Menurut Schroeder (1989) mendefinisikan strategi operasi adalah suatu visi fungsi operasi
yang menetapkan keseluruhan arah atau daya dorong untuk pengambilan keputusan. Visi ini
harus di integrasikan dengan strategi bisnis dan direfleksikan pada perencanaan formal tapi
sering sekali tidak dilakukan. Strategi operasi seharusnya menghasilkan suatu pola
pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan mengahasilkan keunggulan bersaing bagi
perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep dan definisi strategi operasi adalah sebagai sebuah
prosedur pengambilan keputusan perusahaan agar memiliki kepemimpinan dalam aktivitas
manufakturing yang didasarkan pada perspektif strategi.
MODEL STRATEGI OPERASI
Strategi operasi adalah strategi fungsional yang diarahkan oleh strategi bisnis dan akan
menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam keputusan. Schroeder (1989) menjelaskan
hubungan ini empat elemen yang ada yaitu: misi, keunggulan khusus, tujuan, dan kebijakan
merupakan inti dari strategi operasi.
Profil Perusahan
Sebelum mendirikan usaha ini Arif yang merupakan pendiri Konveksi Binjai Cloth
terlebih dahulu bekerja kepada pamannya sendiri yang usahanya kebetulan bergerak pada
bidang yang sama yaitu konveksi dan bekerja sebagai tukang sablon. Arif bekerja disana
hampir enam tahun, hingga akhirnya ketika melihat segmen pasar yang cukup baik akhir
akhir ini pada bidang konveksi, Arif berniat untuk membuka sendiri konveksi milik
pribadinya. Ide bisnis tersebut membuat Arif memutar otak agar mendapatkan pengahasilan
dan laba yang lebih baik di bandingkan dengan konveksi buatan pamannya agar konveksi
miliknya lebih terkesan modern. Berbekal ilmu yang didapat selama bekerja disana
akhirnya Arif memberanikan membuka usaha konveksi sendiri, dengan modal yang serba
minim, akhirnya Konveksi Binjai Cloth ini terbentuk.
Kekuatan para pesaing khususnya pada harga dan desain produk yang kompetitif
membuat Konveksi Binjai Cloth harus mengimbanginya agar tetap bisa bersaing.
Melihat banyak para pelaku bisnis baru yang sejenis mau mengambil resiko dengan
memasang harga yang lebih terjangkau demi mendapat pangsa pasar yang baik tapi
tidak diimbangi dengan desain dan kualitas produk yang baik membuat perusahaan
pentingmelakukananalisa untuk menjaga ritme persaingan dan dapat mengambil solusi
dan tindakan demi mengantisipasi kekuatan para pesaing baru.
Dalam industri konveksi komponen utama yang dibutuhkan dalam pembuatan kaos
adalah kain. Penting bagi perusahaan untuk mencari pemasok kain yang berkualitas
karena itu nantinya mempengaruhi produk yang dihasilkan. Dalam hal ini Konveksi
Binjai Cloth menunjuk salah satu pemasok kain yang dianggap memilik kualitas kain
yang baik, demi mendapat pasokan kain yang baik pihak Konveksi Binjai Cloth
menekan pemasok kain untuk memasok kainnya hanya pada Konveksi Scissors.
Dengan melakukan hal demikian membuat Konveksi Binjai Cloth mendapatkan
pasokan kain yang berkualitas baik dan tidak kekurangan bahan baku. Konveksi Binjai
Cloth juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan pihak pemasok guna menjaga
ketersediaan bahan baku dan agar tercipta kerjasama yang saling menguntungkan.
Dalam dunia bisnis tawar menawar dari konsumen atau pembeli adalah suatu hal yang
tidak dapat dihindari. Kebutuhan kaum muda akan penampilan serta pemenuhan akan
kualitas membuat daya tawar dari konsumen semakin kuat. Oleh karena itu, Konveksi
Binjai Cloth berusaha memenuhi kebutuhan akan penawaran tersebut dengan
menciptakan produk yang berkualitas yang mengikuti trend dan tentunya dicari oleh
banyakkonsumen.
4. Produk Subtitusi
Untuk produk pengganti atau subtitusi Konveksi Binjai Cloth harus bisa bertahan dan
mengantisipasi persaingan tidak langsung dari brand yang terkenal. Banyak sekarang
produk-produk pakaian baru yang bermunculan dengan berbagai model yang inovatif
serta bentuknya yang modis untuk menarik minat pasar. Konveksi Binjai Cloth
mengantisipasinya dengan melakukan inovasi pada desain sablon yang unik dan
pemilihan bahan baku yang berkualiasbaik.
Kesamaan jenis industri, ukuran usaha, dan kesempatan dalam pangsa pasar membuat
konveksi yang berasal dari Jakarta dan Bandung menjadi pesaing terberat bagi
Konveksi Binjai Cloth. Kedua konveksi tersebut berani memasang dengan harga yang
rendah demi memuluskan jalan mereka untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih
besar, belum lagi mulai bermunculannya usaha-usaha sejenis yang tersebar di berbagai
daerah di Indonesia. Ketelitian dalam penciptaan inovasi produk sangat perlu
diperhatikan oleh Konveksi Binjai Cloth untuk menghadapi pola persaingan seperti ini
agar tidak merugikan bagi pihak perusahaan.
STRATEGI OPERASI
ANALISIS EKSTERNAL DAN INTERNAL
MISI OPERASI
Schroeder (1989) Misi operasi merupakan elemen pertama dalam empat elemen strategi
operasi, mendefinisikan manfaat fungsi dalam hubungannya dengan strategi bisnis dan strategi
operasi. Sasaran operasi adalah harga, mutu, pengiriman, dan fleksibilitas. Misi operasi harus
menentukan prioritas dari sasaran operasi.
Dengan melihat kondisi ekonomi yang fluktuatif (tidak stabil) serta banyaknya
kaum muda saaat ini yang menyukai tren fashion yang up to date.Konveksi
Binjai Cloth merespon lebihdengan banyaknya permintaan konsumen akan
produk/desain yang selalu baru. Konveksi Binjai Cloth memanfaatkan dengan
baik peluang tersebut dengan menciptakan inovasi desain yang diharapkan oleh
pelanggan diikuti dengan kualitas bahan produk yang baik serta harga yg
kompetitif.
KEUNGGULAN KHUSUS
Schroeder (1989) Keunggulan khusus operasi adalah operasi yang unggul secara relatif untuk
bersaing. Keunggulan khusus ini harus sesuai dengan misi operasi. Keunggulan khusus
mengarah pada keunggulan bersaing hingga inti operasi. Operasi dapat menjadi unggul
dengan sasaran operasi: harga terendah, mutu tertinggi, pengiriman terbaik, atau
fleksibilitasterbesar.
Kekuatan terbesar adalah kualitas bahan produk yang baik. Dengan bahan produk yang
baik Konveksi Binjai Cloth dapatmenciptakan produk yang berkualitas.Pemilihan
supplier dan bahan baku yang digunakan sangat diperhatikan demi dapat menghasilkan
suatu produk yang diminati konsumen dan tentu saja berkualitas baik.
SASARAN OPERASI
Schroeder (1989) Elemen ketiga dari strategi operasi adalah sasaran. Empat sasaran umum
yang mungkin adalah: harga, mutu, pengiriman, dan flesibilitas. Sasaran operasi harus
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif yang spesifik dan dalam bentuk yang dapat diukur.
Sasaran ini diharapkan dapat dicapai dalam jangka waktu yang singkat maupun jangka waktu
yang panjang.
Biaya
Pelaku Usaha meminimalisasikan semua biaya terkait dengan usaha yang
dijalankannya, contohnya untuk pembelian bahan baku seperti kain, Pelaku
Usaha membuat jadwal seminggu sekali dalam melakukan pembelian bahan
baku kain tersebut sehingga biaya bahan bakar untuk kendaraan roda 4 dapat
diminimalisasikan.
Kualitas
Pelaku Usaha selalu menjaga kualitas barang yang akan diperdagangkannya
mulai dari hal yang terkecil seperti bahan kain yang terbuat dari Catton Combed
dan Blends dan juga dari design sablon , dimana seluruh bahan baku di peroleh
Pelaku Usaha langsung ke pemasok-pemasok yang ada di Kota Medan.
Fleksibilitas
Konveksi Binjai Cloth berusaha memenuhi kebutuhan akan penawaran tersebut
dengan menciptakan produk yang berkualitas yang mengikuti trend dan
tentunya dicari oleh banyak konsumen, selain itu pelaku usaha (memberikan
pelayanan berupa memperbolehkan atau menerima design kaos dan design
sablon yang ingin di pesan konsumen, dengan alasan untuk menjaga Konsumen
agar tetap menjadi Konsumen di tempat usaha Pelaku
KEBIJAKAN OPERASI
Schroeder (1989) Kebijakan operasi menerangkan bagaimana sasaran operasi akan dicapai.
Kebijakan operasi harus dikembangkan untuk setiap kategori keputusan: proses, kapasitas,
sediaan, tenaga kerja, danmutu.
Menjelaskan bagaimana tujuan operasi akan dicapai yang dibentuk untuk setiap
kategori keputusan yang menyangkut proses, kapasitas, kualitas, persediaan dan
barisan kerja.Proses penjualan kaos yang dilakukan oleh Pelaku Usaha adalah Pelaku
Usaha memperoleh bahan baku dari Distributor bahan kain yang berada di Kota
Medan, contohnya Kain berbahan Catton Combed dan Blends, Pelaku Usaha langsung
memperolehnya kepada pemasok yang berada di daerah Belawan. Periode pembelian
bahan baku sesuai dengan dengan persediaan yang ada di tempat usaha Pelaku Usaha,
dengan rata- rata periode pembelian setiap 1 minggu. Untuk penjualan bahan baku
Pelaku Usaha mangambil keuntungan rata- rata 25% dari harga pembelian bahan baku.
Untuk menjaga kualitas bahan baku yang akan dipasarkan ke Konsumen telah
menjalin kerjasama dengan para toko-toko distro/toko fashion, dimana kerjasama yang
dimaksudkan adalah bahwa Distributor harus menyediakan segala permintaan
persediaan bahan baku yang akan dipesan oleh Pelaku Usaha. Dalam penentuan harga
jual barang, Pelaku Usaha langsung yang menerapkan harga jual kepada Konsumen.