Aik - Bahaya Syirik Bagi Manusia
Aik - Bahaya Syirik Bagi Manusia
Disusun oleh :
B. Bentuk-Bentuk Syirik
a) Syirik dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya :
1) Syirik Akbar/Besar (as-syirku al-akbar )
Syirik akbar merupakan syirik yang tidak akan mendapat ampunan Allah.
Pelakunya tidak akan masuk surga selama-lamanya. Syirik akbar dibagi dua,
yaitu:
Dzahirul Jali (tampak nyata), yaitu penyembahan kepada tuhan-tuhan
selain Allah, baik tuhan yang berbentuk berhala, bintang, bulan, matahari,
batu, gunung, pohon besar, dan sebagainya. Ataupun menyembah mkhluk-
makhluk ghaib seperti setan, jin, malaikat.
Bathinun Khafi (tersembunyi), antara lain meminta pertolongan kepada
orang yang telah meninggal, patuh pada undang-undang atau hukum yang
bertentangan dengan hukum Allah.
2) Syirik Asghar/syirik kecil (as-syirku al-asghar)
Syirik asghar termasuk dosa besar, akan tetapi masih ada peluang diampuni
Allah jika pelakunya segera bertobat.
Contoh-contoh perbutan syirikk asghar antara lain :
Bersumpah dengan nama selain Allah
Memakai jimat. Memakai jimat termasuk perbuatan syirik, karena
mengandung unsur meminta atau mengharap sesuatu kepada kekuatan lain
selain Allah.
Mantera. Mantera yaitu mengucapkan kata-kata atau gumam yang
dilakukan oleh orang jahiliah dengan keyakinan, bahkan kata-kata atau
gumaman itu dapat menolak kejahatan atau bala dengan bantun jin.
Sihir. Sihir termasuk perbuatan syirik, karena perbuatan tersebut dapat
menipu atau mengelabui orang dengan bantuan jin atau setan.
Peramalan. Yang dimaksud peramalan ialah menentukan dan
memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib pada masa-masa yang akan
datang baik itu dilakukan dengan ilmu perbintangan, membaca garis tangan,
dengan bantuan jin dan sebagainya.
Dukun dan tenung. Dukun ialah orang yang dapat memberitahukan tentang
hal-hal yang ghaib pada masa yang akan datang, atau memberitahukan apa
yang tersirat dalam naluri manusia. Tukang tenun adalah nama lain dari
peramal atau dukun, atau orang-orang yang mengaku bahwa dirinya dapat
mengetahui dan melakukan hal-hal yang ghaib, baik dengan bantuan jin ata
setan ataupun dengan membaca garis tangan.
Bernadzar kepada selain Allah. Dalam masyarakat masih dijumpai
seseorang bernadzar kepada selain Allah. Misalnya seorang bernadzar jika
sembuh ia akan mengadakan sesajian ke makam wali. Perbuatan seperti itu
adalah perbuatan yang sesat.
Riya’. Riya’ adalah beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin
dipuji atau dilihat orang lain. Riya’ termasuk syirik.
c) Ada lagi sebagian ulama yang mengatakan bahwa syirik terbagi menjadi enam
yaitu:
1) Syirik Istiqlal, yakni menetapkan dua sekutu yang saling berbeda, semisal
kesyirikan yang dilakukan oleh orang Majusi.
2) Syirik Tab'iidh, yaitu membikin teori percampuran dari satu tuhan ke tuhan
yang lain, semisal kesyirikan yang dilakukan oleh orang Nashrani.
3) Syirik Taqriib, yaitu beribadah pada makhluk dengan persangkaan bisa
mendekatkan dirinya kepada Allah Shhubhanahu wa ta’alla sedekat-dekatnya,
seperti kesyirikan generasi pertama umat Jahiliyah.
4) Syirik Taqlid, yakni beribadah kepada makhluk dengan cara mengekor pada
orang lain, seperti kesyirikan yang dilakukan oleh generasi belakangan dari
kaum Jahiliyah.
5) Syirik Asbaab, yaitu menyandarkan adanya pengaruh yang membikin
fenomena alam. Seperti kesyirikan yang dilakukan oleh ahli filsafat, dan ilmu
fisika serta orang-orang yang sependapat dengan mereka.
6) Syirik Aghraadh, yaitu beramal di tujukan kepada selain Allah Shhubhanahu
wa ta’alla
)22( رًا ُكبَّارًاF رُوا َم ْكF) َو َم َك21( ارًاF ُدهُ إِاَّل َخ َسFَهُ َو َولFُز ْدهُ َمالF
ِ Fَوا َم ْن لَ ْم يFFوْ نِي َواتَّبَ ُعFَص
َ قَا َل نُو ٌح َربِّ ِإنَّهُ ْم ع
)23( ق َونَ ْسرًا
َ وث َويَعُو َ َوقَالُوا اَل تَ َذر َُّن آَلِهَتَ ُك ْم َواَل تَ َذر َُّن َو ًّدا َواَل ُس َواعًا َواَل يَ ُغ
3) Dikuasai nafsu
Di antara penyakit yang meninmpa fitrah manusia dan membawa kepada
kemusyrikan ialah selalu mengikuti kehendak hawa nafsu. Hal ini karena ketika
fitrah manusia bersih dan lurus, ia akan menerima segala ajaran Allah denga
ridha, dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakannya sebagai
bentuk penghambaan kepada Allah dan mengharapkan ridha-Nya. Namun
ketika seseorang dapat dikalahkan hawa nafsunya, maka iapun merasa sempit
untuk menerima dan melaksanakan ajaran-ajaran Allah dan lebih cenderung
untuk mengikuti hawa nafsunya. Mereka cenderung menolak pedoman ajaran-
ajaran yang bersumber dari Allah sekalipun hati kecil mereka mengakuinya
bahwa itu adalah benar. Karena kalau mereka mengakui, mereka harus
melaksanakan ajaran-ajaran Allah itu, sedangkan mereka tidak suka
melaksanakannya, karena hawa nafsu menguasai mereka sehingga mereka merasa
berat melaksanakannya. Oleh karena itu mereka mengingkari bahwa ajaran Allah
itu benar, dan membuat ajaran atau aturan yang tidak ditentukan Allah, kemudian
mereka mengklaim atau mengaku bahwa ajaran yang mereka buat itu adalah
ajaran yang benar, dan lebih tepat untuk diikuti dari pada ajaran atau hukum yang
ditetapkan Allah. Dengan demikian mereka jatuh pada bentuk syirik taat dan
mengikuti. Dalam hal ini Allah berfirman :
ِديFدًى ِمنَ هَّللا ِ إِ َّن هَّللا َ اَل يَ ْهFُر هF َ َفَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِجيبُوا لَكَ فَا ْعلَ ْم أَنَّ َما يَتَّبِعُونَ أَ ْه َوا َءهُ ْم َو َم ْن أ
ِ F َواهُ بِ َغ ْيFَضلُّ ِم َّم ِن اتَّبَ َع ه
َْالقَوْ َم الظَّالِ ِمين
ُأ َ َراهFFَ) ف19( ىF ِديَكَ إِلَى َربِّكَ فَت َْخ َشF) َوأَ ْه18( َز َّكىFَك إِلَى أَ ْن ت َ Fَ) فَقُلْ هَلْ ل17( ْاذهَبْ إِلَى فِرْ عَوْ نَ إِنَّهُ طَغَى
( ا َربُّ ُك ُم اأْل َ ْعلَىFFَا َل أَنFFَ) فَق23( ادَىFFَ َر فَنF ) فَ َح َش22( ) ثُ َّم أَ ْدبَ َر يَ ْس َعى21( صى َ ) فَ َك َّذ20( اآْل َيَةَ ْال ُك ْب َرى
َ ب َو َع
)25( ) فَأ َ َخ َذهُ هَّللا ُ نَ َكا َل اآْل َ ِخ َر ِة َواأْل ُولَى24
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum `Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" Pemuka-pemuka yang kafir
dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam
keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-
orang yang berdusta". (QS. Al-A’rof/7 : 65-66)
ْج ِدي َ َو َم ْس ِج ِد اأْل َ ْق، َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام:َِّحا ُل إِاَّل إِلَى ثَاَل ثَ ِة َم َسا ِجد
ِ َو َمس،صى َ اَل تُ َش ُّد الر
“Tidaklah diikat pelana unta (tidak dilakukan perjalanan jauh safar) kecuali
menuju tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Al-Aqsha, dan masjidku (Masjid
Nabawi).” (HR. al-Bukhari, no. 1197, dari Abu Sa’id al Khudri).