Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 1:

Anniza Vivianti (175030200111093)


Anggista Dwi Suciati (175030201111016)
Alraniri Navi (175030200111042)
Apriliani Theresia Br. Silitonga (175030200111056)
Obyek pajak PPN
1. Penyerahan BKP didalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
2. Impor BKP
3. Penyerahan JKP didalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
4. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean didalam Daerah Pabean
5. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean didalam Daerah Pabean
6. Ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
7. Ekspor BKP Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
8. Kegiatan Membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan
oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain
9. Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjual-belikan
oleh PKP, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat
dikreditkan
Pengertian Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP)
BKP (Barang Kena Pajak) adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang PPN
1984
JKP (Jasa Kena Pajak) adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang PPN 1984
Obyek yang tidak termasuk dalam BKP dan JKP
Pengecualian BKP:
1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya
2. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
3. Makanan dan Minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan
sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi ditempat maupun
tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau
catering
4. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga (Saham, Obligasi dan lainnya)
Pengecualian JKP:
1. Jasa Pelayanan Kesehatan medis
2. Jasa dibidang pelayanan sosial
3. Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko
4. Jasa Keuangan
5. Jasa Asuransi
6. Jasa dibidang Keagamaan
7. Jasa Pendidikan
8. Jasa Kesenian dan Hiburan
9. Jasa Penyiaran yang tidak bersifat iklan meliputi jasa penyiaran radio atau televise yang
dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta yang tidak bersifat iklan dan tidak
dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersial
10. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang
menjadi bagian yang tidak tepisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri
11. Jasa Tenaga Kerja
12. Jasa Perhotelan
13. Dll
Jenis subyek pajak
Subjek pajak PPN adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan
ditentukan untuk melaksanakan kewajiban perpajakan di bidang PPN.
1. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
 PKP melakukan penyerahan BKP
 PKP melakukan penyerahan JKP
 PKP melakukan ekspor BKP, ekspor BKP tidak berwujud, ekspor JKP
2. Non PKP
 Impor BKP
 Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean didalam daerah pabean
 Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean didalam daerah pabean
 Melakukan kegiatan membangun sendiri

Pengertian pengusaha, pengusaha kena pajak, pemungut PPN dan pedagang eceran
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan
kegiatan perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean,
melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah
Pabean
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdassarkan Undang-undang PPN
1984
Pemungut PPN adalah bendaharawan Pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh
Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
kepada bendahara pemerintah, badan, atau instansi Pemerintah tersebut.
Pedagang Eceran adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan kegiatan penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak sebagai berikut:

Penyerahan BKP dengan cara sebagai berikut:

1. Melalui tempat penjualan eceran, seperti toko atau kios, atau bisa juga langsung
mendatangi tempat konsumen.
2. Penjualan dilakukan secara eceran, dalam arti tidak ada pemesanan tertulis atau didahului
adanya lelang atau kontrak.
3. Penjualan BKP umumnya dilakukan secara tunai dan penyerahannya dilakukan secara
langsung, dalam arti penjual langsung menyerahkan barang dan pembeli langsung
membawa pulang barang tersebut.
Penyerahan JKP dengan cara sebagai berikut:

1. Melalui tempat penyerahan secara langsung atau langsung mendatangi tempat konsumen.
2. Dilakukan secara langsung, tanpa didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan
tertulis, kontrak atau lelang.
3. Pembayaran atas penyerahan jasa pada umumnya dilakukan secara tunai.
Pengertian pajak masukan, pajak keluaran, lebih bayar, kurang bayar dalam PPN
Pajak Masukan adalah PPN yang seharusnya dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak Karena
perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak
Pajak Keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut atau dibayar oleh Pengusaha Kena
Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor
Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau ekspor Jasa
Kena Pajak
Pajak lebih bayar dalam PPN adalah terjadi manakala PKP melaporkan SPT masa PPN diketahui
bahwa pajak keluaran, yakni PPN yang dibayar oleh PKP jauh lebih besar ketimbang pajak
masukan, yakni PPN yang disetorkan oleh PKP kepada lawan transaksi. Atas kelebihan
penyetoran PPN ini PKP akan diminta untuk memilih, antara melakukan restitusi alias meminta
kelebihan tersebut, atau mengkompensasikannya ke masa pajak berikutnya.

Pajak kurang bayar dalam PPN adalah terjadi manakala PKP


melaporkan SPT masa PPN diketahui bahwa pajak keluaran, yakni PPN yang dibayar oleh PKP
jauh lebih kecil ketimbang pajak masukan, yakni PPN yang disetorkan oleh PKP kepada lawan
transaksi. Atas kekurangan penyetoran PPN ini PKP akan diminta untuk membayar pajak
kekurangannya.

Mekanisme dan penghitungan PPN


PPN = Dasar Pengenaan Pajak x Tarif Pajak (10%)
Contoh:
1. Pengusaha Kena Pajak “A” menjual tunai BKP Kepada Pengusaha Kena Pajak “B”
dengan Harga Jual Rp. 25.000.000.
Jawaban:
PPN yang terutang: 25.000.000 x 10%: Rp. 2.500.000
PPN sebesar Rp. 2.500.000 tersebut merupakan Pajak Keluaran, yang dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak “A”. Sedangkan bagi Pengusaha Kena Pajak “B”, PPN tersebut
merupakan Pajak Masukan
Saat dan tempat pajak terutang
Saat pajak terutang sebagaimana diatur dalam Pasal 11 UU PPN 1984, antara lain:
 Pada saat penyerahan BKP dan atau JKP
 Pada saat impor BKP (masuk daerah pabean)
 Pada saat pembayaran dalam hal sebelum penyerahan BKP dan/ atau JKP
 Pada saat dimulai pemanfaatan BKP tidak berwujud dan atau JKP dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean
 Pada saat pembayaran dalam hal pembayaran dilakukan sebelum pemanfaatan BKP tidak
berwujud dan/atau JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
 Pada saat lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Tempat pajak terutang sebagaimana diatur di dalam Pasal 12 UU PPN 1984, antara lain:
 Tempat tinggal atau tempat kedudukan
 Tempat kegiatan usaha dilakukan
 Tempat BKP dimasukkan dalam hal impor
 Tempat orang pribadi dan/atau badan terdaftar sebagai WP dalam hal pemanfaatan BKP
tidak berwujud dan/atau JKP dari luar daerah pabean di dalam pabean
 Tempat lain sebagaimana ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak
 Satu tempat atau lebih yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak atas permohonan tertulis dari
pengusaha kena pajak.

Anda mungkin juga menyukai