Anda di halaman 1dari 3

Keputihan Saat Hamil: Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasi Warna dan tekstur

keputihannya bisa menandakan kondisi tertentu lho, Moms

Artikel ditulis oleh Amelia Puteri

Disunting oleh Intan Aprilia

Semua wanita, terlepas sedang menjalani masa kehamilan atau tidak, pernah mengalami
keputihan. Kondisi dimulai di masa pubertas dan berakhir ketika menopause. Bagi Moms
yang sedang hamil, mungkin saat ini juga sedang mengalami keputihan saat hamil. Tetapi
jangan khawatir, karena kondisi ini sebenarnya sangat normal terjadi. Menurut National
Health Service, pada semua wanita, keputihan yang sehat biasanya tipis, jernih atau berwarna
putih susu, dan seharusnya tidak memiliki bau aneh. Ketahui lebih lanjut dan rinci tentang
keputihan saat hamil berikut ini. Keputihan Normal Saat Hamil keputihan saat hamil-
keputihan normal

Mengutip American Pregnancy Association, disebutkan bahwa keputihan normal selama


kehamilan yang disebut leukorea ini teksturnya tipis, berwarna putih, susu, dan berbau
ringan. Jika keputihan berwarna hijau atau kekuningan, berbau kuat, dan/atau disertai
kemerahan atau gatal, ini mungkin merupakan infeksi vagina. Salah satu infeksi vagina
paling umum saat kehamilan adalah kandidiasis, dikenal sebagai infeksi jamur. Dalam jurnal
Obstetrics and Gynecology International, disebutkan keputihan adalah hal yang normal
terjadi pada wanita di usia subur. Keputihan saat hamil yang abnormal lebih banyak dan
memiliki bau tidak menyenangkan, biasanya disertai dengan gatal vulva atau vagina,
ketidaknyamanan, dan/atau rasa sakit pada vagina ketika berhubungan seksual.

Penyebab Keputihan Saat Hamil keputihan saat hamil-penyebab keputihan

Dalam jurnal sama, ditemukan bahwa wanita lebih muda dengan kondisi sosial ekonomi
rendah, memiliki riwayat aborsi di masa lalu, mengalami keputihan di kehamilan
sebelumnya, dirawat karena depresi, anemia, dan infeksi saluran kemih selama kehamilan,
lebih cenderung memiliki keputihan saat hamil. Selain itu, peningkatan kadar estrogen tubuh
selama kehamilan juga meningkatkan aliran darah ke daerah panggul dan merangsang selaput
lendir, membentuk keputihan saat hamil.

"Keputihan saat hamil merupakan "sistem pembersihan diri" pada vagina, membantu
mencegah infeksi dengan membuang bakteri, menjaga vagina pada tingkat pH normal dan
menyingkirkan sel-sel mati," jelas Kerry Harris, seorang bidan di Vancouver mengutip
Today's Parent. Membedakan Keputihan Normal dan Tidak Normal keputihan saat hamil-
cara bedakan dengan keputihan tidak normal

Meskipun normal terjadi, tetapi keputihan saat hamil juga bisa menandakan kondisi
kesehatan tertentu, dengan melihat warna dan ciri-ciri keputihan yang tidak normal. Menurut
National Health Service, periksa jika keputihan yang dialami adalah normal. Keputihan yang
terjadi saat hamil biasanya tidak perlu dikhawatirkan jika memiliki ciri-ciri berikut:

 Tidak memiliki bau yang kuat atau tidak menyenangkan


 Warna jernih atau putih
 Tebal dan lengket
 Licin dan basah

Banyaknya jumlah keputihan pada wanita hamil juga bervariasi. Biasanya, keputihan akan
lebih banyak selama kehamilan, jika aktif secara seksual, atau bila menggunakan alat
kontrasepsi. Jika cairannya berubah dari segi aroma, warna atau tekstur, bisa jadi merupakan
tanda dari infeksi pada vagina.

 Bau amis, menandakan vaginosis bakteri


 Tekstur yang tebal dan putih seperti keju cottage menandakan thrush
 Warna hijau, kuning atau berbusa, menandakan trikomoniasis
 Bila keputihan dibarengi dengan nyeri atau pendarahan panggul, menandakan klamidia
atau gonore
 Bila terjadi lepuh atau luka, menandakan herpes genital

Jenis Keputihan Saat Hamil keputihan saat hamil-jenis warna keputihan

Untuk lebih jelasnya, Moms bisa mengamati ciri-ciri keputihan yang dimiliki ketika hamil.
Dokter kandungan Eric Grossman, MD, pada Virtua Health System menjelaskan jenis-jenis
keputihan saat hamil berikut ini.

1. Warna Putih atau Putih Gading


Keputihan warna putih atau putih gading, bertekstur tipis, sebagian besar tidak berbau
selama kehamilan. Ini disebut leukorea. Leukorea terjadi karena beberapa alasan,
seperti: Tingginya kadar estrogen yang dialami wanita saat hamil, Serviks menciptakan
lebih banyak lendir untuk melindungi kehamilan, Peningkatan aliran darah ke dinding
vagina "Hampir setiap wanita hamil akan mengalami ini. Ini bisa mengganggu, tapi
tidak berbahaya atau buruk," jelas dr. Eric.

2. Menggumpal, Warna Putih atau Putih Gading


Leukorea tidak tebal dan menggumpal. Jika keputihan yang Moms miliki ketika hamil
memiliki ciri-ciri ini, bisa jadi mungkin disebabkan karena adanya pertumbuhan ragi.,
"Sekitar 1 dari 4 wanita akan mengalami pertumbuhan berlebih ragi vagina selama
kehamilan. Namun, tidak selalu berarti memiliki infeksi jamur, atau perlu perawatan
medis," jelas dr. Eric.
3. Warna Kuning atau Hijau Hubungi dokter jika Moms mengalami keputihan hamil
yang berwarna kuning atau hijau lebih gelap, dengan bau kuat dan tidak
menyenangkan, dan disertai rasa terbakar atau gatal. Ini adalah tanda-tanda dari dua
infeksi vagina yang umum: vaginosis bakteri (pertumbuhan berlebih dari bakteri umum
yang menyebabkan peradangan vagina) atau trikomoniasis (infeksi menular seksual
yang disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis). "Keduanya dapat dengan mudah
diobati dengan obat resep oral yang aman untuk dikonsumsi selama kehamilan," kata
Dr. Grossman.

4. Warna Kecokelatan atau Merah Jika keputihan saat hamil berwarna merah, atau
keputihan yang kecokelatan, sebaiknya langsung konsultasikan ke dokter untuk
pemeriksaan lebih lanjut. "Secara umum, keputihan berdarah tidak dianggap 'normal'
selama kehamilan. Kondisi seperti ini harus selalu dilaporkan ke dokter Anda," terang
dr. Eric. Ada banyak kemungkinan penyebab keputihan merah atau kecokelatan yang
tidak ada hubungannya dengan komplikasi kehamilan.

5. Tekstur Berair dan Jelas atau Warna Kuning Muda Jika cairan keputihan berwarna
kuning berair atau jernih atau terus menerus muncul selama kehamilan, itu bisa berupa
urin atau cairan ketuban. Saat hamil, umum bagi wanita mengalami inkontinensia
(kehilangan urin yang tidak disengaja), terutama ketika rahim yang sedang tumbuh dan
menekan kandung kemih. Namun, mungkin sulit untuk mengetahui perbedaan antara
air seni dan cairan ketuban pada pakaian dalam. Jika merasa ragu, Moms bisa
menghubungi dokter.

Anda mungkin juga menyukai