Anda di halaman 1dari 4

IMUNOSEROLOGI

DISUSUN OLEH

NAMA : RIZKINTA ROHADATUL AISY

PRODI/TINGKAT : D.IV ANALIS KESEHATAN/II

KELAS :A

NIM : P07134118044

KEMENTRAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2018/2019
IgG merupakan komponen utama immunoglobulin serum, dengan berat molekul 160.000
dalton. Kadarnya dalam serum sekitar 13 mg/ml, merupakan 75% dari semua immunoglobulin.
IgG ditemukan dalam cairan seperti darah, CSS dan juga urin. Imunoglobulin (Ig) dibentuk oleh
sel plasma yang berasal dari proliferasi sel B yang terjadi setelah kontak dengan antigen.
Antibodi yang terbentuk secara spesifik akan mengikat antigen baru lainnya yang sejenis. Bila
serum protein tersebut dipisahkan dengan cara elektroforesis, maka imunoglobulin terbanyak
ditemukan dalam fraksi globulin gamma, meskipun ada beberapa imunoglobulin yang juga
ditemukan dalam fraksi globulin alfa dan beta. Semua molekul imunoglobulin mempunyai 4
rantai polipeptida dasar yang terdiri atas 2 rantai berat (heavy chain) dan 2 rantai ringan ( light
chain) yang identik serta dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfida. Molekul
imunoglobulin mempunyai rumus bangun yang heterogen meskipun hanya terdiri dari 4
polipeptida dasar. Bagian bervariasi dekat ujung NH yang dibentuk oleh molekul kecil dan
bagian molekul besar,mengikat antigen. Ujung karboksil dapat bereaksi dengan reseptor
permukaan sel.

 IgG dapat menembus plasenta masuk ke janin dan berperan pada imunitas bayi sampai
umur 6-9 bulan
 IgG dan komplemen bekerja saling membantu sebagai opsosnin pada pemusnahan
antigen. IgG memiliki sifat opsonin yang efektif karena sel-sel fagosit, monosit dan
makrofag mempunyai reseptor untuk fraksi Fc dari IgG (Fcᵧ-R) sehingga dapat
mempererat hubungan antara fagosit dengan sel sasaran. Opsonindalam bahasa yunani
erarti menyiapkan untuk di makan, Selanjutnya proses opsonisasi tersebut dibantu oleh
reseptor untuk komplemen pada permukaan fagosit.
 IgG juga berperan pada imunitas selular karena dapat merusak antigen sel melalui
interaksi dengan sistem komplemen atau melalui efek sitolitik sel NK, eosinofil,
netrofil. Kadar IgG meninggi pada infeksi kronis dan penyakit autoimun

IgG meupakan immunoglobulin terbanyak dalam darah, CSS dan peritoneal. IgG pada
manusia terdiri atas 4 subkelas yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4 yang berbeda dalam sifat dan
aktifitas biologic.
Dalam serum orang dewasa normal, IgG merupakan 75% dari imunoglubulin total, dan di
jumpai dalam bentuk monomer. IgG merupakan imunoglubulin yang dibentuk atas rangsangan
antigen. IgG dapat menembus plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin, sehingga
pada bayi baru lahir IgG yang berasal dari ibulah yang melindungi bayi terhadap infeksi. Di
antara semua kelas imunoglobulin, IgG paling mudah berdifusi ke dalam jaringan ekstravaskuler
dan melakukan aktivitas antibody di jaringan. IgG pulalah yang umumnya melapisi
mikroorganisme sehingga partikel itu lebih mudah difagositosis, disamping itu IgG juga mampu
menetralisasi toksin dan virus IgG dapat melekat pada reseptor Fc yang terdapat pada permukaan
sel sasaran dan memungkinkan terjadinya proses ADCC; bila melekat reseptor Fc pada
permukaan trombosit ia dapat merangsang pelepasan vasoactive amine dan menyebabkan
agregasi tromosit. Di dalam darah, IgG mempunyai half life sekitar 23 hari.

Di klinik, IgG sering digunakan untuk memberikan imunitas pada penderita


agamaglobulinemia dan untuk mencegah hemolytic disease of the new born(HDN). Seperti
diketahui, ibu Rh- yang mengandung bayi Rh+ dapat tersensitisasi dengan Rh+ pada persalinan
pertama, sehingga ia membentuk IgG anti-Rh. Pada kehamilan berikutnya anti-Rh dari ibu dapat
menembus plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin dan bereaksi dengan eritrosit
janin sehingga menyebabkan hemolisis. HDN dapat dicegah dengan memberikan IgG yang
mengandung banyak anti-Rh (RhoGAM) kepada ibuRh+ saat melahirkan, dengan harapan anti-
Rh ini dapat mengikat Rh+ yang mungkin masuk kemudian menetralkannya.

Pada umumnya semua subkelas dapat dibentuk atas rangsangan antigen, walaupun
antigen tertentu lebih sering merangsang pembentukan tertentu dibanding yang lain, misalnya
antifaktor VIII pada hemophilia biasanya terdiri atas IgG4 dan anti-trombosit yang biasanya
IgG3. Selain pebedaan di atas, perbedaan sifat biologic yang lain adalah bahwa IgG1 dan IgG3
mudah mengikat komplemen dan melekat pada monosit sedangkan IgG4 tidak atau kurang. IgG4
menunjukkan kecepatan migrasi lebih tinggi dibanding subkelas yang lain. Selain itu IgG4
diketahui dapat menghambat pengikatan antigen oleh IgE, sedang subkelas yang lain tidak. IgG3
mempunyai half life lebih pendek dibanding subkelas yang lain dan dapat menggumpal secara
spontan.
DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, Karnen Garna Edisi ke enam.2014.Imunologi Dasar.Jakarta.Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia

Baratawidjaja, Karnen Garna dan Iris Rengganis Edisi ke sebelas.2014.Imunologi


Dasar.Jakarta.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Kresno,Boedina Siti.2001.Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium.Jakarta. Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai