Ernest Renan
Unsur utama dalam nasionalisme adalah le desir de’etre ensemble (kemauan
untuk bersatu). Kemauan bersama ini disebut nasionalisme yaitu suatu paham
yang memberi ilham kepada sebagian besar penduduk bahwa nation state
adalah cita-cita dan merupakan bentuk organisasi politik yang sah, sedangkan
bangsa merupakan sumber semua tenaga kebudayaan dan kesejahteraan
ekonomi.
Otto Bauer
Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul dari
adanya national consiousnis atau kesadaran nasional berbangsa dan bernegara
sendiri.
Mahatma Ghandi
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan
nama ”All India National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit
Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak, dsb. Akan tetapi tokoh pergerakan yang paling
tersohor dan salah satu tokoh nasioanalisme yang paling terpopuler adalah
nasionalisme adalah Mahatma Gandhi yang memiliki konsepsi dasar perjuangan:
Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun
walaupun mereka masuk kantor atau pabrik.
Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama
dengan pemerintah kolonial Inggris.
Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang
buatan negeri sendiri. (Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh
Rabindranath Tagore).
Sun Yat Sen
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan
dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti
Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu:
Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di
tanggan rakyat)
Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya. Apa
yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap
pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik
Nasionalis Cina (1911).
Mustafa Kemal Pasha
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di
segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat menumbangkan
Khilafah (Negeri Islam) dengan faham racun (nasionalisme dan sekulerisme).
Mustafa Kemal merupakan agen Inggris (Negeri Penjajah). Gerakan Turki Muda
ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
Arabi Pasha
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan
bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern
dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya
organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.Intinya
dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-
negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan
penjajahan dan kolonialisme di negaranya.
Bung Karno
Nasionalisme itu yalah suatu iktikad; suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu
ada satu golongan, satu "bangsa" lanjut bung karno nasionalisme bukan saling
mengecualikan akan tetapi saling bersahabat karna kemanusiaan adalah satu.
Tujuan Nasionalisme
Sikap nasionalisme di suatu negara memiliki tujuan tertentu. Berikut ini adalah
beberapa tujuan nasionalisme:
Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
Membangun hubungan yang rukun dan harmonis antar individu dan masyarakat.
Membangun dan mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota
masyarakat.
Berupaya untuk menghilangkan ekstrimisme atau tuntutan berlebihan dari warga
negara kepada pemerintah.
Menumbuhkan semangata rela berkorban bagi tanah air dan bangsa.
Menjaga tanah air dan bangsa dari serangan musuh, baik dari luar maupun dari
dalam negeri.
Ciri-Ciri Nasionalisme
Nasionalisme dapat kita kenali dari karakteristiknya. Menurut Drs. Sudiyo, ciri-ciri
nasionalisme adalah sebagai berikut:
Dari faham dan institusi kenegaraan modern disepakati bahwa paham negara yang
berdasarkan hukum, bentuk negara yang republik, kedaulatan rakyat atau
demokrasi, pemilihan umum, sistem pemerintahan presidensiil, pengawasan oleh
dewan perwakilan rakyat, otonomi daerahdan jaminan hak warga negara dan
penduduk. Dengan kesepakatan tersebut maka terbentuklah negara Indonesia.
Nasionalisme dibedakan menjadi lima jenis, yaitu nasionalisme humaniter,
nasionalisme jacobin, nasionalisme tradisional, nasionalisme liberal, dan
nasionalisme integral.
Nasionalisme humaniter adalah nasionalisme yang mendasarkan pandangannya
bahwa setiap bangsa berhak memperjuangkan kesejahteraan bangsanya
berdasarkan caranya sendiri.
Nasionalisme jacobin adalah nasionalisme yang demokratis, tetapi doktriner dan
fanatic terhadap bangsa lain.
Nasionalisme tradisional adalah nasionalisme yang menekankan keunikan setiap
bangsa dan mempertahankan tradisi dan sejarahnya. Nasionalisme liberal
adalah nasionalisme yang menekankan pentingnya dunia berpegang pada
prinsip dimana setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.
Nasionalisme integral adalah nasionalisme yang menekankan kepentingan
nasional ada di atas kepentingan individu, berdasarkan prinsip tersebut semua
warga negara harus sepenuhnya setia kepada negara.
Bentuk Nasionalisme
1. Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil)
Merupakan bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari
penyertaan aktif rakyatnya, kehendak rakyat, atau perwakilan politik.
2. Nasionalisme Etnis
Adalah sejenis semangat kebangsaan dimana negara memperoleh kebenaran politik
dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
3. Nasionalisme Romantik/Organik/Identitas
Dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi (organik) hasil
dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.
4. Nasionalisme Budaya
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya
bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya.
5. Nasionalisme Kenegaraan
Variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme
etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi keutamaan mengatasi hak
universal dan kebebasan.
6. Nasionalisme Agama
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan
agama.
Prinsip Nasionalisme
Semangat nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip
nasionalisme, yakni:
1) kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan doktrin
kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, sistem perekonomian, sistem
pertahanan keamanan, dan policy kebudayan;
2) kebebasan (liberty, freedom, independence), dalam beragama, berbicara dan
berpendapat lisan dan tertulis, berkelompok dan berorganisasi;
3) kesamaan (equality), dalam kedudukan hukum, hak dan kewajiban;
4) kepribadian (personality) dan identitas (identity), yaitu memiliki harga diri (self
estreem), rasa bangga (pride) dan rasa sayang (depotion) terhadap kepribadian
dan identitas bangsanya yang tumbuh dari dan sesuai dengan sejarah dan
kebudayaannya;
5) prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan (welfare)
serta kebesaran dan kemanusiaan (the greatnees adn the glorification) dari
bangsanya
Nasionalisme di Indonesia
Tiga titik sejarah penting pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme di
Indonesia adalah Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Proklamasi
Kemerdekaan
Kebangkitan Nasional yang ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Oetomo
pada tahun 1908, merupakan titik lahirnya ide atau gagasan tentang
nasionalisme Indonesia
Sumpah Pemuda tahun 1928 merupakan ikrar atau perjanjian untuk mewujudkan
nasionalisme dalam ikatan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa
persatuan.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 adalah sebuah pernyataan
nasionalisme sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bersatu dalam
wadah negara nasional yang bernama Republik Indonesia.
Tantangan nasionalisme di NKRI dapat dibagi menjadi beberapa periode waktu
sebagai berikut:
Internal
a. Kejayaan bangsa Indonesia sebelum kedatangan bangsa barat di bawah
kerajaan Sriwijaya, Mataram dan Majapahit.
b. Penderitaan rakyat akibat politik Drainage (pengerukaan kekayaan)
c. Adanya Diskriminasi rasial.
d. Munculnya golongan terpelajar pada awal abad ke-20 ketika di terapkan politik
etis oleh kolonial.
Penerapan politik inilah peluang bagi bangsa indonesia secara strategi, sehingga
kemudian dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa indonesia untuk mengenyam
pendidikan yang selama ini telah dieksploitasi oleh Belanda. Ketika sudah banyak
pribumi yang mengenyam pendidikan lanjut kemudian mulai lah merumuskan format
perlawanan yang baru, sala satunya adalah pembentukan organisasi-organisasi
kepemudaan.
Organisasi gerakan modern
Budi Utomo (BU, 20 Mei 1908)
Gagasan pertama pembentukan Budi Utomo berasal dari dr. Wahidin Sudirohusodo,
seorang dokter Jawa dari Surakarta. Ia menginginkan adanya tenaga-tenaga muda
yang terdidik secara Barat, namun pada umumnya pemuda-pemuda tersebut tidak
sanggup membiayai dirinya sendiri. Sehubungan dengan itu perlu dikumpulkan
beasiswa (study fond) untuk membiayai mereka.
Pada tahun 1908 dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo, pelajar Stovia. Dokter
Wahidin mengemukakan gagasannya pada pelajar-pelajar Stovia dan para pelajar
tersebut menyambutnya dengan baik. Secara kebetulan para pelajar Stovia juga
memerlukan adanya suatu wadah yang dapat menampung kegiatan dan kehidupan
budaya mereka pada umumnya. Sehubungan dengan itu pada tanggal 20 Mei 1908
diadakan rapat di satu kelas di Stovia. Rapat tersebut berhasil membentuk sebuah
organisasi bernama Budi Utomo dengan Sutomo ditunjuk sebagai ketuanya.
Pada awalnya tujuan Budi Utomo adalah menjamin kemajuan kehidupan sebagai
bangsa yang terhormat. Kemajuan ini dapat dicapai dengan mengusahakan
perbaikan pendidikan, pengajaran, kebudayaan, pertanian, peternakan, dan
perdagangan. Namun sejalan dengan berkembangnya waktu tujuan dan kegiatan
Budi Utomo pun mengalami perkembangan.
Pada tahun 1914 Budi Utomo mengusulkan dibentuknya Komite Pertahanan Hindia
(Comite Indie Weerbaar). Budi Utomo menganggap perlunya milisi bumiputra untuk
mempertahankan Indonesia dari serangan luar akibat Perang Dunia Pertama (PD I,
1914 – 1918). Namun, usulan itu tidak dikabulkan dan justru pemerintah Belanda
lebih mengutamakan pembentukan Dewan Rakyat Hindia (Volksraad). Selanjutnya
ketika Volksraad (Dewan Rakyat) didirikan, Budi Utomo aktif dalam lembaga
tersebut. Pada tahun 1932 pemahaman kebangsaan Budi Utomo makin
berkembang maka pada tahun itu pula mereka mencantumkan cita-cita Indonesia
merdeka dalam tujuan organisasi.
Semangat nasionalisme tersebut akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik
dengan adanya sumpah pemuda. Oleh karena itu penting bagi kita para generasi
penerus bangsa untuk menghayati makna dibalik peristiwa bersejarah ini. Untuk
simak artikel dibawah ini yang akan mengupas tuntas sejarah dan isi sumpah
pemuda.
Sumpah pemuda adalah suatu sumpah dari pemuda pemudi yang menjadi bukti
nyata bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh
sebab itu sudah sepatutnya semua rakyat Indonesia memperingati peristiwa 28
Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia.
Momentum lahirnya bangsa Indonesia itu merupakan hasil dari perjuangan panjang
rakyat Indonesia selama ratusan tahun. Sebuah perjuangan melawan penindasan di
bawah kekuasaan kaum penjajah pada era itu. Akibat kondisi yang demikian itu
akhirnya memunculkan semangat para pemuda.
Sebuah tekad untuk membulatkan tekad demi menjunjung tinggi harkat dan
martabat hidup rakyat asli Indonesia. Keinginan kuat inilah yang menjadi komitmen
perjuangan rakyat Indonesia sehingga sukses meraih kemerdekaannya 17 tahun
kemudian, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Karena kegagalan demi kegagalan yang terjadi itulah sehingga mendorong para
pejuang untuk mengubah taktik perjuangan melalui organisasi sosial politik. Akhirnya
pada permulaan tahun 1908 mulai bermunculan berbagai organisasi pergerakan
nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dan PNI.
Semenjak itu arah perjuangan bangsa Indonesia semakin terlihat baik dan tegas
dalam mewujudkan persatuan nasional.
Nama Indonesia pertama kali dipakai oleh Perhimpunan Indonesia di tahun 1908.
Perhimpunan Indonesia merupakan sebuah organisasi yang diinisiasi oleh pelajar-
pelajar Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Perhimpunan ini ketika dibentuk
bernama Indische vereeniging.
Kongres Pemuda 1
Tokoh-tokoh PPPI antara lain ialah Sugondo Djojopuspito, Sigit, Abdul Syukur,
Gularso, Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, dan yang lainnya. Organisasi
PPPI di Indonesia biasa memperoleh kiriman majalah Indonesia Merdeka dari
Perhimpunan Indonesia yang berada di negeri Belanda.
Selain itu menjadi Indonesia merdeka terbitan PPPI di negeri Belanda. PPPI sendiri
juga membuat majalah Indonesia Raya dimana Abu Hanifah yang menjadi pimpinan
redaksinya. Dari gagasan-gagasan yang dikeluarrkan oleh PPPI sudah
mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan.
Hal ini seperti yang terdapat pada Perhimpunan Indonesia yang ditunjukkan dengan
keinginan pemuda-pemuda di Bandung yang berharap supaya rakyat Indonesia
mulai melepaskan sifat-sifat kedaerahan. Selain itu keinginan ini juga terjadi atas
dorongan yang dilakukan oleh Mr. Sartono dan Mr. Sunario.
Sedangkan yang menjadi ketua saat pertama kali adalah Sugiono. Meskipun
termasuk sebagai sebuah organisasi pergerakan politik, akan tetapi organisasi ini
tidak langsung terjun ke dunia politik ketika baru dibentuk. Sehingga terjadi
perdebatan selama beberapa tahun untuk menentukan bentuk persatuan yang
diharapkan.
Hasil Kongres Pemuda 1
Hingga akhirnya pada tanggal 30 April 1926 sampai 2 Mei 1926 diadakan Kongres
Pemuda 1 di Jakarta. Tujuan dari diadakannya Kongres Pemuda 1 adalah untuk
menciptakan sebuah badan sentral organisasi pemuda yang menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa sehari-hari bagi rakyat Indonesia.
Terdapat beberapa poin peting yang menjadi hasil dari diadakannya Kongres
Pemuda 1, yaitu:
Kongres Pemuda 2
Semenjak Kongres Pemuda tahun 1926 Pertama telah diinisiasi sebuah badan
untuk mempersatukan berbagai organisasi pergerakan pemuda. Dalam rangka
menindaklanjuti hasil Kongres yang pertama, diselenggarakan sebuah pertemuan.
Akan tetapi pada pertemuan tersebut belum didapatkan hasil yang baik.
Dalam acara persiapan tanggal 12 Agustus 1928 itu dihadiri oleh seluruh utusan dari
setiap organisasi pemuda. Selain itu, juga dihasilkan sebuah kesepakatan untuk
mengadakan acara Kongres Pemuda Kedua pada bulan Oktober 1928 yang
panitianya diambil satu dari setiap organisasi.
Dalam susunan panitia itu juga tidak ada perwakilan organisasi yang mendapat dua
jabatan sekaligus. Berikut susunan panitia penyelenggara acara Kongres Pemuda 2.
Penyelenggaraan Kongres Pemuda Dua ini dilakukan di tiga tempat yang berbeda
dan terdiri dari tiga pertemuan.
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Selain itu, juga harus berimbang antara pendidikan di rumah dan sekolah serta
pendidikan harus bersifat demokrasi.
Pertemuan 3
Integrasi Nasional
Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu
sebagai satu bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara
politis dan secara antropologis.
Mengacu pada penjelasan di atas, berikut ini adalah beberapa contoh integrasi
nasional di Indonesia:
Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata patria, artinya tanah air. Kata patria berubah menjadi
patriot yang berarti seseorang yang mencintai tanah air. Seorang patriotic adalah
orang yang cinta pada tanah air dan rela berkorban untuk mempertahankan
negaranya. Patriotisme berarti paham tentang kecintaan pada tanah air.
Semangat patriotisme semangat untuk mencintai tanah air. Gerakan patriotisme
muncul setelah terbentuknya bangsa yang dilandasi nasionalisme. Pada dasarnya
patriotisme berbeda dengan nasionalisme, meskipun berdekatan dan umumnya
dianggap sama. Patriotisme lahir dari semangat nasionalisme dengan terbentuknya
negara.
Sikap patriotisme yang diwujudkan dalam semangat cinta tanah air dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
Negara kita harus terus membangun agar lebih maju dan kehidupan rakyatnya lebih
baik. Bila kita ingin mencintai tanah air, maka kita harus ikut serta dalam
pembangunan. Ikut serta dalam pembangunan bisa diwujudkan dengan taat
membayar pajak, menjadi pegawai yang baik, dan sebagainya.
Peraturan dibuat agar masya-rakat tertib dan nyaman. Jika kita melanggar peraturan
akan merugikan diri kita sendiri. Bahkan orang lain dan negara juga akan dirugikan.
Berarti jika kita melanggar peraturan berarti kita tidak cinta tanah air.
Pro-Patria dan Primus Patria, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan
mendahulukan tanah air.
Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap
perjuangan kemerdekaan.
Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar agama, suku, golongan, dan bangsa.
Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
Jiwa kestaria, kebebasan jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
Contoh Semangat nasionalisme dan patriotisme
Semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuk
Semangat pengorbanan seperti pengorbanan harta benda dan jiwa raga.
Senmangat tahan derita dan tahan uji.
Semangat kepahlawan
Semangat persatuan dan kesatuan
Percaya pada diri sendiri
Penerapan Nasionalisme dan Patriotisme dalam Kehidupan Bangsa dan
Negara