Anda di halaman 1dari 2

Inisial assessment ,

Abstract

Latar belakang : Pengkajian pada anak di UGD jarang menampilkan 5,4% pasien di daerah urban
bagian barat swedia. Di swedia , pasien di kaji di lapangan (tempat kejadian) oleh
perawat UGD yang memang se3cara independen memutuskan intervensi dan
tingkat perawatan. Untuk membantu pengkajian perawat UGD menggunakan
instrument triase, Rapid Emergency Triage and Treatment System-paediatrics
(RETTS-p) bertujuan dibuat untuk departemen UGD / emergency dan telah
digunakan selam 5 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai
pengkajian, manajemen, dan penggunaan instrumen RETTS-p perawat UGD dan
outcome pasien.

Metode : metode yang digunakan adalah metode prospective, penelitian observasi


dilakukan pada 651 anak berusia < 16 tahun dari januari sampai desember 2016.
Uji statistik yang digunakan adalah uji mann-whitney, uji Fisher Exact dan
spearman rank.

Hasil : The dispatch centre indexed life-threatening priority in 69% of the missions tapi
dari semua anak hanya 6,1 % yang mengancam jiwa dan memberi warna merah
pada instrument RETTS-p oleh perawat UGD. Total dari 69,7% anak di pindahkan ke
ruang gawat darurat seeangkan 31,7% anak dipulangkan tanpa diberi intervensi.
Diantara para pasien yang tidak di berikan RETTS / KONTROL 16 dari 197 (8,1%)
mengunjungi UGD dalam waktu 72 jam tapi hanya dua orang yang dirawat. Triase
lengkap, termasuk lima diluar dari pengukuran tanda – tanda vital dan index
keparahan gawat darurat, telah dilakukan terhadap 37% dari semua anak. Warna
pada triase tidak muncul pada 146 anak (22,4%), dimana mayoritas tidak di berikan
intervensi. Dalam waktu keseluruhan 30 hari tingkat mortalitas adalah 0,8% (n=5)
pada anak usia 0-15 tahun.

Kesimpulan : diluar dari ketidak lengkapan penggunaan semua tanda-tanda vital menurut REET-
s , pengkajian anak pada perawat UGD ternyata diadaptasikan ke situasi klinik
dalam kebanyakan kasus dan pasien terlihat dikaji hingga tingkat keperawatan
yang sesuai tapi menunjukan triase berlebih. Sepertinya instrument REET-s dengan
triase lengkap digunakan secara selektif pada pengkajian anak pre-hospital dengan
risiko kematian dalam 30 hari pertama kurang dari 1%.

Diskusi

Kesimpuylan

Kelebihan dan kekurangan :


Kelebihan utama pada penelitian ini adalah data dikumpulkan dari penelitian kohort yang relatif
besar dari daerah yang diketahui secara sistematis, dimana data dilaporkan secara prospektif.

Keterbatasan utama pada penelitian ini adalah data di ambil dari satu daerah disebuah lokasi urban
dengan waktu transportasi (perjalanan) yang dekat/cepat yang kebanyakan mempengaruhi hasil
penelitian. Perhitungan data di teampat lain bisa jadi bermasalah. Selanjutnya, berkaitan dengan
desain penelitian ini, data harus dikumpulkan dari rekam medis pasien dan parameter klinis penting
seperti VS, memungkinkan harus di ukur namun tidak di data(dokumentasi).

Kesimpulan :

Perwakilan penelitian kohort pada anak2 di bawah 16 tahun menunjukkan bahwa pengkajian ini
aman dikaji oleh perawat di UGD baik yang tinggal di lokasi (pre hos) atapun yang sudah dipindahkan
ke IGD anak, bagaimanapun juga apakah instrument triase sudah digunakan secara sepnuhnya.
Namun, 1/3 pasien dipulangkan dari pED tanpa intervensi menunjukkan over-triase. Protokol triase
RETTS-p dapat digunakan sebagai alat untuk petunjuk bagi perawat IGD dalam pengkajian dengan
penerapan yang layak. Perkembangan dari protokol triase RTTS-p tergabung dalam sistem
pendukung keputusan yang terkomputerisasi dan implementasi dari bangsal perawat spesialis anak
dapat meningkatkan lebih jauh potensi untuk mengkaji anak2 dan mengacu anak2 ke tingkat level
perawatan lainnya, seperti perawatan primer. Diharapkan dengan ini dapat mengurangi kepadatam
di UGD anak dan penggunaan sumber daya yang efisien dengan mempertahankan perawatan dan
keselamatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai