tes peningkatan tekanan darah dengan pendinginan (Cold pressor
test) adalah tes yang dilakukan dengan cara memberikan rangsang
pendinginan pada tangan yaitu diletakkan di dalam suatu wadah
berisi air es bersuhu 4oC selama ± 1 menit. Cold pressor test ini
dilakukan oleh OP seorang wanita bernama Kokom komala. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui apakah OP termasuk golongan
hiporeaktor atau hiperreaktor. Diperoleh hasil yang menunjukkan
bahwa OP adalah golongan hiporeaktor. Ditunjukkan oleh tekanan
basal OP yaitu 100/70 mm/Hg dan setelah dilakukan uji, tekanan
darah pada saat pendinginan adalah 110/80. Hanya terjadi
peningkatan 10/10 mm/Hg pada sistol dan diastolnya

e. LUAS PERMUKAAN TUBUH DAN INDEX JANTUNG


Pada hitung luas permukaan tubuh untuk mengetahui indeks jantung
menggunakan 2 orang percobaan yang berbeda jenis kelamin
sebagai perbandingan, didapatkan hasil OP seorang perempuan
yang bernama Pramita minwarini, yaitu 2.26 l/m2 dimana berat badan
OP 96 kg dengan tinggi badan 161 cm. Indeks jantung normal orang
dewasa berkisar 2.3 – 4.2 liter. Jadi indeks jantuk OP termasuk
dalam indeks jantung tidak normal.
F. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Berdasarkan uji tes kesanggupan / daya tahan / endurance (physical


fitness) yang dilakukan oleh OP yang berbeda-beda, didapatkan hasil
percoban havard step test, kesanggupan sangat baik. Percobaan
menahan nafas dalam kategori kesanggupan kurang. Pada percobaan
lorenz yang dilakukan oleh OP pria didapatkan hasil kesanggupan
kurang. Test peningkatan tekanan darah dengan pendinginan (cold
pressor test) diperoleh hasil hiporeaktor pada orang percobaan. Dan
hitung luas permukaan tubuh didapatkan indeks jantung yang normal
tidak normal. Perbedaan tersebut disebabkan beberapa faktor
diantaranya, obesitas, latihan, gizi dan pola hidup seimbang.

Saran

Kesanggupan seseorang dapat di tingkatkan dengan cara berlatih, dan


menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang
bergizi tinggi serta pola hidup sehat. Hindari merokok, karena dapat
menurunkan performa paru-paru. Karena didalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan Dan Sistem Kardiovaskular,


buku kedokteran EGC, Cambridge Comunication Limited

Ganong, william F, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta, 2002

Gunawan, lany, Hipertensi Tekanan Darah Tinggi Kesehatan Masyarakat,


Kanisius (anggota IKAPI), 2001

Grais, huon H. Dkk, Kardiologi edisi 4, Erlangga, 2002

Kharisma, Kebugaran fisik, repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter


%20II.pdf (di akses tanggal 25 Oktober 2018)

Mackenzie, B, Havard Step Test, http://www.brianmac.co.uk/havard.htm


(diakses tanggal 25 Oktober 2018)

Anda mungkin juga menyukai