Anda di halaman 1dari 9

SKOLIOSIS

HENDRA
drahenromantisme@gmail.com

Abstrak. Dalam aktifitas sehari-hari seseorang tanpa disadari akan


berpengaruh buruk terhadap terjadinya kesalahan pada posisi tubuh yang
menyebabkan cidera jaringan lunak tulang dan saraf, ini banyak terjadi pada
orang yang menyepelekan sikap dan postur tubuh saat melaksanakan suatu
kegiatan.

Skoliosis tidak menimbulkan rasa nyeri, walaupun skoliosis rata-rata


tidak memberikan kesakitan tetapi rata-rata penderita merasa malu, rendah
diri, dan ingin memberikan keyakinan pada diri sendiri dan dapat membuat
rasa percaya diri seseorang kurang,skoliosi itu sangat berbahaya apabila
terjadi pada masa pertumbuhan tulang, karena akan berpengaruh pada
postur tubuh penderita,seperti jalan pincang karena pinggul tinggi sebelah
atau bisa juga tubuhnya jadi membungkuk ke depan.

Skoliosis yang disebabkan karena salah sikap duduk dapat dibetulkan


dan ini dapat dilakukan dengan gymnastic, untuk skoliosis lain-lainya
konservatif tidak akan memberikan hasil, sehingga satu-satunya jalur adalah
mengadakan koreksi dengan operasi. Selain dengan jalan operasi cara yang
paling baik adalah dengan penaganan dari seorang fisioterapis.Fisioterapis
akan memberikan penaganan yang akan membantu penderita skoliosis
dalam proses penyembuhan tanpa operasi.

Kata-kata Kunci : Skoliosis,tulang,otot,brace, gymnastic.


PENDAHULUAN
Dalam bahasa Inggris kata “health” mempunyai dua pengertian dalam

Bahasa Indonesia yaitu “sehat” atau “kesehatan”. Sehat menjelaskan kondisi

atau keadaan dan subyek misalnya anak sehat ibu sehat dan sebagainya.

Sedangkan kesehatan menjelaskan sifat dan subyek misalnya kesehatan

manusia, kesehatan masyarakat dan sebagainya. Sehat dalam pengertian

atau kondisi mempunyai batasan yang berbeda-beda secara awam sehat

diartikan keadaan seseorang dalam kondisi tidak sakit tidak ada keluhan,

dapat menjalankan kesehatan sehari-hari dan sebagainya. Menurut batasan

ilmiah sehat atau kesehatan telah dirumuskan dalam Undang-Undang

Kesehatan No 2 1992 sebagai berikut: “keadaan sempurna baik fisik, mental

dan sosial dan tidak hanya bebas dan penyakit dan cacat serta produktif

secara ekonomi dan sosial “ (Notoatmojo,2005).

Perkembangan globalisasi membawa dampak yang cukup signifikan

pada dunia kesehatan, khususnya dengan berkembangnya dunia semakin

banyak penyakit yang akan diderita oleh manusia. Tetapi dunia medis juga

banyak mengalami banyak perkembangan. Perkembangan teknologi dan

pendidikan pada sekolah-sekolah yang harus bergerak maju semakin

menuntun siswa untuk aktif, dimana sering kali keaktifan ini dapat berakibat

buruk terjadinya kesalahan pada tubuh yang dapat menimbulkan cidera pada

jaringan lunak tulang maupun saraf. Kejadian yang banyak terjadi pada usia

anak sekolah antara SD sampai SMP ialah kesalahan sikap atau postur tubuh
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat menyebabkan

gangguan cedera yang terjadi akibat kesalahan sikap tubuh menyebabkan

trauma pada tulang,misalnya skoliosis.

PEMBAHASAN
Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa

kelengkungan tulang belakang.Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan

idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.Sedangkan 15-

25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan

karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan,

sindrom Down, dan penyakit lainnya.Berbagai kelainan tersebut

menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi

sempurna dan menyebabkan tulang belakang menjadi melengkung.

Menurut Harjono (2005) skoliosis adalah kelainan sikap tubuh dimana

terjadi penyimpangan susunan tulang belakang jika dilihat dari belakang

adanya kurva tulang belakang ke arah lateral diikuti dengan rotasi.

Skoliosis memang tidak menimbulkan rasa nyeri, namun dapat

menggangu rasa percaya diri anak, yang pasti skoliosis berbahaya bila

terjadi pada masa pertumbuhan tulang. Pasalnya, selain akan semakin

progresif, juga berpengaruh pada postur tubuh. Seperti jalan pincang karena

pinggul tinggi sebelah. Atau bisa juga tubuhnya jadi membungkuk ke

depan. Menurut ahli orthopedic dan rematologi RSU Dr. Soetomo Surabaya,
dr.Ketut Martiana Sp. Ort.(K), 4,1% dari 2000 anak SD hingga SMP di

Surabaya, setelah diteliti ternyata mengalami tulang bengkok. Bahkan dan

hasil rongten sebagai bentuk pemeriksaan lanjutan diketahui yang

kebengkokanya mencapai 10 derajat sebanyak 1,8 %,sedangkan yang lebih

dari 10 derajat sebanyak 1%(Rahayu ,2008).

Sebab-sebab pembengkokan (skoliosis) tadi belum seluruhnya

diketahui, tetapi ada beberapa sebab.Beberapa sebab yang jelas diantranya:

a. Conginental: Disini pembengkakan disebabkan semenjak lahir dan

sifatnya bisa progresi.

b. Salah sikap duduk

c. Imbalance: Skoliosis ini disebabkan karena rusaknya keseimbangan

otot-otot disebelah kiri dan kanan tulang punggung, terutama pada

penyakit polio dan Pontius dapat menyebabkan imbalance skoliosis ini.

d. Metabolic Scoliosis: Sebab musababnya tidak begitu jelas, akan tetapi

dipikirkan adanya hubungan antara idiophatic skoliosis dan proses

metabolisme didalam tubuh terutama yang berhubungan dengan

pertumbuhan tulang.

Pada umumnya skoliosis mendapat perhatian apabila penderita mulai

menitik beratkan pada penampilan dini, walaupun skoliosis rata-rata tidak

memberikan kesakitan tetapi rata-rata penderita merasa malu, rendah diri,

dan ingin memberikan keyakinan pada diri sendiri. Ada beberapa pendapat
yang menyatakan tentang skoliosis seperti halnya dinyatakan bahwa

skoliosis ialah kelainan bentuk pada tulang belakang yang ditandai dengan

melengkungnya tulang belakang kearah samping (lateral curvature of the

spine).

Hanya skoliosis yang disebabkan karena salah sikap duduk dapat

dibetulkan dan ini dapat dilakukan dengan gymnastic, untuk skoliosis lain-

lainya konservatif tidak akan memberikan hasil, sehingga satu-satunya jalur

adalah mengadakan koreksi dengan operasi. Dimana terdapat

pembengkakan didalam artthodesis antara vertebrae yang membengkak dan

koreksi pembengkakan. Perlu diingat bahwa didalam terapi aprakoreksi

teknik oprasi, teknik fixatie dan follow up, sebaliknya jika tidak diadakan

oprasi maka skoliosis lebih kuat dan akan merubah struktur dan jaringan-

jaringan lainnya.

Peluang kesembuhan amat tergantung pada kedisiplinan yang

bersangkutan menggunakan brace. Selain biasanya perlu ditunjang pula

dengan melakukan senam kusus demi mendukung keberhasilan tindakan

koreksi. Senam skoliosis ini diharapkan dapat menguatkan otot-otot

punggung dan pinggang. Khusus untuk skoliosis yang kebengkokanya

mencapai lebih dan 40 derajat, dianjurkan untuk menjalani operasi aleh

dokter bedah tulang. Tujuanya agar tulang belakang dapat stabil dan

skoliosis tidak bertambah berat.


Pengunaan bracing menunjukan hampir 40% tetap mengalami

masalah tulang belakang, tetapi 70% penderita yang tidak menggunakan

bracing keadaan mereka malah menjadi buruk. Brace tidak dapat

menyembuhkan skoliosis hanya menjaga keadaan agar tidak lebih progresif.

Sama halnya dengan penggunaan brace, pembedahan juga tidak dapat

mengambalikan pada keadaan semula, kebanyakan pembedahan untuk

koreksi skoliosis pada kelengkungan 60 derajat hanya mampu diluruskan

70% saja (Jamaludin,2006).

PENANGANAN DENGAN PROSES FISIOTERAPI

a. IR (Infra Red)

Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik

dengan panjang gelombang 7700-4 juta, letak diantara sinar merah dan

hertzain. (Sujatno,Ig.2003) yang memberikan efek fisiologis dan efek

terapeutik pada area yang sakit.

b. Terapi Latihan

Terapi latihan yang diajarkan terapis kepada pasien adalah terapi

latihan dengan menggunakan metode Mc. Kenzie, core stability dan manual

traksi dengan alasan karena letak gangguan mekanik dari nyeri pinggang

terutama terletak didaerah lumbosacral, maka latihan yang ditujukan

terutama pada daerah tersebut. Pada dasarnya tujuan latihan adalah untuk

penguatan dan peregangan otot-otot fleksor dan ekstensor sendi

lumbosacralis dan otot-otot sendi paha.


c. Edukasi

Edukasi merupakan hal penting yang harus diajarkan kepada pasien

untuk menghindari terjadinya trauma berulang, mengurangi keluhan nyeri

yang dirasakan dan untuk mengajarkan kepada pasien pola-pola aktivitas

yang baik dan benar. Edukasi yang diberikan antara lain :

1. Menganjurkan pasien agar mengulangi latihan di rumah seperti yang

sudah terapis ajarkan minimal 2 kali sehari.

2. Pasien dianjurkan untuk mengompres punggung bawah dengan handuk

yang direndam air hangat atau dengan menempelkan botol yang berisi air

hangat pada punggung bawah.

d. Evaluasi

1. Evaluasi nyeri dengan menggunakan VDS

2. Evaluasi LGS trunk menggunakan midline

3. Evaluasi sikap tubuh / posture

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa :

1. Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan

tulang belakang.

2. Sebab-sebab terjadinya Skoliosis:

a. Conginental

b. Salah sikap duduk


c. Imbalance

d. Metabolic Scoliosis.

3. Pada umumnya skoliosis mendapat perhatian apabila penderita mulai

menitik beratkan pada penampilan dini, walaupun skoliosis rata-rata

tidak memberikan kesakitan tetapi rata-rata penderita merasa malu,

rendah diri, dan ingin memberikan keyakinan pada diri sendiri

4. Penanganan Skoliosis oleh fisioterapi adalah :

a. IR (Infra Red)

b. Terapi Latihan

c. Edukasi

d. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo.1993.Metodelogi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka cipta

Soeharso.1993.Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi,cetakan ke II.Surakarta:


Yayasan esentia medica

Mutaqqin, Arif.2005. Buku Ajar Asuhan Keperawanan Klien Trauma


Sistem Muskuloskeletal. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai