Oleh :
RISHA RISNA DEWI
NIM : PO.62.20.1.17.344
Oleh :
RISHA RISNA DEWI
NIM : PO.62.20.1.17.344
Pembimbing,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Pendidikan Kesehatan Pemeriksaan
Laboratorium dan Penunjang Diabetes Melitus ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
1. Ibu Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep.,M.Kep. selaku Ketua Jurusan Keperawatan dan pengajar
Mata Kuliah Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan Diabetes Melitus (DM).
2. Ibu Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB. Selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Keperawatan
Reguler IV dan pengajar sekaligus koordinator Mata Kuliah Pendidikan Kesehatan Dalam
Keperawatan Diabetes Melitus (DM).
3. Ibu Ns. Aida Kusnaningsih, M.Kep., Sp.Kep Mat. Selaku pengajar Pendidikan Kesehatan
Dalam Keperawatan Diabetes Melitus (DM) dan pembimbing penulisan proposal.
4. Bapak Ns. Alfeus Manuntung, S,Kep.,M.Kep. selaku pengajar Mata Kuliah Pendidikan
Kesehatan Dalam Keperawatan Diabetes Melitus (DM).
Akhir kata saya berharap semoga Proposal Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang
Diabetes Melitus ini dapat memberikan manfaat dan wawasan terhadap para pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
Daftar isi............................................................................................................................................iv
Daftar Lampiran
Lampiran
a. Poster
DESKRIPSI KEGIATAN
A. Nama Kegiatan...........................................................................................................................1
B. Tema kegiatan............................................................................................................................1
C.Sasaran kegiatan.......................................................................................................................1
D.Tujuan........................................................................................................................................1
E. Pembicara..................................................................................................................................1
F. Literatur......................................................................................................................................1
G.Langkah-langkah kegiatan.........................................................................................................1
DESKRIPSI KEGIATAN EDUKASI KESEHATAN
A. Nama Kegiatan
Pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan laboratorium dan penunjang Diabetes Melitus.
B. Tema Kegiatan
Pemeriksaan laboratorium dan penunjang Diabetes Melitus.
C. Sasaran Kegiatan
Peserta yang akan mengikuti kegiatan ini yaitu pada pasien Diabetes Melitus beserta
keluarganya.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti Pendidikan Kesehatan ini peserta mampu memahami Pemeriksaan
Laboratorium dan Penunjang Diabetes Melitus.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti Pendidikan Kesehatan selama 60 menit peserta mampu :
a. Peserta mampu menyebutkan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium dan penunjang
Diabetes Melitus dengan baik dan benar.
E. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Maret 2020
Jam : 08.00-09.00 WIB
Tempat Kegiatan : Kampus A Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
: Audiens : Penyaji
: Media
F. Edukator
Risha Risna Dewi
G. Topik-topik materi
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium dan penunjang Diabetes Melitus
H. Sumber belajar
1. American Diabetes Association. Diagnosis and classification of Diabetes
Melitus.Diabetes Care 2015
2. Departemen Kesehatan RI.2014.Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit
Diabetes Melitus.Jakarta.
3. Gandasoebrata,Rio..2015.Penuntun Laboratorium Klinis.Jakarta .Dian Rakyat.
4. Hardjoeno,2016.Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik .Jakarta.Lephas.
5. Gustaviani.2016.Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus .Jakarta. Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
6. Muhammad,Soetarmo.2016.Pemeriksaan Laboratorium Tes HbA1C Di Puskesmas Bahu
Kecamatan Malalayang.Jurnal Pemeriksaan Laboratorium DM (halaman 3-5).Manado:
Medical Journal of Healthy Manado.
7. Ronald,Sacher.2016.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan LaboratoriumJakarta.EGC.
8. Syauky,Ahmad.2015.Buku Panduan Pemeriksaan Laboratorium Diabetes .Bandung.PT
Gramedia Pustaka Utama.
I. Langkah-Langkah Kegiatan
J. EVALUASI
1. Evaluasi Proses
a. Kegiatan pendidikan kesehatan berjalan dengan baik.
b. Peserta antusias terhadap materi yang akan disampaikan.
c. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan saat penyuluhan berlangsung.
d. Peserta mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan.
e. Edukator menjelaskan materi dengan jelas dan dengan suasana yang kondusif.
2. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menyebutkan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium dan penunjang
Diabetes Melitus dengan baik dan benar.
Pertanyaan :
Edukator,
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu diantara penyakit tidak menular. Diabetes Melitus
terjadi ketika peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia), dimana tubuh tidak dapat
menghasilkan cukup hormon insulin atau menggunakan insulin secara efektif (International Diabetes
Federation,2017) . Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa Diabetes
Mellitus merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia setelah Stroke dan penyakit
Jantung Koroner (Kemenkes RI, 2016). Diabetes Melitus apabila tidak ditangani dengan baik akan
mengakibatkan timbulnya komplikasi ( World Health Organization, 2015) Komplikasi Diabetes Melitus
seperti retinophaty,neprophaty,peripheral neurophat, penyakit jantung koroner,penyakit pembuluh
darah perifer,amputasi,dan gangguan pskologis (Abdelgadir et al., 2016).
Pemeriksaan glukosa darah umumnya dilakukan bagi pengidap Diabetes Melitus (DM) untuk
menegakkan diagnosis serta memonitor terapi dan timbulnya komplikasi.
Hasil pemeriksaan glukosa darah dapat dipengaruhi oleh faktor terkait pasien dan faktor yang
terkait dengan laboratorium. Faktor terkait pasien antara lain umur,jenis kelamin, ras,genetik,tinggi
badan badan, kondisi klinik,status nutrisi,dan penggunaan obat. Faktor terkait laboratorium antara lain
cara pengambilan spesimen, penanganan pasien,waktu pengambilan,metode analisis, kualitas
spesimen,jenis alat dan teknik pengukuran (Kemenkes ,2014).
Terdapat pemeriksaan laboratorium dan penunjang Diabetes mellitus yaitu Tes HbA1C yaitu
pengukuran gula darah jangka panjang, tes gula darah puasa , tes gula darah sewaktu. Untuk
mendiagnosis atau melakukan pemeriksaan laboratorium dan penunjang DM yaitu bisa di Puskesmas,
laboratorium, klinik atau Rumah sakit.
1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu diantara penyakit tidak menular.
Diabetes Melitus terjadi ketika peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia), dimana
tubuh tidak dapat menghasilkan cukup hormon insulin atau menggunakan insulin secara efektif
(International Diabetes Federation,2017).
b. Tes Benedict
Tes ini lebih bermakna ke arah kinerja dan kondisi ginjal, karena pada keadaan
Diabetes Melitus kadar glukosa darah sangat tinggi, sehingga dapat merusak kapiler dan
glomerulus ginjal, sehingga pada akhirnya, ginjal mengalami kebocoran dan dapat berakibat
terjadinya Renal Failure, atau Gagal Ginjal. Jika keadaan ini dibiarkan tanpa adanya
penanganan yang benar untuk mengurangi kandungan glukosa darah yang tinggi, maka akan
terjadi berbagai komplikasi sistemik yang pada akhirnya menyebabkan kematian karena Gagal
Ginjal Kronik. Pada tes ini, digunakan reagen benedict, dan urin sebagai spesimen
(Gandosoebrata R,2014).
a. Prosedur Tes Benedict Menurut Gandosoebrata R (2014) :
a) Masukkan 1 – 2 ml urin spesimen ke dalam tabung reaksi
b) Masukkan 1 ml reagen Benedict ke dalam urin tersebut, lalu dikocok
c) Panaskan selama kurang lebih 2-3 menit
d) Perhatikan jika adanya perubahan warna
+1 = Berwarna Hijau . Ada sedikit Glukosa. Belum pasti DM, atau DM stadium dini/awal
c. Rothera test
Pada tes ini, digunakan urin sebagai spesimen, sebagai reagen dipakai, Rothera
agents, dan amonium hidroxida pekat. Test ini untuk berguna untuk mendeteksi adanya aceton
dan asam asetat dalam urin, yang mengindikasikan adanya kemungkinan dari ketoasidosis
akibat DM kronik yang tidak ditangani. Zat – zat tersebut terbentuk dari hasil pemecahan lipid
secara masif oleh tubuh karena glukosa tidak dapat digunakan sebagai sumber energi dalam
keadaan Diabetes Melitus, sehingga tubuh melakukan mekanisme glukoneogenesis untuk
menghasilkan energi. Zat awal dari aceton dan asam asetat tersebut adalah Trigliseric
Acid/TGA, yang merupakan hasil pemecahan dari lemak (Sacher Ronald 2013).
d. Kadar HbA1C
Tes HbA1c adalah pemeriksaan untuk mengukur kadar HbA1c (hemoglobin A1c) atau
hemoglobin terglikosilasi. Hemoglobin merupakan protein mengandung zat besi dalam sel
darah merah yang bertugas mengangkut oksigen. Di dalam tubuh, glukosa akan saling
mengikat dengan hemoglobin yang berada di dalam sel darah merah. Jadi, HbA1c adalah
hemoglobin yang berikatan dengan glukosa atau hemo.
Dilakukannya pemeriksaan HbA1C ketika pasien merasakan tanda dan gejala seperti:
1) Pasien datang ke laboratorium atau klinik dan akan langsung diambil sampel
darahnya. Sampel darah dapat diambil melalui vena pada lengan atau pembuluh darah
kapiler pada ujung jari, setelah diambil sampel darah lalu dicek menggunakan alat
mengukur gula darah. Rasa tidak nyaman mungkin akan muncul selama petugas
kesehatan atau dokter menusukkan jarum untuk mengambil sampel darah.
Pemeriksaan gula darah sewaktu dapat dilakukan secara berulang untuk memonitor
kondisi pasien atau melihat efektivitas obat yang diberikan.
2) Nilai Normal Gula Darah Sewaktu
Hasil pemeriksaan gula darah sewaktu untuk diagnosis diabetes adalah sama dengan
atau di atas 200 mg/dL dengan keluhan klasik. Keluhan klasik diabetes meliputi poliuria (sering
buang air kecil), polidipsia (sering haus), polifagia (nafsu makan berlebihan), serta penurunan
berat badan yang tidak diketahui dengan jelas penyebabnya.
Jika melihat pada acuan di atas gula darah sewaktu normal adalah di angka
kurang dari 100 mg/dL. Hasil tes gula darah sewaktu dapat menghasilkan angka di luar
angka tersebut dan menunjukkan gula darah tidak normal. Kondisi ini meliputi gula
darah terlalu tinggi dan terlalu rendah.
Gula darah sewaktu tinggi adalah kadar glukosa sewaktu melebihi 200 mg/dL.
Kadar gula darah tersebut dapat mengindikasikan seseorang terkena diabetes melitus,
terutama jika dibarengi dengan gejala diabetes lainnya.
Kadar gula darah sewaktu antara 140-199 berarti penderita beresiko tinggi
terkena diabetes mellitus atau prediabetes mellitus. Untuk mengkonfirmasi diagnosis,
pasien prediabetes akan diminta untuk melakukan pemeriksaan TTGO atau toleransi
glukosa oral untuk menentukan apakah pasien tersebut menderita DM atau tidak.
Tes gula darah ini dilakukan setelah Anda berpuasa selama 8 jam .Biasanya Anda
disarankan untuk melakukan puasa pada malam hari dan pagi harinya Anda melakukan ntes
GDP ini.Tes GDP sering digunakan sebagai tes pertama untuk mengetahui apakah Anda
menderita prediabetes atau diabetes (Darwis 2013).
a. Kapan saya harus menjalani gula darah puasa (glukosa darah puasa) ?
Dokter akan menyarankan Anda melakukan tes ini jika Anda mengalami gejala-gejala
diabetes. Dokter mungkin juga akan menyarankan pasien yang menderita diabetes untuk
melakukan tes ini. Tes ini juga akan dilakukan jika Anda:
1) Tes glukosa darah puasa dilakukan paling tidak setelah Anda berpuasa selama 8 jam.
2) Tes dimulai dengan pengambilan sampel darah yang diambil dari vena di lengan atau
dengan tusukan pada ujung jari.
3) Sebelum sampel darah diambil, petugas kesehatan akan membersihkan bagian kulit yang
akan diambil sampel darahnya untuk mencegah infeksi. Jika darah diambil dari lengan, akan
dipasang turniquet di lengan bagian atas, agar pembuluh darah lebih terlihat. Rasa sakit
atau sedikit tidak nyaman mungkin akan Anda rasakan ketika jarum disuntikkan untuk
mengambil sampel darah. Usahakan untuk tenang dan rileks untuk mengurangi rasa sakit
pada lengan atau jari Anda.
4) Setelah jarum dilepaskan, petugas kesehatan akan menempelkan perban di bekas lokasi
tusukan. Setelah itu darah akan dibawa ke laboratorium untuk dicek.
1) Nilai normal glukosa puasa : 3,9 hingga 5,4 mmol/L atau 70 hingga 99 mg/dL
2) Prediabetes : 5,5 hingga 6,9 mmol/L atau 100 hingga 125 mg/dL
3) Diagnosis diabetes : 7,0 mmol/L atau 126 mg/dL atau lebih tinggi
Sebelum melakukan tes glukosa darah puasa, seseorang diharuskan untuk berpuasa
selama 8 hingga 12 jam. Setelah tes gula darah puasa dilakukan, Anda akan diberikan
minuman dengan kandungan glukosa sirup dengan kandungan 75 gram gula. Tes glukosa 2
jam PP akan dilakukan 2 jam setelah konsumsi minuman tersebut. Gula darah akan meningkat
setelah konsumsi makanan atau minuman tertentu. Gula darah tertinggi mungkin akan
ditemukan pada saat satu jam setelah makan. Namun gula darah seharusnya sudah kembali
normal pada saat dua jam setelah makan. Maka dari itu, tes kembali dilakukan dua jam setelah
makan sehingga disebut dengan tes glukosa 2 jam PP. Jika ditemukan gula darah tidak
kembali normal, maka terdapat kemungkinan Anda terkena diabetes.
1) Anda akan diminta untuk berpuasa selama paling tidak 8 jam. Jika tes dilakukan di pagi hari,
maka pasien diharuskan berpuasa sejak tengah malam. Pertama akan diambil sampel darah
untuk pemeriksaan glukosa darah puasa.
2) Sampel darah akan diambil dari vena di lengan atau dengan tusukan pada ujung jari.
Sebelum sampel darah diambil, petugas kesehatan akan membersihkan bagian kulit yang
akan diambil sampel darahnya untuk mencegah infeksi. Jika darah diambil dari lengan, akan
dipasang pita elastis di lengan bagian atas, agar pembuluh darah lebih terlihat. Rasa sakit
atau sedikit tidak nyaman mungkin akan Anda rasakan ketika jarum disuntikkan untuk
mengambil sampel darah. Usahakan untuk tenang dan rileks untuk mengurangi rasa sakit
pada lengan atau jari Anda.
3) Setelah jarum dilepaskan, petugas kesehatan akan menempelkan perban di bekas lokasi
tusukan. Darah akan digunakan untuk mengecek kadar glukosa darah puasa. Setelah itu
Anda diharuskan untuk mengonsumsi minuman dengan kandungan setara 75 gram gula.
4) Anda diharuskan untuk menunggu selama 2 jam di tempat pemeriksaan tersebut. Setelah
dua jam, petugas akan kembali mengambil sampel darah dengan cara yang sama seperti
cara pertama. Kemudian darah akan diperiksa untuk mengetahui kadar glukosa 2 jam PP.
Hasil dari tes glukosa 2 jam PP adalah kadar gula darah 2 jam setelah makan. Kadar
gula darah dinyatakan dalam mmol/L(milimoll per liter) atau mg/dL (miligram per desiliter).
Dilansir dari labtestonline.org berikut adalah rentang hasil pemeriksaan glukosa 2 jam PP :
h. Fruktosamine
Fruktosamine merupakan produk yang dihasilkan dari reaksi antara glukosa dengan
protein albumin, sering disebut glycated albumin, plasma protein. Fruktosamine digunakan untuk
menunjukkan protein yang telah terglikasi melalui reaksi non enzimatik . Pemeriksaan fruktosamine
digunakan untuk memantau kontrol diabetik selama 2-3 minggu (sesuai dengan usia albumin) dan
bermanfaat pada kasus kehamilan pada diabetes pasien dengan gangguan pada hemoglobin
(Prodia 2018).
Normal : 1,5-1,8mmol/L.
j. Kadar insulin
Untuk mengukur kadar insulin saat melakukan uji toleransi glukosa, maka serum atau
plasma perlu dipisahkan dalam waktu 30 menit sesudah pengambilan spesimen sebelum
diassay. Kadar insulin imunoreaktif normal berkisar antara 5-20U/ml dalam keadaan puasa,
dan mencapai 50-130U/ml sesudah satu jam, dan biasanya turun kembali kebawah 30U/ml
sesudah 2 jam. Kdar insulin selama TTGO jarang memiliki manfaat klinis karena bila kadar
glukosa puasa melampaui 120 mg/ml, hiperinsulin emia dapat timbul secara terlambat sebagai
akibat resistensi insulin pada penderita DM 2, akan tetapi juga dapat terjadi pada bentuk ringan
ataupun fase-fase awal dari DM I dimana merangsang pelepasan insulin berlebihan selama 2
jam (American Diabetes Assciation 2015).